Nim : P05120219020
MATERI 1
INTERPRESTASI EKG
Elektrokardiografi ( EKG )
Single channel
Triple channel
Multiple channel
Sistem konduksi otot jantung terdiri dari :
1. SA Node 60-100x/m
2. VA Node 40-60x/m
3. Serabut purkinye 20-40x/m
Syarat EKG layak dibaca
1. Identitas : nama pasien ,umur , tanggal , jam , pemeriksa
2. Kalibrasi
- Kalibrasi internasional
Kecepatan kertas 25mm/dtk
Teganggan kertas 10 mm/mv
3. Kabel terpasang benar
Sadapan EKG :
1. Sadapan bpolar ( I , II , dan III )
2. Sadapan unipolar (Avr, Avl dan aVF )
Cara mambaca EKG
Garis vertikal pada kotak kecil setara dengan 0,1 mV, durasinya sepanjang 0,04 detik.
Sedangkan pada kotak yang besar tekanan listriknya setara dengan 0,5 mV dan durasinya
setara dengan 0,2 detik. Selanjutnya, Anda bisa membaca EKG dengan melihat bentuk
gelombang P, mengukur interval PR, dan mengukur kompleks QRS
MATERI 2
Merupakan sidrom klinis yang terjadi akibat ruptur / pecahnya plak aterosklerosi
1. Stemi
2. Nstemi
3. Angina
MATERI 3
Defibrilasi menghantarkan energi secara tidak sinkron, yang diberikan secara acak,
tidak sesuai dengan siklus jantung.Prosedur ini harus dilakukan secepatnya karena setiap
menit yang terlewatkan dalam mengembalikan ritme sinus jantung, meningkatkan mortalitas
pasien hingga 7-10%.Penggunaan defibrilasi yang sesuai, dilakukan dengan baik dan cepat
dapat memberi prognosis yang sangat baik
Indikasi defibrilasi adalah ritme jantung yang shockable yaitu:
MATERI 4
INITIAL ASSESMENT
Initial Assessment adalah suatu penilian kondisi awal korban maupun pasien yang
dilakukan dengan cepat dan tepat. Sehingga dengan adanya initial assessment ini penanganan
korban maupun pasien bisa dilakukan secara maksial tanpa membuang-buang waktu. Dalam
initial assesmet ada tim yang bertugas memberikan penilaian terkait kondisi korban maupun
pasien. Biasanya penilaian initial assessment berdurasi kurang dari 5 menit. Initial assessment
digunakan dalam penanganan gawat darurat seperti kecelakaan atau bencana alam yang
melibatkan lebih dari 1 orang.
Dalam penilaian initial assessment ada 5 komponen yang harus dinilai, yaitu Airway,
Breathing, Circulation, Disability, Exposure atau lebih dikenal ABCDE. Tujuan dari
penilaian ABCDE adalah memberikan pengobatan yang menyelamatkan jiwa,
mengelompokan tingkat keparahan pasien sehingga bisa ditangani secara efektif dan efisien,
sebagai algoritma penilaian dan pengobatan, membangun kesadaran situasional yang sama
dia antara semua penyedia pengobatan, mengulur waktu untuk menefakan diagnosis dan
pengobatan.
1). (Airway)
Apabila pasien memberi respon dengan suara normal maka jala napas itu normal (paten).
Tanda-tanda adanya obstruksi jalan napas atau jalan napas yang terganggu
2). B (Breathing)
Apakah ada sesak nafas ? pada komponen ini penilaian bisa dilakukan dengan penilaian
frekuensi respirasi, apakah normal ? Apakah lambat ? apalah terlalu cepat ? Apakah tidak ada
? Apakah ada sianosis.
3). C (Circulation)
Pada penilaian sikulasi ini menitikberatkan pada penilaian tentang sirkulasi darah
4). D (Disability)
5). E (Exposure)
Adanya suatu trauma dapat mempengaruhi exposure, reaksi kulit, adanya tusukan dan tanda-
tanda lain yang harus diperhatikan.
Nama : Mahpida Maskadeta Damayana
Nim : P05120219020
MATERI 1
A. Cedera Kepala
1. Durs,ster
2. Arachnoid
3. Piameter
Klasifikasi morfologi
MATERI 2
Resusitasi cairan adalah proses penggantian cairan tubuh, saat pasien dalam kondisi
kritis dan kehilangan terlalu banyak cairan, baik dalam bentuk air maupun darah. Proses
resusitasi cairan dilakukan dengan pemasangan cairan infus.
Tubuh membutuhkan cairan untuk berfungsi dengan baik. Kehilangan cairan secara
berlebihan, pada keadaan dehidrasi maupun perdarahan, dapat mengganggu berbagai proses
dalam tubuh. Pada tahap lanjut, kondisi ini bisa menyebabkan syok dan kegagalan fungsi
organ. Resusitasi cairan dibutuhkan untuk mengembalikan fungsi tubuh dan mencegah
memburuknya kondisi pasien.
Ada dua jenis cairan resusitasi yang bisa diberikan, yaitu cairan kristaloid dan cairan koloid.
1. Kristaloid
Cairan ini adalah cairan yang paling sering digunakan sebagai cairan resusitasi, karena
memiliki molekul yang kecil, mudah digunakan, harganya lebih murah dan cepat
menggantikan cairan yang hilang.
Meski begitu, karena lebih mudah diserap oleh tubuh, pemberian kristaloid dalam jumlah
terlalu banyak dapat menyebabkan edema atau bengkak akibat penimbunan cairan di jaringan
tubuh. Cairan kristaloid yang umum digunakan adalah normal saline (NS) dan ringer laktat
(RL).
2. Koloid
Cairan koloid mengandung zat-zat dengan molekul yang lebih berat, seperti albumin dan
gelatin. Cairan koloid akan bertahan lebih lama di dalam pembuluh darah.
Luka Bakar
MATERI 3
LUKA BAKAR
Luka bakar adalah kerusakan lapisan kulit yang disebabkan oleh benda panas, termasuk api,
air panas, dan uap panas. Rusaknya kulit akibat luka bakar membuat penderitanya rentan
mengalami infeksi, karena kulit merupakan lapisan pertahanan awal tubuh untuk melawan
infeksi.
Berdasarkan kerusakan kulit yang terjadi, luka bakar dibagi menjadi 3 derajat, yaitu:
Luka bakar derajat 1. Luka bakar ini hanya menyebabkan kerusakan di lapisan luar
kulit (epidermis).
Luka bakar derajat 2. Luka bakar ini hingga menyebabkan kerusakan di lapisan kulit
yang lebih dalam (dermis).
Luka bakar derajat 3. Kerusakan hingga mencapai lapisan lemak, serta merusak saraf
dan pembuluh darah.
MATERI 4
KERACUNAN
Efek atau gejala keracunan makanan dapat muncul beberapa saat setelah Anda
mengonsumsi makanan yang terkontaminasi, namun bisa juga beberapa hari atau bahkan
beberapa minggu kemudian.
Berikut adalah gejala umum dari keracunan makanan yang perlu Anda ketahui:
Pada kaposus yang lebih parah, gejala yang dapat muncul adalah diare dan muntah yang
parah, demam lebih dari 39 derajat Celcius, sulit untuk bicara, dan terdapat darah dalam urine
(hematuria).
Keracunan
Selain itu, beberapa cara berikut dapat Anda lakukan untuk meredakan gejala keracunan
makanan:
Konsumsi makanan ringan dan rendah lemak, seperti nasi, sop bening, sereal, roti,
dan pisang.
Hindari konsumsi makanan pedas
Hindari konsumsi minuman beralkohol dan kafein, seperti kopi dan soda.
Istirahat dan tidur yang cukup.
MATERI 5
SPGDT
SPGDT adalah sebuah sistem penanggulangan pasien gawat darurat yang terdiri dari
unsur, pelayanan pra Rumah Sakit, pelayanan di Rumah Sakit dan antar Rumah Sakit .
Pelayanan berpedoman pada respon cepat yang menekankan pada time saving is life and
limb saving yang melibatkan pelayanan oleh masyarakat awam umum dan khusus, petugas
medis, pelayanan ambulans gawat darurat dan sistem komunikasi.
1. SPGDT sehari-hari yaitu rangkaian upaya pelayanan gawat darurat yang saling terkait
yang dilaksanakan ditingkat pra rumah sakit, di rumah sakit, antar rumah sakit dan
terjalin dalam suatu sistem, bertujuan agar korban/pasien tetap hidup
2. SPGDT bencana adalah kerja sama antar unit pelayanan pra rumah sakit dan rumah
sakit dalam bentuk pelayanan gawat darurat terpadu sebagai khususnya pada
terjadinya korban massal yang memerlukan peningkatan (eskalasi) kegiatan pelayanan
sehari-hari. Bertujuan untuk menyelamatkan korban sebanyak-banyaknya.