Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH KANKER

KELOMPOK 1
MATA KULIAH EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR
DOSEN PENGAMPU ZUHRUPAL HADI, SKM., M.Kes

Di Susun Oleh:
1. Riha (19070465) 7. Anisa Andelina (19070329)
2. Kamalia (19070033) 8. M. Yusfi Hakiki (19070120)
3. Norfiah (19070267) 9. Heru Agung Prabowo (19070073)
4. Syalamah (19070214) 10. Putri Bintang Apriana (19070310)
5. M. Faishal (19070299) 11. M. Rusyandie Akbar (2007010217)
6. M. Azmi Fikri (19070408) 12. M. Hilmy Fikri Wardani (19070396)
Kelas 5 A dan 5 B
Peminatan K3KL
PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL
BANJARI BANJARMASIN
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................i
BAB I......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................1
1.4 Manfaat....................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................2
TINJAUAN PENYAKIT.......................................................................................................2
2.1 Definisi Kanker........................................................................................................2
2.2 Gejala Awal Kanker.................................................................................................2
2.3 Faktor Risiko Kanker...............................................................................................3
2.4 Klasifikasi Kanker....................................................................................................5
2.5 Diagnosis Kanker.....................................................................................................6
2.6 Keterpaparan dan Kerentanan..................................................................................8
2.7 Ukuran Epidemiologi Kanker...................................................................................9
2.8 Pencegahan/Penanganan Kanker............................................................................18
2.9 Penanggulangan/Pengobatan Kanker.....................................................................22
BAB III.................................................................................................................................25
3.1 Host........................................................................................................................25
3.2 Distribusi................................................................................................................25
3.3 Frekuensi................................................................................................................25
BAB IV..................................................................................................................................26
4.1 Kesimpulan............................................................................................................26
4.2 Saran......................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................27

i
ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker merupakan masalah paling utama dalam bidang kesehatan dan merupakan
salah satu dari 10 penyebab kematian utama di dunia serta merupakan penyakit
keganasan yang bisa mengakibatkan kematian pada penderitanya karena sel kanker
merusak sel lain. Sel kanker adalah sel normal yang mengalami mutasi atau
perubahan genetik dan tumbuh tanpa terkoordinasi dengan sel-sel jaringan tubuh lain.
Dengan kata lain kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal sel-sel
jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel
kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan
kematian.

Kanker sering dikenal oleh masyarakat sebagai tumor, padahal tidak semua tumor
adalah kanker. Tumor adalah segala benjolan tidak normal atau abnormal. Tumor
dibagi dalam 2 golongan, yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Kanker adalah istilah
umum untuk semua jenis tumor ganas.

Kanker dapat menimpa semua orang, pada setiap bagian tubuh, dan semua golongan
umur, namun lebih sering menimpa orang yang berusia 40 tahun. Proses
pembentukan kanker atau karsinogesis merupakan kejadian somatik dan sejak lama
diduga disebabkan karena akumulasi perubahan genetik dan epigenetik yang
menyebabkan perubahan pengaturan normal kontrol molekuler perkembangbiakan
sel. Perubahan genetik tersebut dapat berupa aktivasi proto-onkogen atau inaktivasi
gen penekan tumor yang dapat memicu tumorigenesis dan memperbesar progresinya.
Umumnya sebelum kanker meluas atau merusak jaringan di sekitarnya, biasanya
penyakitnya sudah lanjut.

1
Sampai saat ini, kanker merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia termasuk
Indonesia. Menurut data WHO pada tahun 2013, kanker adalah salah satu penyebab
morbiditas dan kematian di seluruh dunia, dengan sekitar 14 juta kasus baru di tahun
2012. Jumlah kasus baru diperkirakan meningkat sekitar 70% selama 2 dekade ke
depan. Kanker adalah penyebab utama kematian kedua di dunia, dan bertanggung
jawab atas 8,8 juta kematian pada tahun 2015. Secara global, hampir 1 dari 6
kematian disebabkan oleh kanker. Sekitar 70% kasus kematian akibat penyakit
kanker terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Kanker paru-paru,
prostat, kolorektal, perut dan hati adalah jenis kanker yang paling umum pada pria,
sementara kanker payudara, kolorektal, paru- paru, leher rahim dan perut yang paling
umum di kalangan wanita (WHO, 2018).

Angka kejadian kanker di Indonesia pada semua usia adalah sebesar 0,14% (Data
Riset Kesehatan Dasar, 2013). Jumlahnya diperkirakan menyentuh angka 347.792
orang penderita dengan Provinsi D. I. Yogyakarta sebagai lokasi dengan prevalensi
tertinggi yaitu sebesar 0,41%. Sedangkan untuk provinsi dengan jumlah pengidap
kanker tertinggi adalah Jawa Tengah dengan jumlah 68.638 orang dan Jawa Timur
dengan jumlah 61.230 orang. Maka tak heran jika kanker menjadi salah satu penyakit
yang menjadi penyebab kematian ke-7 terbanyak di Indonesia setelah stroke, TB,
hipertensi, cedera, perinatal dan diabetes mellitus.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam penulisan makalah ini, masalah yang ingin dikaji adalah:

Pengertian kanker

Gejala-gejala kanker

Faktor-faktor penyebab penyakit kanker

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker

2
Cara pemeriksaan dan pengobatan kanker

Proses penyebaran kanker kebagian lain tubuh

Jenis-jenis kanker

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang akan dicapai adalah:

a. Mengetahui pengertian kanker


b. Mengetahui gejala-gejala
c. Mengetahui faktor-faktor penyebab penyakit kanker
d. Mengetahui faktor-faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker
e. Mengetahui cara pemeriksaan dan pengobatan kanker
f. Mengetahui proses penyebaran kanker ke bagian lain tubuh
g. Mengetahui jenis-jenis kanker
h. Mengetahui cara pencegahan kanker

1.4 Manfaat
Makalah ini dapat menjadi sumber informasi bagi rekan mahasiswa dan masyarakat
untuk lebih mengenal dalam lagi tentang penyakit kanker, beserta cara pencegahan
dan faktor-faktor penyebab kanker. Selain itu kita sebagai mahasiswa dapat
menyampaikan pesan ke masyarakat mengenai betapa berbahayanya dan betapa
mematikannya penyakit kanker tersebut. Walaupun awalnya kanker itu hanya
merupakan sesuatu yang sangat kecil, tapi jika dibiarkan akan berkembang menjadi
kanker yang besar (kanker ganas), sehingga dapat menimbulkan kematian bagi
manusia itu sendiri.

3
BAB II

TINJAUAN PENYAKIT
2.1 Definisi Kanker
Menurut WHO, kanker adalah istilah umum untuk satu kelompok besar
penyakit yang dapat mempengatuhi setiap bagian dari tubuh. Istilah lain yang
digunakan adalah tumor ganas dan neoplasma. Salah satu fitur mendefinisikan kanker
adalah pertumbuhan sel-sel baru secara abbormal yang tumbuh melampaui batas
normal, dan yang kemudian dapat menyerang bagian sebelah tubuh dan menyebar ke
organ lain. Proses ini di sebut metastasis. Metastasis merupakan penyebab utama
kematian akibat kanker (WHO, 2008). Penyakit Kanker merupakan penyakit tidak
menular yang ditandai dengan adanya sel/jaringan abnormal yang bersifat ganas,
tumbuh cepat tidak terkendali dan dapat menyebar ke tempat lain dalam tubuh
penderita. Sel kanker bersifat ganas dan dapat menginvasi serta merusak fungsi
jaringan tersebut. Penyebaran (metastasis) sel kanker dapat melalui pembuluh darah
maupun pembuluh getah bening. Sel penyakit kanker dapat berasal dari semua unsur
yang membentuk suatu organ, dalam perjalanan selanjutnya tumbuh dan
menggandakan diri sehingga membentuk massa tumor.

2.2 Gejala Awal Kanker


Kanker telah menjadi penyebab salah satu penyebab utama kematian dini.
Penyakit ini memang sering sekali berkembang tanpa adanya peringatan. Maka dari
itu, banyak penderita kanker yang telah terdiagnosis ketika telah mencapai stadium
akhir sehingga sulit diatasi. Namun, tanda awal terjadinya kanker sebenarnya bisa
diprediksi jika kita lebih peka dengan kondisi tubuh. Semakin dini tanda-tanda
tersebut terdeteksi, maka semakin besar peluang sembuh dari penyakit ini.
Untuk mendukung penyembuhan, kita perlu melakukan deteksi dini gejala
kanker. Berikut gejala awal yang biasa dialami pasien kanker:

4
1) Berat badan turun. Ketika sel-sel kanker menyerang sel-sel sehat, tubuh dapat
merespons dengan menurunkan berat badan.
2) Demam. Demam merupakan respons tubuh terhadap infeksi atau penyakit.
Orang yang menderita kanker akan sering mengalami demam.
3) Pendarahan. Beberapa jenis kanker juga dapat menyebabkan perdarahan yang
tidak biasa. Misalnya, kanker usus besar atau dubur dapat menyebabkan
keluarnya darah saat buang air besar.
4) Rasa sakit dan kelelahan. Kelelahan kronis juga bisa menjadi pertanda awal
adanya kanker. Kelelahan ini bisa terjadi meskikita sudah istirahat atau tidur
yang cukup. Biasanya, kondisi ini terjadi pada pasien leukimia.
5) Batuk parsisten. Batuk merupakan cara alami untuk menghilangkan zat-zat
yang tidak diinginkan oleh tubuh. Namun, batuk bisa menjadi pertanda adanya
kanker paru-paru. Seiring waktu, kondisi ini juga bisa menyebabkan batuk
darah.
6) Perubahan kulit. Perubahan kulit paling bisa menjadi tanda awal kanker kulit,
seperti tahi lalat yang berubah bentuk atau posisi. Perubahan kulit tertentu juga
dapat menunjukkan bentuk kanker lainnya. Misalnya, bintik-bintik putih di
mulut dapat mengindikasikan kanker mulut.
7) Pencernaan. Kanker tertentu dapat menyebabkan masalah pencernaan, seperti
kesulitan menelan, perubahan nafsu makan, atau rasa sakit setelah makan.
Gangguan pencernaan juga bisa menjadi tanda awal kanker perut. Kanker juga
dapat menyebabkan gejala seperti gangguan pencernaan, mual, muntah, dan
kembung.
8) Berkeringat di malam hari. Munculnya keringat berlebih di malam hari juga
bisa menjadi gejala awal kanker. Biasanya, gejala ini terkait dengan tahap awal
beberapa jenis kanker, mulai dari leukemia, limfoma hingga kanker hati.

5
2.3 Faktor Risiko Kanker
Menurut Yayasan Kanker Indonesia (YKI), kanker dapat menimpa semua
orang, pada setiap bagian tubuh, dan pada semua gologan umur. Dengan kata lain,
setiap orang mempunyai risiko untuk terkena kanker. Risiko akan meningkat jika
orang tersebut hidup dengan faktor risiko kanker. Mengenali faktor risiko tersebut
dan melakukan usaha penanggulangan sejak dini merupakan usaha pencegahan
terjadinya kanker. Lakukan skrining dan deteksi dini jika mempunyai faktor risiko
kanker.

Melansir Mayo Clinic, sebagian besar kanker terjadi pada orang yang tidak
memiliki faktor risiko yang diketahui. Namun, dokter memiliki gagasan tentang apa
yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengidap kanker.
Berikut beberapa faktor risiko kanker yang diketahui:
1) Usia. Kanker membutuhkan waktu puluhan tahun untuk berkembang. Itu
sebabnya kebanyakan orang yang didiagnosis menderita kanker telah berusia
65 tahun atau lebih. Walaupun lebih umum terjadi pada orang tua, namun
kanker sekali lagi dapat didiagnosis pada usia berapa pun.
2) Gaya hidup. Pilihan gaya hidup tertentu diketahui meningkatkan risiko
kanker. Berikut beberapa kebiasaan yang bisa memicu kanker:
 Merokok
 Minum lebih dari satu gelas alkohol sehari
 Paparan sinar matahari yang berlebihan atau sering terbakar sinar matahari
 Obesitas
 Melakukan hubungan seks yang tidak aman dapat berkontribusi pada
kanker.

Dapat mengubah kebiasaan tersebut diyakini dapat menurunkan risiko


seseorang terkena kanker.

6
3) Sejarah keluarga. Jika kanker umum terjadi di keluarga, ada kemungkinan
mutasi diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Oleh karena itu,
mungkin perlu melakukan pengujian genetik untuk melihat apakah telah
mewarisi mutasi yang dapat meningkatkan risiko kanker tertentu atau tidak.
Namun perlu diingat juga, memiliki mutasi genetik yang diwariskan tidak
selalu berarti akan terkena kanker.
4) Kondisi kesehatan. Beberapa kondisi kesehatan kronis, seperti kolitis
ulserativa diketahui dapat meningkatkan risiko Anda terkena kanker tertentu.
5) Lingkungan. Lingkungan yang mengandung bahan kimia berbahaya dapat
meningkatkan risiko seseorang terjangkit kanker. Salah satu zat yang
dimaksud tersebut yakni asap rokok. Di mana, mungkin menghirup asap
rokok orang lain saat pergi ke tempat umum atau tinggal dengan peropkok.
Bahan kimia di rumah atau tempat kerja, seperti asbes dan benzena juga
dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker.

2.4 Klasifikasi Kanker


Pada umumnya, kanker dirujuk berdasarkan jenis organ atau sel tempat
terjadinya. Sebagai contoh, kanker yang bermula pada usus besar dirujuk sebagai
kanker usus besar, sedangkan kanker yang terjadi pada sel basal dari kulit dirujuk
sebagai karsinoma sel basal. Klasifikasi kanker kemudian dilakukan pada kategori
yang lebih umum.

Ada lima kelompok besar yang digunakan untuk mengklasifikasikan kanker


yaitu karsinoma, sarkoma, limfoma, adenoma dan leukemia (National Cancer
Institute, 2009).

1) Karsinoma. Ialah kanker yang berasal dari kulit atau jaringan yang menutupi
organ internal. Karsinoma merupakan kanker yang terjadi pada jaringan epitel,
seperti kulit atau jaringan yang menyelubungi organ tubuh, misalnya organ pada
sistem pencernaan atau kelenjar. Contoh meliputi kanker kulit, karsinoma

7
serviks, karsinoma anal, kanker esofageal, karsinoma hepatoselular, kanker
laringeal, hipernefroma, kanker lambung, kanker testiskular dan kanker tiroid.
2) Sarkoma. ialah kanker yang berasal dari tulang, tulang rawan, lemak, otot,
pembuluh darah, atau jaringan ikat. Sarkoma merupakan kanker yang terjadi
pada tulang seperti osteosarkoma, tulang rawan seperti kondrosarkoma, jaringan
otot seperti rabdomiosarcoma, jaringan adiposa, pembuluh darah dan jaringan
penghantar atau pendukung lainnya.
3) Leukimia. Ialah kanker yang berasal dari jaringan pembentuk darah seperti
sumsum tulang dan sering menumpuk dalam aliran darah. Leukemia merupakan
kanker yang terjadi akibat tidak matangnya sel darah yang berkembang di dalam
sumsum tulang dan memiliki kecenderungan untuk berakumulasi di dalam
sirkulasi darah.
4) Limfoma. Merupakan kanker yang timbul dari nodus limfa dan jaringan dalam
sistem kekebalan tubuh. Limfoma ialah kanker yang berasal dari kelenjar getah
bening dan jaringan sistem kekebalan tubuh.
5) Adenoma. Ialah kanker yang berasal dari tiroid, kelenjar pituitari, kelenjar
adrenal, dan jaringan kelenjar lainnya.
6) Central Nervous Systems Cancers, merupakan kanker yang dimulai di jaringan
otak dan sumsum tulang belakang.

2.5 Diagnosis Kanker


Diagnosis penyakit kanker seharusnya dilakukan secepatnya agar penanganan bisa
dilakukan. Hal ini tentu saja agar peluang sembuh pengidap lebih tinggi terutama pada
stadium awal. Selain itu, terdapat satu atau lebih pendekatan yang bisa digunakan dokter
dalam mendiagnosis penyakit ini. Diagnosis yang dapat dilakukan seperti pemeriksaan fisik,
tes darah (laboratorium), tes MRI, USG, rontgen, dan CT scan (sebagai tes pencitraan) dan
juga biopsi.

Kebanyakan kanker dikenali karena tanda atau gejala tampak atau melewati
screening. Kedua metode ini tidak menuju ke diagnosis yang jelas, yang biasanya

8
membutuhkan sebuah biopsi. Beberapa kanker ditemukan secara tidak sengaja pada waktu
evaluasi medis dari masalah yang tidak mengadakan komunikasi.

Karena kanker juga dapat disebabkan adanya metilasi pada promoter gen tertentu,
maka deteksi dini dapat dilakukan dengan menguji gen yang diwujudkan menjadi biomarker
untuk kanker. Beberapa macam kanker sudah dikenal status metilasi biomarker-nya.
Misalnya untuk kanker payudara dapat digunakan biomarker BRCA, sedangkan untuk kanker
kolorektal dapat menggunakan biomarker Sox17. Deteksi dini ini sangat penting. Pada
beberapa kanker seperti kanker kolorektal apabila dikenal sejak dini peluang untuk sembuh
lebih besar. Selain itu, deteksi dini dapat memudahkan dokter untuk memberikan pengobatan
yang sesuai.

Sintoma Klinis

Secara umum, gejala klinis kanker mampu dibadi diwujudkan menjadi kelompok:

a) Gejala lokal: pembesaran atau pembengkakan yang tidak biasa tumor, pendarahan
(hemorrhage), rasa sakit dan/atau tukak lambung/ulceration. Kompresi jaringan
sekitar bisa menyebabkan gejala jaundis (kulit dan mata yang menguning).
b) Gejala pembesaran kelenjar getah bening (lymph node), batuk, hemoptisis,
hepatomegali (pembesaran hati), rasa sakit pada tulang, fraktur pada tulang-tulang
yang terpengaruh, dan gejala-gejala neurologis. Walaupun pada kanker tahap lanjut
menyebabkan rasa sakit, sering kali itu bukan gejala awalnya.
c) Gejala sistemik: berat badan turun, nafsu makan berkurang secara signifikan,
kelelahan dan kakeksia (kurus kering), keringat berlebihan pada saat tidur/keringat
malam, anemia, fenomena paraneoplastik tertentu yaitu kondisi spesifik yang
disebabkan kanker aktif seperti trombosis dan perubahan hormonal. Setiap gejala
dalam daftar di atas bisa disebabkan oleh berbagai kondisi (daftar berbagai kondisi
itu disebut dengan diagnosis banding). Kanker mungkin adalah penyebab utama atau
bukan penyebab utama dari setiap gejala.
d) Gejala angiogenesis yang merupakan interaksi antara sel tumor, sel stromal, sel
endotelial, fibroblas dan matriks ekstraseluler. Pada kanker, terjadi penurunan
konsentrasi senyawa penghambat pertumbuhan pembuluh darah baru, seperti

9
trombospondin, angiostatin dan glioma-derived angiogenesis inhibitory factor, dan
ekspresi berlebih faktor proangiogenik, seperti vascular endothelial growth factor,
yang memungkinkan sel kanker melakukan metastasis. Terapi terhadap tumor pada
umumnya selalu melibatkan 2 peran penting, yaitu penggunaan anti-vascular
endothelial growth factor monoclonal antibodies untuk mengimbangi overekspresi
faktor proangiogenik, dan pemberian senyawa penghambat angiogenesis, seperti
endostatin dan angiostatin.
e) Gejala migrasi sel tumor, yang ditandai dengan degradasi matriks ekstraseluler
(ECM), jaringan ikat yang menyangga struktur sel, oleh enzim MMP. Hingga saat ini
telah diketahui 26 berkas gen MMP yang berperan dalam kanker, dengan
pengecualian yang terjadi antara lain pada hepatocellular carcinoma.

Diagnosis dan Stadium Kanker

Untuk mendiagnosis kanker, dokter akan menanyakan gejala yang dialami


pasien dan melakukan pemeriksaan fisik. Setelah itu, ada beberapa tes tambahan yang
akan dilakukan dokter untuk memastikan diagnosa kanker, yaitu:

a) Tes laboratorium. Tes laboratorium, seperti pemeriksaan darah dan urine, dapat
dilakukan untuk memeriksa kelainan di dalam tubuh. Dokter juga dapat
melakukan pemeriksaan tumor marker untuk mendeteksi kanker.
b) Tes pencitraan. Tes ini dapat berupa pemeriksaan Rontgen, USG, CT scan, MRI,
atau PET scan, untuk melihat kondisi organ yang bermasalah.
c) Biopsi. Pada prosedur ini, dokter akan mengambil sampel jaringan tubuh pasien
yang diduga mengalami kanker. Biopsi merupakan pemeriksaan yang paling
akurat untuk menentukan apakah seseorang terkena kanker atau tidak.

Berdasarkan hasil pemeriksaan di atas, dokter akan menentukan tingkatan


(stadium) kanker. Secara umum, tingkatan kanker dibagi menjadi stadium 1, 2, 3, dan
4. Makin tinggi stadium kanker, gejala penyakitnya akan makin parah dan
kemungkinannya untuk sembuh makin kecil. Tinggi rendahnya stadium kanker

10
ditentukan berdasarkan ukuran kanker, ada tidaknya penyebaran kanker ke kelenjar
getah bening di sekitarnya, dan seberapa jauh penyebaran kanker ke organ lain.

2.6 Keterpaparan dan Kerentanan


Perubahan (mutasi) genetik pada sel. Mutasi genetik akan membuat sel
menjadi abnormal. Sebenarnya, tubuh memiliki mekanisme sendiri untuk
menghancurkan sel abnormal ini. Bila mekanisme tersebut gagal, sel abnormal akan
tumbuh secara tidak terkendali.

 Terpapar radiasi, zat kimia (misalnya asbes atau benzene), atau sinar matahari.
 Terpapar hormon dalam kadar tinggi atau jangka panjang

Kerentanan paling tinggi terjadi pada faktor genetik

 Berusia di atas 65 tahun. Namun, sebagian jenis kanker lebih banyak terjadi
pada anak-anak
 Pada wanita rentan pada kanker payudara, kanker serviks, kanker leher rahim,
kanker hati, kanker ovarium
 Pada pria kanker paru, prostat, kolorektal, karena dari faktor merokok

2.7 Ukuran Epidemiologi Kanker


Di Seluruh Dunia

World Health Organization (WHO) mencatat jumlah pasien yang didiagnosis


menderita kanker diseluruh dunia, meningkat lebih dari 14 juta orang pada tahun
2013. WHO mencatat dari 8,2 juta jumlah kematian akubat kanker di seluruh dunia,
1,59 juta diantaranya adalah akibat kanker paru-paru, yang biasanya disebabkan oleh
kebiasaan merokok. Jumlah kematian ini adalah yang paling banyak di dunia, disusul
oleh kanker hati sebanyak 745 ribu kematian, kanker lambung sebanyak 723 ribu
kematian, kanker usus sebanyak 694 kematian dan yang terakhir adalah kanker
payudara sebanyak 521 ribu kematian.

11
Terdapat sekitar 14 juta kasus baru dan 8,2 juta kematian akibat kanker pada
tahun 2012. Pada wanita, 5 kanker yang paling sering terjadi ialah kanker payudara,
kanker kolorektum, kanker paru, kanker serviks, dan kanker perut (WHO, 2015).

Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak di


berbagai negara. Sekitar 70-90% dari penyakit kanker tersebut berkaitan dengan
lingkungan dan gaya hidup (life style). Dari seluruh penyakit kanker yang disebabkan
faktor lingkungan, sekitar 40-60% berhubungan dengan faktor gizi.

Di Indonesia

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi kanker


di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk atau sekitar 330 orang. Kanker tertinggi di
Indonesia pada wanita adalah kanker serviks dan kanker payudara. Untuk kanker
serviks, setiap tahun tidak kurang dari 15.000 kasus kanker serviks terjadi di
Indonesia. Itu membuat kanker serviks disebut sebagai penyakit pembunuh wanita
nomor 1 di Indonesia.

Sedangkan pada pria, kanker yang terbanyak penderitanya adalah kanker


paru-paru dan kanker kolorektal atau usus. Berdasarkan data Globocan atau
International Agency for Research on Cancer (IARC) pada tahun 2012, di Indonesia
terdapat 25.322 kasus kanker paru-paru yang menimpa pria. Sedangkan untuk kanker
kolorektal atau usus angkanya 19,1 per 100.000 populasi pria di Indonesia.

Di Indonesia, prevalensi penyakit kanker juga cukup tinggi. Berdasarkan data


Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi tumor/kanker di Indonesia
adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar 330.000 orang. Kanker tertinggi di
Indonesia pada perempuan adalah kanker payudara dan kanker leher rahim.

1) Kanker Paru-Paru
Epidemiologi di Seluruh Dunia

12
Di seluruh dunia, kanker paru merupakan kanker paling umum dari segi
insiden dan mortalitas. Pada 2008, terdapat 1,61 juta kasus baru, dan 1,38 juta
kematian akibat kanker paru. Tingkat tertinggi ada di Eropa dan Amerika Utara.
Segmen populasi yang paling mungkin menderita kanker paru adalah orang
berusia di atas 50 tahun yang mempunyai riwayat merokok. Berlawanan dengan
tingkat mortalitas pria, yang mulai menurun lebih dari 20 tahun yang lalu, tingkat
mortalitas kanker paru wanita telah meningkat dalam dekade terakhir, dan baru
saja mulai stabil. Di AS, risiko seumur hidup untuk terkena kanker paru adalah 8%
pada pria dan 6% pada wanita.
Untuk setiap 3–4 juta rokok yang diisap, akan terjadi satu kematian karena
kanker paru. Pengaruh dari "Big Tobacco" memainkan peranan penting dalam
budaya merokok. Orang muda bukan perokok yang melihat iklan tembakau punya
kecenderungan untuk mulai merokok. Peran dari merokok pasif makin diakui
sebagai faktor risiko kanker paru, yang memunculkan intervensi kebijakan untuk
menurunkan paparan yang tidak dikehendaki para non-perokok terhadap asap
tembakau orang lain. Buangan dari mobil, pabrik, dan instalasi pembangkit listrik
juga punya risiko potensial.
Eropa Timur mempunyai angka mortalitas tertinggi di kalangan pria,
sedangkan Eropa utara dan AS mempunyai angka mortalitas tertinggi di kalangan
wanita. Di Amerika Serikat, pria dan wanita kulit hitam mempunyai insiden lebih
tinggi. Tingkat kanker paru saat ini lebih rendah pada negara berkembang. Dengan
meningkatnya kebiasaan merokok di negara berkembang, diduga tingkat kanker
ini akan naik dalam beberapa tahun ke depan, khususnya di negara Cina dan India.
a) Tempat.
Tingkat tertinggi ada di Eropa Timur, Eropa Utara, Amerika Serikat, Amerika
Utara. Dengan meningkatnya kebiasaan merokok di negara berkembang,
diduga tingkat kanker ini akan naik dalam beberapa tahun kedepan khususnya
di Cina dan India.
b) Orang.

13
Estimasi kematian karena kanker paru sekitar 157.300 kasus (86.220 pada laki-
laki dan 71.080 pada perempuan). Risiko terjadinya kanker paru sekitar 4 kali
lebih besar pada laki-laki dibandingkan perempuan dan risiko meningkat
sesuai dengan usia. Perkiraan insidensi kanker paru pada laki-laki tahun 2005
di Amerika Serikat adalah 92.305 dengan rata-rata 91.537 orang meninggal.
c) Waktu.
Estimasi kematian karena kanker paru sekitar 157.300 kasus (86.220 pada laki-
laki dan 71.080 pada perempuan). Risiko terjadinya kanker paru sekitar 4 kali
lebih besar pada laki-laki dibandingkan perempuan dan risiko meningkat
sesuai dengan usia.

Kanker pembunuh nomor satu pada pria dan wanita di Amerika


Serikat (>177.000 kasus dan 159.000 kematian di tahun 1999) dan di dunia.
Insidensi tertinggi pada pria berusia >70 tahun dan wanita berusia 50-60
tahun. Insidensi berkisar 20 % dari seluruh kasus pada laki-laki dengan risiko
1:13 orang dan 12 % dari seluruh kasus kanker pada perempuan dengan risiko
1:23. Di Inggris rata-rata 40.000 kasus baru dilaporkan tiap tahun

Insidensi pada laki-laki di Amerika Serikat pada tahun 2005 adalah


92.305 dengan rata-rata 91.537 orang meninggal karena kanker. Risiko
terjadinya kanker paru sekitar 4 kali lebih besar pada laki-laki dibandingkan
perempuan dan risiko meningkat sesuai dengan usia. Penyebab kematian No.
3 di Dunia pada tahun 2008; Urutan No. 3 pada pasien rawat inap di seluruh
RS di Indonesia (SIRS, 2007).

Dari data Globocan 2018, insiden kanker paru di dunia diperkirakan


sebesar 2.093.876 kasus (11,6% dari keseluruhan kanker di dunia), dengan
mortalitas sebesar 1.761.007 (12,6%). Di dunia, kanker paru saat merupakan
kanker terbanyak dan penyebab kematian utama pada laki-laki maupun
perempuan. Di Amerika Serikat, diperkirakan terdapat sekitar 213.380 kasus

14
baru pada tahun 2007 dan 160.390 kematian akibat kanker paru. Insidensi
kanker paru rendah pada usia di bawah 40 tahun, namun meningkat sampai
dengan usia 70 tahun.

Epidemiologi di Indonesia
a) Tempat
Prevelensi kanker paru di Jawa Tengah tahun 2006 sebesar 0,01 %. Pada tahun
2007 mengalami penurunan menjadi 0,004 %, dan pada tahun 2008 menjadi
0,005 %. Pravelensi tertinggi adalah di Kabupaten Kudus sebesar 0,026 %.
5 rumah sakit provinsi di Indonesia (Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Lampung dan Sumatera Selatan) pada tahun 2004, menunjukkan angka
kesakitan disebabkan oleh kanker paru sebesar 30 %. (Depkes RI, 2004).
b) Orang
Pada tahun 2010, di Indonesia jumlah perokok laki-laki dewasa sebesar 66 %
dari jumlah keseluruhan. Pada pria lebih besar prevelensinya disebebkan oleh
faktor merokok yang lebih banyak pria dan semakin memuncak pada usia 55-
56 tahun.
c) Waktu
Variasi insidensi kanker paru secara geografik yang luas juga dilaporkan dan
hal ini terutama berhubungan dengan kebiasaan merokok yang bervariasi.
Dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan pravelensi merokok dalam jangka
waktu 5 tahun.

Dari data Globocan 2018, insiden kanker paru di Indonesia diperkirakan


sebesar 30.023 kasus (8,6% dari keseluruhan kanker di Indonesia), dengan
mortalitas sebesar 26.095 (18,4%). Di Indonesia, kanker paru saat ini menempati
urutan ke 3 untuk jenis kanker terbanyak secara umum dan penyebab kematian
utama pada laki-laki dan perempuan. Hasil penelitian berbasis rumah sakit dari
100 RS di Jakarta, kanker paru merupakan kasus terbanyak pada laki-laki dan
nomor 4 terbanyak pada perempuan tapi merupakan penyebab kematian utama

15
pada laki-laki dan perempuan. Data registrasi kanker Rumah Sakit Dharmais tahun
2003-2007 menunjukkan bahwa kanker trakea, bronkus dan paru merupakan
keganasan terbanyak kedua pada pria (13,4%) setelah kanker nasofaring (13,63%)
dan merupakan penyebab kematian akibat kanker terbanyak pada pria (28,94%).

2) Kanker Payudara

Epidemiologi di Seluruh Dunia

Kanker payudara sering ditemukan diseluruh dunia dengan insidensi relatif


tinggi, yaitu 20 % dari seluruh keganasan. (Tjahjadi, 1995). Dari 600.000 kasus
kanker payudara baru yang didiagnosis setiap tahunnya, sebanyak 350.000 di
antaranya ditemukan di negara maju, sedangkan 250.000 di negara yang sedang
berkembang (Moningkey, 2000). Tingkat insidensi di Antara perempuan Asia dan
Kepulauan Pasifik terus meningkat sebesar 1,5 % pertahun (89 dari setiap
100.000) tapi masih jauh lebih rendah daripada wanita kulit putih. Namun, tingkat
kematian karena kanker payudara telah terus menurun pada wanita sejak tahun
1990. (Swart, 2010).

Menurut studi Surveillance and Health Service Research dari American


Cancer Society, kanker payudara ialah kanker yang paling sering terjadi pada
wanita. Dengan estimasi 1,7 juta kasus dan 521.900 kematian pada tahun 2012.
Kanker payudara menyumbang 25% dari semua kasus kanker dan 15% dari semua
kematian akibat kanker pada wanita di dunia (ACS, 2016).

Menurut data Global Statistik Cancer (Globocan) tahun 2012, dari 1,7 juta
kasus kanker payudara wanita di dunia, sebanyak 47% terdapat di negara maju dan
52% di negara berkembang (Torre, 2016).

Dari studi Cancer Epidemiology Biomarker, dari 1,7 juta insiden kanker
payudara di dunia, tercatat sebesar 39% terdapat di Asia, 29% di Eropa, 15% di
Amerika, 8% di Afrika, dan 1,1 % di Australia. Dari data tersebut dapat

16
diketahuibahwa benua Asia merupakan benua dengan insiden kanker payudara
tertinggi dibandingkan dengan negara di benua lain (Desantis, et al., 2015).

Persentase prevalensi kasus kanker payudara di dunia ialah 30,7%. Sedangkan


untuk prevalensi pada tiap-tiap benua di dunia yaitu Afrika sebesar 47,17%,
Amerika 22,5%, Eropa 28,6%, Australia 22,45%, dan Asia sebanyak 35,46%. Dari
prevalensi kasus kanker payudara tersebut, dapat diketahui bahwa prevalensi
kanker payudara di Asia sebesar 35,46%, artinya 1 dari 3 kasus di Asia meninggal
akibat kanker payudara.

Mortalitas/angka kematian akibat kanker payudara di dunia ialah sebesar


521.900 kematian. Dari total kematian tersebut, sebanyak 44% terjadi di benua
Asia, 25% di benua Eropa, 9% Amerika, 12% di benua Afrika dan 1% di benua
Australia. Kematian akibat penyakit ini juga di tempati benua Asia dengan angka
mortalitas tertinggi (Desantis, et al., 2015).

Epidemiologi di Indonesia

Kanker payudara di Indonesia menempati urutan kedua setelah kanker leher


rahim. Diperkirakan 10 dari 100.000 penduduk terkena kanker payudara dan 70 %
dari penderita memeriksakan dirinya pada keadaan stadium lanjut (Ana, 2007).

Seperti penelitian Faktor Risiko Kanker Payudara Pada Wanita Di RSUD


Panembahan Senopati Bantul, faktor risiko yang berhubungan terhadap kejadian
kanker payudara adalah usia kehamilan ≥ 30 tahun, riwayat paritas >2 anak, usia
menarche <12 tahun, usia menopause ≥55 tahun, dan riwayat adanya tumor jinak
(Rukmi, 2014).

Hubungan riwayat keluarga menderita kanker dengan penyakit kanker


payudara dilihat dari hubungan keluarga tingkat pertama (ibu, anak perempuan,
saudara perempuan) meningkatkan risiko 5,4 kali kanker payudara (95%CI 2.10 -
14.13). Alasan meningkatnya risiko ini adalah karena mutasi gen yang diwarisi

17
keluarga dekatnya. Semakin dekat hubungan keluarga yang menderita kanker
payudara, semakin tinggi risiko kanker payudara (Razif, 2011).

Risiko terjadinya kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami


menstruasi pertama sebelum umur 13 tahun. Umur menstruasi yang lebih awal
berhubungan dengan lamanya paparan hormon estrogen dan progesteron pada
wanita yang berpengaruh terhadap proses proliferasi jaringan termasuk jaringan
payudara (Smeltzer, 2002).

Untuk wanita usia menopause, risiko kanker payudara dikaitkan dengan


peningkatan paparan estrogen seumur hidup. Adanya hubungan usia menopause
dengan kanker payudara menunjukkan bahwa meningkatnya estrogen, berperan
penting dalam etiologi kanker payudara (Liu, Yan-Thing, et al., 2011).

Prevalensi kanker tahun 2013 di Sumatera Barat Berada pada peringkat 9 dan
pada kasus kanker payudara peringkat 8. Ini merupakan angka yang cukup tinggi
dan merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak. Rumah Sakit Umum
Pusat M. Djamil Padang melaporkan bahwa terjadi kenaikan jumlah penderita
kanker payudara di rawat inap dari tahun 2010-2013, tahun 2011 terjadi kenaikan
hingga 8,8%, tahun 2012 16,6%, dan pada tahun 2013 terjadi kenaikan yang
sangat signifikan yaitu 78,8% dengan 488 kasus. Di Rumah Sakit Umum Daerah
Achmad Mochtar Bukittinggi juga terjadi kenaikan kasus kanker payudara dari
tahun 2014-2015 sebesar 16% untuk rawat inap dan lebih dari 100% untuk rawat
jalan dengan jumlah kasus tahun 2014 pada rawat jalan sebanyak 504 kasus lama
dan kasus baru 156 kasus, sedangkan pada tahun 2015 kasus lama 1734 kasus dan
kasus baru 174 kasus.

3) Kanker Serviks
Epidemiologi di Dunia
Berdasarkan hasil survey kesehatan oleh World Health Organitation (WHO),
(2010) dilaporkan kejadian kanker serviks sebesar 500.000 kasus baru di Dunia.

18
Setiap tahun, di dunia terdapat 500.000 kasus baru kanker serviks dan lebih
dari 250.000 kematian. Di Indonesia yang berpenduduk sekitar 220 juta jiwa,
terdapat sekitar 52 juta perempuan yang terancam kanker serviks. Penyebab utama
dari kanker serviks adalah infeksi HPV (Human Papilloma Virus).
Kanker serviks merupakan salah satu kanker yang menyebabkan kematian
wanita terbanyak di dunia. Kanker serviks merupakan kanker terbanyak kedua
pada wanita di negara berkembang. Diperkirakan 445.000 kasus baru ditemukan di
seluruh dunia pada tahun 2012. Sebagian besar kasus kanker serviks adalah tipe
karsinoma sel skuamousa (squamous cell carcinoma) dan sisanya adalah
adenokarsinoma (adenocarcinoma).
Di negara maju, termasuk di Amerika Serikat, terdapat penurunan kasus
penderita kanker serviks dan kematian yang disebabkan oleh kanker serviks
tersebut dalam waktu 40 tahun terakhir. Data yang dikeluarkan oleh CDC (centers
for disease control and prevention) pada tahun 2014 menunjukkan 12.578 wanita
di Amerika Serikat didiagnosis menderita kanker serviks. Penurunan insidens
penderita kanker serviks ini disebabkan oleh banyak wanita di negara maju rutin
melakukan pemeriksaan pap smear. Pemeriksaan pap smear tersebut dapat
menemukan lesi pra kanker sehingga dapat segera diterapi dan tidak berubah
menjadi kanker.

Epidemiologi di Indonesia

Kejadian kanker serviks di Indonesia, dilaporkan sebesar 20-24 kasus kanker


serviks baru setiap harinya. Kejadian kanker serviks di Bali dilaporkan telah
menyerang sebesar 553.000 wanita usia subur pada tahun 2010 atau 43/100.000
penduduk WUS. Berdasarkan AOGIN (2010) angka ini mengalami penigkatan
sebesar 0,89 % sejak tahun 2008.

19
Kanker serviks merupakan kanker terbanyak kedua di Indonesia yang
menyerang wanita dengan usia 15 – 44 tahun. Pada tahun 2012, diperkirakan
terdapat 20.928 kasus kanker serviks baru di Indonesia.

Mortalitas

Berdasarkan data WHO tahun 2012, diperkirakan sekitar 270.000 wanita


meninggal akibat kanker serviks. Lebih dari 85% kematian ini terjadi di negara
berkembang yang memiliki pendapatan sedang dan rendah.

Di Indonesia sendiri, kanker serviks merupakan penyebab kematian kanker


wanita terbanyak kedua dan diperkirakan terdapat 9.498 kematian yang
disebabkan oleh kanker serviks setiap tahunnya. Hal ini disebabkan oleh
keterbatasan skrining di negara berkembang sehingga kanker serviks sering tidak
terdeteksi pada stadium awal ataupun pada stadium lesi pre kanker. Biasanya
penderita baru terdiagnosis kanker serviks setelah mengalami gejala kanker pada
stadium lanjut. Selain itu, terapi pada kanker serviks stadium akhir masih tidak
baik, sehingga menyebabkan angka kematian pada penderita kanker serviks
cukup tinggi.

Di negara maju, termasuk di Amerika Serikat, angka kematian akibat


kanker serviks dapat ditekan sampai 52% dengan melakukan program skrining
kanker serviks secara rutin dan melakukan terapi pada lesi pra kanker atau
kanker serviks stadium awal. Berdasarkan data CDC pada tahun 2014, terdapat
4.115 wanita yang meninggal akibat menderita kanker serviks di Amerika
Serikat.

2.8 Pencegahan/Penanganan Kanker


Di Indonesia sendiri yang kaya akan keanekaragaman hayati, riset tanaman
yang berpotensi anti kanker, seperti: keladi tikus, temulawak, temu putih, dll sangat
menjanjikan. David Porter, onkolog dari University of Pennsylvania Medical Center
di Philadelphia, melaporkan pertama kali setelah upaya 20 tahun terapi sel GM

20
modifikasi gen sel-T berhasil menghancurkan tumor kanker leukemia. Menemukan
cara untuk memprediksi tumor yang akan menyebar menjadi salah satu target paling
penting dalam penelitian kanker.

Pencegahan kanker didefinisikan sebagai usaha aktif untuk mengurangi risiko


terjadinya kanker. Mayoritas dari kasus kanker dikarenakan faktor-faktor risiko
lingkungan, dan banyak, tetapi tidak semuanya, faktor-faktor risiko lingkungan
tersebut adalah pilihan gaya hidup yang dapat dikendalikan. Jadi, kanker dianggap
sebagai penyakit yang dapat dicegah. Lebih dari 30% kematian akibat kanker dapat
dicegah dengan menghindari: merokok, kelebihan berat badan / kegemukan, asupan
yang kurang, aktivitas fisik yang minimal, alkohol, penyakit menular seksual, dan
polusi udara. Tidak semua faktor lingkungan dapat dikendalikan, misalnya radiasi
matahari, dan kasus-kasus kanker karena faktor keturunan, oleh karenanya tidak
semua kasus kanker dapat dicegah.

a) Berhenti merokok dan jauhi asap rokok. Rokok mengandung zat kimia yang
membahayakan tubuh, salah satunya meningkatkan risiko penyakit kanker
paru, kanker mulut, kanker tenggorokan, kanker pankreas, dan jenis kanker
lainnya. Penelitian menyebutkan bahwa asap pembakaran rokok bersifat
karsinogenik (dapat memicu kanker). Artinya, zat kimia pada rokok dapat
menyebabkan peradangan yang dapat merusak DNA dalam sel tubuh sehingga
sel tidak berfungsi seperti seharusnya.
b) Jaga pola makan tetap sehat. Sel-sel dalam tubuh dapat bekerja dengan normal
karena asupan nutrisi dari makanan yang bergizi. Itulah sebabnya, jaga pola
makan akan menghindari dari penyakit kanker karena sel-sel tubuh terpelihara
dengan baik. Selain konsumsi buah dan sayur setiap hari, lengkapi dengan
biji-bijian dan kacang-kacangan. da beberapa makanan menurut studi yang
punya potensi sebagai pencegah kanker, seperti nanas, teh hijau, kacang
kedelai dan bawang putih. Kemudian, studi terbaru juga menunjukkan bahwa

21
konsumsi kedelai dalam jumlah sedang dapat meningkatkan kualitas hidup
orang yang mengonsumsinya, termasuk pasien kanker.
c) Batasi makanan tinggi kalori, lemak, dan pengolahan dibakar. Jenis makanan
ini cenderung membuat berat badan naik dan obesitas. Obesitas sendiri dapat
meningkatkan risiko berbagai jenis kanker karena menyebabkan peradangan
dan memicu sel-sel tubuh menjadi abnormal. Lebih baik gunakan minyak
yang baik untuk memasak, seperti minyak zaitun. Cara menyajikan daging
atau makanan dengan proses pembakaran, sebaiknya tidak terlalu sering.
Cobalah lebih sering menyajikan makanan dengan proses mengolah tumis,
kukus, atau rebus.
d) Lakukan Vaksinasi. Penyakit kanker hati berisiko tinggi terjadi pada orang
yang terinfeksi virus hepatitis B. Selain itu, vaksin HPV juga dapat diberikan
pada anak perempuan usia 11 tahun dan laki-laki usia 12 tahun. Vaksin HPV
mencegah infeksi human papillomavirus yang biasanya ditularkan secara
seksual dan dapat menyebabkan kanker serviks dan kanker sel skuamosa pada
kepala dan leher.
e) Hindari paparan sinar matahari berlebih. Paparan sinar ultraviolet dari
matahari dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker kulit. Oleh karena itu,
gunakanlah pakaian tertutup dan tapir surya saat beraktivitas di luar ruangan.
f) Gunakan masker di tempat yang penuh polusi udara. Asap kendaraan
bermotor, asap pabrik, asap pembakaran sampah, asap rokok, serta debu asbes
dapat menyebabkan kanker.
g) Hentikan konsumsi alkohol. Alkohol merupakan salah satu jenis minuman
yang termasuk dalam daftar karsinogenik. Ahli kesehatan menyimpulkan
bahwa ada berbagai efek alkohol dalam meningkatkan risiko kanker.
Kandungan etanol dalam alkohol kemungkinan besar dapat merusak DNA sel,
meningkatkan kadar estrogen dalam darah, dan mengganggu kemampuan
tubuh untuk memecah dan menyerap nutrisi.

22
h) Rajin berolahraga. Mempertahankan berat badan yang sehat diketahui
menurunkan risiko kanker prostat dan kanker ginjal.
i) Pertimbangkan untuk minum pil KB. Mencegah kanker untuk para wanita
bisa melalui pil KB. Studi menunjukkan bahwa terjadi penurunan risiko
kanker endometrium hingga 30% pada wanita yang menggunakan pil KB.
Risikonya juga berkurang pada kanker ovarium sebesar 30-50 persen dan
kanker kolorektal sebesar 15-20 persen. Walaupun begitu, tetap harus
konsultasi ke dokter sebelum menggunakan pil KB. Pasalnya, orang yang
berisiko tinggi terkena kanker payudara dan kanker serviks, lebih baik
menghindari penggunaan alat kontrasepsi ini.
j) Hindari hal-hal yang berisiko. Mencegah kanker bisa dengan menghindari
perilaku berisiko yang dapat menyebabkan infeksi dan pada akhirnya
meningkatkan risiko penyakit tersebut. Misalnya Terapkan praktek seks yang
aman (menggunakan kondom dan tidak bergonta-ganti pasangan), dan tidak
menggunakan jarum suntik secara bergantian.

Pencegahan kanker dengan CERDIK

Pada tahun 2014, lebih dari 1,5 juta orang Indonesia meninggal karena
penyakit kanker. Di Indonesia, jenis kanker yang menyebabkan kematian terbanyak
pada pria adalah kanker paru-paru, sedangkan jenis kanker penyebab kematian
terbanyak pada wanita adalah kanker payudara. Oleh karena itu, Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia menggalakkan program perilaku CERDIK untuk
mencegah kanker. Berikut adalah ini adalah kepanjangan dari CERDIK:

1) Cek kesehatan secara berkala.


Konsultasikan dengan dokter Anda untuk menjalani tes skrining kanker,
berdasarkan faktor risiko yang Anda miliki.
2) Enyahkan asap rokok.

23
Merokok dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai jenis kanker, terutama
kanker paru-paru.
3) Rajin aktivitas fisik
Rutin berolahraga selama setidaknya 30 menit setiap harinya.
4) Diet sehat dengan kalori seimbang
Perbanyak makan buah-buahan, sayuran, biji-bijian (misalnya gandum), dan
makanan yang kaya akan protein.
5) Istirahat yang cukup
Kurang tidur dapat meningkatkan risiko terkena kanker.
6) Kelola stres
Stres berlebih dan berkepanjangan dapat menyebabkan munculnya kanker.

2.9 Penanggulangan/Pengobatan Kanker


Jenis pengobatan yang akan dipilih dokter tergantung pada beberapa hal,
mulai dari jenis kanker, letak kanker, stadium kanker, kondisi kesehatan pasien secara
umum, hingga keinginan pasien.

Metode pengobatan kanker yang umum digunakan adalah sebagai berikut:

1) Kemoterapi
Kemoterapi dilakukan dengan memberikan obat-obatan untuk merusak sel
kanker. Kemotarapi merupakan perawatan yang menggunakan zat kimia
dengan intensitas kuat untuk membunuh sel yang bertumbuh cepat pada
tubuh. Kemoterapi paling sering digunakan sebagai metode pengobatan
kanker, karena sel penyakit ini berkembang lebih cepat dari sel normal dalam
tubuh. Obat-obatan kemoterapi dapat digunakan sendiri atau dikombinasikan
sebagai obat kanker. Kemoterapi adalah cara yang efektif untuk mengobati
banyak jenis penyakit ini, tetapi memiliki risiko efek samping yang juga harus
diwaspadai.

24
2) Operasi. Operasi bertujuan untuk mengangkat sel kanker dalam tubuh.
Prosedur operasi disesuaikan dengan tujuan, jumlah jaringan yang diangkat,
bagian tubuh yang membutuhkan operasi, dan kehendak pengidap kanker.
Operasi bisa mengobati kanker dengan cara mengangkat sel kanker,
menangkal pertumbuhan tumor, dan mengurangi gejala kanker. Namun,
operasi juga bisa menimbulkan efek samping berupa nyeri dan infeksi.
3) Radioterapi
Radioterapi dilakukan dengan menggunakan paparan radiasi untuk membunuh
sel-sel kanker. Radioterapi terdiri dua jenis, yaitu radiasi dari mesin yang
berada di luar tubuh (radioterapi eksternal) atau radiasi dari alat implan yang
dipasang di dalam tubuh (brakiterapi). Radioterapi adalah metode pengobatan
kanker yang mengandalkan radiasi dengan menggunakan gelombang energi
tinggi seperti, sinar-X, gama, proton, dan elektron untuk membunuh sel
kanker. Walaupun radioterapi merupakan metode pengobatan kanker yang
paling umum, tetapi terkadang terapi ini juga dipakai untuk mengobati pasien
yang tidak terkena penyakit ini, seperti tumor dan gangguan pada kelenjar
tiroid
4) Transplantasi sumsum tulang
Lewat prosedur ini, sumsum tulang penderita akan diganti dengan sumsum
tulang baru dari donor, agar dapat menghasilkan sel baru yang normal dan
bebas kanker.
5) Imunoterapi.
Prosedur ini dilakukan untuk membantu sistem imun melawan sel kanker.
Caranya dengan merangsang sistem imun menghentikan pertumbuhan sel
kanker dan memberikan zat khusus yang berfungsi sebagai sistem kekebalan
tubuh buatan (seperti protein imun). Jenis imunoterapi kanker adalah antibodi
monoklonal, vaksin kanker, dan terapi sel-T. Efek samping imunoterapi
berupa demam, mual, muntah, sakit kepala, nyeri sendi dan otot, sesak napas,
serta hipotensi atau hipertensi.

25
6) Terapi hormon
Terapi hormon banyak dilakukan pada kasus kanker prostat dan payudara.
Terapi hormon bekerja dengan cara mengecilkan sel tumor sebelum tindakan
operasi atau radiasi, mengurangi risiko sel kanker muncul kembali, dan
menghancurkan sel kanker. Efek samping yang dapat timbul adalah
penurunan gairah seksual, diare, mual, kelelahan, dan tulang rapuh.
7) Targeted drug therapy
Terapi ini dilakukan dengan memberikan obat-obatan yang mampu
menghambat mutasi genetik pada sel. Terapi target, adalah metode terapi
untuk mengobati kanker dengan menggunakan obat-obatan atau bahan kimia
lain untuk mengidentifikasi dan menyerang sel kanker secara spesifik tanpa
membunuh sel-sel normal. Terapi ini antara lain antibodi monoklonal,
penghambat tirosin kinase, dan penghambat cyclin-dependent kinase.
8) Terapi Radiasi.
Pengobatan ini menggunakan dosis radiasi tingkat tinggi untuk membunuh sel
kanker, mencegah kanker tumbuh kembali, dan menghambat pertumbuhan sel
kanker. Hal yang perlu diketahui adalah, terapi radiasi berpotensi merusak sel
sehat yang berada dekat pada sel kanker sehingga bicara pada dokter terlebih
dahulu sebelum memutuskan untuk terapi radiasi.

Pengobatan dilakukan untuk mengobati kanker dan memastikan pengidapnya


bisa hidup normal. Jika kanker yang dialami tidak bisa disembuhkan, ada pengobatan
yang dilakukan untuk menghambat perkembangan sel kanker dan mencegah
penyebaran sel kanker ke organ tubuh lain.

a) Pengobatan primer, bertujuan mengangkat atau menghancurkan sel kanker dalam


tubuh. Banyak penanganan medis yang dilakukan pada tipe pengobatan ini, tapi
sebagian besar kasus kanker diobati dengan operasi. Jika jenis kanker yang
dialami sensitif terhadap kemoterapi dan radiasi, tindakan operasi bisa menjadi
pilihan utama pengobatan kanker.

26
b) Terapi adjuvan, bertujuan menghancurkan sel kanker yang masih tersisa pada
pengobatan primer, sehingga mengurangi kemungkinan sel kanker tumbuh
kembali. Pengobatan ini terdiri dari kemoterapi, radiasi, dan terapi hormon.
c) Perawatan paliatif, bertujuan untuk mengurangi efek samping dari pengobatan
kanker. Jenis perawatan ini terdiri dari operasi, radiasi, kemoterapi, dan terapi
hormon.

27
BAB III
3.1 Host
Fsfdf fsdfdfsdf dst

3.2 Distribusi

Dari total data sejumlah 20.503 data dalam database Registrasi Kanker Berbasis
Rumah Sakit Dr Sardjito per Januari 2020, tercatat sejumlah 12.897 pasien (62.8%)
berjenis kelamin perempuan dan 7.609 (37.2%) pasien berjenis kelamin laki-laki,
dengan distribusi berdasarkan tahun diagnosis kanker seperti grafik diatas.

Data kanker tersebut kemudian dikelompokkan menurut diagnosis ICD-10 untuk


melihat distribusi dan profil diagnosis dengan proporsi terbesa

Berdasarkan data sementara diagnosis kanker tahun 2008-2015 dengan cakupan


aktivitas sebesar 62%, distribusi 10 diagnosis terbesar adalah kanker payudara
sebanyak 3.806 kasus, diikuti kanker serviks sebanyak 1.633 kasus, kanker kolorektal
sebanyak 1.544 kasus, kanker nasofaring sebanyak 1.276 kasus, kanker ovarium
sebanyak 1.229 kasus, non-hodgkin limfoma sebanyak 1.216 kasus, limfoma Non-

28
Hodgkin sebanyak 1.216 kasus, kanker paru sebanyak 799 kasus, leukemia myeloid
sebanyak 748 kasus, limfoid leukemia sebanyak 683 kasus, dan kanker tiroid
sebanyak 637 kasus

Distribution of Cancer Cases by Year of Diagnosis


(2008-2017)
2500

2000

1500

1000

500

0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Male Female Column1

29
Sumber : Dr Sardjito Hospital Based Cancer Registry. Collection period August
2016 – December 2019

3.3 Frekuensi
Fsdf fsdfdsf dlldnndf

30
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Kesimpulannya

4.2 Saran
Jadi

31
DAFTAR PUSTAKA
Adhi, Irawan Sapto Adhi. 2020. "Kenali 5 Faktor Risiko Kanker Sebelum
Terlambat".
https://health.kompas.com/read/2020/02/04/102900368/kenali-5-faktor-
risiko-kanker-sebelum-terlambat?page=all, diakses pada 08 November
2021.

Anggraini, Ariska Puspita. 2020. "8 Tanda Awal Kanker yang Harus Diwaspadai",
https://health.kompas.com/read/2020/08/03/150400168/8-tanda-awal-
kanker-yang-harus-diwaspadai?page=all#page2, diakses pada 08
November 2021.

Aprilia, Fitrina. 2019. Kanker, https://www.halodoc.com/kesehatan/kanker, diakses


pada 09 November 2021.

Dewi, Alfita. 2017. FAKTOR RISIKO PENYAKIT KANKER PAYUDARA DI


WILAYAH ASIA (Dengan Pendekatan Studi Meta Analisis). Masters
thesis, Universitas Andalas. http://scholar.unand.ac.id/26513/2/Bab
%201%20Watermark.pdf, diakses pada 09 November 2021.

Dosan, Ricky. Kanker Paru. https://www.alomedika.com/penyakit/onkologi/kanker-


paru/epidemiologi, diakses pada 09 November 2021.

Halodoc, Redaksi. 2019. "ni Metode Pengobatan untuk Pengidap Kanker",


https://www.halodoc.com/artikel/ini-metode-pengobatan-untuk-
pengidap-kanker, diakses pada 09 November 2021.

Jember, Universitas. 2015. Epidemiologi Kanker.


https://www.slideshare.net/viiergieelgStrezzzzzzz/kanker-fix, diakses
pada 09 November 2021.

32
Kanker. http://p2k.unhamzah.ac.id/id3/2-3073-2970/Penyakit-Kanker_32641_p2k-
unhamzah.html, diakses pada 09 November 2021.

Kemkes, P2PTM. 2019. "Apa itu Kanker?", http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-


p2ptm/penyakit-kanker-dan-kelainan-darah/apa-itu-kanker, diakses pada
08 November 2021.

Levani, Yelvi. Epidemiologi Kanker Serviks.


https://www.alomedika.com/penyakit/obstetrik-dan-ginekologi/kanker-
serviks/epidemiologi, , diakses pada 09 November 2021.

Rasjidi, Imam. 2009. Epidemiologi Kanker Serviks.


https://www.indonesianjournalofcancer.or.id/e-
journal/index.php/ijoc/article/view/123, , diakses pada 09 November
2021.

RISYA, AHRIYASNA. 2016. PERBEDAAN ASUPAN ZAT GIZI PENDERITA


KANKER PAYUDARA DENGAN TIDAK PENDERITA KANKER
PAYUDARA PADA WANITA DI POLI BEDAH RSUD Dr.
ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI TAHUN 2016. Diploma
thesis, UNIVERSITAS ANDALAS.
http://scholar.unand.ac.id/12445/2/BAB%20I.pdf, diakses pada 09
November 2021.

Seht, Hello. "8 Cara Ampuh untuk Mencegah Penyakit Kanker",


https://hellosehat.com/kanker/pencegahan-kanker/, diakses pada 09
November 2021.

Willy, Tjin. 2019. Kanker. https://www.alodokter.com/penyakit-kanker, diakses


pada 09 November 2021.

Wkipedia. Kanker. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kanker, diakses pada 09


November 2021.

33

Anda mungkin juga menyukai