NAMA : RESFIANTI
NIM : A1C219102
KELAS : B
2019
KEWIRAUSAHAAN
Dorongan merintis usaha pada dasarnya sering kita rasakan sehari-hari. Tuntutan kehidupan
membuat kita berpikir keras bagaimana caranya untuk mencapai kesejahteraan hidup tanpa harus
membebani orang lain. Di Amerika ada budaya keinginan seseorang untuk menjadi bos sendiri,
memiliki peluang individual, menjadi sukses dan menghimpun kekayaan, ini semua merupakan
aspek yang utama dalam mendorong berdirinya kegiatan kewirausahaan.
Di lingkungan Silicon Valley banyak dijumpai ratusan perusahaan kebanyakan bergerak dalam
bidang komputer dan elektronik yang selalu menghasilkan produk-produk baru. Mereka bersaing
secara rutin, dan kondisi mereka selalu stabil, mereka tidak terorganisasi dalam alam birokrasi.
An adhocracy ia an organization in which tehre are few specialized jobs and title required
adherence to the chain of command. Organization charts are usually avoided. Decision making
is decentralized. In these firms there is usually a set of common beliefs and a sense of common
purpose-a “culture.” This culture helps hold the employees together and helps ensure that the
work of the firm is done effectively. (schoell, 1993:235)
Situasi organisasi semacam ini oleh para ahli diistilahkan dengan ‘adhocracy’ sebagai lawan
dari birokrasi. Ada pekerjaan spesialis, sedikit ikatan komando, tidak ada struktur organisasi
yang jelas. Pengambilan keputusan bersifat desentralisasi. Mereka memiliki budaya kerja
tinggi, saling percaya, penuh keyakinan. Semua ini membuat pekerjaan sangat efektif.
Pendidikan formal dan pengalaman bisnis kecil-kecilan yang dimiliki oleh seseorang dapat
menjadi potensi utama menjadi wirausaha yang berhasil. Oleh sebab itu dikatakan entrepreneur
are not born-they develop. (Hisrich-Peters, 1995)
A.Lingkungan Keluarga Semasa Kecil. Ini dilihat dari anak nomor berapa, orang tua, pekerjaan,
dan status sosial. Misalnya, para eksekutif muda cenderung berasal dari anak nomor satu dari
sekian bersaudara, mereka ini memperoleh perhatian istimewa sewaktu kecil, dan self
confidencenya tinggi.
.b.Pendidikan. Banyak orang mengatakan bahwa tingkat pendidikan para wirausaha , agak
rendah dibandingkan dengan rata-rata populasi masyarakat. Namun ini tidak begitu signifikan,
karena tingkat pendidikan juga penting bagi wirausaha, terutama dalam menjaga kontuinitas
usahanya dan mengatasi segala masalah yang dihadapi diperlukan tingkat pendidikan yang
memadai.
C.Nilai-nilai (values) Personal. Dari segi personal values agak sulit membedakan keberhasilan
seorang pengusaha dengan pengusaha gagal. Namun menurut Hisrich ada value yang bersifat
umum yang dapat diamati sebagai karakteristik keberhasilan dalam berwirausaha yaitu:
Wanita pengusaha bertumbuh sangat pesat di Amerika, terutama di segmen bisnis kecil. Wanita
membuka bisnis dua kali lipat banyaknya dari pria. Pada saat ini wanita memiliki sepertiga dari
semua bentuk bisnis, dan diharapkan akan bertumbuh menjdi 50% wanita pengusaha pada tahun
2000. kebanyakan sekarang ini 80 % wanita menggeluti bidang retailing dan jasa pelayanan.
Sedangkan pria menjalankan banyak usaha pabrik, konstruksi, transportasi, dan pertambangan.
(Zimmer & Scarborough, 1996:9)
- Wanita pengusaha dimotivasi untuk membuka bisnis karena ingin berprestasi dan adanya
frustasi dalam pekerjaan sebelumnya. Dia merasa terkekang tidak dapat menampilkan
kebolehannya dan mengembangkan bakat-bakat yang ada pada dirinya.
- Dalam hal permodalan dalam bisnis pria pengusaha lebih leluasa memperoleh sumber
modal sedangkan wanita pengusaha memperoleh sumber modal dari tabungan, harta
pribadi, dan pinjaman pribadi. Agak sulit wanita pengusaha memperoleh pinjaman
perbankan dibandingkan kaum pria.
- Usia memulai usaha pria rata-rata umur 25-35, sedangkan wanita di Amerika berusia 35-
45.
- Kerabat yang menunjang pada pengusaha wanita adalah keluarganya, suami, organisasi
wanita dan kelompol-kelompok sepergaulannya.
- Bentuk bisnis yang dibuka pada pria pengusaha lebih banyak ragamnya akan tetapi pada
wanita pengusaha kebanyakan berhubungan dengan bisnis jasa, pendidikan, konsultan,
dan public relations.
INTRAPRENEURSHIP
Suasana perusahaan yang lebih leluasa, ceria, bebas terkendali, membuka peluang bagi
orang-orang kreatif mengembangkan talenta, kemampuan daya pikir dan daya ciptanya.
Mereka bisa mengembangkan secara bertanggung jawab apa yang diinginkan yang
dianggap baik yang mengarah kepada hal-hal yang positif sehingga menguntungkan bagi
perusahaan. Jika kesempatan ini tidak terbuka pada sebuah perusahaan maka bagi
seseorang yang kreatif, mereka akan merasa terkekang, akhirnya cenderung tidak
produktif dan frustasi. Hisrich menyatakan : Intrapreneurship is one method stimulating
and then capitalizing on individuals is an organization who think that something can be
done differently and better. Jadi ini merupakan satu metode mendorong serta memberikan
fasilitas, membuka kesempatan bagi sesorang dalam organisasi untuk menciptakan,
mengerjakan sesuatu yang beda dari yang lain secara lebih baik dan bertanggung jawab.
Terbukanya peluang semacam ini sangat menjanjikan satu kemajuan bagi sebuah
perusahaan karena munculnya kreatifitas, inovasi.
• Harus mengikuti peraturan secara ketat, sesuai dengan yang telah digariskan.
Kondisi persyaratan ketat seperti ini sangat tidak kondusif munculnya kreatifitas, fleksibilitas,
independensi dan keberanian karyawan.
• Ada pemberian hadiah untuk pemikiran dan kegiatan yang positif seperti pengajuan usul,
eksperimen, pengembangan ide, dan tanggung jawab.
Ada lagi perbedaan dalam values norms yang berlaku. Dalam organisasi tradisional,
organisasinya bersifat hirarkis, prosedur standar, sistem pelaporan baku, ada garis lini dan
tanggungjawab, ada instruksi, wewenang, sistem kontrol. Dalam budaya organisasi
intrapreneur dijumpai situasi yang berbeda (sebaliknya ) struktur organisasi bersifat flat,
mengembang ke samping bukan ke atas hirarkis, ada jaringan kerja, ada kelompok kerja,
ada mentor, hubungan dekat satu sama lain, iklim kerja tidak kaku, saling percaya,
banyak pemikiran dan usul, sehingga terjadi cross-fertilization of ideas (saling memupuk,
saling bantu sesama karyawan dalam mengembangkan ide).
1. Adanya penerapan teknologi dalam organisasi yang dapat membangkitkan keberanian, dan
menunjang ide-ide baru, sehingga karyawan tidak jadi penakut
2. Terbuka peluang eksperimen, tidak takut pada kegiatan trial and error. Biasanya untuk
mendapatkan produk baru, ditempuh beberapa kegagalan, sampai memperoleh bentuk produk
baru yang sempurna, ini memakan waktu, berevolusi
4. Harus tersedia dana yang cukup untuk melakukan kebebasan pengembangan ide.
6. Spirit intrapreneurship tidak berdasarkan pada perseorangan, tapi atas dasar sukarela dan
sistem hadiah. Hadiah perlu diberikan untuk semua energi, usaha yang dikeluarkan untuk
penciptaan yang baru.
7. Akhirnya aktivitas spirit ini harus mendapat support dari top management baik secara fisik
maupun dalam bentuk finansial.
Ciri-ciri Watak
- optimisme
- enerjik
- penuh inisiatif
- kreatif
- fleksibel
- banyak sumber
- serba bisa
- mengetahui banyak
- perseptif
MOTIVASI KEWIRAUSAHAAN
DAN KEPEMIMPINAN
MOTIVASI ?
1. Terpuaskannya kebutuhan
1.kebutuhan hidup
2.kenyataan hidup
Kebutuhan hidup
1. Kebutuhan fisiologis
3. Kebutuhan sosial
david mc clelland :
1. Kebutuhan persahabatan
2. Kebutuhan memiliki kekuasaan
3. Kebutuhan berprestasi
frederick herzberg :
(teori motivasi pemeliharaan atau teori higienis):
1.kebutuhan bekerja dan berprestasi
2.kebutuhan pengakuan dan status
3.kebutuhan hubungan antar pribadi
4.kebutuhan kepastian kerja
5.kebutuhan kondisi kerja,kehidupan
pribadi,gaji.
Kepemimpinan adalah :
proses mengarahkan perilaku orang lain ke arah pencapaian suatu tujuan tertentu sehingga
bertindak dengan cara tertentu atau mengikuti arah tertentu.
3 faktor atau kekuatan utama yang mempengaruhi penentuan wirausahawan tentang perilaku
kepemimpinan mana yang akan digunakan untuk membuat keputusan adalah :
Suatu seni dan ilmu yang menyelenggarakan aktivitas suatu organisasi/individu melalui
p-o-a-c untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu dari organisasi/individu tersebut
Untuk menggerakkan manajemen perlu diikuti motivasi oleh setiap individu dari mulai pimpinan
sampai bawahan untuk melaksanakan aktivitas
Seorang wirausahawan dalam hal manajemen dituntut memiliki 4 macam keterampilan (skills) :
1.conceptual skill
2.human skill
3.administrative skills
4.technologycal skills
Conceptual skill
kemampuan mental untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan seluruh kepentingan dan
kegiatan organisasi
human skill
kemampuan untuk bekerjasama yang serasi, memahami dan memotivasi orang lain, baik secara
individual maupun kelompok
administrative skills
seluruh keterampilan yang berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian,penyusunan
kepegawaian (personalia), dan pengawasan
technologycal skills
kemampuan untuk menggunakan peralatan-peralatan,prosedur-prosedur, atau teknik-teknik dari
suatu bidang tertentu seperti produksi, akuntansi, permesinan,penjualan,promosi dan sebagainya.