Anda di halaman 1dari 7

MODUL BELAJAR SISWA

TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Disusun oleh
Nama Guru : Mustofa,S.Pd.Gr.
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Kompetensi Keahlian : X TKJ

YAYASAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ASSALAFIYAH


SMK SALAFIYAH PLUMBON
Jl. Kisabalanang Bodesari Kec. Plumbon Kab. Cirebon Kode Pos 45155
Telp(0231) 324 372 E-mail : smksalafiyahplumbon71@gmail.com
PENGUKURAN

A. Besaran dan Satuan


Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka, serta diikuti dengan satuan.
Sementara itu, satuan adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyatakan hasil pengukuran atau pembanding
dalam suatu pengukuran tertentu.
Contohnya, Pak Agus menjual beras. Beliau mengukurnya menggunakan genggam. Genggam merupakan satuan yang
digunakan untuk mengukur besaran beras, yaitu massa. Berbeda dengan Pak Agus, Bu Hartini juga menjual beras.
Bedanya, beliau menggunakan timbangan kilogram. Keduanya mengukur besaran yang sama, yaitu massa beras. Tapi,
Pak Agus dan Bu Hartini menggunakan satuan yang berbeda, yaitu genggam dan kilogram.
Dalam fisika, besaran dibagi menjadi besaran pokok dan besaran turunan.

1. Besaran Pokok
Besaran pokok merupakan besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan bukan turunan
dari besaran lain. Tujuh besaran pokok yang diketahui adalah massa, panjang, waktu, jumlah molekul zat, kuat
arus, intensitas cahaya, dan suhu. Besaran dan satuannya bisa kita baca pada tabel di bawah ini.

2. Besaran Turunan
Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari besaran pokok. Beberapa contohnya
yang sering kita gunakan adalah kecepatan. Kecepatan kita dapatkan dari dua besaran pokok, yaitu panjang dan
waktu. Satuan dari besaran turunan kita kenal sebagai satuan turunan.
Sebagai kombinasi atau turunan dari besaran pokok, tentu ada banyak besaran turunan yang kita dapatkan. Tapi,
beberapa contohnya dapat kita lihat pada tabel di bawah ini.

B. Aturan Angka Penting


Hasil pengukuran berupa angka-angka atau disebut sebagai hasil numerik selalu merupakan nilai pendekatan. Menurut
kelaziman hasil pengukuran sebuah benda mengandung arti bahwa bilangan yang menyatakan hasil pengukuran
tersebut. Jika sebuah tongkat panjangnya ditulis 15,7 centimeter. Secara umum panjang batang tersebut telah diukur
sampai dengan perpuluhan centimeter dan nilai eksaknya terletak di antara 15,65 cm hingga 15,75 cm.
Seandainya pengukuran panjang tongkat tersebut dinyatakan sebagai 15,70 cm berarti pengukuran tongkat telah
dilakukan hingga ketelitian ratusan centimeter.
Pada 15,7 cm maka terdapat 3 angka yang penting sebagai hasil pengukuran. Pada pelaporan hasil pengukuran 15,70
cm berarti terdapat 4 angka yang penting sebagai hasil pengukuran. Dengan demikian angka penting adalah angka
hasil pengukuran atau angka yang diketahui dengan “cukup baik” berdasarkan keandalan alat ukur yang dipakai.
Misalnya dilaporkan hasil pengukuran massa sebuah benda 5,4628 gram dapat dinyatakan bahwa hasil pengukuran
tersebut memiliki 5 angka penting.
Berikut aturan angka penting yang umum  :
1. Angka yang bukan nol adalah angka penting,
misal : 14569 = 5 angka penting, 2546 = 4 angka penting
2. Angka nol di sebelah kanan tanda desimal dan tidak diapit bukan angka nol bukan angka penting,
misal : 25,00 = 2 angka penting
25,000 = 2 angka penting
2500 = 4 angka penting ( mengapa ? sebab tidak ada tanda desimalnya)
2500,00 = 4 angka penting
3. Angka nol yang terletak di sebelah kiri angka bukan nol atau setelah tanda desimal bukan angka penting.
Misal : 0,00556 = 3 angka penting
0,035005 = 5 angka penting (karena angka nol diapit oleh angka bukan nol)
0,00006500 = 4 angka penting
4. Angka nol yang berada di antara angka bukan nol termasuk angka penting. Misal : 0,005006 = 4 angka penting
5. Penjumlahan dan Pengurangan.
Hasil penjumlahan atau pengurangan, angka penting hanya boleh memiliki satu angka yang ditaksir.
Contoh:
A. 245,320 kg → 0 adalah angka taksiran.
74,4 kg → 4 adalah angka taksiran.
----------- +
319,620 kg
Penulisan hasil penjumlahan yang benar adalah 319,6 kg.

B. 32,4673 m → 3 adalah angka taksiran


563,32 m → 2 adalah angka taksiran
---------- +
595,7873 m
Penulisan hasil penjumlahan yang benar adalah 595,79 m (dilakukan pembulatan).

C. 643,36 mm → 6 adalah angka taksiran


432,678 mm → 8 adalah angka taksiran
----------- -
210,682 mm
Penulisan hasil pengurangan yang benar adalah 210,68 mm.

D. 54,3 km → 3 adalah angka taksiran.


26,157 km → 7 adalah angka taksiran.
--------- -
28,143 km
Penulisan hasil pengurangan yang benar adalah 28,1 km.

6. Perkalian dan Pembagian


Hasil perkalian atau pembagian hanya boleh memiliki angka penting sebanyak bilangan yang memiliki angka penting
paling sedikit.
Contoh:

A. 0,6732 m → 4 angka penting


4,43 m → 3 angka penting
--------- x
2,982276 m
Karena angka penting paling sedikit adalah 3 angka penting, maka hasil perkalian harus memiliki 3 angka penting.
Penulisan yang benar adalah 2,98 m → 3 angka penting.

B. 3,45600 g → 6 angka penting


6000 g → 3 angka penting
-------- x
20736 g
Karena angka penting paling sedikit adalah 3 angka penting, maka hasil perkalian harus memiliki 3 angka penting.
Penulisan yang benar adalah 20700

C. 630000 m → 6 angka penting


700 s → 1 angka penting
-------- :
900 m/s
Karena angka penting paling sedikit adalah 1 angka penting, maka hasil pembagian harus memiliki 1 angka penting.
Penulisan yang benar adalah 900 m/s.

D. 0,8864 kg → 4 angka penting


0,32 m3 → 2 angka penting
--------- :
2,77 kg/m3
Penulisan yang benar adalah 2,8 kg/m3.

Perkalian atau pebagian angka penting dengan angka eksak.


Hasil perkalian atau pembagian antara angka penting dengan angka eksak maupun sebaliknya, memiliki banyak angka
penting sebanyak jumlah angka penting yang ada.
contoh;

A. 6,75 m → 3 angka penting


23 → (eksak)
------ x
155,25 m
Karena ada 3 angka penting, maka hasil kali haruslah memiliki 3 angka penting. Penulisan yang benar adalah 155 m.

B. 0,6532 km → 4 angka penting


46 → (eksak)
--------- :
0,0142 km
Karena ada 4 angka penting, maka hasil bagi haruslah memiliki 4 angka penting. Penulisan yang benar adalah 0,01420
km.

7. Batasan jumlah angka penting bergantung dengan tanda yang diberikan pada urutan angka dimaksud. Misal : 1256= 4
angka penting
1256 = 3 angka penting (garis bawah di bawah angka 5) atau
dituliskan seperti 1256 = 3 angka penting (angka 5 dipertebal) 

C. Macam Alat Ukur 


Jenis-jenis atau macam alat ukur umumnya digolongkan menjadi beberapa jenis, seperti alat ukur panjang, alat ukur
massa, zat, alat ukur kuat arus dan lain sebagainya. 
 Alat Ukur Panjang, Penggaris atau Mistar, Meteran, Jangka sorong dan Mikrometer Sekrup
 Alat Ukur Massa Neraca (timbangan) sama lengan, Neraca lengan gantung, Neraca Ohauss atau timbangan tiga
lengan,  Neraca pegas atau Dinamometer dan timbangan digital
 Alat Ukur Waktu Jam, Stopwatch dll.

1. Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat untuk mengukur panjang atau ketebalan suatu benda dengan tingkat ketelitian mencapai
0,1 mm. Jadi, alat yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Vernier Caliper ini lebih terperinci hasil
pengukurannya dibandingkan penggaris atau mistar biasa. Dalam penggunaannya, alat ukur ini banyak dipakai
untuk mengukur besaran panjang, ketebalan benda serta diameter luar dan dalam sebuah benda, serta juga
mengukur kedalaman.
Contoh perhitungan jangka sorong

2. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup adalah alat pengukuran yang terdiri dari sekrup terkalibrasi dan memiliki tingkat
kepresisian 0.01 mm (10 -5 m). Alat ini ditemukan pertama kali oleh Willaim Gascoigne pada abad ke-17 karena
dibutuhkan alat yang lebih presisi dari jangka sorong. Penggunaan pertamanya adalah untuk mengukur jarak sudut
antar bintang-bintang dan ukuran benda-benda luar angkasa dari teleskop.
Meskipun mengandung kata “mikro”, alat ini tidak tepat digunakan untuk menghitung benda dengan
skala mikrometer. Kata “mikro” pada alat ini diambil dari Bahasa Yunani micros yang berarti “kecil”, bukan skala
mikro yang berarti 10-6.
Bagian-bagian Mikrometer Sekrup

Contoh Perhitungan mikrometer sekrup

d= Skala utama+ Skala nonius


Skala utama= 3,5 mm
Skala nonius= 20 x 0,01=0,2 mm
d= 3,5 mm + 0,2 mm = 3,7 mm
LATIHAN
1. Tentukan banyaknya angka penting yang terdapat dalam bilangan berikut
a. 430,5 M
b. 56,892 gr
c. 35.000 gr
d. 0,0003 kg

2. Perhatikan gambar di bawah ini!

Hasil pengukuran tebal sebuah buku fisika menggunakan jangka sorong seperti diperlihatkan pada gambar di atas
adalah ….
A. 2,76 cm
B. 2,95 cm
C. 3,25 cm
D. 3,16 cm
E. 3,27 cm
3. Perhatikan gambar pengukuran menggunakan diameter koin menggunakan jangka sorong di bawah ini!

Hasil pengukuran diameter koin menggunakan jangka sorong di atas adalah ….


A. 2,03 cm
B. 2,08 cm
C. 2,11 cm
D. 2,23 cm
E. 2,28 cm
4. Perhatikan gambar mikrometer sekrup berikut ini!

Besar pengukurannya adalah ….


A. 2,93 mm
B. 3,27 mm
C. 3,48 mm
D. 3,77 mm
E. 4,26 mm
5. Perhatikan gambar mikrometer sekrup berikut ini.

Besar pengukurannya adalah ….


A. 3,22 mm
B. 3,53 mm
C. 3,86 mm
D. 4,17 mm
E. 4,26 mm

Anda mungkin juga menyukai