Anda di halaman 1dari 5

Keperawatan kritis merupakan salah satu spesialisasi di bidang keperawatan yang secara khusus menangani

respon manusia terhadap masalah yang mengancam kehidupan. Secara keilmuan perawatan kritis fokus pada

penyakit yang kritis atau pasien yang tidak stabil. Untuk pasien yang kritis, pernyataan penting yang harus

dipahami perawat ialah “waktu adalah vital”. Asuhan keperawatan kritis mencakup diagnosis dan

penatalaksanaan respon manusia terhadap penyakit aktual atau potensial yang mengancam kehidupan. Lingkup

praktik asuhan keperawatan kritis didefinisikan dengan interaksi perawat kritis, pasien dengan penyakit kritis,

dan lingkungan yang memberikan sumber-sumber adekuat untuk pemberian perawatan.

Prinsip keperawatan kritis

Pasien kritis adalah pasien dengan perburukan patofisiologi yang cepat yang dapat menyebabkan kematian.

Ruangan untuk mengatasi pasien kritis di rumah sakit terdiri dari: Unit Gawat Darurat (UGD) dimana pasien

diatasi untuk pertama kali, unit perawatan intensif (ICU) adalah bagian untuk mengatasi keadaan kritis

sedangkan bagian yang lebih memusatkan perhatian pada penyumbatan dan penyempitan pembuluh darah

koroner yang disebut unit perawatan intensif koroner Intensive Care Coronary Unit (ICCU).UGD, ICU, maupun

ICCU adalah unit perawatan pasien kritis dimana perburukan patofisiologi dapat terjadi secara cepat yang dapat

berakhir dengan kematian.

1. Mengenali ciri-ciri dengan cepat dan penatalaksanaan dini yang sesuai pada pasien beresiko kritis atau pasien

yang berada dalam keadaan kritis dapat membantu mencegah perburukan lebih lanjut dan memaksimalkan

peluang untuk sembuh (Gwinnutt, 2006 dalam Jevon dan Ewens, 2009)

2. Comprehensive Critical Care Department of Health-Inggris merekomendasikan untuk memberikan perawatan

kritis sesuai filosofi perawatan kritis tanpa batas (critical care without wall), yaitu kebutuhan pasien kritis harus

dipenuhi di manapun pasien tersebut secara fisik berada di dalam rumah sakit (Jevon dan Ewens, 2009).

3. Pasien kritis memerlukan pencatatan medis yang berkesinambungan dan monitoring penilaian setiap tindakan

yang dilakukan.Dengan demikian pasien kritis erat kaitannya dengan perawatan intensif oleh karena dengan

cepat dapat dipantau perubahan fisiologis yang terjadi atau terjadinya penurunan fungsi organ-organ tubuh

lainnya (Rab, 2007).

Peran perawat dalam perawatan kritis

1.    Menghormati dan mendukung hak pasien atau pengganti pasien yang ditunjuk untuk pengambilan keputusan

otonom.
2.    Ikut membantu pasien/ keluarga ketika dibutuhkan demi kepentingan pasien.

3.    Membantu pasien mendapatkan perawatan yang diperlukan.

4.    Menghormati nilai-nilai, keyakinan dan hak-hak pasien.

5.    Menyediakan pendidikan dan dukungan untuk membantu pasien atau keluarga dalam membuat keputusan.

6.   Mendukung keputusan dari pasien atau keluarga yang tentang pelayanan keperawatan yang akan diberikan

ataupun proses perpindahan transfer ke RS lain yang memiliki kualitas yang sama.

7. Melakukan bimbingan spriritual untuk dan keluarga dalam situasi yang memerlukan tindakan segera.

8.    Memantau danmenjaga kualitas perawatan pasien

9.  Bertindak sebagai penghubung antara pasien, keluarga pasien dan profesional kesehatan lainnya.

Triage

a. Exigent,pasien yang tergolong dalam keadaan gawat darurat 1 dan memerlukan pertolongan segera. Yang

termasuk dalam kelompok ini dalah pasien dengan obstruksi jalan nafas, fibrilasi ventrikel, ventrikel takikardi

dan cardiac arest.

b.    Emergent,yang disebut juga dengan gawat darurat 2 yang memerlukan pertolongan secepat mungkin dalam

beberapa menit. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah miocard infark, aritmia yang tidak stabil dan

pneumothoraks.

c.    Urgent,yang termasuk kedalam gawat darurat 3. Dimana waktu pertolongan yang dilakukan lebih panjang

dari gawat darurat 2 akantetapi tetap memerlukan pertolongan yang cepat oleh karena dapat mengancam

kehidupan, yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah ekstraserbasi asma, perdarahan gastrointestinal dan

keracunan.

d.    Minor atau non urgent, yang termasuk ke dalam gawat darurat 4, semua penyakit yang tergolong kedalam

yang tidak mengancam kehidupan.

Respon individu dan keluarga terhadap

pengalaman keperawatan kritis

Penyakit kritis adalah kejadian dramatis emosional yang dialami pasien dan keluarganya. Untuk beberapa situasi

tertentu persiapan dari segi psikologis perlu dilakukan.

Perawat kritis berada di posisi yang paling tepat untuk memahami kondisi yang dialami pasien dan keluarganya

dan membantu mereka untuk beradaptasi dengan situasi yang ada. 

Gejala fisik dari penyakit kritis yang mengancam jiwa, seperti nyeri tingkat akhir atau perdarahan biasanya
disertai dengan respon psikologis dari pasien dan keluarganya, seperti:

Cemas

Takut

Panik

Marah

Perasaan Bersalah

Distres Spiritual

Ada beberapa contoh askep keperwatan kritis yaitu :

1. Askep cardiac arrest/henti jantung

Henti jantung (cardiac arrest) adalah penghentian tiba-tiba fungsi pemompaan jantung dan hilangnya tekanan

darah arteri. Saat terjadinya serangan jantung, penghantaran oksigen dan pengeluaran karbon dioksida terhenti,

metabolisme sel jaringan menjadi anaerobik, sehingga asidosis metabolik dan respiratorik terjadi. Etiologi

cardiac arrest :

Gangguan kelistrikan jantung

Sindrom bayi mati mendadak atau SIDS

( sudden infant death syndrome)

Penyakit pernafasan

Sumbatan pada saluran pernafasan, termasuk aspirasi benda asing misalnya tersedak

Tenggelam

Sepsis

Penyakit neurologis

Penyakit jantung bawaan (kongestive)

Patofisiologi cardiac arrest tergantung dari etiologi yang mendasarinya. Beberapa sebab dapat menyebabkan

ritme denyut jantung menjadi tidak normal, dan keadaan ini sering disebut aritmia. Selama aritmia, jantung dapat

menjadi berdenyut terlalu cepat atau terlalu lambat atau berhenti berdenyut. Empat macam ritme yang dapat

menyebabkan pulseless cardiac arrest yaitu ventricular fibrillation (VF), Rapid ventricular tachycardia (VT),

Pulseless Electrical Activity (PEA) dan asistol (American Heart Association (AHA). Kematian akibat henti

jantung paling banyak disebabkan oleh ventricular fibrilasi dimana terjadi pola eksitasi quasi periodik pada

ventrikal dan menyebabkan jantung kehilangan kemampuan untuk memompa darah secara adekuat. Resusitasi

Jantung paru (RJP)

CPR atau yang lebih dikenal dengan istilah resusitasi jantung paru (RJP) merupakan upaya yang dilakukan
terhadap korban atau penderita yang sedang berada dalam kondisi gawat atau kritis untuk mengembalikan nafas

dan sirkulasi spontan. RJP terdiri atas bantuan hidup dasar (BHD) dan bantuan hidup lanjutan (BHL). Diagnosa

keperawatan prioritas yg biasa di ambil yaitu :

1. Gangguan pertukaran gas b/d pola pernafasan abnormal

2. Penurunan curah jantung b/d perubahan afterload

2. Asuhan keperawatan infark miokardium

Infark miokard akut (IMA) adalah keadaan dimana suplai darah suatu bagian jantung terhenti sehingga sel otot

jantung mengalami kematian.Penyebab IMA paling sering adalah oklusi lengkap atau hampir lengkap dari arteri

koroner, biasanya dipicu oleh ruptur plak aterosklerosis yang rentan dan diikuti oleh pembentukan trombus.

Ruptur plak dapat dipicu oleh faktor-faktor internal maupun eksternal. Manifestasi klinis utama IMA adalah

nyeri dada, yang serupa dengan angina pektoris tetapi lebih parah dan tidak berkurang dengan nitrogliserin.

Nyeri dapat menjalar ke leher, rahang, bahu, punggung, atau lengan kiri. Nyeri juga dapat ditemukan di dekat

epigastrium, menyerupai nyeri pencernaan. Diagnosa keperawatan prioritas yg dapat di ambil yaitu :

1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan keletihan otot pernapasan.

2. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis.

3. Asuhan keperawatan TRAUMA MUSKULOSKELETAL

Trauma medulla spinalis adalah cedera pada tulang belakang baik langsung maupun tidak langsung, yang

menyebabkan lesi di medula spinalis sehingga menimbulkan gangguan neurologis, dapat menyebabkan

kecacatan menetap atau kematian. Eiologi nya seperti Kecelakaan lalu lintas, Kecelakaan olahraga, Kecelakaan

industri, Luka tusuk, luka tembak, Kejatuhan, benda keras. Pada anamnesis ditemukan kelemahan anggota gerak

yang terjadi secara tiba-tiba sesaat setelah pasien terjatuh dengan posisi kepala hiperekstensi disertai gangguan

sensorik berupa rasa baal. Posisi jatuh dengan kepala hiper- ekstensi dapat menyebabkan peregangan ligamentum

longitudinal anterior, yang merusak ruangan diskus vertebralis atau bagian marginal tulang vertebra. Hal ini

mengakibatkan fraktur batas anterior superior atau inferior tulang belakang. Bagian posterior secara serentak

meng- alami kompresi, sehingga mengakibatkan fraktur prosesus spinosus, serta lamina dan permukaannya.

Diagnosa keperawatan yg umum biasa nya yaitu :

1. ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi.


2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik.

           

Anda mungkin juga menyukai