Anda di halaman 1dari 1

Nama : Sofia Zaskia Amanda

Kelas : 3A

Nim : 04419613029

Tema KTI : Anemia pada remaja

Menurut World Health Organization (WHO) 2013, prevalensi anemia di dunia sebesar 26,2% dengan
jumlah kejadian pada perempuan sebesar 49,1%

Menurut data hasil riskesdas tahun 2013, prevalensi anemia di Indonesia yaitu 21,7% dengan penderita
berumur 5-14 tahun sebesar 26,4% dan 18,4% penderita berumur 15-24 tahun (Kemenkes RI 2014).

Berdasarkan data riset kesehatan dasar tahun 2007, 2013 dan 2018 terlihat adanya tren peningkatan
prevalensi anemia pada remaja. Pada tahun 2018, terdapat 32% remaja di Indonesia yang mengalami
anemia. Hal ini berarti bahwa terdapat kurang lebih 7,5 juta remaja Indonesia yang beresiko untuk
mengalami hambatan dalam tumbuh kembang, kemampuan kognitif dan rentan terhadap penyakit
infeksi.

Sedangkan menurut data Riskesdas 2018 proporsi anemia pada perempuan 27,2% lebih tinggi
dibandingkan pada laki-laki 20,3% proporsi anemia pada kelompok umur 15-24 tahun sebesar 32%
tahun 2018.

Pada tahun 2012, prevalensi anemia di Jawa Barat sebesar 51,7%.

Latar Belakang:

Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang rawan mengalami anemia. Salah satu penyebab
utama anemia adalah kurangnya asupan zat gizi melalui makanan, sementara kebutuhan zat besi relatif
tinggi untuk kebutuhan dan menstruasi. Selain itu, dikarenakan kelompok wanita ingin selalu menjaga
penampilan nya sehingga mereka ingin tetap terlihat kurus sehingga berdiet dan mengurangi makan.
Diet yang tak seimbang menyebabkan kekurangan gizi yang penting seperti zat besi.

Anda mungkin juga menyukai