Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rahmad Hidayat

NIM : 193010903006

Prodi : Biologi

Mata Kuliah : Ekologi Hewan

SOAL UTS:

1. Pilihlah aktivitas manusia yang dapat meningkatkan diveritas habitat, niche, dan
mikrohabitat burung, serta jelaskan secara runtut prosesnya!
2. Jelaskan tingkah laku hewan yang dipengaruhi dan tidak dapat kondisi lingkungan!
3. Jelaskan struktur tingkat trofik pada suatu sungai!
4. Jelaskan dampak ekologi terhadap adanya predasi, beserta contohnya!
Jawaban:
1. Aktifitas yang dapat meningkatkan diversitas habitat,niche dan mikrohabitat burung yaitu
menanam pohon beringin dimana spesies beringin ini merupakan endemik dari
Kalimantan. Kita bisa menanamnya di pesisir pantai atau di kawasan-kawasan Mangrove.
Pada pohon yang ditanam nantinya akan menyediakan diversitas habitat contohnya pada
burung madu,burung walik. Pada pohon beringin tersebut juga menyediakan niche yaitu
niche makanana dan niche habitat. Contoh pada niche makananan bunga serta buah dapat
di konsumsi oleh burung madu dan burung walik sehingga pada pohon tersebut juga
menyediakan mikrohabitat burung tersebut. Bukan hanya itu, pada pohon beringin juga
dapat menjadi sarang bagi burung serta hewan lain seperti tupai, tokek,ular. Dibawah
pohon tersebut juga bisa menjadi tempat berteduh bagi hewan lain seperti kancil serta
beruang. Tidak menutup kemungkinan pada pohon beringin tersebut bersarang lebah yang
menghasilkan madu.Madu tersebut juga masuk ke dalam niche makanan dimana bisa di
manfaatkan oleh beruang madu sebagai makanannya.
2. Ada dua tife adaptasi tingkah laku hewan yaitu:
1) Adaptasi dipengaruhi lingkungan
Adapun Contoh dari tingkah laku hewan yang dipengaruhi lingkungan yaitu buaya
membuka lebar mulutnya ketika sedang terpapar sinar matahari atau sedang cuaca
panas. Dengan tujuan mengeluarkan hawa panas lewat mulutnya tersebut, untuk
mengatur suhu badannya agar tetap stabil dan bisa beradaptasi dengan suhu
disekitarnya.
2) Adaptasi tidak dipengaruhi lingkungan
Adapun Contoh dari tingkah laku hewan yang tidak dipengaruhi lingkungan yaitu
makan,minum,serta perilaku kawin . Hal ini dikarenakan makan,minum, dan perilaku
kawin pada hewan di pengaruhi oleh faktor internal.
3. Tingkat trofik merupakan urutan kedudukan komponen biotik dalam ekosistem. Tingkat
trofik dimulai dari produsen (berperan sebagai tingkat trofik pertama) sampai dengan
dekomposer (tingkat trofik terakhir) dalam ekosistem. Konsumen biasanya dimulai dari
tingkat trofik II. Namun, urutan tingkat trofik tersebut tergantung jenis makhluk hidup
dalam suatu ekosistem. Pada dasarnya tingkat trofik (trophic level) merupakan urutan
tingkat pemanfaatan pakan atau material dan energi seperti yang tergambarkan oleh rantai
makanan (food chain).Di sungai juga terjadi rantai makanan. Rantai makanan yaitu
perpindahan energi dari produsen ke konsumen paling tinggi. Yang berperan dalam rantai
makanan yaitu produsen, konsumen dan pengurai. Proses rantai makanan akan terus
berlangsung dan akan terus berputar, karena setiap makhluk hidup memerlukan
makan. Membuat rantai makanan pada ekosistem sungai dilakukan secara alami. Pada
tingkatan trofik primer (tumbuhan, algae, beberapa bakteri), mereka menggunakan energi
matahari dan menghasilkan material organik melalui fotosintesis. Herbivora atau hewan
pemakan tumbuhan, menyusun tingkatan trofik kedua Serangga air, keoang mas, ikan
sepat,ikan mas, ikan lele, katak, burung bangau. Predator yang memakan herbivora
menempati tingkatan trofik ketiga. Jika organisme pemakan predator tersebut ada, mereka
mewakili tingkatan trofik yang lebih tinggi. Organisme yang memakan beberapa tingkatan
trofik (misalnya beruang,manusia,dan buaya) diklasifikasikan pada tingkatan yang lebih
tinggi. Dekomposer yang meliputi bakteri, fungi, cacing, insekta memecah sampah dan
organisme mati serta mengembalikan nutrien ke tanah.

Trofik 4
Bakteri, fungi, cacing, insekta

Trofik 3
Buaya,beruang, manusia

Serangga air, keoang mas, ikan sepat.


Trofik 2
Ikan mas, ikan lele, katak, burung
bangau.

Trofik 1
tumbuhan, algae, beberapa bakteri
4. Dampak tekanan predasi memiliki pengaruh penting bagi komunitas, di antaranya sebagai
kontrol terhadap kelimpahan, keragaman spesies, seleksi alam, perubahan perilaku
organisme dan variasi genetik setiap komponen dalam ekosistem. Populasi predator
cenderung tetap berada pada level tidak terlalu besar melalui beberapa mekanisme, antara
lain: menurunkan angka reproduksi, peningkatan mortalitas bayi (pembiaran/ pengabaian,
penyakit, kelaparan), penurunan jumlah bayi per kelahiran, interval kelahiran yang lebih
lama. Predator memiliki pengaturan internal (otoregulasi) dengan tidak membiarkan
predator terlalu berdesakan dengan mempertahankan pemisahan daerah perburuan
predator. Populasi predator mempertahankan populasi mangsa agar tetap “sehat” dalam
arti yang dimangsa biasanya individu yang lemah, sakit, atau tua. Populasi predator satu
juga mengontrol populasi predator lain. Contohnya itu dapat dilihat pada hewan singa,
dimana singa merupakan predator dari hewan-hewan herbivora seperti burung dan hewan
lainnya, singa yang memangsa hewan-hewan herbivora tentu saja akan mengkontrol
populasi dari hewan herbivora tersebut namun jika ada hewan predator lainnya di habitat
yang sudah ada singa nya maka tentu saja akan terjadi kompetisi untuk mendapatkan
makanan sehingga bisa jadi populasi hewan herbivora bisa terancam jika kedua predator
tersebut populasi nya bertambah.

Anda mungkin juga menyukai