Ftm.RJM.06012021
1
Gambar 1. Salah satu contoh bahan Keramik (Produk Pot)
2
FERROUS
(BAJA DAN BESI)
LOGAM
NON FERROUS
(1. AL DAN
PADUAN )
(2. CU DAN
PADUAN)
GAMBAR 2. BAHAN
3
I. Pengertian Keramik:
1. Senyawa bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat
(Yusuf, 1998:2).
2. Keramik adalah material anorganik dan non-metal. Umumnya keramik
adalah senyawa antara logam dan non logam
3. Keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang
dari tanah liat yang dibakar seperti gerabah, genteng, tembikar dan
sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat.
4. Bahan baku keramik yang umum dipakai adalah felspard, ball, clay,
kwarsa, kaolin, dan air. Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal,
komposisi kimia dan mineral bawaannya.
3. Keramik Konstruksi
5
III. Karakteristik Struktur Keramik
Struktur kristal keramik (terdiri dari berbagai ukuran atom yang berbeda atau minimal
terdiri dari 2 jenis unsur) merupakan salah satu yang paling kompleks dari semua
struktur bahan. Ikatan antara atom-atom ini umumnya ikatan kovalen (berbagi elektron,
sehingga ikatan ini kuat) atau ion (terutama ikatanantara ion bermuatan, sehingga
ikatan ini kuat). Ikatan ini jauh lebih kuat daripada ikatan logam. Akibatnya, sifat-sifat
seperti kekerasan dan ketahanan panas dan listrik secara signifikan lebih tinggi keramik
dari pada logam. Keramik dapat berikatan kristal tunggal ataudalam bentuk polikristalin.
Ukuran butir mempunyai pengaruh besar terhadap kekuatan dan sifat-sifat keramik;
ukuran butir yang halus (sehingga dikatakan keramik halus), semakin tinggi kekuatan
dan ketangguhannya.
Kebanyakan bahan pembentuk keramik memiliki ikatan ion, ikatan kovalen dan
ikatanantara. Sebagai missal, bagian ikatan ion dalam sistem Mg-O, Al-O, Zn-O dan Si-
O dapat dikatakan masing-masing 70%, 60%, 60% dan 50%. Yang sangat menarik
adalah bahwa pada
ReO3,V2O3 dan TiO, yang merupakan oksida dan tidak pernah menunjukkan sifat liat
ataudapat di deformasikan, tetapi memiliki hantaran listrik yang relatif dapat disamakan
dengan logam biasa.
6
Dalam Kristal yang rumit, berbagai macam atom berperan dan ikatannya merupakan
ikatan campuran dalam banyak hal. Struktur Kristal demikian dapat dimengerti apabila
mengingat bahwa Kristal tersusun oleh kombinasi dari polyhedron koordinasi, dimana
satuan kecil dari kation dikelilingi oleh beberapa anion. Salah satu contoh adalah silikat
yang merupakan bahan baku penting bagi keramik.
Bangun Kristal Keramik yang terjadi dari Senyawa logam dan Non
Logam terdiri dari 6 Jenis sebagai berikut:
1. Kristal Keramik Jenis (AX)
2. Kristal Keramik Jenis AmXp
ContoH: Ca F2 (Flourit), Al2O3 (Busi, Bata Gramida)
3. Kristal Keramik Jenis Ganda (Contoh: BaTi O3)
4. Kristal Keramik Silika (SiO)
5. Kristal Keramik Jenis Dielektrik
6. Kristal Keramik Jenis Piezo –Elektrik
Contoh: Magnetik Lunak (Fe3O4)
(Tata Surdia, Pengetahuan Bahan )
7
V. Sifat-sifat keramik
Secara umum kramik merupakan paduan antara logam dan non logam , senyawa
paduan tersebut memiliki ikatan ionik dan ikatan kovalen . untuk lebih jelasnya
mengenai sifat-sifat kramik berikut ini akan dijelaskan lebih detail.
a. Sifat Mekanik
Keramik merupakan material yang kuat, keras dan juga tahan korosi. Selain itu
keramik memiliki kerapatan yang rendah dan juga titik lelehnya yang tinggi.
Keterbatasan utama keramik adalah kerapuhannya, yakni kecenderungan untuk
patah tiba-tiba dengan deformasi plastik yang sedikit. Di dalam keramik, karena
kombinasi dari ikatan ion dan kovalen, partikel-partikelnya tidak mudah bergeser.
Faktor rapuh terjadi bila pembentukan dan propagasi keretakan yang
cepat.Dalam padatan kristalin, retakan tumbuh melalui butiran (trans granular)
dan sepanjang bidang cleavage (keretakan) dalam kristalnya. Permukaan tempat
putusyang dihasilkan mungkin memiliki tekstur yang penuh butiran atau kasar.
Material yang amorf tidak memiliki butiran dan bidang kristal yang teratur,
sehingga permukaan putus kemungkinan besar terjadi. Kekuatan tekan penting
untuk keramik yang digunakan untuk struktur seperti bangunan. Kekuatan tekan
keramik biasanya lebih besar dari kekuatan tariknya. Untuk memperbaiki sifat ini
biasanya keramik di-pretekan dalam keadaan tertekan
b. Sifat Termal
Sifat termal bahan keramik adalah kapasitas panas, koefisien ekspansitermal,
dan konduktivitas termal. Kapasitas panas bahan adalah kemampuan bahan
untuk mengabsorbsi panas dari lingkungan. Panas yang diserap disimpan
olehpadatan antara lain dalam bentuk vibrasi (getaran) atom/ion penyusun
padatantersebut.
Keramik biasanya memiliki ikatan yang kuat dan atom-atom yang ringan.
Jadigetaran-getaran atom-atomnya akan berfrekuensi tinggi dan karena
ikatannya kuat maka getaran yang besar tidak akan menimbulkan gangguan
yang terlalu banyak padakisi kristalnya.
Sebagian besar keramik memiliki titik leleh yang tinggi, artinya walaupun pada
temperatur yang tinggi material ini dapat bertahan dari deformasi dan dapat
8
bertahan dibawah tekanan tinggi. Akan tetapi perubahan temperatur yang besar
dan tiba-tiba dapat melemahkan keramik. Kontraksi dan ekspansi pada
perubahan temperatur tersebutlah yang dapat membuat keramik pecah.
c. Sifat elektrik
Sifat listrik bahan keramik sangat bervariasi. Keramik dikenal sangat baik
sebagai solator. Beberapa isolator keramik (seperti BaTiO 3) dapat dipolarisasi
dan digunakan
sebagai kapasitor. Keramik lain menghantarkan elektron bila energi
ambangnya dicapai, dan oleh karena itu disebut semikonduktor. Tahun 1986,
keramik jenis baru, yakni superkonduktor temperatur kritis tinggi ditemukan.
Bahan jenis ini di bawah suhu kritisnya memiliki hambatan = 0. Akhirnya,
keramik yang disebut sebagai piezoelektrik dapat menghasilkan respons
listrik akibat tekanan mekanik atau sebaliknya. Elektron valensi dalam keramik
tidak berada di pita konduksi,sehingga sebagian besar keramik adalah isolator.
Namun, konduktivitas keramik dapat ditingkatkan dengan memberikan
ketakmurnian. Energi termal juga akanmempromosikan elektron ke pita
konduksi, sehingga dalam keramik, konduktivitasmeningkat (hambatan menurun)
dengan kenaikan suhu.
Beberapa keramik memiliki sifat piezoelektrik, atau kelistrikan tekan. Sifat
ini merupakan bagian bahan “canggih” yang sering digunakan sebagai sensor.
Dalambahan piezoelektrik, penerapan gaya atau tekanan dipermukaannya akan
menginduksipolarisasi dan akan terjadi medan listrik, jadi bahan tersebut
mengubah tekananmekanis menjadi tegangan listrik. Bahan piezoelektrik
digunakan untuk tranduser,yang ditemui pada mikrofon, dan sebagainya.
Dalam bahan keramik, muatan listrik dapat juga dihantarkan oleh ion-ion.
Sifat ini dapat diubah-ubah dengan merubah komposisi, dan merupakan dasar
banyakaplikasi komersial, dari sensor zat kimia sampai generator daya listrik
skala besar.Salah satu teknologi yang paling prominen adalah sel bahan bakar.
d. Sifat Optik
Bila cahaya mengenai suatu obyek cahaya dapat ditransmisikan, diabsorbsi,
ataudipantulkan. Bahan bervariasi dalam kemampuan untuk mentransmisikan
9
cahaya, danbiasanya dideskripsikan sebagai transparan, translusen, atau
opaque. Material yang transparan, seperti gelas,mentransmisikan cahaya
dengan difus, seperti gelasterfrosted, disebut bahan translusen. Batuan yang
opaque tidak mentransmisikan cahaya.Dua mekanisme penting interaksi cahaya
dengan partikel dalam padatan adalahpolarisasi elektronik dan transisi elektron
antar tingkat energi. Polarisasi adalahdistorsi awan elektron atom oleh medan
listrik dari cahaya. Sebagai akibat polarisasi,sebagian energi dikonversikan
menjadi deformasi elastik (fonon), dan selanjutnya panas.
e. Sifat kimia
Salah satu sifat khas dari keramik adalah kestabilan kimia. Sifat kimia dari
permukaan keramik dapat dimanfaatkan secara positif. Karbon aktif, silika gel,
zeolit, dsb, mempunyai luas permukaan besar dan dipakai sebagai bahan
pengabsorb. Kalau oksida logam dipanaskan pada kira-kira 500 C,
permukaannya menjadi bersifat asam atau bersifat basa. Alumina g , zeolit,
lempung asam atau S 2O 2 – TiO 2 demikian juga berbagai oksida biner dipakai
sebagai katalis, yang memanfaatkan aksi katalitik dari titik bersifat asam dan
basa pada permukaan.
f. Sifat fisik
Sebagian besar keramik adalah ikatan dari karbon, oksigen atau nitrogen
dengan material lain seperti logam ringan dan semilogam. Hal ini menyebabkan
keramik biasanya memiliki densitas yang kecil. Sebagian keramik yang ringan
mungkin dapat sekeras logam yang berat. Keramik yang keras juga tahan
terhadap gesekan. Senyawa keramik yang paling keras adalah berlian, diikuti
boron nitrida pada urutan kedua dalam bentuk kristal kubusnya. Aluminum
oksida dan silikon karbida biasa digunakan untuk memotong, menggiling,
menghaluskan dan menghaluskan material-material keras lain.
Untuk mendapatkan sifat-sifat keramik biasanya diperoleh dengan pemanasan
pada suhu tinggi. Keramik:tradisional, modern .Keramik tradisional :biasanya
dibuat dari tanah liat . Contoh: porselen, bata ubin, gelas dll.
10
Keramik modern : mempunyai ruang lingkup lebih luas dari keramik tradisional
dan mempunyai efek dramatis pada kehidupan manusia seperti pemakaian
pada bidang elektronik, komputer, komunikasi, aerospace dll.
a Pembubukan
Bahan-bahan dasar keramik umumnya berbentuk bubukan. Bahan dasar tersebut dapat
diperoleh dengan metode konvensional atau non konvensional. Metode konvensional
misalnya kalsinasi; yaitu menguraikan suatu bahan padatan menjadi beberapa bagian
yang lebih sederhana; Milling yaitu menggiling atau menghaluskan bahan; mixing yaitu
mencampurkan beberapa bahan menjadi satu bahan. Sedangkan metode
nonkonvensional misalnya teknik larutan sepaerti metode sol-gel, metode fase uap,
atau dekomposisi garam. Dalam proses pembubukan tersebut, seringkali harus
ditambahkan bahan penstabil agar suhu dapat diturunkan atatu bahan organik yang
berfungsi sebagai pengikat atau pelunak bubukan sehingga mudah dibentuk.
b.Pembentukan
Metode pembentukan ini bermacam-macam, misalnya metode pres isostatik dan aksial;
metode cetak lepas, yaitu dicetak hingga kering lalu dilepas; metode cetak balut yaitu
bahn dibiarkan tetap berada daalm cetakn atau cetak injeksi yaitu bahan dimasukan ke
dalam cetakan dengan cara diinjeksikan ke dalamnya.
c. Penekanan
Penekanan atau disebut juga kompaksi dilaukan untuk membentuk serbuk keramik
menjadi suatu bentuk padatan berupa pelet mentah. Pelet mentah adalah serbuk yang
telah menjadi bentuk padat tetapi belum disinter. Prosedur dasar penekanan dibagi
menjadi 3 yaitu:
11
Serbuk dibentuk dalam cetakan logam dengan penekanan satu arah. Penenkanan ini
dapat memproduksi banyak pelet dan tidak mahal dibanding metode lain. Berdasarka
cara kerjanya, penekanan ini dibagi menjadi 3 yaitu : single action uniaxial pressing,
double action uniaxial pressing, dan uniaxial pressing with a floating mould or die.
Isostatik: Penekanan serbuk dilakukan dengan menggunakan cairan.
Hot pressing:Penekanan dilakukan secar simultan denga perlakuan panas pada
serbuk.
d. Sintering
Sintering adalah metode pemanasan yang dilakukan terhadap suatu material ( biaasnya
dalam bentuk serbuk) pada suhu dibawah titik lelehnya sehingga menjadi bentuk
padatan . Serbuk berubah menjadi padatan karena pada suhu tersebut partikel-partikel
akan saling melekat. Setelah disintering bentuk porositas berubah cenderung berbrntuk
bola. Selain itu semakin lama dipanaskan bentuk pori akan semakin kecil. Karena itu
ukuran sampel yang telah disinter akan semakin kecil juga.
Sintering terbagi menjadi 2 jenis, yaitu berdassarkan ada tidaknya fase cair selama
proses sintering. Sintering yang terjadi disertai adanya fase cair disebut sintering fase
cair, dan sintering yang terjadi tanpa fase cair disebut sintering padat.
Tahap sintering dilakukan untuk memadat kompakan bahan, yang sudah dicetak dan
dikeringkan dengan suhu tinggi.
e. Anneling dan Aging
Anealing adalah proses pemanasan yang lebih rendah dari sebelumnya. Dengan
maksud agar parameter dan sifat yang diinginkan mencapai optimum. Sedangkan aging
adalah proses pendinginan selama beberapa waktu tertentu.
f. Tahap akhir
Pada tahap ini, bahan keramik dikenakan berbagai perlakuan akhir sehingga sipa
dipalikasika sesuai dengan sifat bahan yang diinginkan. Perlakuan tersebut misalnya
mengasah, memoles, memberi lapisan logam, memberi mantel untuk perlindungan dan
lain-lain.
Secara bagan proses pembuatan bahan keramik adalah :
12
4.2. Proses Pembuatan Keramik
(Pengolahan Bahan, Pembentukan dengan teknik putar dan Teknik Cetak,
Pengerikan, Pembakaran dan Pengglasiran)
Membuat keramik memerlukan teknik-teknik yang khusus dan unik. Hal ini
berkaitan dengan sifat tanah liat yang plastis dimana diperlukan ketrampilan tertentu
dalam pengolahan maupun penanganannya. Membuat keramik berbeda dengan
membuat kerajinan kayu, logam, maupun yang lainnya. Proses membuat keramik
adalah rangkaian proses yang panjang yang didalamnya terdapat tahapan-tahapan
kritis. Kritis, karena tahapan ini paling beresiko terhadap kegagalan. Tahapan proses
dalam membuat keramik saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Proses awal
yang dikerjakan dengan baik, akan menghasilkan produk yang baik juga. Demikian
sebaliknya, kesalahan di tahapan awal proses akan mengasilkan produk yang kurang
baik juga.
1. Pengolahan bahan
Tujuan pengolahan bahan ini adalah untuk mengolah bahan baku dari berbagai
material yang belum siap pakai menjadi badan keramik plastis yang telah siap pakai.
Pengolahan bahan dapat dilakukan dengan metode basah maupun kering, dengan cara
manual ataupun masinal. Didalam pengolahan bahan ini ada proses-proses tertentu
yang harus dilakukan antara lain pengurangan ukuran butir, penyaringan,
pencampuran, pengadukan (mixing), dan pengurangan kadar air. Pengurangan ukuran
butir dapat dilakukan dengan penumbukan atau penggilingan dengan ballmill.
Penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan material dengan ukuran yang tidak
seragam. Ukuran butir biasanya menggunakan ukuran mesh. Ukuran yang lazim
digunakan adalah 60 – 100 mesh.
13
Gambar 3. Pencampuran
Pengurangan kadar air dilakukan pada proses basah, dimana hasil campuran bahan
yang berwujud lumpur dilakukan proses lanjutan, yaitu pengentalan untuk mengurangi
jumlah air yang terkandung sehingga menjadi badan keramik plastis. Proses ini dapat
dilakukan dengan diangin-anginkan diatas meja gips atau dilakukan dengan alat
filterpress.
2. Pembentukan
Tahap pembentukan adalah tahap mengubah bongkahan badan tanah liat plastis
menjadi benda-benda yang dikehendaki. Ada tiga keteknikan utama dalam membentuk
benda keramik: pembentukan tangan langsung (handbuilding), teknik putar (throwing),
dan teknik cetak (casting).
Pembetukan tangan langsung
Dalam membuat keramik dengan teknik pembentukan tangan langsung, ada beberapa
metode yang dikenal selama ini: teknik pijit (pinching), teknik pilin (coiling), dan teknik
lempeng (slabbing).
14
Pembentukan dengan teknik putar adalah keteknikan yang paling mendasar dan
merupakan kekhasan dalam kerajinan keramik. Karena kekhasannya tersebut,
sehingga keteknikan ini menjadi semacam icon dalam bidang keramik. Dibandingkan
dengan keteknikan yang lain, teknik ini mempunyai tingkat kesulitan yang paling tinggi.
Seseorang tidak begitu saja langsung bisa membuat benda keramik begitu
mencobanya. Diperlukan waktu yang tidak sebentar untuk melatih jari-jari agar
terbentuk ’feeling’ dalam membentuk sebuah benda keramik. Keramik dibentuk diatas
sebuah meja dengan kepala putaran yang berputar. Benda yang dapat dibuat dengan
keteknikan ini adalah benda-benda yang berbentuk dasar silinder: misalnya piring,
mangkok, vas, guci dan lain-lain. Alat utama yang digunakan adalah alat putar (meja
putar). Meja putar dapat berupa alat putar manual mapupun alat putar masinal yang
digerakkan dengan listrik.
Secara singkat tahap-tahap pembentukan dalam teknik putar adalah: centering
(pemusatan), coning (pengerucutan), forming (pembentukan), rising (membuat
ketinggian benda), refining the contour (merapikan).
3. Pengeringan
Setelah benda keramik selesai dibentuk, maka tahap selanjutnya adalah pengeringan.
Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menghilangkan air plastis yang terikat pada
badan keramik. Ketika badan keramik plastis dikeringkan akan terjadi 3 proses penting:
(1) Air pada lapisan antarpartikel lempung mendifusi ke permukaan, menguap, sampai
akhirnya partikel-partikel saling bersentuhan dan penyusutan berhenti; (2) Air dalam
pori hilang tanpa terjadi susut; dan (3) air yang terserap pada permukaan partikel
15
hilang. Tahap-tahap ini menerangkan mengapa harus dilakukan proses pengeringan
secara lambat untuk menghindari retak/cracking terlebih pada tahap 1 (Norton,
1975/1976). Proses yang terlalu cepat akan mengakibatkan keretakkan dikarenakan
hilangnya air secara tiba-tiba tanpa diimbangi penataan partikel tanah liat secara
sempurna, yang mengakibatkan penyusutan mendadak.
Untuk menghindari pengeringan yang terlalu cepat, pada tahap awal benda keramik
diangin-anginkan pada suhu kamar. Setelah tidak terjadi penyusutan, pengeringan
dengan sinar matahari langsung atau mesin pengering dapat dilakukan.
4. Pembakaran
Pembakaran merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini mengubah
massa yang rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran dilakukan
dalam sebuah tungku/furnace suhu tinggi. Ada beberapa parameter yang
mempengaruhi hasil pembakaran: suhu sintering/matang, atmosfer tungku dan tentu
saja mineral yang terlibat (Magetti, 1982). Selama pembakaran, badan keramik
mengalami beberapa reaksi-reaksi penting, hilang/muncul fase-fase mineral, dan hilang
berat (weight loss). Secara umum tahap-tahap pembakaran maupun kondisi api furnace
dapat dirinci dalam tabel.
Pembakaran biscuit
Pembakaran biskuit merupakan tahap yang sangat penting karena melalui pembakaran
ini suatu benda dapat disebut sebagai keramik. Biskuit (bisque) merupakan suatu istilah
untuk menyebut benda keramik yang telah dibakar pada kisaran suhu 700 – 1000oC.
Pembakaran biskuit sudah cukup membuat suatu benda menjadi kuat, keras, kedap air.
Untuk benda-benda keramik berglasir, pembakaran biskuit merupakan tahap awal agar
benda yang akan diglasir cukup kuat dan mampu menyerap glasir secara optimal.
5. Pengglasiran
Pengglasiran merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan pembakaran glasir.
Benda keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup, dituang, disemprot, atau
dikuas. Untuk benda-benda kecil-sedang pelapisan glasir dilakukan dengan cara
dicelup dan dituang; untuk benda-benda yang besar pelapisan dilakukan dengan
16
penyemprotan. Fungsi glasir pada produk keramik adalah untuk menambah keindahan,
supaya lebih kedap air, dan menambahkan efek-efek tertentu sesuai keinginan.
Kesemua proses dalam pembuatan keramik akan menentukan produk yang dihasilkan.
Oleh karena itu kecermatan dalam melakukan tahapan demi tahapan sangat diperlukan
untuk menghasilkan produk yang memuaskan.
1. Proses Sintering
Solid State Sintering merupakan sintering yang dilakukan pada material padat yang
bertujuan untuk memperbaiki struktur / kualitas material tersebut.
17
Mekanisme atomic Selama Sintering
Terdapat 5 tahap :
Evaporasi–kondensasi : butiran akan mengalami pelekatan dan pengkasaran
Surface diffusion :penyebaran atom pada permukaan
Volume diffusion :
Massa bergerak dari permukaan ke leher area
Massa bergerak dari batas butir ke leher
Penyebaran atom dari daerah leher ke permukaan butir
Viscous or Ceep flow ( Laju pergerakan dan pengentalan atom)
Coarsening (Pengasaran)
Kenapa Terjadi pada seluruh area butiran kecuali bagian batas
- Karena mekanismenya tidak mengijinkan atom yang berada pada batas area
berpindah secara keseluruhan.
- Akibatnya :Terjadi pertumbuhan ukuran pada daerah leher, yang menyebabkan
butir semakin kasar.
18
- Tekanan parsial berpengaruh pada coarsening terutama bagi kelengkungan
butiran. Tekanan parsial berupa tekanan uap yang tinggi
Misalnya : tekanan parsial yang ada pada bagian s lebih besar daripada bagian
n.
Densifikasi (Pemadatan)
Densifikasi dapat ditunjukkan pada gambar b sebelumnya, dimana 2 butir
mendekat secara bersama-sama dan menyebabkan bagian pinggir melekat /
gabung.
Terjadi difusi volume dari batas butir ke leher
Hal ini pula menyebabkan terjadi penyusutan dan menghilangnya pori-pori
Kinetika Sintering
Tahap sintering -> di gagas oleh peneliti bernama Coble yang menggambarkan
tahap sintering sebagai interval geometric
Tahap awal
Bidang kontak interparticle meningkat karena pertumbuhan daerah leher dan
kepadatan relatif meningkat 60-65%
Tahap pertengahan
Ditandai dengan menyempitnya saluran pori. Kepadatan meningkat antara 60-
90%
Tahap akhir
Ditandai dengan berakhirnya fase pori (Saluran pori sudah menghilang)
19