Pekerjaan
n % n %
Ayah
Tidak bekerja 3 6.3 3 6.3
Pensiun 6 12.5 5 10.4
Pegawai Negeri Sipil 6 12.5 8 16.7
Kepolisian RI 0 0.0 1 2.1
Perdagangan 12 25.0 13 27.1
Petani/pekebun 2 4.2 7 14.6
Karyawan Swasta 7 14.6 6 12.5
Karyawan BUMN 0 0.0 2 4.2
Buruh tani/perkebunan 1 2.1 1 2.1
Dosen 2 4.2 0 0.0
Guru 5 10.4 0 0.0
Dokter 0 0.0 1 2.1
Sopir 2 4.2 0 0.0
Pedagang 2 4.2 1 2.1
Total 48 100.0 48 100.0
Ibu
Mengurus Rumah Tangga 25 52.1 16 33.3
Pensiun 0 0.0 2 4.2
Pegawai Negeri Sipil 8 16.7 14 29.2
Perdagangan 2 4.2 4 8.3
Petani/pekebun 1 2.1 2 4.2
Karyawan Swasta 3 6.3 3 6.3
Buruh tani/perkebunan 1 2.1 1 2.1
Tukang jahit 0 0.0 1 2.1
Guru 6 12.5 1 2.1
Perawat 0 0.0 1 2.1
Pedagang 2 4.2 3 6.3
Total 48 100.0 48 100.0
Tabel 9 Sebaran lingkungan sosial mahasiswa berdasarkan jumlah tanggapan atau tindakan jika
mahasiswa menyisakan makanan
Lingkungan sosial
Keluarga Teman
Tanggapan/tindakan
Gizi Non gizi Gizi Non gizi
n % n % n % n %
Memberi 24 39.3 33 53.2 20 47.6 26 57.8
nasehat/teguran
Tidak ada 22 36.1 22 35.5 14 33.3 17 37.8
Lingkungan sosial
Keluarga Teman
Tanggapan/tindakan
Gizi Non gizi Gizi Non gizi
n % n % n % n %
tanggapan/tindakan
Diberikan ke orang lain 15 24.6 8 12.9 10 23.8 6 13.3
Diberi ke hewan 1 1.6 7 11.3 0 0.0 1 2.2
Dibuang 2 3.3 0 0.0 1 2.4 0 0.0
Disimpan dahulu 0 0.0 3 4.8 1 2.4 2 4.4
n: jumlah tanggapan
Mahasiswa ditanya mengenai jenis makanan yang paling sering disisakan oleh tiap
anggota keluarga dan teman yang memiliki kebiasaan menyisakan makanan. Jawaban yang
terlampir di Tabel 11 diurut berdasarkan jenis makanan yang tersering disisakan.
Berdasarkan Tabel 11, baik pada keluarga dan teman mahasiswa gizi maupun non gizi
memilih makanan pokok sebagai jenis makanan yang paling sering disisakan. Persentase
menyisakan dari keluarga dan teman mahasiswa gizi lebih besar dibandingkan dengan keluarga
dan teman mahasiswa non gizi dengan persentase 81.8% dan 92.3% untuk keluarga dan teman
mahasiswa gizi dan 68.2% dan 81.3% untuk keluarga dan teman mahasiswa non gizi. Selain itu,
buah juga termasuk dalam jenis makanan yang lebih banyak disisakan pada lingkungan keluarga
daripada lingkungan teman pada kelompok mahasiswa gizi maupun kelompok mahasiswa non
gizi dengan persentase di lingkungan keluarga yaitu 18.2% (gizi) dan 4.5% (non gizi), namun di
lingkungan teman 0%.
Tabel 11 Jenis makanan yang disisakan oleh lingkungan sosial mahasiswa
Lingkungan sosial
Keluarga Teman
Jenis makanan
Gizi Non gizi Gizi Non gizi
n % n % n % n %
Makanan pokok (nasi,
18 81.8 15 68.2 12 92.3 13 81.3
kentang, mie)
Sayuran 17 77.3 14 63.6 5 38.5 6 37.5
Pangan hewani 5 22.7 13 59.1 4 30.8 13 81.3
Pangan nabati 5 22.7 8 36.4 4 30.8 6 37.5
Saus/sambal/bumbu 5 22.7 7 31.8 1 7.7 7 43.8
Buah 4 18.2 1 4.5 0 0 0 0.0
Jumlah makanan yang disisakan oleh seseorang tidak dapat dijelaskan hanya dengan satu
jenis perilaku, namun hal itu merupakan gabungan dari beberapa jenis perilaku (Aktas et al.
2018).
Gambar 2
29.2 Sebaran
mahasiswa
68.8 berdasarkan
Sisa_Gizi perilaku
Tidak Sisa_Gizi menyisakan
70.8 Sisa_Non Gizi makanan
Tidak Sisa_Non Gizi
31.3
Frekuensi suatu perilaku merupakan salah satu dimensi untuk mengukur perilaku
seseorang (Sunardi 2010). Frekuensi menyisakan makanan mengukur jumlah pengulangan
perilaku menyisakan makanan pada mahasiswa. Diagram berikut menunjukkan frekuensi
menyisakan makanan dalam sehari pada mahasiswa di kedua kelompok dimana frekuensi yang
diberikan adalah 1, 2, dan 3.
90
78.6
80
70 66.7
60
50
40
30
21.4 20
20 13.3
10
0
0
1x sehari 2x sehari 3x sehari
Kebiasaan berasal dari kata biasa, yang bermakna pengulangan dalam waktu dan tempat
yang berbeda. Kebiasaan merujuk pada tingkah laku yang biasa diulang seseorang yang nantinya
dapat menjadi suatu perilaku yang biasa dilakukan seseorang tersebut (Nunu dan Risnawati
2019). Awal mulai kebiasaan menyisakan makanan pada mahasiswa digali lebih lanjut dalam
penelitian ini. Adapun data dibagi menjadi empat durasi waktu seperti pada diagram di bawah
ini.
80
70 66.7
60
50
50
40
30
20 21.4
20 14.3 14.3 13.3
10
0
0
3 bulan terakhir 6 bulan terakhir 1 tahun terakhir >1 tahun terakhir
Seluruh mahasiswa diminta untuk menyebutkan jenis makanan yang paling sering
disisakan beserta alasannya. Penelitian Ventour (2008) menggunakan informasi mengenai jenis
makanan yang disisakan beserta alasannya sebagai upaya pengembangan dan penargetan
kampanye yang bertema Love Food Hate Waste yang diluncurkan pada tahun 2007 lalu untuk
meminimalisisr perilaku menyisakan makanan. Oleh karena itu, ditampilkan juga data mengenai
jenis makanan yang disisakan terbagi menjadi enam jenis seperti pada Tabel 24.
Berdasarkan Tabel 24, baik pada mahasiswa gizi maupun non gizi memilih makanan
pokok sebagai jenis makanan yang paling sering disisakan. Lebih dari separuh kelompok
mahasiswa gizi menyisakan makanan pokok lebih banyak dibandingkan dengan mahasiswa non
gizi dengan persentase berurut sebesar 57.1% dan 40.0%. Hal ini sesuai dengan penelitian
Langen et al. (2015), dimana roti merupakan makanan yang paling sering disisakan dan
sebaliknya, pangan hewani adalah makanan yang jarang disisakan. Penelitian yang dilakukan
oleh Ventour (2008) juga menyebutkan bahwa roti termasuk dua makanan tertinggi yang paling
sering disisakan setelah sayuran. Sedangkan pada penelitian ini, sayur merupakan makanan
tertinggi kedua yang paling sering disisakan oleh mahasiswa. Kelompok saus/sambal/bumbu
menempati urutan tiga sebagai makanan yang paling sering disisakan mahasiswa.
Tabel 24 Sebaran jenis makanan yang paling sering disisakan pada mahasiswa
Gizi Non gizi
Jenis makanan
n % n %
Makanan pokok 8 57.1 6 40.0
Sayuran 2 14.3 2 13.3
Saus/Sambel/Bumbu 2 14.3 3 20.0
Pangan nabati 0 0.0 4 26.7
Pangan hewani 2 14.3 0 0.0
Buah 0 0.0 0 0.0
Total 14 100.0 15 100.0
Jenis makanan yang paling tidak disisakan oleh kedua kelompok yaitu buah. Alasan tidak
ada yang memilih buah sebagai jenis makanan yang paling sering disisakan diperkirakan karena
beberapa hal seperti rasa dan harga buah yang dikonsumsi, namun rasa buah yang enak dapat
menjadi salah satu alasan buah dipilih untuk tetap dikonsumsi (Ulfah 2011). Pandangan lain
menurut Kusumajaya et al. (2010), harga buah yang relatif mahal menjadikan buah sebagai
pangan yang jarang dikonsumsi yang dapat menjadi salah satu alasan buah menjadi jarang
disisakan. Sebagai tambahan, Irfan et al. (2012) menyebutkan bahwa porsi konsumsi buah pada
mahasiswa di Kota Makassar belum sesuai dengan rekomendasi kecukupan konsumsi buah di
Indonesia. Rekomendasi konsumsi buah yang disarankan adalah sebanyak 2-3 buah per hari
seperti yang terdapat pada tumpeng gizi seimbang.
Disajikan beberapa pernyataan alasan yang mendasari mahasiswa menyisakan makanan.
Mahasiswa dapat memilih lebih dari satu alasan atau menambahkan alasan lainnya secara
mandiri jika diperlukan. Sebaran mengenai alasan makanan disisakan dapat dilihat di Tabel 25.
Jika dikaitkan dengan Tabel 24 dan Tabel 25, jenis makanan yang paling banyak
disisakan adalah makanan pokok dengan alasan disisakan karena porsi terlalu banyak. Menurut
Haryadi (2004), makanan pokok mayoritas penduduk Indonesia sampai kini adalah nasi, dimana
kebanyakan masyarakat Indonesia akan merasa belum kenyang jika belum makan nasi (beras).
Beras banyak disukai karena harganya yang murah, cepat dan mudah dalam pengolahannya, dan
dapat dicampurkan dengan berbagai jenis masakan (Denardin 2012).