Di susun oleh :
Lutfiyatul khasanah
NIM. 13211170001
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh
Lutfiyatul
khasanah
13211170001
DEWAN PENGUJI
Penguji I Penguji II
Mengetahui
NIPY : 199004152016062080
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan taufik dan
hidayahnya kepada kita sekalian dan juga memberi kesehatan, khususnya kepada tim penulis
sehingga dapat menyelesaikan laporan PKL Gizi Masyarakat ini dengan baik.
Dalam kesempatan ini tim penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Dosen
pembimbing PKL Gizi Msyarakat yang telah memberikan arahan dan bimbingannya,
sehingga tim penulis dapat menyusun laporan PKL Gizi Masyarakat di Desa Cihaur.
Kami menyadari dalam pembuatan laporan ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan sehingga kritik dan saran sangat kami harapkan yang membangun kami agar
lebih baik lagi. Akhirnya tim penulis mengucapkan mohon maaf atas segala kesalahan dan
kekurangan, semoga laporan ini bermanfaat bagi tim penulis pada khususnya dan pembaca
pada umumnya
Amin.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
COVER ....................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................ix
ABSTRAK .................................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
2.6 Sikap.............................................................................................16
2.9 Hipotesis.......................................................................................24
5.2 Saran...................................................................................... 37
Lampiran Hal
Lampiran 5 Dokumentasi.......................................................................................48
PENGARUH PENYULUHAN TENTANG JAJANAN SEHAT TERHADAP
PENGETAHUAN DAN SIKAP PADA ANAK SEKOLAH DASAR
ABSTRAK
Makanan jajanan adalah makanan yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang di jalanan
dan di tempat umum yang langsung dimakan tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut.
Makanan jajanan yang kurang memenuhi syarat kesehatan dan gizi akan mengancam
kesehatan anak.Kebiasaan makan yang salah pada anak sekolah dapat mengakibatkan
masalah gizi yang serius, Anak usia sekolah mempunyai kebiasaan untuk jajan sehabis waktu
sekolah selesai. Sering kali jajanan tersebut dijajakan di pinggir jalan atau di pinggir
saluran pembuangan air dan ditempatkan pada area terbuka sehingga, memudahkan
terjadinya kontak antara pangan yang dijajakan dengan mikroba. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh penyuluhan antara pengetahuan dan sikap memilih
jajanan sehat anak sekolah dasar (sebelum dan sesudah penyuluhan). Desain penelitian ini
adalah cross sectional dan pengambilan sampel yaitu menggunakan teknik total sampling
sebanyak 22 anak usia sekolah dasar. Pengumpulan data pengetahuan untuk mengenai
jajanan sehat menggunakan kuesioner. Analisis menggunakan uji dependent t-test untuk
mengetahui perbedaan antara pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah diberi
penyuluhan. Hasil analisis statistic diperoleh nilai p = 0,451 (p > 0,05) yang artinya tidak
ada perbedaan antara pengetahuan tentang jajanan sehat (pre dan post penyuluhan) dan
sikap diketahui nilai p = 0,251 (p > 0,05) yang artinya tidak ada perbedaan antara sikap
anak sekolah dasar tentang jajanan sehat (pre dan post penyuluhan). Jadi dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat sikap anak sebelum dan sesudah penelitian, dan
pada tingkat pengetahuan anak tidak terdapat perbedaan setelah penyuluhan.
Kata kunci : anak sekolah, jajanan sehat, pengetahuan dan sikap.
ABSTRACT
Street food is food prepared and sold by traders on the street and in public places which is
eaten immediately without further processing or preparation. Snack foods that do not meet
health and nutrition requirements will threaten children's health. Incorrect eating habits in
school children can cause serious nutritional problems. School-age children have a habit of
snacking after school time is over. Often these snacks are sold on the side of the road or on
the edge of the sewer and placed in an open area so as to facilitate contact between the food
being sold and the microbes. The purpose of this study was to determine the effect of
counseling between knowledge and attitudes in choosing healthy snacks for elementary
school children (before and after counseling). The research design was cross sectional and
the sample was taken by using a total sampling technique of 22 elementary school aged
children. Collecting
knowledge data about healthy snacks using a questionnaire. The analysis used the dependent
t-test to determine the difference between knowledge and attitudes before and after being
given counseling. The results of statistical analysis obtained p value = 0.451 (p> 0.05),
which means there is no difference between knowledge about healthy snacks (pre and post
counseling) and attitudes, it is known that the value of p = 0.251 (p> 0.05) which means there
is no difference. between the attitudes of elementary school children about healthy snacks
(pre and post counseling). So it can be concluded that there is no difference in the level of
children's attitudes before and after the study, and at the level of children's knowledge there
is no difference after counseling.
Keywords: school children, healthy snacks, knowledge and attitudes.
BAB I
PENDAHULUAN
Makanan jajanan adalah makanan yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang
di jalanan dan di tempat umum yang langsung dimakan tanpa pengolahan atau
persiapan lebih lanjut. Makanan jajanan yang kurang memenuhi syarat kesehatan dan
gizi akan mengancam kesehatan anak. Sebanyak 48% jajanan anak di sekolah tidak
memenuhi syarat keamanan pangan karena mengandung bahan kimia yang berbahaya.
Hal ini bisa menjadi ancaman bagi kesehatan anak bila tidak dilakukan
penanggulangannya. Selain itu, hal ini dapat juga mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan anak. 1
Usia sekolah (usia 5 sampai 14 tahun), merupakan salah satu masa yang
mengalami tumbuh kembang yang cepat. Pada usia ini aktivitas fisik terus meningkat
seperti, bermain, berolah raga atau membantu orang tua dalam bekerja. Asupan gizi
yang baik dari segi kuantitas maupun kualitas diperlukan agar tumbuh kembang anak
dapat optimal. Kebiasaan makan yang salah pada anak sekolah dapat mengakibatkan
masalah gizi yang serius, Anak usia sekolah mempunyai kebiasaan untuk jajan
sehabis waktu sekolah selesai. Sering kali jajanan tersebut dijajakan di pinggir jalan
atau di pinggir saluran pembuangan air dan ditempatkan pada area terbuka sehingga,
2
memudahkan terjadinya kontak antara pangan yang dijajakan dengan mikroba.
bisa langsung dikonsumsi dan dapat dibeli dari penjual makanan, yang diproduksi
oleh penjual tersebut atau yang diproduksi orang lain, tanpa diolah lagi. Selama ini
1
Tambahan Pangan (BTP) yang dapat berupa pewarna (untuk menambah daya tarik
(penambah rasa). BTP dapat ditambahkan dalam makanan selama dalam masa
membeli jajanan di sekolah. Hasil uji Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) dari
tahun 2009 sampai 2013 mengalami peningkatan dari 57,36% menjadi 80,78%
makanan yang memenuhi syarat seperti tidak terkandung bahan berbahaya, terjaga
higienitasnya dan bebas dari kontaminasi logam berat. Survei yang dilakukan pada 30
kota tahun 2013 dari 884 sekolah SD dan Madrasah Ibtidaiyah dari jumlah 5.566 hasil
Untuk memenuhi pangan jajanan yang sehat dan bergizi, melalui Peraturan
Pemerintah (PP) No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)
bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana dan prasarana antara lain ruang
kantin atau kantin sekolah. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pusat Pengembangan
Kualitas Jasmani Depdiknas tahun 2007 tentang sekolah sehat dari 640 SD di 20
provinsi yang diteliti, 40% belum memiliki kantin dan 60% dari yang telah memiliki
kantin 84,3% kantin belum terpenuhi syarat kesehatan dan sekitar 35,5% makanan
internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi pengetahuan yang berupa
pengetahuan gizi, persepsi, kecerdasan, emosi dan motivasi dari luar. Pengetahuan
gizi merupakan kepandaian memilih makanan jajanan yang sehat yang merupakan
sumber zat-zat gizi. Pengetahuan gizi pada seorang anak memiliki pengaruh terhadap
yaitu dengan penyuluhan. Penyuluhan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
perubahan perilaku manusia yang dilakukan secara edukatif. Karena dengan adanya
penyuluhan diharapkan orang bisa memahami pentingnya makanan dan gizi, sehingga
didapat seseorang tidak terlepas dari pendidikan. Semakin tinggi pendidikan orang
Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah
‟Apakah ada pengaruh penyuluhan tentang jajanan sehat terhadap pengetahuan dan
sikap pada anak sekolah dasar di Dukuh Karang Gede Desa Cihaur Kecamatan
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari kegiatan PKL Gizi Masyarakat ini untuk mengetahui
2. Tujuan Khusus
a. Masyarakat dan anak – anak dapat mengetahui tentang jajanan yang sehat
b. Masyarakat dan anak – anak dapat menerapkan memilih jajanan yang sehat.
TINJAUAN PUSTAKA
didefinisikan sebagai makanan dan minuman yang dipersiapkan dan dijual oleh
dikonsumsi di tempat atau konsumsi tanpa proses persiapan dan proses pengolahan
diolah oleh penjaja makanan di tempat penjualan dan disajikan sebagai makanan
siap santap untuk dijual bagi umum selain disajikan jasa boga, rumah makan atau
restoran dan hotel. Makanan jajanan memegang peranan yang sangat penting dalam
sebanyak 36 % kebutuhan energi anak sekolah diperoleh dari pangan jajanan yang
dikonsumsi. 8
Usia antara 6-12 tahun adalah usia anak duduk di sekolah dasar. Pada permulaan
usia 6 tahun anak mulai masuk sekolah, sehingga anak-anak mulai masuk kedalam
karakteristik anak sekolah dasar yang pertama adalah senang bermain, karakteristik
yang kedua senang bergerak, karakteristik yang ketiga senang bekerja dalam
secara langsung.
Anak sekolah dasar senang bergerak dan dapat duduk dengan tenang paling lama
sekitar 30 menit. Dalam pergaulan dengan kelompok sebaya, anak belajar aspek-
aspek yang penting dalam proses sosialisasi. Seperti: belajar memenuhi aturan-
aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada orang lain dan
Anak usia sekolah biasanya banyak memiliki aktivitas bermain yang menguras
masuk dengan energi yang keluar. Akibatnya tubuh anak menjadi kurus, untuk
waktu istirahat yang cukup. Kurangnya nafsu makan dapat disebabkan banyak jajan,
untuk meningkatkannya dapat diberikan obat nafsu makan sesuai dosis yang
dianjurkan. Makanan jajanan yang kurang mengandung nilai gizi dan kebersihannya
10
kurang terjaga, maka akan menimbulkan dampak yang merugikan kesehatan.
a. Perkembangan fisik
Perkembangan fisik pada masa ini tidak lagi sepesat masa anak-anak
masa
ini dan anak laki-laki umumnya kebih kuat dibandingkan anak
tahapan ini adalah malnutrisi, kegemukan dan citra tubuh (Papalia dkk,
2008).
b. Perkembangan kognitif
pada masa ini berada pada tahap operasional konkret yang berlangsung
tersebut.
kuantitatifnya.
secara logis.
c. Perkembangan Bahasa
Pada masa sekolah ini anak menyadari bahwa bahasa merupakan alat
kebutuhannya kepada orang lain. Anak pada usia 6 tahun masih jarang
menggunakan kata pasif sampai setelah usia 9 tahun, pemahaman anak
luas. Anak menjadi lebih peka terhadap perasaannya sendiri dan perasaan
orang lain.
sosial dan mereka dapat merespon tekanan emosional orang lain. Anak
temannya.
baik.
Selain peran orang tua maka sekolah juga harusterlibat untuk berperan
f. Perkembangan moral
persetujuan sosial.
(2) Likungan yang lebih luas menjadikan kaidah moral sebagian besar
kelompoknya.
(3) Usia sekitar 10-12 tahun juga sudal mengenal konsep moralitas
(4) Perbuatan baik buruk dilihat dari apa motif melakukan hal tersebut.
usiaini meliputi :
1. Bahaya fisika.
a. Penyakit
b. Kegemukan
a. Kecanggungan
1. Bahaya Psikologi
b. Bahaya emosi
saudaranya.
a. Tahu (Know)
b. Memahami (Comprehension)
c. Aplikasi (aplication)
yang lain.
d. Analisis (analysis)
e. Sintesis (synthesis)
f. Evaluasi (evaluation)
dimasyarakat.
”What”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam dan sebagainya.
dua bentuk dasar yang sulit ditentukan mana kiranya yang paling “asli” atau
bagian perilaku berbentuk tindakan yang menjadi suatu pola dari tingkah
laku seseorang atau kelompok yang cenderung sulit untuk berubah. Anak
usia sekolah akan memilih makanan yang disukai tanpa melihat sehat atau
tidak makanan tersebut. Selain jajan yang ada dirumah, anak lebih mudah
untuk membeli makanan di kantin dan pedagang kaki lima disekitar sekolah.
terhadap makanan dan cara pemilihan makanan. Seorang anak akan terbiasa
untuk membeli jajan di sekolah dalam suatu waktu secara terus menerus
sampai anak tersebut mengerti akan pentingnya memperhatikan faktor-
cerna bermanifestasi sebagai sakit perut, rasa mual, muntah, dan terkadang
disertai diare. Sementara itu, gangguan sistem saraf timbul sebagai rasa
jajan disekolah. Pola inilah yang menjadikan anak terbiasa jajan di sekolah.
Kebiasaan membeli jajan bergantung pada suka atau tidak suka terhadap
rasa suka terhadap suatu makanan akan dapat berpengaruh terhadap kebiasaan
memilih jajan pada siswa sekolah dasar tahun 2012, beberapa alasan yang melatar
tambahan energi.
a. Tingkat Pendidikan
b. Informasi
c. Budaya
d. Pengalaman
2.6 Sikap
respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.
Jadi, sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan
atau aktivitas, akan tetapi merupakan predis posisi tindakan suatu perilaku.
diberikan (objek).
a. Faktor internal
Berasal dari dalam individu itu sendiri. Dalam hal ini individu
faktor fisiologis.
b. Faktor eksternal
dianggap penting.
c. Pengaruh kebudayaan
yaitu:
lainnya.
cadmiumdan arsen.
radioaktif.
2. Keracunan Makanan
Streptoccocus.
mebahayakan
4. Pemalsuan Makanan
pengganti.
b. Kontaminasi mikroba
Didalam makanan dan minumam terdapat bakteri
6-
PENYULUHAN / INFORMASI
Variabel yang diteliti Faktor yang mempengaruhi
- Pengalaman Pribadi
- Pengaruh Orang Lain
Variabel yang tidak
- Pengaruh Kebudayaan
diteliti
23
2.9 Kerangka Konsep
Pengetahuan Sikap
2.10 Hipotesis
sekolah dasar.
Ha : Terdapat pengaruh antara sikap dengan penyuluhan jajanan sehat anak sekolah
dasar.
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara sikap dengan penyuluhan jajanan sehat anak
sekolah dasar.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
sampling. Sampel yang diambil dari penelitian ini adalah siswa sekolah dasar.
Pada penelitian ini menggunakan uji dependent t-test. Penelitian ini menggunakan
analisis Bivariat yaitu analisis yang dilakukan pada 2 variabel. Variabel yang
diujikan pada penelitian ini adalah variabel pengetahuan dan sikap sebelum dan
mengenai jajanan sehat sekolahan yaitu kuesiner tingkat pengetahuan, dan lembar
A1
A2
Keterangan :
B : Jajanan Sehat
: Pengaruh
3.2 Tempat dan Waktu
1. Tempat
2. Waktu
1. Populasi
2. Sample
Sample pada penelitian ini adalah siswa siswi bimbingan belajar dengan teknik
total sampling yaitu teknik pengambilan sample dimana jumlah sample sama dengan
populasi. (Sugiyono, 2007). Alasan mengambil total sampling karena jumlah populasi
yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sample penelitian semua. . (Sugiyono,
2007). Sample ini sesuai dengan inklusi yang ada di penelitian ini :
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria ekslusi
26
3) Sakit atau dalam keadaan tidak sehat
Pada penelitian ini ada 2 variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Untuk
variabel terikat adalah Jajanan sehat dan untuk variabel bebas adalah pengetahuan dan sikap.
Tanda fisik
yang
yang dibawa
sejak lahir
Masa hidup
responden yang
dihitung sejak
2. Umur Kuesioner Umur dalam tahun Rasio
lahir sampai
dengan ulang
tahun terakhir
Tanggapan
responden
jajanan sehat di
sekolah
Data penelitian diperoleh melalui pengumpulan data primer dan data sekunder.
Sebelum melakukan pengumpulan data primer, dilakukan kajian etik terlebih dahulu.
dalam informed consent sebagai bentuk persetujuan dari penelitian yang dilakukan.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang di peroleh secara langsung yang meliputi karakteristik
sampel ( nama sampel, jenis kelamin, umur ), tingkat pengetahuan dan sikap.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang di peroleh secara tidak langsung. Dalam penelitian
ini data sekunder meliputi gambaran umum anak sekolah dasar Dukuh Karang Gede
Instrumen pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini antara lain:
2. Lembar kuesioner pengetahuan dan sikap tentang jajanan sehat anak sekolah
dasar
Analisis
Adapun tempat yang dijadikan sebagai objek penelitian yaitu di Desa Cihaur,
mayoritas penduduk yang memanfaatkan sumber daya hasil kebun salah satunya kacang
hijau dan padi. Tidak hanya kacang hijau dan padi, warga Desa Cihaur juga memiliki
UMKM ( Usaha Mikro Kecil Menengah ) seperti pembuatan arum manis. Kegiatan ini
Responden pada penelitian ini berjumlah 22 orang, dimana responden berasal dari
anak – anak sekolah dasar kelas 4 sampai 6 yang berada di Dukuh Karang Gede, Desa
mengetahui sejauh mana pengetahuan dan sikap anak sekolah dasar tentang jajanan sehat
baik sebelum penyuluhan dan sesudah penyuluhan, dan untuk mengetahui perbedaan
Subjek dalam penelitian ini sebanyak 22 responden yang berasal dari Dukuh Karang
Gede, Desa Cihaur, Kecamatan Bnjarharjo, Kabupaten Brebes. Rata – rata usia responden
berusia 7 sampai 12 tahun, dimana responden yang termuda berusia 7 tahun sedangkan
yang tertua berusia 12 tahun. Kemudian diberikan kuesioner pre test, kemudian diberikan
penyuluhan, setelah diberikan kuesioner post test. Penelitian ini dilakukan di Dukuh
Berdasarkan data pada tabel 3.1 diperoleh bahwa dari 22 (100 %) siswa – siswi
umur 9 dan 10 sebanyak 6 anak ( 27,2 % ) dan sebanyak 1 anak ( 4,5 % ) yang berumur 12
tahun. Jumlah responden laki – laki sebanyak 1 anak ( 4,5 % ) dan sebanyak 21 ( 95,5 % )
anak perempuan.
Berdasarkan hasil pengumpulan data, didapatkan bahwa rata-rata usia responden adalah 10
tahun. Usia responden yang termuda adalah 7 tahun, sedangkan usia responden tertua
adalah
12 tahun. Umur akan mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang
terhadap informasi yang diberikan. Usia menjadi faktor penentu dalam tingkat
pengetahuan tentang jajanan sehat (pre dan post penyuluhan) yang artinya
penyuluhan jajanan sehat pada anak usia sekolah dasar kurang efektif untuk
tidak kondusif dan mengganggu siswa dan siswi lainnya yang memperhatikan
pada saat penyuluhan, dan penyuluhan yang diberikan menjadi tidak maksimal.
Berdasarkan hasil uji dependent t-test, diketahui rata-rata nilai sikap pre
Berdasarkan tabel hasil uji dependent t-test diketahui nilai p = 0,251 (p >
0,05) maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan antara sikap anak sekolah
dasar tentang jajanan sehat (pre dan post penyuluhan). Hal ini menunjukkan
bahwa
bukan berarti anak dengan pengetahuan baik memiliki sikap yang baik pula.
Banyak hal yang dapat mempengaruhi sikap terutama untuk anak-anak dimana
mereka masih banyak yang meniru apa yang dilihat termasuk dalam memilih
makanan, mereka cenderung membeli makanan yang banyak dibeli oleh teman
sebaya mereka, tidak peduli apakah makanan tersebut aman ataupun tidak.
Karena tidak ada pilihan lagi untuk anak – anak memilih jajanan yang sehat
dilingkungan sekolah.
terhadap pengetahuan pada anak sekolah dasar yang merupakan variabel bebas dan
variabel terikatnya adalah jajanan sehat anak sekolah dasar, dilakukan dengan uji
Hasil uji statistik penelitian ini menunjukkan tidak adanya pengaruh antara
variabel pengetahuan siswa mengenai jajanan sehat (p = 0,451) (p > 0,05) yang
menunjukkan hasil dependent t-tes bahwa tidak ada perbedaan antara pengetahuan
tentang jajanan sehat (pre dan post penyuluhan) yang artinya penyuluhan jajanan
sehat pada anak usia sekolah dasar kurang efektif untuk mengetahui peningkatan
pengetahuan. Hal ini dikarenakan kurangnya kepatuhan siswa dan siswi dalam
4.5 Analisis pengaruh penyuluhan mengenai jajanan sehat terhadap sikap pada anak
sekolah dasar
terhadap sikap pada anak sekolah dasar yang merupakan variabel bebas dan variabel
terikatnya adalah jajanan sehat anak sekolah dasar, dilakukan dengan uji statistik
dependent t-test.
Hasil uji statistik penelitian ini menunjukkan tidak adanya pengaruh antara
variabel sikap anak sekolah dasar mengenai jajanan sehat p = 0,251 (p > 0,05) maka
dapat disimpulkan tidak ada perbedaan antara sikap anak sekolah dasar tentang
jajanan sehat (pre dan post penyuluhan). Hal ini menunjukkan bahwa bukan berarti
anak dengan pengetahuan baik memiliki sikap yang baik pula. Banyak hal yang dapat
mempengaruhi sikap terutama untuk anak-anak dimana mereka masih banyak yang
meniru apa yang dilihat termasuk dalam memilih makanan, mereka cenderung
membeli makanan yang banyak dibeli oleh teman sebaya mereka, tidak peduli apakah
makanan tersebut aman ataupun tidak. Karena tidak ada pilihan lagi untuk anak –
Temuan penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Nurul Husna (2014) yang
berjudul pengaruh penyuluhan tentang jajanan sehat terhadap pengetahuan dan sikap
anak usia sekolah dasar di provinsi Lampung, yang menyebutkan tidak terdapat
menggunakan slide dan media terhadap sikap anak usia sekolah dasar.
banyak yang bersikap baik, namun anak cenderung mengikuti teman sehingga
Kandungan gizi merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan untuk
keamanan pangan merupakan hak dasar manusia. Saat ini masalah tersebut menjadi
pangan, dan kelompok masyarakat yang sering mengalami keracunan makanan adalah
anak sekolah dasar. Potensi anak di sekolah dapat terganggu akibat anak
mengkonsumsi jajanan tidak sehat. Sehingga tujuan dari kegiatan ini adalah untuk
jajanan tidak sehat. Kegiatan penyuluhan yang dilakukan disertai dengan pretest dan
posttest.
Keterbatasan penelitian ini antara lain adalah kurangnya jumlah responden yang
responden yang akan digunakan, sehingga akan mendekati hasil dengan kondisi yang
sebenarnya.
BAB V
5.1 SIMPULAN
pada bab sebelumnya, kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
0,251 (p > 0,05) maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan antara
sikap anak sekolah dasar tentang jajanan sehat (pre dan post
penyuluhan).
(p > 0,05) yang menunjukkan hasil dependent t-tes bahwa tidak ada
pengetahuan.
5.2 Saran
1. Bagi Siswa
poster atau leaflet agar lebih menarik dan mudah dipahami oleh
siswa.
tahu dan peduli dengan mutu dan kriteria keamanan jajanan yang
dijualnya.
3. Bagi Peneliti
1. Fitriani, N. L., & Andriyani, S. (2015). Hubungan Antara Pengetahuan dengan Sikap
Anak Usia Sekolah Akhir (10-12 Tahun) Tentang Makanan Jajanan di SD Negeri II
Tagog Apu Padalarang Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015. Jurnal Pendidikan
2. Puspitasari, RL. 2013. Kualitas jajanan siswa di sekolah dasar. Jurnal AL-AZHAR
3. Indrati, R., & Gardjito, M. (2014). Pendidikan konsumsi pangan: Aspek pengolahan dan
4. BPOM, R. (2013). Pedoman Pangan Jajanan Anak Sekolah Untuk Pencapaian Gizi
Seimbang. Direktorat Bina Gizi Ditjen Bina Gizi Kesehatan Ibu dan Anak, Kemenkes,
5. Depkes RI, 2011. Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar. Direktorat Bina Gizi
Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementrian Kesehatan.
8. Badan, P. O. M., & POM, R. I. (2008). Pengujian Mikrobiologi Pangan. Jakarta: Badan
POM RI.
10. Lisdiana, L. (2004). Pemanfaatan Rimpang Kunir Putih (Curcuma zedoaria) Sebagai
Negeri 4 Poasia Kecamatan Kambu Kota Kendari. Jurnal Sains dan Teknologi Pangan,
3(1).
12. Syam, A., & Indriasari, R. (2018). Gambaran Pengetahuan dan Sikap Siswa terhadap
Makanan Jajanan Sebelum dan Setelah Pemberian Edukasi Kartu Kwartet pada Anak
Usia Sekolah Dasar di Kota Makassar. JURNAL TEPAT: Applied Technology Journal for
13. Khusna, N., & Setiaji, H. B. (2016). Pengaruh penyuluhan tentang jajanan Sehat terhadap
pengetahuan dan sikap anak usia sekolah dasar. Jurnal Kesehatan, 5(1).
14. Kiromah, N. Z. W., Miyarso, C., Khuluk, K., Majidah, K., & Tagawuningsih, A. (2019).
15. Purtiantini, P. (2010). Hubungan pengetahuan dan sikap mengenai pemilihan makanan
16. Triasari, R. (2015). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mengenai Jajanan Aman dengan
Perilaku Memilih Jajanan pada Siswa Kelas V SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok.
17. Pristyanti, A. (2017). Kebiasaan Jajan Anak di Sekolah Dengan Kejadian Demam Typoid
Pada Anak Usia Sekolah (Studi di Paviliun Seruni RSUD Kabupaten Jombang) (Doctoral
18. Febryanto, M. A. B. (2017). Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku
Pemilihan Jajanan Sehat Pada Siswa Sekolah Dasar Di SD Negeri Gonilan 02 (Doctoral
20. Djamil, A. (2020). Pengaruh Pemberian Penyuluhan Dengan Permainan Ular Tangga
21. Paratmanitya, Y., & Aprilia, V. (2016). Kandungan bahan tambahan pangan berbahaya
pada makanan jajanan anak sekolah dasar di Kabupaten Bantul. Jurnal Gizi dan
23. Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta,2010
Rineka Cipta.
26. Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni.Jakarta: PT. Rineka Cipta.
27. Peraturan Pemerintah dan Dirjen POM. (1988). Nomor 722/Menkes/Per/IX/1988 Tentang
28. Peraturan Pemerintah Nomor 033 tahun. (2012). Bahan Tambahan Pangan.Jakarta:
29. Rifka. (2015). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mengenai Jajajan Aman Dengan Perilaku
Memilih Jajanan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok. Skripsi S1,
Kesehatan,2015.
Lampiran 1 Surat Tugas
Lampiran 2 Kuesioner Pengetahuan
KUESIONER SISWA
1. Nama Siswa :
2. Alamat Rumah :
3. Jenis Kelamin :
4. Tempat / tanggal lahir :
5. Usia :
6. Anak ke- : ...... dari... bersaudara
7. Agama :
8. Jumlah Anggota :
Keluarga
9. Pekerjaan Orang Tua : Ayah :
Ibu :
Petunjuk : Berilah tanda (√) pada jawaban yang kamu anggap benar
Petunjuk : Berilah tanda (√) pada jawaban yang kamu anggap benar
95% Confidence
Pai score_penget_pre -
r1 - 2.272 13.89050 2.96146 -8.43143 3.88597 -.767 21 .451
score_penget_post 7
3
Paired Differences
Sig. (2-
t df tailed)
95% Confidence
Interval of the
Std. Std.
Difference
Mean Deviation Error
Mean Lower Upper
Pai score_skp_pre -
r1 - 3.145 12.48749 2.66234 -8.68255 2.39073 -1.182 21 .251
score_skp_post 9
1
Lampiran 5 Dokumentasi