Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : I Made Sugiantara

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 030259233

Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4110 /PENGANTAR SOSIOLOGI

Kode/Nama UPBJJ : 77 / Denpasar

Masa Ujian : 2019/20.2 (2020.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. mobilitas sosial yang berbasis digital dapat meningkatkan produktivitas setiap individu karena
dapat meningkatkan produktivitas dengan cara mengurangi waktu untuk pergi ke sebuah
tempat untuk bekerja, sehingga pekerjaan akan dapat diselesaikan dengan lebih cepat. Dengan
kemudahan tersebut akan membuat perubahan di dalam lingkungan pekerjaan yang dimana
sebelumnya harus berada di kantor pada setiap waktu, tetapi kini dapat diubah dengan
mengerjakan pekerjaan dirumah akan tetapi memiliki target capaian yang dimana menjadi
acuan terhadap produktivitas yang dimiliki oleh pegawai untuk menyelesaikan pekerjaannya
dengan tepat waktu. Sehingga mobilitas sosial yang dimana menggunakan layanan digital
yang mulai marak saat ini menjadi trend untuk meningkatkan produktivitas di masyarakat.
produktivitas tinggi menunjukkan masih ada lebih banyak pekerjaan yang dapat dilakukan
untuk membantu setiap karyawan melakukan pekerjaan terbaik mereka. Dalam bisnis dengan
budaya digital yang kuat, penggunaan teknologi yang meningkat juga mendorong semangat
dan fokus karyawan. Tapi, di perusahaan dengan budaya digital yang lemah, efeknya
berlawanan,semakin banyak teknologi yang digunakan perusahaan, semakin sedikit pekerja
yang terikat. Sehingga diperlukan kontrol dari perusahaan itu sendiri agar seimbang.

2. Fenomena tawuran antar pelajar sudah menjadi tradisi yang mengakar di kalangan pelajar. Hal
ini telah menimbulkan keprihatinan dan keresahan terhadap calon-calon generasi penerus
bangsa. Melalui fenomena yang pernah terjadi menunjukkan bahwa faktor penyebab tawuran
antar pelajar secara umum dapat dikategorikan menjadi dua. Pertama, faktor internal pelajar
sebagai remaja, yang tidak lepas dari aspek-aspek psikologis yang melingkupi kehidupannya
sebagai remaja. Kedua, adalah faktor eksternal dari luar diri remaja yang berupa kondisi
lingkungan sosial di sekitar remaja. Fenomena tawuran pelajar termasuk dalam aspek transmisi
budaya. remaja sebagai generasi penerus bangsa, ternyata juga memiliki identitas
"budaya" baru, yakni "tawuran". Kenapa ini bisa dibilang budaya, karena ini sudah
menjadi kebiasaan dan trend, bahkan sudah menjadi tradisi yang turun- temurun di
kalangan pelajar, yang dilakukan sepulang sekolah dengan masih memakai pakaian seragam.
Kondisi ini juga diiringi oleh pandangan-pandangan dogmatis yang keliru, seperti "kalau
enggak tawuran enggak jantan, enggak keren atau nggak cool, enggak mengikuti
perkembangan zaman", atau banyak lagi anggapan-anggapan keliru lainnya yang diyakini
pelajar. Transmisi budaya yang terjadi pada fenomena tawuran adalah ketika tawuran sudah
dianggap sebagai trend atau tradisi yang diturunkan dari satu angkatan ke angkatan di
bawahnya. Sehingga tawuran seakan - akan menjadi budaya di kalangan pelajar. Transmisi
budaya merupakan suatu kegiatan penyaluran budaya dari satu generasi ke generasi lainnya
mengenai suatu hal. Transmisi budaya dapat dimanfaatkan untuk pelestarian nilai - nilai
budaya. Tawuran termasuk dalam transmisi kebudayaan apabila aktivitas tawuran terus
dilakukan dan dilanjutkan oleh generasi selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai