Anda di halaman 1dari 18

PETUNJUK PRAKTIKUM

BIOKIMIA TANAMAN

LABORATORIUM
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Praktikan harus sudah hadir 5 menit sebelum praktikum dimulai.


Praktikan yang datang terlambat/tidak hadir diwajibkan membawa
surat keterangan secara tertulis. Praktikan yang tiga kali berturut-turut
tidak hadir tanpa memberikan keterangan yang syah, tidak
diperkenankan mengikuti acara selanjutnya.
2. Praktikan harus sudah mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan
acara praktikum yang akan dilakukan, dan sebelum praktikum akan
diadakan test. Nilai test di bawah 5,5 sebanyak 2 kali akan diberi tugas
(Assignment).
3. Selama praktikum berlangsung praktikan tetap berlaku sopan, seperti
tidak merokok, tidak pakai sandal dan sebagainya.
4. Setelah selesai praktikum, alat-alat harus dikembalikan dalam
keadaan bersih, Praktikkan bertanggung jawab akan kerusakan alat-
alat praktikum yang digunakan.
5. Pada akhir acara praktikum, praktikum harus membuat laporan
sementara yang disyahkan oleh Assisten jaga. Laporan sementara
berisi data hasil pengamatan.
6. Laporan resmi ditulis dengan susunan yang teratur pada format
laporan yang sudah disediakan. Laporan praktikum dikumpulkan paling
lambat 1 minggu setelah selesai suatu acara dilakukan. Pada saat
menyerahkan laporan, praktikan wajib meminta tanda tangan penerima
pada lembar penyerahan laporan. Penyerahan yang melebihi batas
waktu akan dinilai paling rendah (E)
7. Responsi akan diadakan setelah semua acara praktikum dilakukan.
Syarat untuk dapat mengikuti responsi adalah telah mengumpulkan
semua laporan acara praktikum dan tugas – tugas yang diberikan.
8. Nilai praktikum adalah rata-rata dari nilai test, pelaksanaan, laporan
dan responsi.

ii
PEDOMAN PEMBUATAN LAPORAN

(Halaman depan/Cover)

Laporan Praktikum
BIOKIMIA TANAMAN
Acara : …………………

Nama : ………………………….
No. Mahasiswa : ………………………….
Gol / Kel : ………………………….
Tgl Praktikum : ………………………….
Assisten : ………………………….

1. Acara praktikum
2. Tujuan
3. Hasil dan Pembahasan
4. Kesimpulan
Daftar Pustaka :

Yogyakarta, ……………………….

Asisten, Praktikan,

Tanda tangan Tanda tangan

Nama terang Nama terang

5. Lampiran : 1. Laporan sementara


2. Grafik

iii
DAFTAR ISI

Hal
TATA TERTIB PRAKTIKUM ..................................................................... iii
PEDOMAN PEMBUATAN LAPORAN........................................................ v
DAFTAR ISI ............................................................................................. vii
ACARA I : KARBOHIDRAT .......................................................................1
ACARA II : UJI PATI ..................................................................................4
ACARA III : PROTEIN ..............................................................................8
ACARA IV: LIPIDA...................................................................................10
ACARA V : ENZIM ...................................................................................12

iv
ACARA I : KARBOHIDRAT

Karbohidrat atau sering disebut juga sakarida didefinisikan sebagai


polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton. Golongan senyawaan
karbohidrat dapat dibagi menjadi 3 sub golongan atas dasar jumlah
satuan dasar yang menyusunnya. Satuan dasar yang dimaksud adalah
polihidroksi aldehida- polihidroksi keton tunggal. Kedua jenis satuan
penyusun ini mengandung gugus karbonil. Jika satuan itu dinamakan
aldosa. Jika gugus itu terdapat pada urutan kedua rantai atom C, maka
dinamakan ketosa.
Sakarida yang hanya terdiri dari sebuah satuan dasar maka
karbohidrat itu termasuk sub golongan monosakarida, mengandung dua
sampai sepuluh satuan dasar. Yang terakhir adalah polisakarida,
mengandung satuan dasar yang satu dengan satuan dasar yang lainnya
dinamakan ikatan glikosidik.
Monosakarida yang paling banyak terdapat di alam adalah beratom
C 3 sampai 6, terutama yang berantai atom C 5 dan C 6, misalnya
arabinosa, silosa, glukosa, fruktosa dan lain-lain. Golongan oligosakarida.
Disakarida yang banyak terdapat di alam ialah maltosa, silobinosa, laktosa
dan sakarosa. Golongan polisakarida dibedakan menjadi dua macam atas
dasar jenis satuan dasar, panjang rantai dan derajat percabangannya.
Homopolisakarida ialah karbohidrat yang hanya mengandung satu jenis
satuan dasar (monomer), sedang bila lebih dari satu jenis disebut
heteropolisakarida.
Atas dasar fungsinya polisakarida dibagi menjadi polisakarida
cadangan (misalnya : pati, glikogen) dan polisakarida strukturil yang
bertindak sebagai kerangka pada dinding sel dan pelindung, pengisi antar
sel jaringan pengikat (misalnya : kithin, selulosa, pektin dan lain-lain).
Beberapa sifat umum dan reaksi karbohidrat antara lain :
1. Asam sulfat (H2SO4) pekat dapat menghidrolisa ikatan glikosidik
karbohidrat menjadi monosakarida, selanjutnya mengalami dehidrasi
membentuk furfural dan derivatnya. Senyawa ini jika ditambah
Suphunated alpha-naptol akan menjadi zat yang berwarna ungu.
2. Sakarida yang berfungsi gugus aldehid atau keton bebas, mempunyai
sifat mereduksi. Sifat ini dapat diketahui jika ke dalam larutan tersebut
ditambahkan larutan ion Cupri dalam suasana alkalis, kemudian
dipanaskan maka akan terbentuk endapan Cu2O yang berwarna
merah bata. Uji adanya gugus reduksi dapat dilakukan dengan
penambahan larutan yang mengandung ion Cupri yaitu larutan
Fehling, Benedict, Barfoed, Luff dan lain-lain. Larutan Barfoed hanya
dapat direduksi oleh monosakarida.
3. Dehidrasi monosakarida keton akan menghasilkan furfural. Peristiwa
dehidrasi ketosa menjadi furfural lebih cepat dibandingkan dengan
dehidrasi aldosa. Hal ini disebabkan karena aldosa sebelum dehidrasi
mengalami transformasi dulu menjadi ketosa. Furfural yang terbentuk

1
dari dehidrasi tersebut dapat bereaksi dengan resorsinol menjadi
berwarna merah (uji Selliwanoff).
4. Iodin dapat diabsorpsi oleh polisakarida hingga terjadi pewarnaan.
Dengan amilum akan memberikan warna biru, dengan glikogen akan
memberikan warna coklat, dengan dekstrin akan memberikan warna
merah coklat.
5. Polisakarida memiliki gugus reduksi pada ujung rantai saja. Bila
mengalami hidrolisa akan menghasilkan rantai monosakarida yang
lebih pendek yang memiliki gugus reduksi. Hidrolisa amilum
menghasilkan dekstrin dan akhirnya glukosa, mula-mula dengan Iod
berwarna biru akhirnya tidak terjadi pewarnaan.

a. Uji Benedict
Langkah kerja:
1. Dituang 5ml ekstrak tebu, pisang matang dan pisang mentah masing-
masing pada tabung reaksi. Dilabeli tiap tabung reaksi.
2. Ditambahkan 10 tetes larutan benedict, lalu dipanaskan selama 2
menit diatas api bunsen, lalu diamati perubahan warna.
3. Ditambahkan 5 tetes larutan HCl 1M ke dalam ekstrak, lalu panaskan
selama satu menit di atas api bunsen.
4. Ditambahkan 5 tetes larutan NaOH 1M kedalam ekstrak yang sudah
dipanaskan, lalu panaskan kembali selama satu menit.
5. Setelah pemanasan di tetesi ekstrak dengan benedict sebnyak 10
tetes (amati perubahan warna pada setiap langkah, catatlah warna
akhir).

b. Uji Fehling
Langkah kerja:
1. Dituang 5ml ekstrak pisang matang dan pisang mentah masing-
masing pada tabung reaksi.
2. Ditambahkan larutan Fehling A sebanyak 8 tetes, lalu dipanaskan
selama satu menit diatas api bunsen (digojok dan diamati warna).
3. Ditambahkan larutan Fehling B setelah pemanasan sebanyak 8 tetes,
lalu dipanaskan kembali selama satu menit diatas api bunsen (amati
warna akhir).

c. Uji Iodine
Langkah kerja:
1. Dituang 5ml ekstrak kentang dan singkong kedalam tabung reaksi
(diamati warna).
2. Ditambahkan 5 tetes iodine (diamati perubahan warna)

2
d. Uji Selliwanof
Langkah kerja:
1. Dituang 2ml glukosa, 2ml fruktosa dan 5ml ekstrak pisang matang
masing-masing pada tabung reaksi.
2. Ditambahkan 2ml HCl 37% pada setiap tabung reaksi, lalu
dipanaskan selama 10 menit di penangas air.
3. Ditambahkan 0,5ml resorsinol 0,5% pada setiap tabung reaksi (amati
setiap perubahan warna dan catatlah warna akhir)

3
ACARA II : UJI PATI

Pati merupakan salah satu polimer alami yang tersusun dari struktur
bercabang yang disebut amilopektin dan struktur lurus yang disebut amilosa. Pati
diperoleh dengan cara mengekstraksi tanaman yang kaya akan karbohidrat seperti
sagu, singkong, jagung, gandum, dan ubi jalar. Pati juga dapat diperoleh dari hasil
ekstraksi biji buah-buahan seperti pada biji nangka, biji alpukat, dan biji durian
(Cornelia, et al., 2013). Pati merupakan karbohidrat cadangan yang terdapat dalam
batang dan biji suatu tanaman (Otman, et al., 2011). dan membentuk butiran
dalam sel di plastid, terpisah dari sitoplasma. Sumber pati terbesar adalah berasal
dari jagung dan beras. Pati merupakan serbuk amorf lunak berwarna putih dan
tanpa rasa manis. Tidak larut dalam air, alkohol dan eter (Jain, et al., 2014). Pati
alami akan mengalami berbagai perubahan fisikokima selama proses termal.
Khususnya, ketika dipanaskan dalam air, butiran pati akan membengkak, diikuti
dengan perubahan struktur kristal pati tersebut (Zhu, et al., 2009).
Kegunaan pati dari berbagai tanaman berfungsi sebagai eksipien farmasi
(Hu, et al., 2015). Pati tersedia secara luas dan berguna dalam produksi tablet
karena sifatnya yang inert, murah dan penggunaannya sebagai pengisi, pengikat,
desintegran dan glidan (Adetunji, et al., 2006). Pati memiliki kelebihan sebagai
eksipien yaitu dapat tercampurkan dan memiliki sifat inert dengan sebagian besar
bahan obat (Priyanta, et al., 2012). Pati dari berbagai sumber telah dievaluasi dan
digunakan sebagai binder atau pengikat yang sangat baik dalam bentuk musilago
atau serbuk kering. Meskipun pati jagung adalah eksipien yang paling sering
digunakan dalam pembuatan sediaan tablet, para peneliti telah mencoba
mengembangkan pati dari tanaman untuk penggunaan eksipien sediaan tablet
(Adebayo & Itiola., 2011). Ekstraksi pati merupakan proses untuk mendapatkan
pati dari suatu tanaman dengan cara memisahkan pati dari komponen lainnya yang
terdapat pada tanaman tersebut (Cave, et al., 2013).

Cara Kerja Uji Pati

Ditimbang sampel sebanyak 1 gram (belum ada ulangan, bobot yang terukur tidak
boleh >0,9 dan di tulis angka yang tertera pada timbangan)

Dicuci dengan Aquades (3 x pencucian)

Disaring suspensi (ambil ampas)

Dipindahkan residu ke dalam erlemeyer (besar 250 ml)

Ditambahkan Aquades 200 ml + HCl 25% 20ml

Dipanaskan selama 2,5 jam dengan menggunakan panci

Didiamkan larutan untuk beberapa saat

4

Diencerkan larutan menjadi 250 ml dengan menambahkan aquades

Diambil sampel 10 ml (erlemeyer kecil)

Ditambahkan NaOH 1N sebanyak 4 ml

Diencerkan dengan aquades sampai dengan volume 100ml

Disaring kembali dan ambil filtratnya (ambil airnya )

Diambil 1 ml dan pindahkan kedalam tabung reaksi (ulangan 1,2 dan 3)

Ditambahkan nelson C 1 mil pada tiap tabung reaksi

Dipanaskan tabung reaksi selama 30 menit terhitung setelah air mendidih
(didapatkan endapan merah )

Didiamkan larutan untuk beberapa saat

Ditambahkan arseno molibdat 1 ml

Diencerkan dengan aquades sampai vol 10 ml

Divortex hingga homogen (bias dilakukan dengan manual)
Kemudian dianalisis dengan spectrofotometri (gel 540)

Hitung kadar pati dengan menggunakan rumus

5
DAFTAR PUSTAKA

Adebayo, A. S., dan Itiola, O. A. 2011. Evaluation of breadfruit and cocoyam


starches as exodis-integrants in a paracetamol tablet formulation. Pharm.
Pharmacol. Commun., 4: 385-389.

Adetunji, O. A., Odeniyi, M. A, dan Itioala, O. A. 2006. Compression,


Mechanical and Release Properties of Chloroquine Phosphate Tablets containing
corn and Trifoliate Yam Starches as Binders. Tropical Journal of Pharmaceutical
Research. 2: 589- 596

Caye, M., Drapcho, N. P. N., dan Terry, H. W. 2008. Biofuels Engineering


Process Technology. USA: The McGraw-Hill Companies Inc

Cornelia, M., Syarief, R., Effendi, H., dan Nurtama, B. 2011. Pemanfaatan Biji
Durian (Durio zibenthinus Murr.) dan Pati Sagu (Metroxylon sp.) dalam
Pembuatan Bioplastik, J. Kimia Kemasan. 35(1): 20-29

Hu, A., Jiao, S., Zheng, J., Li, L., Fan, Y., Chen, L., dan Zhang, Z. 2015.
Ultrasonic Frequency Effect On Corn Starch And Its Cavitation. LWT - Food
Science and Technology 60. 941- 947

Jain JL, Jain S and Jain N. Fundamentals of Biochemistry. Seventh Edition. S.


Chand & Company Pvt. Ltd, New Delhi; 2014.

Otman N, Azahari NA, Ismail H. Thermal properties of polyvinyl alcohol


(PVOH)/Corn starch blend film. Malaysian Polymer Journal. 2011; 6(6): 147-154.

Priyanta, R. B. S., Arisanti, C. I. S., dan Anton, I. G. N. 2012. Sifat Fisik Granul
Amilum jagung yang Dimodifikasi Secara Enzimatis dengan Lactobacillus
acidophilus pada Berbagai Waktu Fermentasi. Jurnal Farmasi Udayana. 1 (1): 67-
74

Zhu, F., Cai, Y. Z., Sun, M., dan Corke, H. 2009. Effect of phytochemical extracts
on the pasting, thermal, and gelling properties of wheat starch. Food Chemistry.
112: 919–923

6
7
ACARA III : PROTEIN

Protein merupakan komponen yang penting dalam tubuh kita.


Penyusun protein adalah asam amino yang berikatan satu sama lain
melalui ikatan peptida. Protein dapat mengalami denaturasi oleh panas,
pH, logam berat dan sebagainya. Peristiwa denaturasi ini tak lain adalah
terbukanya lipatan alamiah struktur protein. Jika denaturasi ini belum
berlanjut maka polimer itu bisa melipat lagi dan kembali pada struktur
alamiahnya, sebaliknya bila peristiwa denaturasi ini berlanjut maka protein
akan menggumpal.
Suatu keadaan protein yang dapat menghilangkan fungsinya
karena struktur tersiernya rusak disebut denaturasi. Faktor penyebab
denaturasi dapat berasal dari pemanasan, ph yang ekstrim, atau reagen
tertentu. Protein tersebut dapat juga kembali pada konformasi asalnya,
kondisi ini dinamakan renaturasi

Gambar 1. Struktur protein

Dengan penambahan pereaksi tertentu gugus amino dari protein


akan bereaksi menghasilkan senyawa berwarna, misalnya bila treonin
ditambah reagen Millon akan menghasilkan senyawa berwarna merah.
a. Denaturasi oleh Panas dan pH Ekstrim
1. Disiapkan 3 tabung reaksi yang bersih.
2. Diambil masing-masing dengan 5 ml larutan protein Kemudian ke
dalam masing-masing tabung ditambahkan larutan sebagai berikut :
Nomor Tabung Larutan
1 0,5 ml 1 N HCl
2 0,5 ml 1 N NaOH
3 0,5 ml air suling

3. Dimasukkan semua tabung ke dalam penangas air mendidih selama 5


menit dan catat mana menggumpal paling awal dan mana yang
menggumpal paling akhir. Diamati pada menit ke 0, 5, 10.

8
b. Uji Biuret I
Langkah kerja:
1. Dituang 5 ml putih telur pekat dan putih telur encer , masing-masing
pada tabung reaksi (diamati warna).
2. Ditambahkan larutan NaOH 40% sebanyak 8 tetes pada setiap
tabung reaksi (amati perubahan warna).
3. Ditambahkan CuSO4 1% sebanyak 4 tetes , lalu digojok dan diamati
warna akhir.

c. Uji Biuret II
Langkah kerja:
1. Dituang 5 ml putih telur pekat dan putih telur encer , masing-masing
pada tabung reaksi (diamati warna).
2. Ditambahkan pada masing-masing tabung reaksi 6 tetes larutan
HNO3 pekat, lalu panaskan ditas api bunsen selama 2 menit.
3. Setelah pemanasan ditambahkan larutan amonia 2-3 tetes (digojok
dan diamati perubahan warna).

d. Uji Millon
Langkah kerja:
1. Dituang 5ml putih telur pekat dan putih telur encer, masing-masing
pada tabung reaksi (diamati warna).
2. Ditambah larutan millon sebanyak 5 tetes setiap tabung reaksi
(diamati perubahan warna dan dicatat warna akhir).

9
ACARA IV: LIPIDA

Lipida adalah senyawa organik yang tidak larut dalam air. Banyak
diketemukan dalam sel/ jaringan, larut dalam zat pelarut non polar seperti
Chloroform, Ether dan Benzen. Penyusun utama lipida adalah trigliserida.
Walaupun lipida merupakan satu senyawa tersendiri, akan tetapi
seringkali tergabung dengan senyawa lain misalnya karbohidrat.
Asam lemak penyusun lipida ada 2 macam yaitu asam lemak jenuh
dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak hewani umumnya mempunyai
rantai C jenuh, sedang minyak nabati umumnya memiliki satu atau lebih
ikatan rangkap. Halogen dapat bereaksi cepat dengan atom C pada rantai
yang ikatannya tidak jenuh (peristiwa addisi).
Selama penyimpanan, lemak atau minyak mungkin menjadi tengik
yang disebabkan pembentukan peroksida pada ikatan rangkap karena
bereaksi dengan oksigen dari udara atau oleh aktivitas jasad renik.

a. Uji Sudan III


Langkah kerja:
1. Diambil putih telur, minyak sayur dan air santan 2-3 tetes pada plat
tetes (amati warna awal)
2. Ditetesi masing-masing dengan 2-3 tetes larutan sudan (amati
perubahan warna).
b. Uji dengan menggunakan cara sederhana (Kertas Buram)
Langkah kerja:
1. Digambar 6 kotak pada kertas buram, lalu dioleskan putih telur pada 3
kotak dan minyak sayur pada 3 kotak lainnya.
2. Didiamkan selama 7 menit lalu diamati dibawah cahaya terang
(dicatat perbedaannya).

10
11
ACARA V : ENZIM

Enzim adalah katalisator biologis (biokatalisator) yang dapat


mempercepat keseimbangan suatu reaksi kimia. Senyawa tersebut
merupakan suatu protein, aktivitasnya sangat dipengaruhi oleh beberapa
hal seperti suhu, pH, konsentrasi substrat, adanya kofaktor dan
sebagainya.
Di bawah ini diberikan beberapa percobaan untuk mengetahui sifat-
sifat enzim yang ada di laboratorium.

Percobaan 1 : Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim Diastase


1. Siapkan 3 tabung reaksi yang bersih, kemudian isilah masing-masing
dengan larutan sebagai berikut :

No. Larutan Buffer Substrat


Tabung
1 6 ml Lart. Buffer pH 4 3 ml Amilum 1%
2 6 ml Lart. Buffer pH 6 3 ml Amilum 1%
3 6 ml Lart. Buffer pH 8 3 ml Amilum 1%

2. Kemudian ke dalam masing-masing tabung ditambahkan 1 ml larutan


enzim diastase dan campur dengan baik. Catat waktu pada saat
menambahkan larutan tersebut.
3. Inkubasikan pada penangas air bersuhu 40°C. Setiap 3 menit amati
tabung 1, 2, dan 3 dengan cara mengambil satu tetes larutan tersebut
dan teteskan ke lempeng porselen.
Tambahkan satu tetes larutan 0,01 M Iod.
4. Catat perubahan warna yang terjadi.
5. Hasil akhir pada tabung 1, 2, dan 3 diuji dengan larutan Benedict.

Percobaan 2 : Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim Diastase


1. Siapkan 3 tabung reaksi yang bersih.
2. Masing-masing diisi dengan amilum 1% sebanyak 2 ml dan masing-
masing ditambah enzim diastase sebanyak 2 ml.
3. Siapkan penangas air dengan suhu 40°C dan 100°C.
4. Tabung ke 1 diinkubasikan pada suhu 40°C selama 15 menit.
5. Tabung ke 2 dipanaskan pada suhu 100°C selama 5 menit.
6. Tabung ke 3 dibiarkan pada suhu kamar selama 15 menit.
7. Kemudian masing-masing ditambah ± 1 ml Iod 0,01 N.
8. Amati perubahan warna yang terjadi.

Percobaan 3 : Pengujian Amilase dari Kecambah


1. Siapkan dua macam bahan (biji kacang hijau dan taoge) masing-
masing 50 gram, dihancurkan dengan mortir kemudian tambahkan
aquadest 50 ml dan saring dengan kain saring.
2. Siapkan 2 buah tabung reaksi yang bersih.
3. Masukkan ke dalamnya masing-masing 3 ml amilum 1%, atur pH-nya
dengan menambahkan 6 ml larutan buffer pH 6.

12
4. Pada tabung 1 ditambah 1 ml ekstrak kacang hijau.
5. Pada tabung 2 ditambah 1 ml ekstrak taoge.
6. Inkubasikan dalam penangas air pada suhu 40°C.
7. Pada menit ke 5 dan ke 10 diambil 1 tetes bahan tersebut pada
lempeng porselen dan ditambah 1 tetes larutan Iod 0,01 N.
8. Catat perubahan warna yang terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

Lehninger. 1982. Principles of Biochemistry (1). Worth Publ. Maryland.

Lehninger, Nelson D.L., Cox MM. Principle of Biochemistry 5th ed. Worth
Publisher. Newyork.

Plummer, D.T. 1971. An Introduction to Practial Biochemistry, MC. Grw-


Hill Book Co. Ltd. England.

Soeharsono. 1982. Biokimia 1. Gama Press. Yogyakarta

SOEHARSONO MARTOHARSONO dan MULYONO. 1987. Petunjuk


Praktikum Biokimia. Team Pengelola Kuliah dan Praktika Biokimia,
UGM. Yogyakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai