BIOKIMIA TANAMAN
LABORATORIUM
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
TATA TERTIB PRAKTIKUM
ii
PEDOMAN PEMBUATAN LAPORAN
(Halaman depan/Cover)
Laporan Praktikum
BIOKIMIA TANAMAN
Acara : …………………
Nama : ………………………….
No. Mahasiswa : ………………………….
Gol / Kel : ………………………….
Tgl Praktikum : ………………………….
Assisten : ………………………….
1. Acara praktikum
2. Tujuan
3. Hasil dan Pembahasan
4. Kesimpulan
Daftar Pustaka :
Yogyakarta, ……………………….
Asisten, Praktikan,
iii
DAFTAR ISI
Hal
TATA TERTIB PRAKTIKUM ..................................................................... iii
PEDOMAN PEMBUATAN LAPORAN........................................................ v
DAFTAR ISI ............................................................................................. vii
ACARA I : KARBOHIDRAT .......................................................................1
ACARA II : UJI PATI ..................................................................................4
ACARA III : PROTEIN ..............................................................................8
ACARA IV: LIPIDA...................................................................................10
ACARA V : ENZIM ...................................................................................12
iv
ACARA I : KARBOHIDRAT
1
dari dehidrasi tersebut dapat bereaksi dengan resorsinol menjadi
berwarna merah (uji Selliwanoff).
4. Iodin dapat diabsorpsi oleh polisakarida hingga terjadi pewarnaan.
Dengan amilum akan memberikan warna biru, dengan glikogen akan
memberikan warna coklat, dengan dekstrin akan memberikan warna
merah coklat.
5. Polisakarida memiliki gugus reduksi pada ujung rantai saja. Bila
mengalami hidrolisa akan menghasilkan rantai monosakarida yang
lebih pendek yang memiliki gugus reduksi. Hidrolisa amilum
menghasilkan dekstrin dan akhirnya glukosa, mula-mula dengan Iod
berwarna biru akhirnya tidak terjadi pewarnaan.
a. Uji Benedict
Langkah kerja:
1. Dituang 5ml ekstrak tebu, pisang matang dan pisang mentah masing-
masing pada tabung reaksi. Dilabeli tiap tabung reaksi.
2. Ditambahkan 10 tetes larutan benedict, lalu dipanaskan selama 2
menit diatas api bunsen, lalu diamati perubahan warna.
3. Ditambahkan 5 tetes larutan HCl 1M ke dalam ekstrak, lalu panaskan
selama satu menit di atas api bunsen.
4. Ditambahkan 5 tetes larutan NaOH 1M kedalam ekstrak yang sudah
dipanaskan, lalu panaskan kembali selama satu menit.
5. Setelah pemanasan di tetesi ekstrak dengan benedict sebnyak 10
tetes (amati perubahan warna pada setiap langkah, catatlah warna
akhir).
b. Uji Fehling
Langkah kerja:
1. Dituang 5ml ekstrak pisang matang dan pisang mentah masing-
masing pada tabung reaksi.
2. Ditambahkan larutan Fehling A sebanyak 8 tetes, lalu dipanaskan
selama satu menit diatas api bunsen (digojok dan diamati warna).
3. Ditambahkan larutan Fehling B setelah pemanasan sebanyak 8 tetes,
lalu dipanaskan kembali selama satu menit diatas api bunsen (amati
warna akhir).
c. Uji Iodine
Langkah kerja:
1. Dituang 5ml ekstrak kentang dan singkong kedalam tabung reaksi
(diamati warna).
2. Ditambahkan 5 tetes iodine (diamati perubahan warna)
2
d. Uji Selliwanof
Langkah kerja:
1. Dituang 2ml glukosa, 2ml fruktosa dan 5ml ekstrak pisang matang
masing-masing pada tabung reaksi.
2. Ditambahkan 2ml HCl 37% pada setiap tabung reaksi, lalu
dipanaskan selama 10 menit di penangas air.
3. Ditambahkan 0,5ml resorsinol 0,5% pada setiap tabung reaksi (amati
setiap perubahan warna dan catatlah warna akhir)
3
ACARA II : UJI PATI
Pati merupakan salah satu polimer alami yang tersusun dari struktur
bercabang yang disebut amilopektin dan struktur lurus yang disebut amilosa. Pati
diperoleh dengan cara mengekstraksi tanaman yang kaya akan karbohidrat seperti
sagu, singkong, jagung, gandum, dan ubi jalar. Pati juga dapat diperoleh dari hasil
ekstraksi biji buah-buahan seperti pada biji nangka, biji alpukat, dan biji durian
(Cornelia, et al., 2013). Pati merupakan karbohidrat cadangan yang terdapat dalam
batang dan biji suatu tanaman (Otman, et al., 2011). dan membentuk butiran
dalam sel di plastid, terpisah dari sitoplasma. Sumber pati terbesar adalah berasal
dari jagung dan beras. Pati merupakan serbuk amorf lunak berwarna putih dan
tanpa rasa manis. Tidak larut dalam air, alkohol dan eter (Jain, et al., 2014). Pati
alami akan mengalami berbagai perubahan fisikokima selama proses termal.
Khususnya, ketika dipanaskan dalam air, butiran pati akan membengkak, diikuti
dengan perubahan struktur kristal pati tersebut (Zhu, et al., 2009).
Kegunaan pati dari berbagai tanaman berfungsi sebagai eksipien farmasi
(Hu, et al., 2015). Pati tersedia secara luas dan berguna dalam produksi tablet
karena sifatnya yang inert, murah dan penggunaannya sebagai pengisi, pengikat,
desintegran dan glidan (Adetunji, et al., 2006). Pati memiliki kelebihan sebagai
eksipien yaitu dapat tercampurkan dan memiliki sifat inert dengan sebagian besar
bahan obat (Priyanta, et al., 2012). Pati dari berbagai sumber telah dievaluasi dan
digunakan sebagai binder atau pengikat yang sangat baik dalam bentuk musilago
atau serbuk kering. Meskipun pati jagung adalah eksipien yang paling sering
digunakan dalam pembuatan sediaan tablet, para peneliti telah mencoba
mengembangkan pati dari tanaman untuk penggunaan eksipien sediaan tablet
(Adebayo & Itiola., 2011). Ekstraksi pati merupakan proses untuk mendapatkan
pati dari suatu tanaman dengan cara memisahkan pati dari komponen lainnya yang
terdapat pada tanaman tersebut (Cave, et al., 2013).
Ditimbang sampel sebanyak 1 gram (belum ada ulangan, bobot yang terukur tidak
boleh >0,9 dan di tulis angka yang tertera pada timbangan)
↓
Dicuci dengan Aquades (3 x pencucian)
↓
Disaring suspensi (ambil ampas)
↓
Dipindahkan residu ke dalam erlemeyer (besar 250 ml)
↓
Ditambahkan Aquades 200 ml + HCl 25% 20ml
↓
Dipanaskan selama 2,5 jam dengan menggunakan panci
↓
Didiamkan larutan untuk beberapa saat
4
↓
Diencerkan larutan menjadi 250 ml dengan menambahkan aquades
↓
Diambil sampel 10 ml (erlemeyer kecil)
↓
Ditambahkan NaOH 1N sebanyak 4 ml
↓
Diencerkan dengan aquades sampai dengan volume 100ml
↓
Disaring kembali dan ambil filtratnya (ambil airnya )
↓
Diambil 1 ml dan pindahkan kedalam tabung reaksi (ulangan 1,2 dan 3)
↓
Ditambahkan nelson C 1 mil pada tiap tabung reaksi
↓
Dipanaskan tabung reaksi selama 30 menit terhitung setelah air mendidih
(didapatkan endapan merah )
↓
Didiamkan larutan untuk beberapa saat
↓
Ditambahkan arseno molibdat 1 ml
↓
Diencerkan dengan aquades sampai vol 10 ml
↓
Divortex hingga homogen (bias dilakukan dengan manual)
Kemudian dianalisis dengan spectrofotometri (gel 540)
5
DAFTAR PUSTAKA
Cornelia, M., Syarief, R., Effendi, H., dan Nurtama, B. 2011. Pemanfaatan Biji
Durian (Durio zibenthinus Murr.) dan Pati Sagu (Metroxylon sp.) dalam
Pembuatan Bioplastik, J. Kimia Kemasan. 35(1): 20-29
Hu, A., Jiao, S., Zheng, J., Li, L., Fan, Y., Chen, L., dan Zhang, Z. 2015.
Ultrasonic Frequency Effect On Corn Starch And Its Cavitation. LWT - Food
Science and Technology 60. 941- 947
Priyanta, R. B. S., Arisanti, C. I. S., dan Anton, I. G. N. 2012. Sifat Fisik Granul
Amilum jagung yang Dimodifikasi Secara Enzimatis dengan Lactobacillus
acidophilus pada Berbagai Waktu Fermentasi. Jurnal Farmasi Udayana. 1 (1): 67-
74
Zhu, F., Cai, Y. Z., Sun, M., dan Corke, H. 2009. Effect of phytochemical extracts
on the pasting, thermal, and gelling properties of wheat starch. Food Chemistry.
112: 919–923
6
7
ACARA III : PROTEIN
8
b. Uji Biuret I
Langkah kerja:
1. Dituang 5 ml putih telur pekat dan putih telur encer , masing-masing
pada tabung reaksi (diamati warna).
2. Ditambahkan larutan NaOH 40% sebanyak 8 tetes pada setiap
tabung reaksi (amati perubahan warna).
3. Ditambahkan CuSO4 1% sebanyak 4 tetes , lalu digojok dan diamati
warna akhir.
c. Uji Biuret II
Langkah kerja:
1. Dituang 5 ml putih telur pekat dan putih telur encer , masing-masing
pada tabung reaksi (diamati warna).
2. Ditambahkan pada masing-masing tabung reaksi 6 tetes larutan
HNO3 pekat, lalu panaskan ditas api bunsen selama 2 menit.
3. Setelah pemanasan ditambahkan larutan amonia 2-3 tetes (digojok
dan diamati perubahan warna).
d. Uji Millon
Langkah kerja:
1. Dituang 5ml putih telur pekat dan putih telur encer, masing-masing
pada tabung reaksi (diamati warna).
2. Ditambah larutan millon sebanyak 5 tetes setiap tabung reaksi
(diamati perubahan warna dan dicatat warna akhir).
9
ACARA IV: LIPIDA
Lipida adalah senyawa organik yang tidak larut dalam air. Banyak
diketemukan dalam sel/ jaringan, larut dalam zat pelarut non polar seperti
Chloroform, Ether dan Benzen. Penyusun utama lipida adalah trigliserida.
Walaupun lipida merupakan satu senyawa tersendiri, akan tetapi
seringkali tergabung dengan senyawa lain misalnya karbohidrat.
Asam lemak penyusun lipida ada 2 macam yaitu asam lemak jenuh
dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak hewani umumnya mempunyai
rantai C jenuh, sedang minyak nabati umumnya memiliki satu atau lebih
ikatan rangkap. Halogen dapat bereaksi cepat dengan atom C pada rantai
yang ikatannya tidak jenuh (peristiwa addisi).
Selama penyimpanan, lemak atau minyak mungkin menjadi tengik
yang disebabkan pembentukan peroksida pada ikatan rangkap karena
bereaksi dengan oksigen dari udara atau oleh aktivitas jasad renik.
10
11
ACARA V : ENZIM
12
4. Pada tabung 1 ditambah 1 ml ekstrak kacang hijau.
5. Pada tabung 2 ditambah 1 ml ekstrak taoge.
6. Inkubasikan dalam penangas air pada suhu 40°C.
7. Pada menit ke 5 dan ke 10 diambil 1 tetes bahan tersebut pada
lempeng porselen dan ditambah 1 tetes larutan Iod 0,01 N.
8. Catat perubahan warna yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Lehninger, Nelson D.L., Cox MM. Principle of Biochemistry 5th ed. Worth
Publisher. Newyork.
13