Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI TANAH

Fakultas Pertanian UMY


Semester Genap Tahun 2019/2020

ACARA III
PERHITUNGAN JUMLAH MIKROBIA
I. IDENTITAS MAHASISWA
Nama : Fayza Safira No. Mhs : 20200210105
Golongan : C1 Kelompok :2
Hari : Selasa Tanggal : 26 April 2021

II. TUJUAN
1. Mengetahui jumlah mikroba tertentu yang terdapat dalam sumber isolat
→ Metode Langsung & Metode Tidak Langsung

III. BAHAN & ALAT

Bahan :
1. Tanah Regosol
2. Tanah Alfisol
3. Tanah Latosol
4. Tanah Grumusol
5. Aquades 99ml dan 9 ml
6. Medium NA
7. Bahan-bahan yang ditentukan jumlah Mikrobianya
Alat :
1. Pipet
2. Cawan Petri

IV. CARA KERJA :


V. HASIL PENGAMATAN

A. Secara Tidak Langsung

Jumlah Koloni (CFU/ml)


Sumber Pengenceran

10-7 10-8 10-9


Tanah Regosol 299 250 150

Tanah Alfisol 40 31 25

Tanah Latosol 301 275 80

Tanah Grumosol speader 75 50

VI. PERHITUNGAN :

Jumlah koloni yg 30-300 dan tidak spreader, hasilnya sbb:


1. Tanah Regosol : 299 × 107 , 250 × 108 , 150 × 109
2. Tanah Alfisol : 40× 107 , 31× 108
3. Tahan Latosol : 275× 108 , 80 × 109
4. Tanah Grumosol : 75 × 108 , 50 × 109

1. Tanah Regosol
150 × 109
• = 6 × 108 (>2 maka 250 × 108 )
250 × 108
250 × 107
• = 8,3 × 107 (>2 maka 299 × 𝟏𝟎𝟕 𝒄𝒇𝒖/𝒈𝒓 )
299 × 107

2. Tanah Alfisol
× 108
• 31 40× 107
= 7,75 × 107 (>2 maka 40 × 𝟏𝟎𝟕 𝒄𝒇𝒖/𝒈𝒓)

3. Tanah Latosol
80× 109
• 275 × 108
= 2,9 × 108 (>2 maka 275 × 𝟏𝟎𝟖 𝒄𝒇𝒖/𝒈𝒓)

4. Tanah Grumosol
50× 109
• 75 × 108
= 6,6 × 108 (>2 maka 75 × 𝟏𝟎𝟖 𝒄𝒇𝒖/𝒈𝒓)
VII. PEMBAHASAN

Pengertian macam-macam tanah


Regosol merupakan salah satu jenis tanah yang ada di Indonesia. Tanah Regosol
merupakan jenis tanah yang merupakan butiran kasar yang berasal dari meterial erupsi
gunung berapi. Dengan demikian tanah regosol merupakan salah satu hasil dari
peristiwa vulkanisme. Tanah regosol merupakan tanah yang berupa tanah aluvial yang
diendapkan. Seperti jenis tanah lainnya, tanah regosol merupakan tanah yang
menyimpan materi berupa abu vulkanik dan juga pasir vulkanik (Fatma,2017).
Alfisol adalah tanah-tanah di daerah yang mempunyai curah hujan cukup
tinggi untuk menggerakkan lempung turun ke bawah dan membentuk horison argilik.
Horison argilik merupakan horison atau lapisan tanah yang terbentuk akibat terjadi
akumulasi liat (Wijarnako,2007).
Latosol atau tanah insepticol merupakan tanah yang mempunyai lapisan solum.
Lapisan solum yang dimiliki oleh tanah latosl ini cenderung tebal dan bahkan sangat
tebal. Lapisan solum tanah ini antara 130 cm hingga 5 meter dan bahkan lebih
(Fatma,2016).
Grumusol merupakan tanah yang terbentuk dari batuan induk kapur dan tuffa
vulkanik yang umumnya bersifat basa sehingga tidak ada aktivitas organik didalamnya.
Hal inilah yang menjadikan tanah ini sangat miskin hara dan unsur organik lainnya.
Sifat kapur itu sendiri yaitu dapat menyerap semua unsur hara di tanah sehingga kadar
kapur yang btinggi dapat menjadi racun bagi tumbuhan (Site,2015).

Perbandingan jumlah mikrobia tanah Regosol, Alfisol, Latosol dan Grumosol


Dalam praktikum ini menghasilkan tanah Regosol memiliki jumlah mikrobia
sebesar 299 × 𝟏𝟎𝟕 𝒄𝒇𝒖/𝒈𝒓 , tanah Alfisol memiliki jumlah mikrobia sebesar 40
× 𝟏𝟎𝟕 𝒄𝒇𝒖/𝒈𝒓 , tanah Latosol memiliki jumlah mikrobia sebesar 275 × 𝟏𝟎𝟖 𝒄𝒇𝒖/
𝒈𝒓 dan yang terakir tanah Grumusol memiliki jumlah mikrobia sebesar 75
× 𝟏𝟎𝟖 𝒄𝒇𝒖/𝒈𝒓 . Dari hasil mikrobia tersebut dapat dilihat bahwa tanah yang
menghasilkan mikrobia paling banyak adalah tanah Latosol.

Pengaruh teknik budidaya terhadap sifat biologi & kesuburan tanah


Salah satu masalah yang dihadapi dalam budidaya tanaman di tingkat petani
adalah rendahnya produktivitas tanaman. Hal itu diduga disebabkan oleh beberapa
faktor, di antaranya cara pengelolaan lahan yang kurang baik yang berakibat terhadap
menurunnya tingkat kesuburan fisik, kimia, dan biologi tanah. Dari ketiga parameter
kesuburan lahan tersebut, sifat fisik tanah sangat berpengaruh terhadap kesuburan
kimia dan biologi tanah. Oleh sebab itu, upaya perbaikan sifat fisik tanah secara tidak
langsung akan memperbaiki sifat-sifat kimia dan biologi tanah. Pemberian bahan
organik merupakan salah satu cara untuk memperbaiki sifat fisik tanah.
Bahan organik dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas
menahan air, pori aerasi, dan laju infiltrasi, serta memudahkan penetrasi akar, sehingga
produktivitas lahan dan hasil tanaman dapat meningkat (Suwardjo, 1981)
Pemberian bahan organik tidak hanya menghasilkan kondisi fisik tanah yang
baik, tetapi juga menyediakan bahan organik hasil pelapukan yang dapat menambah
unsur hara bagi tanaman, meningkatkan pH tanah dan kapasitas tukar kation,
menurunkan Aldd, serta meningkatkan aktivitas biologi tanah (Subowo, 1990)
Pemberian bahan organik juga dapat mengurangi kebutuhan NPK.
Pengaruh bahan organik terhadap sifat fisik, kimia, dan biologi tanah ditentukan
oleh jumlah, jenis, dan keadaan bahan organik. Peran bahan organik sebagai bahan
ameliorasi tanah diharapkan meningkat apabila aplikasinya dikombinasikan dengan
zeolit. Pemberian pupuk organik dan zeolit juga diharapkan dapat mengurangi
penggunaan pupuk NPK pada pertanaman

VIII. KESIMPULAN

Metode langsung
• Menghitung secara langsung mikrobia yang hidup dan mati dengan
spektofotometer atau Haemacytometer
• Kelebihan : secara cepat, mudah, tanpa inkubasi
• Kekurangan : mikroba yang mati ikut terhitung
Metode Tidak Langsung
• Peru inkubasi sehingga yang terhitung adalah mikrobia yang hidup saja
dengan metode Total Plate Count (TPC)
• Kelebihan : yang tehitung hanya mikrobia yang hidup saja
• Kelemahan : lama krn hrs inkubasi,

Dalam praktikum ini digunakan Metode Tidak Langsung (Total Plate Count)
dan menghasilkan Tanah Regosol memiliki jumlah mikrobia sebesar 299 × 𝟏𝟎𝟕 𝒄𝒇𝒖/
𝒈𝒓 , Tanah Alfisol memiliki jumlah mikrobia sebesar 40 × 𝟏𝟎𝟕 𝒄𝒇𝒖/𝒈𝒓 , Tanah
Latosol memiliki jumlah mikrobia sebesar 275 × 𝟏𝟎𝟖 𝒄𝒇𝒖/𝒈𝒓 dan yang terakir
Tanah Grumusol memiliki jumlah mikrobia sebesar 75 × 𝟏𝟎𝟖 𝒄𝒇𝒖/𝒈𝒓 . Dari hasil
praktikum ini dapat disimpulkan bahwa tanah yang menghasilkan mikrobia paling
banyak adalah Tanah Latosol.
REFRENSI
Andy Wijarnako, S. (2007). Karakteristik Sifat Kimia dan Fisika Tanah. Karakteristik
Sifat Kimia dan Fisika, 214.
Fatma, D. (2016, September 24). Tanah Latosol : Pengertian, Karakteristik, dan Jenis
Tanaman yang Hidup. Retrieved from IlmuGeografi.com:
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/tanah-latosol
Fatma, D. (2017, Juli 4). Tanah Regosol: Pengertian, Ciri Fisik, Macam dan
Persebaran. Retrieved from IlmuGeografi.com: https://ilmugeografi.com/ilmu-
bumi/tanah-regosol
Purwaningsih, S. (2001). PENGARUH MIKROBA TANAH TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN HASIL PANEN KEDELAI (Glycine max L.). Bidang
Mikrobiologi, 373.
Subowo, J. S. (1990). Pengaruh Bahan Organik terhadap Pencucian Hara Tanah Ultisol
Rangkasbitung Jawa Barat. . Pemberitaan Penel. Tanah dan Pupuk, 26-31.
Sumarni, N. R. (2010). Pengelolaan Fisik, Kimia, dan Biologi Tanah untuk .
Pengelolaan Fisik, Kimia, dan Biologi Tanah, 130-131.
Suwardjo, H. (1981). Peranan Sisa-sisa Tanaman dalam Konservasi Tanah dan Air pada
Pola Usahatani Tanaman . Disertasi Doktor, 150.

Jakarta,26 April 2021

Asisten Praktikan

( ) (Fayza Safira)

Anda mungkin juga menyukai