Anda di halaman 1dari 3

Data percobaan:

Perlakuan Keterangan Suhu Frekuensi Tekanan Frekuensi


Badan Nadi Darah Nafas
Suhu ruang 16 0C Duduk santai 36,7 82 110/70 17
Suhu ruang 27’C Duduk santai 36,7 78 116/75 19
Berbaring santai 36,8 76 110/60 20
Olahraga Naik turun tangga 3 lantai 36,9 116 120/80 27
Keterangan:

frekuensi nadi dan nafas masing-masing dengan satuan kali/menit

tekanan darah dalam mmHg

suhu dalam 0C

Pengaruh posisi tubuh


Pemeriksaan tekanan darah dilakukan dengan dua posisi, yakni probandus duduk dan
berbaring santai. Diberinya perlakuan berupa perbedaan posisi tubuh ini, menghasilkan data
tekanan darah yang berbeda, baik sistol maupun diastolnya. Secara teori bila suhu lingkungan
dibuat konstan dan posisi tubuh probandus dibuat berbeda, ternyata akan menghasilkan
tekanan darah yang berbeda pula. Hal ini sesuai dengan data pemeriksaan di atas. Saat suhu
ruangan normal (27 0C) dengan posisi duduk santai, pemeriksaan tekanan darah menunjukkan
angka 116/75 mmHg, kemudian pada saat yang sama, namun dengan posisi probandus dalam
keadaan berbaring santai, tekanan darah menujukkan angka 110/60 mmHg.
Pada data pemeriksaan di atas menunjukkan bahwa tekanan sistolik sewaktu duduk lebih
tinggi daripada saat berbaring. Hal ini dikarenakan saat duduk gaya gravitasi yang bekerja pada
tubuh tidak merata. Jantung perlu memompa lebih kuat untuk melawan resistensi gravitasi
dengan tujuan mendistribusikan darah ke jaringan yang berada di atas jantung . Akibatnya darah
yang disemprotkan dari jantung lebih kuat, sehingga tekanan sistol menjadi sedikit lebih tinggi.
Saat posisi berbaring, gaya gravitasi yang bekerja pada tubuh bekerja merata sehingga
memperkecil resistensi gravitasi sirkulasi darah. Dengan posisi berbaring seperti ini, jantung
tidak perlu berkontraksi lebih kuat karena kecil sekali jaringan di atas jantung yang
membutuhkan suplai darah. Akibatnya angka sistol saat berbaring lebih kecil.
Tekanan diastolik adalah tekanan minimum arteri ketika darah mengalir dari arteri ke hilir
tubuh. Tekanan diastolik pemeriksaan saat duduk 75 mmHg sedangkan saat berbaring 60
mmHg. Saat posisi duduk pembuluh darah lebih vertikal. Suplai darah ke bagian tubuh yang
terletak di bawah jantung berjalan lebih cepat karena dibantu oleh gaya gravitasi yang
mengarah ke bawah.
Secara fisiologis pada suhu ruangan 27 0C dengan kondisi yang sedang istirahat, baik itu
duduk maupun berbaring, aktivitas pembuluh darah arteriol memperlihatkan keadaan konstriksi
parsial yang dikenal sebagai tonus vaskuler. Tonus vaskuler merupakan keadaan pembuluh
darah arteriol normal dalam kondisi tidak terlalu konstriksi dan dilatasi. Pada suhu ruangan ini,
suhu badan probandus tidak mengalami suatu perubahan yang berarti, yakni 36,8 0C saat
duduk, dan 36,6 0C saat berbaring.
Pada suhu ruangan normal, baik dalam keadaan duduk maupun berbaring, frekuensi nafas
menunjukkan angka yang sama yakni 20 kali/menit. Dari data ini, dapat dikatakan posisi tubuh
tidak mempengaruhi frekuensi nafas karena masih dalam aktivitas dan suhu yang konstan. Posisi
berbaring dan duduk

Pengaruh Suhu

Pada suhu ruangan normal 27 0C pemeriksaan suhu tubuh menunjukkan angka 36,8 0C.
Pada suhu ruangan 16 0C, suhu tubuh menunjukkan angka 36,7 0C. Ini berarti telah terjadi
homeostasis tubuh terhadap kondisi suhu lingkungan. Secara teori, suhu lingkungan dingin
membuat pembuluh darah melakukan vasokonstriksi sehingga suhu dapat dipertahankan.
Sebaliknya, dalam kondisi lingkungan yang panas, pembuluh darah bervasodilatasi dan terjadi
penguapan keringat, sehingga suhu tubuh dapat dijaga tidak terlalu panas.
Suhu lingkungan pada pemeriksaan vital sign ini tidak terlalu mempengaruhi tekanan darah
probandus karena suhu 16 0C merupakan suhu yang tidak ekstrim. Suhu ini masih sering
digunakan oleh orang pada umumnya. Suhu yang sangat dingin seperti di kutub akan
mengakibatkan tekanan darah naik karena pembuluh darah mengalami konstriksi. Pembuluh
darah yang menyempit ini membuat resistensi pembuluh darah naik, pada akhirnya memaksa
jantung untuk memompa lebih kuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan, yang berarti tekanan
arterinya juga akan meningkat. Akan tetapi bila yang terjadi adalah vasokonstriksi berlebih,
maka akan mengakibatkan kematian karena jaringan kekurangan suplai darah dan oksigen.
Berkebalikan dengan kondisi panas. Pembuluh darah akan mengalami dilatasi supaya panas
tubuh dapat dikeluarkan ke lingkungan eksternal melalui keringat. Keringat yang berasal dari
plasma darah ini dibawa ke kulit sebagai jaringan ekskresi. Jika plasma darah yang dikonversikan
dalam bentuk keringat terus menerus dikeluarkan, maka dapat menyebabkan darah menjadi
kental. Saat dehidrasi seperti ini jumlah hematokrit darah meningkat. Keadaan ini menyebabkan
darah mengalir lebih lambat. Peningkatan kekentalan darah karena kurangnya cairan plasma
meningkatkan resistensi perifer total, setelah tubuh tidak mampu melakukan toleransi lagi.
Pengaruh aktivitas tubuh
Setelah melakukan aktivitas berupa olahraga naik turun tangga tiga lantai, ternyata terjadi
peningkatan tekanan darah karena meningkatnya frekuensi detak jantung. Hal tersebut
dibuktikan dengan hasil data pemeriksaan diatas. Akibat dari aktivitas tubuh, jaringan (terutama
otot) membutuhkan suplai darah yang lebih untuk mengatasi kehilangan energi sel-sel otot yang
telah digunakan untuk beraktivitas. Oleh karena itu tekanan darah akan meningkat untuk
memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen maupun nutrisi yang diangkut oleh darah.
Frekuensi pernapasan akan meningkat ketika tubuh akan melakukan aktivitas olahraga. Seiring
dengan kenaikan tekanan darah karena peningkatan frekuensi detak jantung, pengambilan
oksigen dari atmosfer juga meningkat untuk menunjang kebutuhan metabolik sel, karena
oksigen berfungsi untuk mengubah makanan yang kita makan menjadi menjadi energi dan
produk sampingan berupa CO2.
Profil probandus:
Nama : Wahyu Aji
Usia : 28 tahun
Pekerjaan : Karyawan UII bidang akademik
Berat Badan : 75 kg
Tinggi Badan : 169,5 cm

Lokasi pemeriksaan : Mini Hospital


Waktu pemeriksaan : Senin, pukul 14.30 – 15.15 WIB

Alat periksa:
1. Tensimeter raksa (sphygmed medical)
2. Stetoskop (anzon)
3. Termometer (safety)
4. Hand phone sebagai stopwatch

Anda mungkin juga menyukai