RENCANA PENGECORAN
NIM : 5202321002
Kelas : PTM A
FAKULTAS TEKNIK
2021
BAB - I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengecoran logam merupakan suatu proses pembuatan benda yang dilakukan melalui
beberapa tahapan mulai dari pembuatan pola, cetakan, proses peleburan, menuang,
membongkar dan membersihkan coran. Hampir semua benda-benda logam yang berbentuk
rumit baik logam ferro maupun non ferro mulai dari berukuran kecil sampai besar dapat
dibuat melalui proses pengecoran. Perkembangan material berbasis besi (ferro), khususnya
material coran baik kelas besi cor dan baja cor ditanah air telah meningkat sedemikian rupa
mengikuti tuntutan kualitas yang berkaitan dengan fungsi produk cor itu sendiri. Persaingan
ketat di industri pembuatan komponen otomotif yang menjanjikan kontinuitas pesanan
massal, telah dikuasai oleh industri-industri pengecoran besar yang mengaplikasikan berbagai
jenis mesin produksi yang semakin canggih dan dilengkapi dengan pengendalian mutu yang
cermat. Besi cor adalah jenis material yang sudah lama digunakan manusia untuk menunjang
kehidupan dalam bentuk peralatan rumah tangga, permesinan, dan alat transpotasi. Didalam
besi cor mengandung karbon, silium, mangan, fosfor, dan belerang. Unsur karbon dalam besi
cor berupa sementit, karbonaktif, atau grafit. Besi cor digolongkan dalam enam macam : besi
cor ductile/nodular (bergrafit bulat), besi cor kelabu, besi cor tingkat tinggi, besi cor kelabu
paduan, besi cor mampu tempa dan besi cor cil (Surdia dan Chijiwa, 1989). Dalam proses
pengecoran logam terdapat beberapa macam cetakan yang digunakan. Cetakan tersebut
antara lain adalah cetakan tidak permanen (cetakan pasir) dan cetakan permanen. Cetakan
pasir adalah proses pengecoran logam dengan menggunakan pasir sebagai bahan cetakan.
Sedangkan cetakan permanen biasa terbuat dari baja yang memiliki titik lebur lebih tinggi
dari material besi cor yang dituangkan. Cetakan permanen yang digunakan harus melalui
proses preheating sebelum dituang besi cor cair dalam rongga cetakan tersebut. Preheating
disini yang dimaksud adalah pemanasan cetakan permanen dari logam ferro untuk menaikkan
suhu cetakan. Selisih temperatur besi cor cair yang dituang dengan cetakan akan
menimbulkan ledakan jika terlalu jauh.
1.2 Tujuan
1. Merencanakan ukuran cavity, waktu cor, ukuran saluran turun, saluran pengalir (runner),
saluran masuk, ukuran drag dan cup pada cetakan permanen dengan perhitungan yang detail.
4. Membuat cetakan permanen dengan material besi cor nodular/ductile (FCD) dengan
menggunakan mesin CNC milling.
5. Melakukan proses pengecoran dengan menggunakan cetakan permanen dan menilai hasil
produk secara kasat mata.
1.3 Manfaat
1. Ikut berkontribusi di bidang ilmu pengetahuan manufaktur pengecoran logam dengan
menggunakan cetakan permanen FCD.
Saluran tuang dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu bagian untuk mengalirnya
logam cair mengisi rongga cetakan. Bagian-bagiannya meliputi cawan tuang (pouring basin),
saluran turun (sprue),dan saluran masuk (ingate). Sistem saluran yang ideal harus memenuhi
kriteria seperti; mengurangi cacat, menghindari penyusutan dan dapat mengurangi biaya
produksi, berikut adalah uraian dari karakteristik sistim saluran yaitu:
a. Dapat mengurangi terjadinya turbulensi aliran logam cair kedalam rongga cetakan.
Turbulensi akan menyebabkan terjebaknya gas-gas/ udara atau kotoran(slag) didalam logam
cair yang dapat menghasilkan cacat coran.
c. Mengurangi kecepatan logam cair yang mengalir kedalam cetakan, sehingga tidak terjadi
erosi pada cetakan.
d. Mempercepat pengisian logam cair kedalam rongga cetak untuk menghindari pembekuan
dini.
• Tempatkan coran sedemikian rupa hingga riser berada pada tempat tertinggi dari coran
untuk bagian yang besar Jika akan dibuat terpisah (cope and drag): 20
• Tempatkan bidang pisah (parting plane) relatif serendah mungkin terhadap coran.
• Tempatkan bidang pisah pada bagian dimana coran mempunyai luas permukaan terbesar.
Sistem saluran dari proses pengecoran mempunyai bagianbagian seperti berikut [11]:
4. Pengalir (runner).
Masing-masing bagian pada sistem saluran adalah untuk memungkinkan logam cair dapat
mengisi rongga cetak secepat mungkin dengan meminimalkan terjadinya turbulensi serta
menyediakan logam cair yang cukup selama proses solidifikasi dan mencegah cacat. Selain
itu, sistem saluran harus didesain untuk menangkap kotoran dan terak selama proses
penuangan. Logam cair yang mengalir dalam sistem saluran dianggap sebagai aliran fluida
sehingga dalam perancangan sistem saluran perlu memperhatikan sifat-sifat dari aliran fluida
untuk mendapatkan sistem saluran yang tepat. Pada perancangan sistem saluran terbentuknya
aliran turbulen sangat dihindari.
Aliran turbulen pada sistem saluran dapat mengakibatkan terbentuknya daerah yang
bertekanan lebih rendah sehingga akan menyebabkan terjebaknya udara atau gas dalam
coran.[13]
Di dalam melakukan perhitungan sistem saluran dibutuhkan beberapa data awal yang akan
digunakan untuk menentukan dimensi sistem saluran. Secara matematis perhitungan sistem
saluran antara lain:
a) Menghitung volume pola (V). Gunakan gambar pola ataupun ukuran dari pola yang sudah
disertai toleransi ukuran serta penambahan untuk penyusutan, penyelesaian mesin, dan
kemiringan pola.
c) Menghitung waktu tuang (t) untuk coran dapat dihitung dengan menggunakan rumusan
berikut: t = f . w ..................………………………(Pers.2.13) Dimana :
f = Konstanta
w = Berat benda coran (lb) Nilai konstanta f bervariasi dari 0,9 sampai 2,6.
Riser atau penambah adalah sistem saluran yang berfungsi untuk menampung kelebihan
logam cair, sebagai cadangan logam cair bila terjadi penyusutan dan pengumpan untuk
menyuplai cairan logam kepada produk cor bila terjadi penyusutan[4], sehingga penambah
harus membeku lebih lambat dari produk cor. Penambah biasanya berbentuk seperti silinder
ataupun kerucut terpancung. Menurut letaknya terhadap benda tuang, dapat dibedakan
antara top riser (penambah atas) dan side riser (penambah samping). Penambah atas
biasanya diletakkan diatas benda, sedangkan penambah samping biasanya diletakkan pada
samping benda dekat saluran masuk maupun saluran keluar. Berdasarkan fungsinya, jenis
penambah terdiri dari open riser (penambah terbuka) dan blind riser (penambah tertutup).
Penambah terbuka berhubungan langsung dengan udara sekitarnya, sehingga tekanan udara
luar dapat berfungsi untuk memberikan tekanan hidrolis yang diakibatkan oleh tinggi
penambah. Penambah tertutup biasanya dipergunakan untuk menambah cairan pada bagian
benda yang tidak terjangkau oleh penambah atas.
Berdasarkan American Foundrymen’s Society (AFS) sistem saluran yang optimal dapat
dibuat berdasarkan ketentuan sebagai berikut:
1. Sistem saluran menggunakan sistem tanpa tekanan dimana perbandingan antara luasan
saluran turun : pengalir : saluran masuk adalah 1 : 4 : 4
Berdasarkan American Foundrymen’s Society (AFS) sistem saluran yang optimal dapat
dibuat berdasarkan ketentuan sebagai berikut:
2. Sistem saluran menggunakan sistem tanpa tekanan dimana perbandingan antara luasan saluran
turun : pengalir : saluran masuk adalah 1 : 4 : 4
4. Pengalir (Runner )
Adalah saluran yang membawa logam cair dari saluran turun menuju rongga
cetak.Pengalir biasanya mempunyai irisan seperti trapesium atau setengah lingkaran sebab
irisan yang demikian mudah dibuatpada permukaan pemisah (parting line).Untuk pengalir
tidak tidak dianjurkan berbentuk silindris, karena bentuk tersebut memicu terjadinya olakan
sehingga mengakibatkan adanya gas yang terperangkap pada aliran logam cair yang
mengakibatkan timbulnya cacat porositas pada hasil coran.Menurut AFS untuk pemasangan
pengalir diletakan di posisi drug dan saluran masuk (ingate) di letakan di cup, supaya
kotoran/dross di harapkan mengendap didasar pengalir dan yang masuk kerongga cetak
adalah aliran logam cair yang bersih.
Gambar 2.9 Jenis bentuk Pengalir : Wide shallow runner (a), Square
dan runner (b)
(Bayu
Prayogo, 2015
)
5. Pengalir Tambahan (runner extention)
Adalah bagian pengalir yang diperpanjang yang berfungsi untuk merangkap kotoran
/dross dari logam cair akibat erosi dinding cetakan karena aliran turbulen dan kotoran saat
penuangan.
Gambar 2.11 (a) streamlined (b) modified straight (c) straight (Bayu Prayogo, 2015)
Aplikasi logam dari hasil proses pengecoran sangat luas, logam dapat digunakan untuk
peralatan rumah tangga hingga dalam industri manufaktur. Laboratorium Proses Produksi
Universitas Atmajaya memerlukan suatu pola packaging untuk membuat cetakan berbahan
baku plastik Polyvinyl Chloride (PVC) untuk industri makanan dengan menggunakan
teknologi thermoforming. Selama ini untuk mengakomodasi kebutuhan tersebut, digunakan
pola packaging berbahan baku kayu. Pola packaging berbahan baku kayu ini dapat
digunakan, namun memiliki kendala yaitu hasil cetakan tidak mengkilap, pola berumur
pendek, dan harus mereproduksi ulang untuk pesanan kontinyu. Dengan adanya kendala
tersebut, diharapkan penggunaan pola packaging berbahan baku logam yaitu alumunium dan
kuningan dari hasil proses pengecoran dapat menjadi solusi untuk pembuatan cetakan
berbahan baku plastik Polyvinyl Chloride (PVC). Hasil yang didapat dari penelitian ini yaitu
pola packaging dengan bahan baku alumunium dan kuningan dengan dimensi 155mm x
50mm x 32mm dari hasil proses pengecoran.
Saran
Penulis berharap melalui makalah ini mahasiswa dapat memahami materi tentang pengecoran
dan dapat melakukan teknik pengecoran dengan baik.