Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL BOOK REVIEW

METODOLOGI PENELITIAN

Dosen Pengampu :

Dr.Erli Mutiara M.Si

Disusun oleh :

AYU ANDINA

5A PENDIDIKAN

TATA BOGA

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga saya bisa diberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan critical book report
ini.Critical book report ini saya buat untuk memenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah
METODE PENELITIAN, semoga critical book report ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bagi para pembaca.
Dalam critical book report ini, saya tentu saja tidak dapat menyelesaikan sendiri tanpa
bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kepada kedua orang tua saya yang selalu mendoakan.
2. Kepada dosen pengampu, Ibu Dra. Erli Mutiara.M.Si
Semoga materi ini dapat bermamfaat dan menjadikansumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Medan, 20 September 2021

AYU ANDINA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Universitas negeri medan merupakan salah satu universitas yang menerapkan KKNI yaitu
kerangka kualifikasi nasonal indonesia yang dimana seluruh mahasiswa dan mahasiswinya
mengerjakan enam tugas disetiap permatakuliah nya yang harus dikerjakan dan dikumpulkan
kepada setiap dosen pengampu mata kuliah tersebut.salah satunya yaitu CBR (critical book
review) seperti yang saya kerjakan ditugas mata kuliah Metodelogi Penelitian

B. Tujuan
1. Untuk mempertingkatkan budaya membaca buku
2. Agar mengetahui apa yang terdapat dalam buku yang diriview tersebut
3. Dan dapat menambah wawasan sipembaca dan si review critical book tersebut

C. Manfaatnya
1. Sebagai pemenuhan tugas yang sudah diterapkan oleh universitas negeri medan
2. Untuk sebagai bukti bahwa saya sudah mengerjakan dan mengumpilkan tugas yang diberi
dosen pengampu.

IDENTITAS BUKU

BUKU I
Judul Buku : Metodelogi Penelitian model prakatis penelitian kuantitatif dan

kualitatif Penerbit : Universitas Pendidikan Indonesia

Penulis : Prof.Dr. Suryana, M.Si

Cetakan :-

Tahun Terbit 2010

Isbn Buku :-

BUKU PEMBANDING
Judul Metodologi penelitian / W. Gulo ; editor Yovita Hardiwati

Pengarang Gulo, W
Yovita Hardiwati

Penerbitan Jakarta : Grasindo, 2002

Deskripsi Fisik viii, 262 hlm. : ilus. ; 21 cm.

ISBN 979-695-645-4

Subjek Penelitian, Metode 

Catatan Bibliografi : hlm. 260-262

Bahasa Indonesia
RANGKUMAN
BUKU UTAMA

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan ialah sekumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan runtut
melalui metode ilmiah. Metode ilmiah atau disebut juga metode penelitian adalah prosedur atau
langkah-langkah sistematis dalam mendapatkan pengetahuan. Langkah-langkah sistematis
tersebut meliputi:

(1) Mengidentifikasi dan Merumuskan masalah,

(2) Menyusun kerangka Pemikiran,

(3) Merumuskan Hipotesis,


(4) Menguji hipotesis, dan

(5) Menarik kesimpulan.

Dengan kata lain, metode ilmiah adalah cara memperoleh dan menyususun pengetahuan. Beda
Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan terletak pada: “Pengetahuan” adalah bahan ilmu, dan baru
bisa menjawab tentang apa, sedangkan “Ilmu Pengetahuan” menjawab tentang mengapa suatu
kenyataan atau kejadian”. Jadi, ilmu pengetahuan merupakan sekumpulan pengetahuan dalam
bidang tertentu yang disusun secara sistematis, menggunakan metode keilmuan, dapat dipelajari
dan diajarkan, dan memiliki nilai guna tertentu. Syarat ilmu pengetahuan adalah memiliki objek
dan metode ilmiah, atau memiliki dimensi/aspek sebagai berikut:

(1) Aspek Ontologis, yaitu berkenaan dengan apa yang dipelajari ilmu atau berkenaan dengan
objek studi. Aspek ontologis berkenaan dengan apa yang ingin diketahui, apa yang dipikirkan
atau yang menjadi masalah.

(2) Aspek Epistimologis, berkenaan dengan bagaimana ilmu mempelajari objek studinya dengan
menggunakan metode tertentu, yaitu metode keilmuan atau metode ilmiah yang didukung oleh
sarana berfikir ilmiah.

(3) Aspek aksiologis, berkenaan dengan aspek gunalaksana atau manfaat ilmu. Nilai guna ilmu
bisa dilihat secara positif dan normatif. Secara positif nilai guna ilmu adalah untuk
mendeskripsikan, menjelaskan dan memprediksi berbagai fenomena yang sesuai dengan objek
studi yang dipelajari.Secaran garis besar, ilmu pengetahuan terbentuk melalui proses dan tahapan
sebagai berikut:

(a) Ilmu mempelajari fenomena.

(b) Fenomena-fenomena itu diabstraksikan menjadi konsep dan variabel.

(c) Konsep dan variabel itu dipelajari hubungannya berberntuk proporsi yang sifatnya berbentuk
hipotesis-hipotesis.

(d) Hipotesis diuji secara empirik menjadi fakta.

(e) Jalinan fakta-fakta dalam kerangka penuh arti membentuk teori.

Fungsi ilmu, yaitu mendeskripsikan, menjelaskan, memprediksi,dan mengendalikan. Ilmu


melaksanakan fungsinya melalui teori yang dikandungnya. Teori ialah himpunan definisi, konsep
dan hipotesis tentang hubungan antar variabel. Ciri utama teori, adalah mengandung

makna “jika…, maka…”. Tujuan teori adalah menjelaskan dan membuat prediksi, sehingga
memungkinkan untuk melakukan pengendalian. Sesuai dengan karakteristik ilmu, yaitu rasional,
logis, objektif dan terbuka, maka seorang ilmuwan selain harus memiliki syarat-syarat:
empirisme, rasionalisme, dan kritisme, juga harus memiliki sikap ilmiah sebagai berikut:

(1) Sikap ingin tahu, yaitu memiliki sikap bertanya atau selalu penasaran terhadap sesuatu yang
gelap, yang tidak wajar, dan kesenjangan.

(2) Skeptik, yaitu bersikap ragu terhadap pernyataan-pernyataan yang belum kuat dasar
pembuktiannya.

(3) Kritis, yaitu cakap dalam menunjukkan batas-batas soal, mampu menunjukkan perbedaan-
perbedaan (divergensi) dan persamaan persamaan (konvergensi), serta cakap menempatkan
pengertian pengertian yang tepat.

(4) Objektif, yaitu mementingkan objektivitas (tidak memihak).

(5) Fre from etique, bahwa ilmu itu monologis, yaitu menilai apa yang benar dan apa yang salah,
tetapi harus memperhatikan apa yang baik dan apa yang buruk bagi kemanusiaan.

BAB II KEGIATAN ILMIAH

2.1 Pentingnya Penelitian

Penelitian sebagai suatu kegiatan ilmiah merupakan asspek penting bagi kehidupan suatu
manusaia. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa alasan sebagai berikut:

(1) Tuntutan kebutuhan manusia sebagai mahluk sosial terus berkembang sejalan dengan
perkembangan kehidupan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia selalu berusaha untuk
mencoba menemukan, menghasilkan, dan menerapkan berbagai pengetahuannya termasuk
penemuan dibidang teknologi dan inovasi.

(2) Penemuan dibidang teknologi dan inovasi telah mendorong para ilmuwan untuk terus
meneliti, mengembangkan penemuan penemuannya.

(3) Selain didorong oleh rasa ingin tahu, para peneliti juga didorong oleh adanya tuntutan praktis
di lapangan. Eskalasi perkembangan tuntutan praktis dengan jelas tidak lepas dari invensi dan
inovasi, serta kegiatan penelitian yang terus menerus. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi telah mendorong invensi-invensi-invensi.

Macam-Macam Bentuk Penelitian Pada umumnya penelitian dapat dibedakan kedalam dua jenis,
yaitu penelitian menurut sifat masalahnya dan menurut tujuannya.

2.3.1 Menurut sifat masalahnya (Dirjen Dikti, 1981):

(1) Penelitian Historis; bertujuan untuk membuat rekonstruksi masa lampau, secara sistematis
dan objektif dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi, dan mensintesiskan
bukti- bukti untuk menegakkan fakta-fakta dan bukti-bukti guna memperoleh kesimpulan yang
akurat.
Contoh: * Studi tentang Praktek Bawon di Pulau Jawa.

(2) Penelitian Deskriptif; bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta, dan sifat-sifat populasi daerah tertentu. Apabila, diambil beberapa
sampelnya saja, diseebut survey deskriptif.

Contoh:

* Studi tentang kebutuhan pendidikan keterampilan di Daerah X.

* Survey Pendapat Umum Tentang Sikap Berhemat Masyarakat.

* Penelitian Tentang Daya Serap Siswa SMA dalam Pelajaran X.

(3) Penelitian Perkembangan (Development Research); bertujuan untuk menyelidiki pola urutan
pertumbuhan atau perubahan sebagai fungsi waktu.

Contoh:

* Studi Longitudinal Pertumbuhan yang Mengukur Sifat-sifat

Perubahan X.

* Studi Cross-sectional Tentang Sifat-sifat Pertumbuhan X

* Studi Kecenderungan Tentang Pola-pola Perubahan X.

(4) Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan (Case Study and

Field Research); bertujuan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan
sekarang dan interaksi lingkungan suatu unit sosial: Individu, kelompok dan masyarakat.
Penelitian ini cirinya bersifat mendalam tentang suatu unit sosial tertentu yang hasilnya
merupakan gambaran yang lengkap dan terorganisisir.

Contoh:

* Studi Kasus yang dilakukan Piaget tentang Perkembangan Kognitif pada Anak-anak

* Studi Kasus tentang Pola Konsumsi Masyarakat Kota dan Pola pola Kehidupannya.

* Studi Lapangan yang tentang Kelompok Masyarakat Terpencil.

(5) Penelitian Eksperimen; bertujuan utnuk menyelidiki kemungkinan

sebab akibat dengan cara mengenakan kepada suatu atau lebih kondisi perlakukan dan
membandingkan hasilnya dengan sssuatu atau lebih kelompok kontrol.

Contoh: * Eksperimen tentang gejala-gejala alam.


(6) Penelitian Korelasional, bertujuan untuk meneliti sejauhmana variasi-variasi pada suatu
faktorberkaitan dengan variasi-variasi faktor lain berdasarkan koefisien korelasi.

Contoh: * Studi tentang Hubungan antara Pola Belajar dengan Prestasi Belajar.

(7) Penelitian Kausal Komparatif, bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan sebab akibat
terjadinya suatu fenomena.

Contoh:*Studi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas dan efisisensi perusahaan.

(8) Penelitian Tindakan (action research), yaitu bertujuan untuk mengembangkan keterampilan-
keteraampilan baru atau cara-cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan cara
penerapan langsung didunia kerja atau dunia aktual yang lain.

Contoh:

* Penelitian tentang Program “Inservice-Training” untuk melatih para Penyluh Pertanian


Lapangan.

(9) * Penelitian Tindakan Kelas oleh Guru-Guru di SMU

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian atau metode ilmiah adalah prosedur atau lagkahlangkah dalam mendapatkan
pengetahuan ilmiah atau ilmu. Jadi metode penelitian adalah cara sistematis untuk menyususn
ilmu pengetahuan. Sedangkan teknik penelitian adalah cara untuk melaksanakan metode
penelitian. Metode penelitian biasanya mengacu pada bentuk-bentuk penelitian.

3.1 Macam-macam Metode Penelitian

Mengacu pada bentuk penelitian, tujuan, sifat masalah dan pendekatannya ada empat macam
metode penelitian :

(1) Metode Eksperimen(Mengujicobakan), adalah penelitian untuk menguji apakah variabel-


variabel eksperimen efektif atau tidak. Untuk menguji efektif tidaknya harus digunakan variabel
kontrol. Penelitian eksperimen adalah untuk menguji hi[potesis yang dirumuskan secara ketat.
Penelitian eksperimen biasanya dilakukan untuk bidang yang berssifat eksak. Sedangkan untuk
bidang sosaial bisanya digunakan metode survey eksplanatory, metode deskriptif, dan historis.

(2) Metode Verifikasi (Pengujiaan), yaitu untuk menguji seberapa jauh tujuan yang sudaah
digariskan itu tercapai atau sesuaai atau cocok dengan harapan atau teori yang sudah baku.
Tujuan daari penelitian verifikasi adalah untuk menguji teori-teori yang sudah ada guna
menyususn teori baru dan menciptakan pengetahuan-pengetahuan baru. Lebih mutaakhirnya,
metode verifikasi berkembang menjadi grounded research, yaitu metode yang menyajikan suatu
pendekatan baru, dengan data sebagai sumber teori (teori berdasarkan data).
(3) Metode Deskriptif (mendeskripsikan), yaitu metode yang digunakan untuk mencari
unsur- unsur, ciri-ciri, sifat-sifat suatu fenomena. Metode ini dimulai dengan
mengumpulkan data, mengaanalisis data dan menginterprestasikannya. Metode deskriptif
dalam pelaksanaannya dilakukan melalui: teknik survey, studi kasus (bedakan dengan
suatu kasus), studi komparatif, studi tentang waktu dan gerak, analisis tingkah laku, dan
analisis dokumenter.

(4) Metode Historis (merekonstruksi), yaitu suatu metode penelitian yang meneliti sesuatu
yang terjadi di masa lampau. Dalam penerapannya, metode ini dapat dilakkan dengan suatu
bentuk studi yang bersifat komparatif-historis, yuridis, dan bibliografik. Penelitian historis
bertujuan untuk menemukan generaalisasi dan membuat rekontruksi masa lampau, dengan
cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi serta mensintesiskan bukti-bukti untuk
menegakkan fakta-fakta dan bukti-bukti guna memperoleh kesimpulan yang kuat.

BUKU PEMBANDING
Hipotesis (hypo = sebelum =; thesis = pernyataan, pendapat) adalah suuatu
pernyataan yang pada waktu diungkapkan belum mengetahui kebenarannya, tetapi
memungkinkan untuk diuji dalam kenyataan empiris. Hipotesis memungkinkan kita
menghubungkan teori dengan pengamatan, “pernyataan tentang harapan peneliti mengenai
hubungan-hubungan antara variabel-variabel di dalam persoalan.

Fungsi hipotesis yang seperti ini menurut Ary Donald adalah :

1. Memberi penjelasan tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan


pengetahuan dalam suatu bidang.
2. Mengemukakan pertanyaan tentang hubungan dua konsep yang secra langsung
dapat diuji dalam penelitian.
3. Memberi arah pada penelitian.
4. Memberi kerangka pada penyususnan kesimpulan penelitian.

Supaya fungsi-fungsi tersebut dapat berjalan secara efektif, maka ada faktor-faktor yang
perlu diperhatikan pada penyusunan hipotesis :

1. Hipotesis disusun dalam kalimat deklaratif. Kalimat itu bersifat positif dan tidak
normative. Istilah-istilah seperti seharusnya atau sebaiknya tidak terdapat dalam
kalimat hipotesis. Contoh : Anak-anak harus hormat kepada orang tua. Kalimat ini
bukan hipotesis. Lain halnya jika dikatakan demikian. Kepatuhan anak-anak
kepada orang tua mereka makin menurun.
2. Variabel (variabel-variabel) yang dinyatakan dalam hipotesis adalah variabel yang
operasional, dalam arti diamati dan diukur.
3. Hipotesisi menunjukkan hubungan tertentu di antara variabel-variabel.
B. Menyusun Hipotesis

Hipotesis dapat disusun dengan dua pendekatan, yang pertama secara deduktif ditarik dari
teori. Suatu teori terdiri atas proposisi-proposisi, sedangkan proposisi menunjukkan
hubungan antara dua konsep. Proposisi ini merupakan postulat-postulat yang dari padanya
disusun hipotesis.

Penyusunan hipotesis secara induktif bertolak dari pengamatan empiris. Pada


model Wallace tentang proses penelitian ilmiah dalam Bab II “Penelitian Sebagai Proses
Ilmiah” telah dijelaskan penjabaran hipotesis dari teori dengan metode deduksi logis. Teori
terdiri atas seperangkat proposisi, sedangkan proposisi menunjukkan hubungan diantara
dua konsep. Misalnya. Teori A terdiri atas proposisiproposisi X–Y, Y–Z, dan X–Z. Dari
ketga konsep proposisi itu dipilih proposisi yang diminati dan relevan dengan peristiwa
pengamatan, misalnya proposisi X–Y. Bertitik tolak dari proposisi itu diturunkan hipotesis
secra deduksi.

Hipotesis dapat juga disusun secara induktif. Dari pengalaman kita di masa lampau,
kita mengetahui bahwa kecelakaan-kecelakaan kendaraan bermotor di jalan raya
kebanyakan disebabkan oleh supir yang menjalankan kendaraannya dengan kecepatan
tinggi. Bertolak dari pengalaman ini kita menyusun hipotesis: Ada hubungan positif antara
kecepatan laju kendaraan dengan kecelakaan lalu lintas.

Sehubungan dengan penyususnan hipotesis ini, Deobold B. Van Dallen


mengemukakan postulat-postulat yang diturunkan dari dua jenis asumsi, yaitu
postulatpostulat yang disusun berdasarkan asumsi darialam, dan postulat-postulat
berdasarkan asumsi proses psikologis.

C. Kerangka Hipotesa

Jumlah variabel yang tercakup dalam suatu hipotesis dan bentuk hubungan di
antara variabel-variabel itu sangat menentukan dalam menentukan alat uji hipotesis.
Hipotesis yang hanya terdiri atas satu variabel akan diuji dengan univariate analysis.

D. Model Relasi

Hubungan variabel dengan variabel dalam suatu hipotesis mempunyai model yang
berbeda-beda. Pengertian hubungan di sini tidak sama dengan pengertian hubungan dalam

pembicaraan sehari- sebagai relasi, yaitu himpunan dengan elemen yang


hari. Hubungan di terdiri pasangan urut. Himpunan yang demikian di
sini diartikan bentuk dari dua himpunan yang berbeda. Misalkan
himpunan yang satu tabel silang.
adalah A yang 2. Model Asosiatif Model ini terdapat di antara dua
terdiri atas nama- variabel yang sama-sama ordinal, atau sama-
nama mahasiswa: sama interval, atau sama-sama ratio, atau salah
Joseph (Y), Maria satu adalah ordinal atau interval.
(M), Ruben (R), Variabelvariabel itu mempunyai pola monoton
Emanuel (E), dan linear. Artinya, perubahan dari variabel yang
Agape (A). bersangkutan bergerak naik terus tanpa turun
Himpunan yang kembali, atau sebaliknya turun terus tanpa naik
lain adalah B, yang kembali.
terdiri atas elemen 3. Hubungan Fungsional Hubungan fungsional
– elemen nilai: 8, 7, adalah hubungan antara suatu variabel ang
5, 6, dan 7. Dari berfungsi di dalam variabel lain. Misalnya
kedua himpunan ini hubungan antara “obat” dan “penyakit.” Obat
disusun himpunan dikatakan fungsional jika ia bisa menyembuhkan
baru sebagai hasil penyakit. Berbeda dengan hubungan asosiatif di
relasi dari A ® B. mana kedua variabel berdampingan satu dengan
Himpunan ini kita yang lain, pada hubungan fungsional variabel
namakan C dimana yang satu (independent) berfungsi di dalam
terdiri dari variabel yang lain (dependent), sehingga
pasangan elemen A variabel dependent itu mengalami perubahan.
dan B. Pasangan itu
E. Hipotesis Nol
disebut pasangan
urut karena yang Pembuktian hipotesis dilakukan dengan
pertama selalu mengumpulkan data yang relevan dengan variabel-
diambil dari elemen variabel yang bersangkutan. Proses pengujian
A dan yang kedua hipotesis itu dapat disamakan dengan pengadilan
selalu diambil dari suatu perkarapidana. Di sana ada jaksa sebagai
B. penuntut umum yang membawa terdakwa ke depan
hakim dengan bukti-bukti berupa data yang telah
1. Model
dikumpulkannya. Data tersebut dikumpulkan dengan
KontingensiI
bertitik tolak pada hipotesis jaksa inilah yang mirip
Hubungan
dengan hipotesis yang disusun oleh peneliti, tetapi
dengan model
data tersebut harus diuji oleh hakim. Untuk itu hakim
kontingensi
harus bertolak dari sikap praduga tak bersalah.
dinyatakan
dalam bentuk
BAB II

PEMBAHA

SAN

A.KELEBIHAN

1. BUKU
PERTAMA

Kelebihan pada buku pertama iyalah pada covernya terlihat menarik,sehingga membuat
para pembaca tertarik untuk membacanya, serta penulisannya juga rapi. Dan isi buku ini
sangat menjelaskan mengenai penelitian, metodenya dijelaskan secara jelas dibuku ini,
serta identitas buku tersebut lebih lengkap dari buku pembanding

2.BUKU PEMBANDING

Sedangkan buku pembanding mempunyai penjelasan yang cukup lengkap dibandingkan


buku pertama, karena penjelasan di buku pembanding memuat contoh contoh dalam
melakukan penelitian, serta identitas buku tersebut hampir lengkap.

B. KEKURANGAN

1. BUKU PERTAMA

Kekurangan buku pertama terletak pada pembahasannya yang kurang menjelaskan


keseluruhan mengenai penelitian yang tidak memberikan contoh. Serta tidak adanya
kerangka yang membuat para pembaca bisa lebih mengerti dan memahami.

2.BUKU PEMBANDING

Kekurangan buku pembanding ini iyalah terdapat pada identitas nya yang kurang lengkap,
seperti tidak ada issbn dibuku ini. Dan pada buku ini covernya tidak menarik karena
covernya berwarna hitam putih, sehingga tidak menarik peminat pembaca.
Kesimpulan yang bisa saya ambil

Jadi, dalam pembahasan materi yang membahas mengenai penelitian ini


saya hanya membandingkan antara sub tema pada buku utama dan pembanding
yang isinya sama sama membahasan penelitian/ metode penelitian, hanya saja
penjelasan setiap paragraf yang berbeda tetapi tujuannya sama, yaitu menjadikan
buku ini media pembelajaran untuk para mahasiswa atau pelajar yang ingin
membuat suatu karya dengan penelitian sehingga membuat para pelajar/mahasiswa
dengan mudah membuat laporannya.

Demikianlah tugas critical book review ini saya selesaikan untuk


pemenuhan tugas yang telah diberikan kepada saya.

Anda mungkin juga menyukai