Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PENDIDIKAN MORAL KARAKTER

(SISWA LECEHKAN GURU, DPR: TAK CERMINKAN BUDAYA


INDONESIA)

OLEH :

NAMA : RAMBU ERI LIKA AMAH


NIM : 1803080

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN ALIH JENJANG


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat
dan kasih karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Siswa Lecehkan Guru, DPR: Tak Cerminkan Budaya Indonesia” dapat
diselesaikan tepat waktu. Dalam penyusunan makalah ini saya banyak
mengalami kesulitan maupun hambatan, tetapi berkat bimbingan, saran,
koreksi dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan. Oleh karena itu saya menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:

1. Ibu Vivi Retno Intening, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku ketua Stikes
Bethesda Yakkum Yogyakarta.
2. Ibu Niken W.N. Palupi, S.Kp. M.Kes , selaku dosen pengampu mata
kuliah pendidikan moral karakter
Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu
saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta, juni
2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bangsa Indonesia saat ini sedang mengalami kerusakan moral atau akhlak
hampir pada semua segmen kehidupan dan seluruh lapisan masyarakat.
Banyak bukti yang menjelaskan terjadinya kerusakan moral di masyarakat
tersebut sehingga banyak terjadi pergeseran nilai yang tumbuh di
masyarakat. Pergeseran nilai-nilai dibuktikan dengan perubahan nilai-nilai
social, ekonomi, dan kultural. Masalah kriminalitas semakin tinggi, kasus
pembunuhan semakin seulit dihindari, kenakalan remaja seperti narkoba,
seks bebas, tawuran, fenomena geng motor semakin bertambah, dan
sampai masalah harga diri bangsa juga semakin dipertaruhkan. Selain itu,
perilaku remaja sekarang cenderung cuek, tidak ada rasa peduli dan kurang
sopan santun dan masih banyak permasalahan moral dan karakter yang
melanda masyarakat Indonesia. Pemeritah memberikan perhatian terhadap
kebutuhan esensial anak usia dini di bidang pendidikan dengan
menyelenggarakan lembaga PAUD agar anak mampu tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai dengan tahapan perkembangan dan
potensi yang dimiliki untuk menjadi manusia yang berkualitas. Dan
lemabaga PAUD ini pula anak-anak perlu dikenalkan dengan pendidikan
karakter karena pada masa usia dini inilah karakter fisik, mental dan
spiritual anak mulai terbentuk.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah
permasalan apa saja yang terjadi dalam pendidikan moral karakter yang
terjadi di Indonesia ?

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pedidikan moral karakter yang terjadi di Indonesia
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian pendidikan karakter
b. Untuk mengetahui permasalan apa saja yang terjadi dalam
pendidikan moral karakter
BAB II

STUDI KASUS

Siswa Lecehkan Guru, DPR: Tak Cerminkan Budaya


Indonesia

Harits Tryan Akhmad, Jurnalis · Rabu 13 Februari 2019 07:21 WIB


JAKARTA - Aksi kekerasan di lembaga pendidikan marak terjadi belakangan
ini. Bahkan, pelakunya adalah sang siswa yang tak segan lagi lecehkan guru atau
staf sekolah. Merespons hal itu, Anggota Komisi X DPR RI Nizar Zahro sangat
mengecam banyaknya insiden seperti itu. Sebab, menurutnya sekolah merupakan
institusi pendidikan yang seharusnya tak ada kejadian seperti kekerasan.
“Sebab, pendidikan sebagai institusi yang mendidik mental serta budi pekerti
malah menunjukkan sikap yang tidak terpuji dan tidak mencerminkan budaya
Indonesia yang sopan dan santun terhadap gurunya,” ujar Nizar kepada Okezone,
Rabu (13/2/2019). Tentu di samping itu, adanya murid yang berperilaku kasar dan
kurang santun tentu tidak bisa diselesaikan hanya oleh sekolah. Keluarga dan
lingkungan juga punya tanggung jawab yang sama besarnya.

“Namun, yang paling penting adalah kepala sekolah harus juga dievaluasi.
Apakah sudah melakukan edukasi terhadap anak didiknya atau malah
membiarkan,” tutur Nizar.

Menurutnya, dengan memberikam evaluasi terhadap kepala sekolah tentu juga


sebagai pelajaran bagi kepala sekolah yang lain, agar benar benar mendidik
siswanya. “Terlebih lagi kekerasan yang dilakukan murid juga menunjukkan
kegagalan pemerintah dalam program revolusi mentalnya,” katanya.
Diketahui, video berdurasi 30 detik itu direkam di salah satu sekolah di
Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Video itu memperlihatkan seorang siswa sesekali
mendorong, bahkan mengarahkan tangannya yang terkepal ke arah sang guru. Ia
juga tampak merokok di hadapan guru tersebut dan mengeluarkan kata-kata yang
tidak pantas.

Melihat aksi muridnya itu, guru tersebut tidak membalas dan hanya menatap
siswanya. Sementara, para siswa yang lain asyik merekam dan menertawakan.
Aksi tidak sopan tersebut justru dinilai sebagai hal yang lucu.

Setelah viral, siswa tersebut pun menyampaikan permohonan maaf kepada


gurunya. “Dengan ini saya minta maaf, sekali lagi minta maaf atas perbuatan yang
saya lakukan terhadap guru saya Bapak Nurkalin yang terjadi pada hari Sabtu
tanggal 2 Februari 2019 pukul 08.00 WIB di dalam kelas sewaktu jam pelajaran,”
ujar siswa tersebut.

(Ari)
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidkan Karaketr


Kata character berasal dari bahsa yunani charassein, yang berarti to
engrave (melukis, menggambar), seperti orang yang melukis kertas,
memahat batau atau metal. Berakar dari pengertian seperti itu, character
kemudian diartikan sebagai tanda atau ciri yang khusus, dan karenanya
melahirkan sautu pandangan bahwa karakter adalah pola perilaku yang
bersifat individual. Sehingga makna dari pengertian pendidikan karakter
yaitu merupakan berbagai usaha yang dilakukan oelh personil sekoah,
bahkan yang dilakukan bersama-sama dengan orang tua dan anggota
masyarakat untuk membantu anak-anak dan remaja agar menjadi atau
memiliki sifat peduli, berpendirian dan bertanggung jawab.

B. Analisa Kasus
Karakter bangsa merupakan aspek penting dari pembentukan kualitas
sumber daya manusia karena kualitas karakter bangsa menentu kemajuan
suatu bangsa dan Negara.
Dalam kasus diatas menunjukkan karakter seorang siswa yang tidak sopan
dan santun dimana iya sesekali mendorong, bahkan mengarahkan
tangannya yang terkepal ke arah sang guru. Ia juga tampak merokok di
hadapan guru tersebut dan mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas.
Sedangkan para siswa yang lain sibuk merekam dan menganggap bahwa
peristiwa tersebut merupakan lelucan dan hanya tertawa. Anggita DPR
berpendapat bahwa kejadian tersebut merupakan kejadian yang tidak
mencerminkan budaya Indonesia sehingga perlunya evaluasi tidak hanya
kepada kepala sekolah tetapi juga dalam kelurga dan lingkungan dari
siswa tersebut. Karena pembentukkan karakter itu adalah upaya
meningkatkan perilaku individu yan dilaksanakan secara
berkesinambungan yang melibatkan aspke knowledge, feeling dan acting.
Nilai-nilai karakter dapat diinternalisasikan melalui lingkungan rumah
(keluarga), sekolah maupun masyarakat. Karena proses penanaman
karakter merupakan proses untuk membentuk, menumbuhkan,
mengembangkan dan mendewasakan kepribadian anak menjadi pribadi
yang bijaksana dan bertanggung jawab melalui pembiasaan-pembiasaan
pikiran, hati dan tindakan secara berkesinambungan yang hasilnya dapat
terlihat dalam tindakan nyata sehari-hari baik di keluarga, sekolah maupun
masyarakat.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari kasus diatas dapat disimpulkan bahwa perlunya pembentukan
pendidikan moral karakter pada anak usia dini untuk mengembangkan
potensi-potensi anak yang begitu kaya dan mulia, sehingga sangat
dibutuhkan pelaksanaan pendidikan atau pembelajaran anak usia dini
yang relevan yang tepat. Nilai-nilai karakter anak yang terintegrasi
meliputi dimnesi penting yang dapat digambarkan dalam beberapa
tindakan, maksudnya pendekatan pendidikan karakter dalam keluarga
dapat terintegrasi melalui proses interaksi dalam masyarakat, anatar
orang tua dan anak dapat bekerja sama dalam proses sosialisasi yang
berorientasi pada tindakan yang lebih bermakna, sehingga proses
internalisasi dan sosialisasi dapat membantu dalam pembentukkan
pribadi anak yang berkarakter baik dan berahlak mulia.

B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat dalam pendidikan moral karakter
dalam membentuk karakter anak bangsa.
DAFTAR PUSTAKA

Amiruloh Sarbini, 2014, Model Pendidikan Karakter Dalam Keluarga.


Jakarta : Gramedia
https://news.okezone.com/read/2019/02/13/337/2017156/siswa-
lecehkan-guru-dpr-tak-cerminkan-budaya-indonesia di
akses pada tanggal 4 juni 2019
Kusni Ingsi et all, 2018, Pendidikan Karakter : alat peraga edukatif
media interaktif. Yogyakarta : Budi Utama

Anda mungkin juga menyukai