Anda di halaman 1dari 26

2.1.

Organisasi, struktur dan fungsi Sistem Saraf


2.1.1 Pengertian Sistem Saraf
Sistem saraf adalah suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling
berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol
interaksi antara individu dengan lingkungan lainnya. Sistem tubuhyang pentng ini juga mengatur
kebanyakan aktivitas system-system tubuh lainnya,karena pengaturan saraf tersebut maka terjalin
komunikasi antara berbagai sistem tubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang
harmonis. Dalam sistem inilah berasal segala fenomena kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa,
sensasi dan gerakan. Jadi kemampuan untuk dapat memahami, belajar dan memberi
responterhadap suatu rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari system saraf
yang puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu.
Jaringan saraf terdiri Neuroglia dan Sel schwan (sel-sel penyokong) serta Neuron (sel-
sel saraf). Kedua jenis sel tersebut demikian erat berkaitan dan terintegrasi satu sama lainnya
sehingga bersama-sama berfungsi sebagai satu unit.

2.1.2 Fungsi Sistem Saraf


Sebagai alat pengatur dan pengendali alat-alat tubuh, maka sistem saraf mempunyai 3 fungsi
utama yaitu :
1. Sebagai Alat Komunikasi
Sebagai alat komunikasi antara tubuh dengan dunia luar, hal ini dilakukan oleh alat
indera, yang meliputi : mata, hidung, telinga, kulit dan lidah. Dengan adanya alat-alat ini,
maka kita akan dengan mudah mengetahui adanya perubahan yang terjadi disekitar tubuh
kita.
2. Sebagai Alat Pengendali
Sebagai pengendali atau pengatur kerja alat-alat tubuh, sehingga dapat bekerja serasi
sesuai dengan fungsinya. Dengan pengaturan oleh saraf, semua organ tubuh akan bekerja
dengan kecepatan dan ritme kerja yang akurat.
3. Sebagai Pusat Pengendali Tanggapan
Saraf merupakan pusat pengendali atau reaksi tubuh terhadap perubahan ataureaksi tubuh
terhadap perubahan keadaan sekitar. Karena saraf sebagai pengendali atau pengatur kerja
seluruh alat tubuh, maka jaringan saraf terdapat pada seluruh pada seluruh alat-alat tubuh
kita.

2.2 Sel-sel pada Sistem Saraf Pusat


Sel saraf terdiri dari Neuron dan Sel Pendukung
2.2.1 Neuron
Adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri dari badan sel dan perpanjangan
sitoplasma. Sel saraf (neuron) bertanggung jawab untuk proses transfer informasi pada
sistem saraf (Bahrudin, 2013). Sel saraf berfungsi untuk menghantarkan impuls. Setiap
satu neuron terdiri dari tiga bagian utama yaitu badan sel (soma), dendrit dan akson.

Gambar 1(Struktur Neuron)

a. Badan sel atau perikarion


Suatu neuron mengendalikan metabolisme keseluruhan neuron. Bagian ini tersusun
dari komponen berikut :
 Satu nukleus tunggal, nucleolus yang menanjol dan organel lain sepertikonpleks
golgi dan mitochondria, tetapi nucleus ini tidak memiliki sentrioldan tidak dapat
bereplikasi.
 Badan nissi, terdiri dari reticulum endoplasma kasar dan ribosom-ribosom bebas
serta berperan dalam sintesis protein.
 Neurofibril,yaitu neurofilamen dan neurotubulus yang dapat dilihat melaluimikr
oskop cahaya jika diberi pewarnaan dengan perak
b. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang serta merupakan
perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan menghantarkan
rangsangan ke badan sel (Khafinudin, 2012). Khas dendrit adalah sangat bercabang
dan masing-masing cabang membawa proses yang disebut dendritic spines
(Bahrudin, 2013). Perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek serta
berfungsi untuk menghantar impuls ke sel tubuh
c. Akson
Akson adalah tonjolan tunggal dan panjang yang menghantarkan informasi keluar
dari badan sel. Di dalam akson terdapat benang-benang halus disebut neuro fibril dan
dibungkus oleh beberpa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak dan
berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut
dibungkus oleh sel-sel Schwann yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat
menyediakan makanan dan membantu pembentukan neurit. Bagian neurit ada yang
tidak dibungkus oleh lapisan mielin yang disebut nodus ranvier.

2.2.2 Klasifikasi Neuron


Berdasarkan fungsi dan arah transmisi Impulsnya, neuron diklasifikasi menjadi :

Gambar 2(Klasifikasi Neuron berdasarkan fungsinya)

1. Neuron sensorik (aferen) menghantarkan impuls listrik dari reseptor pada kulit,
organ indera atau suatu organ internal ke SSP (Sistem Saraf Pusat).
2. Neuron motorik menyampaikan impuls dari SSP (Sistem Saraf Pusat) ke efektor.
3. Neuron konektor ditemukan seluruhnya dalam SSP (Sistem Saraf Pusat) Neuron ini
menghubungkan neuron sensorik dan motorik atau menyampaikan informasi ke
interneuron lain.
Berdasarkan bentuknya, neuron dapat diklasifikasikan menjadi :

Gambar 3 (Klasifikasi Neuron berdasarkan bentuknya)

 Neuron unipolar,hanya mempunyai satu serabut yang dibagi menjadi satu


cabang sentral yang berfungsi sebagai satu akson dan satu cabang perifer
yang berguna sebagai satu dendrite. Jenis neuron ini merupakan neuron neuron
sensorik saraf perifer (misalnya sel-sel ganglion cerebrospinalis).
 Neuron bipolar, mempunya dua serabut, satu dendrite dan satu akson. Jenis
ini banyak dijumpai pada epithel olfaktorius dalam retina mata dan dalam telinga
dalam.
 Neuron multipolar, mempunyai banyak dendrite dan satu akson. Jenis neuronini
merupakan yang paling sering dijumpai pada sistem saraf sentral (sel
sarafmotoris pada cornu anterior dan lateralis medulla spinalis, sel-sel ganglion
otonom)
2.2.3 Sel Neuroglia
Neuroglia (berasal dari nerve glue) mengandung berbagai macam se yang secara
keseluruhan menyokong, melindungi, dan sumber nutrisi sel saraf pada otak dan
medulla spinalis, sedangkan sel Schwann merupakan pelindung dan penyokong neuron-
neuron diluar sistem saraf pusat. Neuroglia jumlahnya lebih banyak dari sel-sel neuron
dengan perbandingan sekitar sepuluh banding satu. Ada empat sel neuroglia yang
berhasil diindentifikasi yaitu :

Gambar 4(Struktur Sel Neuroglia)

1) Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah prosesus panjang,
sebagian besar melekat pada dinding kapilar darah melalui pedikel atau “kaki
vascular”. Berfungsi sebagai “sel pemberi makan” bagi neuron yang halus. Badan sel
astroglia berbentuk bintang dengan banyak tonjolan dan kebanyakan berakhir pada
pembuluh darah sebagai kaki perivaskular. Bagian ini juga membentuk dinding
perintang antara aliran kapiler darah dengan neuron, sekaligus mengadakan
pertukaran zat diantara keduanya. Dengan kata lain, membantu neuron
mempertahankan potensial bioelektris yang sesuai untuk konduksi impuls dan
transmisi sinaptik. Dengan cara ini pula sel-sel saraf terlindungi dari substansi yang
berbahaya yang mungkin saja terlarut dalam darah, tetapi fungsinya sebagai sawar
darah otak tersebut masih memerlukan pemastian lebih lanjut, karena diduga celah
endothel kapiler darahlah yang lebih berperan sebagai sawar darah otak.
2) Oligodendrosit menyerupai astrosit, tetapi badan selnya kecil dan jumlah
prosesusnya lebih sedikit dan lebih pendek. Merupakan sel glia yang bertanggung
jawab
menghasilkan myelin dalam susunan saraf pusat. Sel ini mempunyai lapisan dengan
subtansi lemak mengelilingi penonjolan atau sepanjang sel saraf sehingga terbentuk
selubung myelin.
3) Mikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah, dan dipercaya memiliki
peran fagositik. Sel jenis ini ditemukan di seluruh sistem saraf pusat dan dianggap
berperan penting dalam proses melawan infeksi.
4) Sel ependimal membentuk membran spitelial yang melapisi rongga serebral dan
ronggal medulla spinalis. Merupakan neuroglia yang membatasi system ventrikel
sistem saraf pusat. Sel-sel inilah yang merupakan epithel dari Plexus Coroideus
ventrikel otak.

2.3 Susunan Sistem Saraf


Susunan sistem saraf terbagi secara anatomi yang terdiri dari saraf pusat (otak dan
medula spinalis) dan saraf tepi (saraf kranial dan spinal) dan secara fisiologi yaitu saraf
otonom dan saraf somatik (Bahrudin, 2013).

Gambar 5 (Susunan Saraf Manusia)

2.3.1 Otak
Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala
kegiatan manusia yang terletak di dalam rongga tengkorak. Bagian utama otak adalah otak
besar (cerebrum), otak kecil (cereblum) dan otak tengah (Khanifuddin, 2012).
Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak besar ini
dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan kanan dan kiri. Tiap belahan tersebut terbagi
menjadi 4 lobus yaitu frontal, parietal, okspital, dan temporal. Sedangkan disenfalon
adalah
bagian dari otak besar yang terdiri dari talamus, hipotalamus, dan epitalamus
(Khafinuddin, 2012). Otak belakang/ kecil terbagi menjadi dua subdivisi yaitu
metensefalon dan mielensefalon. Metensefalon berubah menjadi batang otak (pons) dan
cereblum. Sedangkan mielensefalon akan menjadi medulla oblongata (Nugroho, 2013).
Otak tengah/ sistem limbic terdiri dari hipokampus, hipotalamus, dan amigdala

(Khafinuddin, 2012).

Gambar 6(Struktur Otak)

Pada otak terdapat suatu cairan yang dikenal dengan cairan serebrospinalis.
Cairan cerebrospinalis ini mengelilingi ruang sub araknoid disekitar otak dan medula
spinalis. Cairan ini juga mengisi ventrikel otak. Cairan ini menyerupai plasma darah
dan cairan interstisial dan dihasilkan oleh plesus koroid dan sekresi oleh sel-sel
epindemal yang mengelilingi pembuluh darah serebral dan melapisi kanal sentral
medula spinalis. Fungsi cairan ini adalah sebagai bantalan untuk pemeriksaan lunak
otak dan medula spinalis, juga berperan sebagai media pertukaran nutrien dan zat
buangan antara darah dan otak serta medula spinalis (Nugroho, 2013).
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah
(mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan
jembatan varol.
a) Otak depan (Prosoncephalon)
Otak depan berkembang menjadi telencephalon dan diencephalon.
Telencephalonberkembang menjadi otak besar (Cerebrum). Diencephalon
berkembang menjadi thalamus,hipotamus.
b) Otak besar (Cerebrum)
Bagian yang paling menonjol dari otak besar adalah otak depan, yang terdapat
di bagian depan. Otak besar terdiri dari dua belahan, yaitu belahan kiri dan
kanan.Setiap belahan mengatur dan melayani tubuh yang berlawanan, yaitu
belahan kiri mengatur dan melayani tubuh bagian kanan, sebaliknya belahan
kanan mengatur dan melayani tubuh bagian kiri Jika otak belahan kiri mengalami
gangguan maka tubuh bagian kanan akan mengalami gangguan, bahkan
kelumpuhan.
Tiap-tiap belahan otak besar yang disebutkan di atas dibagi menjadi empat
lobus yaitu frontal, pariental, okspital, dan temporal. Antara lobus frontal dan
lobus pariental dipisahkan oleh sulkus sentralis atau celah Rolando.
Otak besar tersusun atas dua lapisan yaitu, lapisan luar (korteks) dan lapisan
dalam. :
• Lapisan luar
Merupakan lapisan tipis bewarna abu-abu. Lapisan ini berisi badan sel
saraf. Permukaan lapisan korteks berlipat-lipat, sehingga permukaanya
menjadi lebih luas. Lapisan korteks terdapat berbagai macam pusat
saraf.
• Lapisan dalam
Merupakan lapisan yang bewarna putih. Lapisan dalam banyak
mengandung serabut saraf, yaitu Dendrit dan Neur.
Otak besar merupakan pusat saraf utama, karena memiliki
fungsi yang sangat penting dalam pengaturan semua aktivitas tubuh,
khususnya berkaitan dengan kepandaian (inteligensi), ingatan
(memori), kesadaran, dan pertimbangan. Secara terperinci, aktivitas
tersebut dikendalikan pada daerah yang berbeda. Di depan celah
tengah (sulkus sentralis) terdapat daerah motor yang berfungsi
mengatur gerakan sadar. Bagian paling bawah pada korteks motor
tersebut mempunyai hubungan dengan kemampuan bicara. Daerah
Anterior pada lobus frontalis berhubungan dengan kemampuan
berpikir.
Di belakang (Posterior) sulkus entralis merupakan daerah
sensori. Pada daerah ini berbagai sifat perasaan dirasakan kemudian
ditafsirkan. Daerah pendengaran (auditori) terletak mpada lobus
temporal. Di daerah ini, kesan atau suara diterima dan
diinterpretasikan. Daerah visual (penglihatan) terletak pada ujung
lobus oksipital yang menerima bayangan dan selanjutnya bayangan itu
ditafsirkan. Adapun pusat pengecapan dan pembau terletak di lobus
temporal bagian ujung anterior.
Area di otak besar yang juga penting adalah Hipotalamus dan
Talamus.Hipotalamus merupakan daerah kecil yang terletak di dasar
otak besar dan memiliki berat beberapa miligram. Hipotalamus
berperan sebagai pusat pengatur homeostasis tubuh, misalnya
berkaitan dengan pengaturan suhu tubuh, rasa haus,rasa lapar dan
kenyang, pengeluaran urin, pengaturan pengeluaran hormon dari
kelenjar pituitari bagian anterior dan posterior, serta perilaku
reproduktif. Talamus terletak di sebelah atas hipotalamus, berperan
sebagai stasiun relay untuk informasi sensori yang dikirim ke otak
besar. Jadi, talamus akan menyeleksi dan menyalurkan implus-implus
sensori yang penting menuju ke otak besar pencernaan, pernafasan dan
lain-lain.
c) Otak tengah (Mesencephalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah
terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar
endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur
refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat
pendengaran. Otak tengah (diensefalon) manusia cukup kecil dan tidak menyolok,
terletak didepan otak kecil dan jembatan Varol (Pons Varolii). Bagian terbesar dari
otak tengah pada sebagian besar Vertebrata adalah lobus optikus yang ukurannya
berbeda-beda. Pada mamalia (termasuk manusia) terdapat korpora kuadrigemina
(sebgai lobus optikus pada Vertebrata tingkatan rendah) yang berfungsi membantu
koordinasi gerak
mata, ukuran Pupil mata (melebar/menyempit), dan refleks pendengaran tertentu.
Selain itu, otak tengah mengandung pusat-pusat yang mengendalikan
keseimbangan dan serabut saraf yang menghubungkan bagian otak belakang dengan
bagian otak depan, juga antara otak depan dan mata. Otak tengah merupakan bagian
atas batang otak. Semua berkas serabut saraf yang membawa informasi sensori
sebelum memasuki talamus akan melewati otak tengah. Otak tengah adalah bagian
otak yang cukup besar pada saat manusia masih berupa janin. Setelah memasuki
masa dewasa, otak tengah menjadi semakin kecil dan kurang dominan. Pada anak
umur 5 – 15 tahun otak tengah ini dapat diaktifkan.
Otak tengah yang telah aktif dapat memancarkan gelombang otak dengan lebih
kuat dibandingkan dengan otak tengah yang belum diaktifkan.Otak tengah yang aktif
juga dapat menjadi penyeimbang perkembangan antara otak kanan dan otak kiri.
d) Otak belakang (Rhombencephalon)
Otak belakang meliputi jembatan Varol (pons Varolii), sumsum lanjutan (medula
oblongata), dan otak kecil (serebelum). Ketiga bagian ini membentuk batang otak.
 Jembatan varol (Pons Varolii)
Jembatan Varol berisi serabut saraf yang menghubungkan lobus kiri dan
kananotak kecil, serta menghubungkan otak kecil dengan konteks otak besar.
 Sum sum lanjutan (Medula Oblongata)
Sumsum lanjutan atau medula oblongata membentuk bagian bawah batang
otak serta menghubungkan pons Varoli dengan sumsum tulang belakang
(Medula Spinalis). Sumsum lanjutan berperan sebagai pusat pengatur
pernapasan dengan cara meneruskan implus saraf yang merangsang otot antara
tulang rusuk dan diafragma. Selain itu juga berperan sebgai pusat pengatur
refleks fisiologi, seperti detak jantung, tekanan udara, suhu tubuh, pelebaran atau
penyempitan pembuluh darah, gerak alat pencernaan, dan sekrresi kelenjar
pencernaan.
Fungsi lainnya ialah mengatur gerak refleks, seperti batuk, bersin, dan
berkedip. Di antara sumsum lanjutan terdapat talamus yang terdiri atas dua
tonjolan.Peranan talamus ini sebagai tempat meneruskan implus ke daerah
sensori pada korteks otak besar untuk disatukan. Selain itu, talamus memiliki
hubungan ke berbagai bagian otak sehiingga merupakan tempat lalu lintas
implus di antara bagian-bagian otak dan serebrum.
Di sebelah anterior talamus terdapat hipotalamus yang berperan mengatur
fungsi organ dalam (visceral). Hipotalamus mengatur bermacam-macam fungsi,
seperti suhu tubuh, tidur, minum (rasa haus), emosi (marah, senang, gusar), serta
perilaku reproduktif. Selain itu, hipotalamus juga merupakan tempat
Neurosekresi yang mempengaruhi pengeluaran hormon pada Hipofisis.

e) Otak Kecil (Cerebellum)


Otak kecil (Cerebellum) merupakan bagian terbesar otak belakang. Otak kecil ini
terletak di bawa lobus oksipital serebrum. Otak kecil terdiri atas dua belahan dan
permukaanya berlekuk-lekuk. Fungsi otak kecil adalah untuk mengatur sikap atau
posisi tubuh, keseimbangan, dan koordinasi gerakan otot yang terjadi secara
sadar.Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada sikap
dan koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi, misalnya orang
tersebut tidak mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

2.3.2 Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)


Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang,
mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Sumsum
tulang belakang terbagi menjadi dua lapis yaitu lapisan luar berwarna putih (white area)
dan lapisan dalam berwarna kelabu (grey area) (Chamidah, 2013). Lapisan luar
mengandung serabut saraf dan lapisan dalam mengandung badan saraf. Di dalam sumsum
tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik dan saraf penghubung. Fungsinya
adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur
gerak refleks (Khafinuddin, 2012).
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar
berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang
terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral.
Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk
dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral
menuju efektor.
Gambar 7 (Bagian-bagian Sumsum Tulang (Medulla Spinalis)

Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang
akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor.
Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf membentuk
saraf (urat saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan saluran asenden
dan yang membawa impuls yang berupa perintah dari otak merupakan saluran desenden.

2.4 Sistem Saraf Tepi (Perifer)


Sistem saraf perifer adalah saraf-saraf yang berada di luar sistem saraf pusat (otak dan
sumsum ulang belakang). Sistem saraf perifer merupakan saraf yang menyebar pada seluruh
bagian tubuh yang melayani organ-organ tubuh tertentu,seperti kulit, persendian, otot,
kelenjar, saluran darah dan lain-lain. Tidak seperti sistem saraf pusat, sistem saraf perifer
tidak dilindungi tulang. Sistem saraf perifer disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu
saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal), yaitu
saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.
a. Saraf sensoris (saraf aferen) disebut juga sel saraf indera, karena berfungsi membawa
rangsangan (impuls) dari indera ke saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang)
b. Saraf motoris (saraf eferen) berfungsi membawa rangsangan (impuls) dari pusat saraf
ke otot atau kelenjar berupa respon.
1. Sistem Saraf Somatik (Sistem Saraf Sadar)
Susunan saraf somatik adalah susunan saraf yang mempunyai peranan spesifik
untuk mengatur aktivitas otot sadar atau serat lintang. Sistem saraf sadar disusun oleh
serabut sarafotak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak dan serabut saraf
sumsum tulang belakang (saraf spinal), yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang
belakang. Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali Nervus vagus
yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus
membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena jangkauannya sangat luas, maka nervus
vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang
penting. Susunan saraf somatik adalah susunan saraf yang mempunyai peranan spesifik
untuk mengatur aktivitas otot sadar dan serat lintang.Susunan saraf somatik teridir dari 12
saraf kranial dan 31 saraf spinal.

Gambar 8(Letak sistem saraf Spinalis & Kranial)


2.4.1 Saraf Spinal (saraf tulang belakang)

Gambar 9 (Saraf Spinal)

Saraf-saraf spinal pada manusia dewasa berukuran panjang sekitar 45cm dan lebar
14 mm.Pada bagian permukaan dorsal dari saraf spinal terdapat alur yang dangkal secara
longitudinal pada bagian medial posterior berupa sulkus dan bagian dalam dari anterior
berupa fisura.Medulaspinalis terdiri atas 31 segmen jaringan saraf dan masing-masing
memiliki sepasangsaraf spinal yang keluar dari kanalis vertebralis melalui voramina
interfertebrales (lubang pada tulang vertebra).Saraf-saraf spinal diberi nama sesuai
dengan formen intervetebratis tempat keluarnya saraf-saraf tersebut kecuali saraf servikal
pertama yang keluar diantara tulang oksipital danvertebra servikal pertama. Dengan
demikian, terdapat 8 pasang saraf servikal (dan hanya 7vertebra servikalis), 12 pasang
saraf torakalis, 5 pasang saraf lumbalis, 5 pasang saraf sakralisdan 1 pasang saraf
koksigeal.
2.4.2 Saraf kranial ( saraf tengkorak)

Gambar 10 (Saraf Kranial)

Susunan saraf ini terdapat pada bagian kepala luar dari otak dan melewati lubang yang
terdapat pada tulang tengkorak, berhubungan erat dengan otot pancaindera mata, telinga,
hidung, lidah, dan kulit. Saraf perifer meliputi 12 saraf kranial (saraf tengkorak), yaitu
sebagai berikut :
Nama Jenis Fungsi
Olfaktorius Sensori Menerima rangsang dari hidung dan menghantarkannya ke
otak untuk diproses sebagai sensasi bau.
Optik Sensori Menerima rangsang dari mata dan menghantarkannya ke
otak untuk diproses sebagai persepsi visual.
Okulomotor Motorik Menggerakan sebagian besar otot mata.

Troklearis Motorik Menggerakan beberapa otot mata


Trigeminus Gabungan Sensori : menerima rangsangan dari wajah unuk diproses ke
otak sebagai sentuhan.
Motorik : menggerakan rahang.
Abdusen Motorik Abduksi mata
Fasialis Gabungan Sensorik : menerima rangsang dari bagian anterior lidah
untuk diproses di otak sebagai sensasi rasa. Mororik :
mengendalikan otot wajah untuk menciptakan ekspresi
wajah.
Vestibulo Sensori Sensori sistem vestibular :
koklearis mengendalikan keseimbangan.
Sensori koklea : menerima rangang untuk diproses di otak
sebagai suara.
Glosofaringeal Gabungan Sensori : menerima rangsang dari bagian posterior lidah
untuk diproses di otak sebagai sensasi rasa. Motorik :
mengendalikan organ-organ dalam.
Vagus Gabungan Sensorik : menerima
rangsang dari organ dalam. Motorik : mengendalikan organ-
organ dalam.
Aksesorius Motorik Mengendalikan pergerakan kepala.

Hipoglossus motorik Mengendalikan pergerakan lidah.

Pada tubuh manusia dijumpai fleksus (gabungan) yaitu beberapa urat saraf bersatu
membentuk jaringan urat saraf. Ada 4 macam fleksus yaitu sebagai berikut :
a. Fleksus Servikalis
Merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian leher, bahu, dan
diafraghma. Dibentuk oleh 4 saraf servikal pertama yang letaknya dalam leher di
bawahotot sterno masteroid, dari sini timbul cabang yang berfungsi untuk
mempersarafibeberapa otot leher, saraf prenikus yang mempersarafi diafragma.
b. Fleksus Brakialis
Merupakan gabungan urat saraf lengan atas yang mempengaruhi bagian tangan.
Dibentuk oleh 4 saraf servikal pertama yang lebih rendah dari saraf torakalpertama,
terletak dalam segitiga posterior leher, di belakang klavikula dan aksalia.Dari tiga
saraf ini muncul lima saraf utama yang mempersarafi lengan danbeberapa otot leher
dan dada.
c. Fleksus Lumbo Sakralis
Merupakan gabungan urat saraf punggung dan punggung dan pinggang yang
mempengaruhi bagian pinggul dan kaki. Menyalurkan saraf yang utama untuk anggota
gerak bawah (bagian pinggul dan kaki)
d. Fleksus Sakralis
Pleksus sakralis terletak di bagian belakang panggul antara piriformis dan fasia
panggul, di depannya adalah pembuluh hipogastrikus, ureter dan kolon sigmoid

2.5 Sistem Saraf Otonom/ Involunter ( Sistem Saraf Tak Sadar)


Sistem saraf otonom adalah susunan yang mempunyai peran penting memengaruhi pekerjaan
otot involunter ( otot polos) seperti jantung, hati, pangkreas, pencernaan, dan lain-lain. Jalur
saraf otonom terdiri dari suatu rantai dua neuron, dengan neurotransmiter terakhir yang
berbeda antara saraf simpatis dan parasimpatis. Setiap jalur saraf otonom yang berjalan dari
SSP ke suatu organ terdiri dari suatu rantai yang terdiri dari dua neuron. Badan sel neuron
pertama di rantai tersebut terletak di SSP. Aksonnya, serat praganglion, bersinapsis dengan
badan sel neuron kedua, yang terdapat di dalam suatu ganglion di luar SSP. Akson neuron
kedua, serat pascaganglion, mempersarafi organ-organ efektor. Sistem saraf otonom terdiri
dari dua divisi, yaitu sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Karakteristik sistem saraf
otonom, yaitu:
a. syaraf otonom tidak diatur oleh cerebrum
b. sebagian besar organ menerima seperangkat ganda syaraf otonom simpatis dan
parasimpatis
c. ujung axon masing – masing serabut tersebut mengeluarkan zat transmiter yang berbeda
: simpatis mengeluarkan noreppneprin oleh karena itu sering disebut
serabur adrenergik dan serabut par simpatis mengeluarkan asetilkholin juga disebut
serabut kholinergik, pada setiap efektor. Jadi yang menyebabkan berbeda, responnya
karena zat transmiter tersebut sedang impuls kedua sistem syaraf tersebut sama.
d. Impuls motor mencapai organ efektor dari otak dan sumsum tulang belakang melalui dua
neuron : neuron preganglion yang terletak didalam otak atau sumsum tulang belakang
dan neuron postganglion terletak ganglion diluar sistem syaraf pusat
e. badan sel neuron postganglion dari syaraf simpatis terletak didekat sumsum tulang
belakang, sedang di sistem syaraf parasimpatis terletak didekat atau dalam organ yang
dilayani bekerja secara antagonis.
Berdasarkan sifat kerjanya, saraf tak sadar dibedakan menjadi dua, yaitu :

Gambar 11(Perbedaan Saraf Simpatik & Parasimpatik)


1. Saraf simpatik
Saraf yang berpangkal disumsum tulang belakang atau medula spinalis. Serat-serat saraf
simpatik berasal dari daerah torakal dan lumbal korda spinalis. Sebagian besar serat
praganglion simpatis berukuran sangat pendek, bersinapsis dengan badan neuron
pascaganglion , di dalam ganglion yang terdapat di rantai ganglion simpatis yang terletak di
kedua sisi korda spinalis. Serat-serat praganglion parasimpatis berasal dari daerah kranial dan
sakral SSP. Memiliki fungsi :
1) Memperlambat gerak peristaltis
2) Memperlebar pupil
3) Menghambat sekresi empedu
4) Menurunkan sekresi ludah 5) Meningkatkan sekresi adrenalin.
6) Mempercepat denyut jantung
7) Mempersempit diameter pembuluh darah
8) Memperlambat proses pencernaan
9) Memperkecil bronkus
10) Menurunkan tekanan darah

2. Saraf parasimpatik
Saraf yang berpangkal kepada sumsum lanjutan atau medula oblongata. Memiliki fungsi :
a) Meninurunkan sekresi adrenalin.
b) Memperlebar diameter pembuluh darah
c) Menghambat denyut jantung
d) Menaikkan tekanan darah
e) Memperlebar bronkus
f) Mempercepat sekresi empedu
g) Mempercepat proses pencernaan
h) Mempersempit pupil
i) Mempercepat gerak peristaltis
j) Menaikkan sekresi ludah

 PERBANGDINGAN ANTARA SISTEM SARAF SIMPATIS DAN SISTEM SARAF


PARASIMPATIS

Karakteristik Sistem simpatis Sistem parasimpatis


Asal serat praganglion Daerah torakal dan lumbal korda Otak dan daerah sakral korda
spinalis spinalis
Asal serat pascaganglion Rantai ganglion simpatis (dekat Ganglion termial (di dalam
(letak ganglion) korda spinalis) atau ganglion atau di dekat organ efektor)
kolateral (sekitar separuh jalan
antara korda spinalis dan organ
efektor)
Panjang dan jenis derat Serat praganglion kolinerik pendek Serat praganglion kolinerik
Serat pascanglion adrenalik oanjang
panjang (sebagian besar) Serat Serat pascanganglion
pascaganglion adrenalik panjang kolinerik pendek
(beberapa)
Organ efektor yang Otot jantung, hampir semua otot Otot jantung, sebagian besar
dipersarafi polos, sebagian besar kelenjar otot sebagian besar kelenjar
kelenjar eksokrin, dan sebagian eksokrin, dan polos, sebagia
kelenjar endokrin kelenjar endokrin
Jenis reseptor untuk Α, β1, β2 Nikotinik, muskarinik
neurotransmiter
Dominasi Mendominasi dalam situasi Mendominasi dalam situasi
darurat “fight-or flight” yang tenang dan rileks,
mempersiapkan tubuh untuk mendorong aktivitas “rumah
aktivitas fisik yang memerlukan tangga umum” misalnya
kekuatan besar pencernaan.

2.6 Refleks
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa
disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari
reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil
olahan otak berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motorik sebagai perintah yang harus
dilaksanakan oleh efektor. Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapannya terjadi
secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak (Robinson, 2002).
Jadi, dapat dikatakan gerak refleks terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari
terlebih dahulu.
Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari
reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima
oleh sel saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan
ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut
lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung
(asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada
sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung berada di dalam
sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut (Sherwood, 2001).
Adapun pengertian dari refleks adalah suatu bentuk respon segera, baik motorik maupun
sekretorik terhadap impuls dari saraf sensorik aferen. Refleks merupakan suatu jalur saraf
sederhana, dimana stimulus akan disampaikan ke medulla spinalis. Dari medulla spinalis,
sinyal akan disampaikan baik ke otak maupun ke saraf eferen sebagai pemegang kendali
otot- otot yang terpengaruh oleh stimulus. Dengan demikian, tanpa adanya intervensi dari
otak, otot dapat berkontraksi sebagai respon dari stimulus (Robinson, 2002).
a. Gerak sadar
Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau
disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang panjang.
Bagannya adalah sebagai berikut.
Impuls > Reseptor > Saraf Sensorik > Otak > Saraf Motorik > Efektor (Otot)

b. Gerak refleks
Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls yang
menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang sangat singkat dan tidak
melewati otak. Contoh gerak refleks adalah sebagai berikut:
 Terangkatnya kaki jika terinjak sesuatu.
 Gerakan menutup kelopak mata dengan cepat jika ada benda asing yang masuk ke mata.
 Menutup hidung pada waktu mencium bau yang sangat busuk.
 Gerakan tangan menangkap benda yang tiba-tiba terjatuh.
 Gerakan tangan melepaskan benda yang bersuhu tinggi.
 Jenis gerak refleks berdasarkan tingkat kompleksitas neuron (saraf)
1. Refleks monosinaptik
Gerak refleks monosinaptik disebut juga sebagai gerak refleks sederhana. Disebut
monosinaptik, sebab informasi rangsang yang masuk ke neuron sensori hanya
melompati satu sinaptik.Setelah melompati satu sinaptik, informasi bisa sampai ke
neuron motorik sehingga bisa meneruskan informasi refeks ke gerak otot. Contoh gerak
refleks yang paling sederhana adalah refleks lutut, dengan mekanisme gerak refleks
sebagai berikut:

Gambar 12(Contoh refleks Monosinaptik)

 Saat bagian bawah lutut dipukul, kaki secara otomatis akan berayun ke depan.
 Pukulan pelan tersebut akan diserap oleh reseptor sebagai stimuli yang perlu
diproses.
 Reseptor kemudian akan meneruskan pesan ini ke neuron sensori.
 Lalu, setelah dari neuron sensori, pesan ini langsung melompat ke neuron motorik.
 Dari neuoron motorik, pesan langsung diteruskan ke otot. Itulah sebabnya, kaki
berayun ke depan.
 Satu kali lompatan dari neuron sensorik ke neuron motorik inilah yang dinamakan
monosinaptik.
2. Refleks polisinaptik
Gerak refleks polisnaptik adalah gerak refleks kompleks. Pada polisnaptik,
neuron harus melompat lebih dari satu kali. Sebab, dari neuron sensorik, pesan
tidak langsung menuju ke neuron motorik, tapi harus melalui interneuron terlebih
dahulu.Sebagai contoh, saat kaki kanan Anda tidak sengaja menginjak benda
yang tajam, kaki otomatis akan terangkat. Namun, kaki kiri pun otomatis akan
diam untuk menjaga keseimbangan tubuh.Apabila keduanya terakgkat bisa
mengakibatkan jatuh. Agar bisa mengendalikan gerak refleks di kaki kiri dan
kanan, dibutuhkan lebih dari satu sinaptik. Dalam dunia kedokteran, contoh
gerakan refleks ini disebut juga sebagai cross extensor reflex.

Anda mungkin juga menyukai