1. Neuron sensorik (aferen) menghantarkan impuls listrik dari reseptor pada kulit,
organ indera atau suatu organ internal ke SSP (Sistem Saraf Pusat).
2. Neuron motorik menyampaikan impuls dari SSP (Sistem Saraf Pusat) ke efektor.
3. Neuron konektor ditemukan seluruhnya dalam SSP (Sistem Saraf Pusat) Neuron ini
menghubungkan neuron sensorik dan motorik atau menyampaikan informasi ke
interneuron lain.
Berdasarkan bentuknya, neuron dapat diklasifikasikan menjadi :
1) Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah prosesus panjang,
sebagian besar melekat pada dinding kapilar darah melalui pedikel atau “kaki
vascular”. Berfungsi sebagai “sel pemberi makan” bagi neuron yang halus. Badan sel
astroglia berbentuk bintang dengan banyak tonjolan dan kebanyakan berakhir pada
pembuluh darah sebagai kaki perivaskular. Bagian ini juga membentuk dinding
perintang antara aliran kapiler darah dengan neuron, sekaligus mengadakan
pertukaran zat diantara keduanya. Dengan kata lain, membantu neuron
mempertahankan potensial bioelektris yang sesuai untuk konduksi impuls dan
transmisi sinaptik. Dengan cara ini pula sel-sel saraf terlindungi dari substansi yang
berbahaya yang mungkin saja terlarut dalam darah, tetapi fungsinya sebagai sawar
darah otak tersebut masih memerlukan pemastian lebih lanjut, karena diduga celah
endothel kapiler darahlah yang lebih berperan sebagai sawar darah otak.
2) Oligodendrosit menyerupai astrosit, tetapi badan selnya kecil dan jumlah
prosesusnya lebih sedikit dan lebih pendek. Merupakan sel glia yang bertanggung
jawab
menghasilkan myelin dalam susunan saraf pusat. Sel ini mempunyai lapisan dengan
subtansi lemak mengelilingi penonjolan atau sepanjang sel saraf sehingga terbentuk
selubung myelin.
3) Mikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah, dan dipercaya memiliki
peran fagositik. Sel jenis ini ditemukan di seluruh sistem saraf pusat dan dianggap
berperan penting dalam proses melawan infeksi.
4) Sel ependimal membentuk membran spitelial yang melapisi rongga serebral dan
ronggal medulla spinalis. Merupakan neuroglia yang membatasi system ventrikel
sistem saraf pusat. Sel-sel inilah yang merupakan epithel dari Plexus Coroideus
ventrikel otak.
2.3.1 Otak
Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala
kegiatan manusia yang terletak di dalam rongga tengkorak. Bagian utama otak adalah otak
besar (cerebrum), otak kecil (cereblum) dan otak tengah (Khanifuddin, 2012).
Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak besar ini
dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan kanan dan kiri. Tiap belahan tersebut terbagi
menjadi 4 lobus yaitu frontal, parietal, okspital, dan temporal. Sedangkan disenfalon
adalah
bagian dari otak besar yang terdiri dari talamus, hipotalamus, dan epitalamus
(Khafinuddin, 2012). Otak belakang/ kecil terbagi menjadi dua subdivisi yaitu
metensefalon dan mielensefalon. Metensefalon berubah menjadi batang otak (pons) dan
cereblum. Sedangkan mielensefalon akan menjadi medulla oblongata (Nugroho, 2013).
Otak tengah/ sistem limbic terdiri dari hipokampus, hipotalamus, dan amigdala
(Khafinuddin, 2012).
Pada otak terdapat suatu cairan yang dikenal dengan cairan serebrospinalis.
Cairan cerebrospinalis ini mengelilingi ruang sub araknoid disekitar otak dan medula
spinalis. Cairan ini juga mengisi ventrikel otak. Cairan ini menyerupai plasma darah
dan cairan interstisial dan dihasilkan oleh plesus koroid dan sekresi oleh sel-sel
epindemal yang mengelilingi pembuluh darah serebral dan melapisi kanal sentral
medula spinalis. Fungsi cairan ini adalah sebagai bantalan untuk pemeriksaan lunak
otak dan medula spinalis, juga berperan sebagai media pertukaran nutrien dan zat
buangan antara darah dan otak serta medula spinalis (Nugroho, 2013).
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah
(mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan
jembatan varol.
a) Otak depan (Prosoncephalon)
Otak depan berkembang menjadi telencephalon dan diencephalon.
Telencephalonberkembang menjadi otak besar (Cerebrum). Diencephalon
berkembang menjadi thalamus,hipotamus.
b) Otak besar (Cerebrum)
Bagian yang paling menonjol dari otak besar adalah otak depan, yang terdapat
di bagian depan. Otak besar terdiri dari dua belahan, yaitu belahan kiri dan
kanan.Setiap belahan mengatur dan melayani tubuh yang berlawanan, yaitu
belahan kiri mengatur dan melayani tubuh bagian kanan, sebaliknya belahan
kanan mengatur dan melayani tubuh bagian kiri Jika otak belahan kiri mengalami
gangguan maka tubuh bagian kanan akan mengalami gangguan, bahkan
kelumpuhan.
Tiap-tiap belahan otak besar yang disebutkan di atas dibagi menjadi empat
lobus yaitu frontal, pariental, okspital, dan temporal. Antara lobus frontal dan
lobus pariental dipisahkan oleh sulkus sentralis atau celah Rolando.
Otak besar tersusun atas dua lapisan yaitu, lapisan luar (korteks) dan lapisan
dalam. :
• Lapisan luar
Merupakan lapisan tipis bewarna abu-abu. Lapisan ini berisi badan sel
saraf. Permukaan lapisan korteks berlipat-lipat, sehingga permukaanya
menjadi lebih luas. Lapisan korteks terdapat berbagai macam pusat
saraf.
• Lapisan dalam
Merupakan lapisan yang bewarna putih. Lapisan dalam banyak
mengandung serabut saraf, yaitu Dendrit dan Neur.
Otak besar merupakan pusat saraf utama, karena memiliki
fungsi yang sangat penting dalam pengaturan semua aktivitas tubuh,
khususnya berkaitan dengan kepandaian (inteligensi), ingatan
(memori), kesadaran, dan pertimbangan. Secara terperinci, aktivitas
tersebut dikendalikan pada daerah yang berbeda. Di depan celah
tengah (sulkus sentralis) terdapat daerah motor yang berfungsi
mengatur gerakan sadar. Bagian paling bawah pada korteks motor
tersebut mempunyai hubungan dengan kemampuan bicara. Daerah
Anterior pada lobus frontalis berhubungan dengan kemampuan
berpikir.
Di belakang (Posterior) sulkus entralis merupakan daerah
sensori. Pada daerah ini berbagai sifat perasaan dirasakan kemudian
ditafsirkan. Daerah pendengaran (auditori) terletak mpada lobus
temporal. Di daerah ini, kesan atau suara diterima dan
diinterpretasikan. Daerah visual (penglihatan) terletak pada ujung
lobus oksipital yang menerima bayangan dan selanjutnya bayangan itu
ditafsirkan. Adapun pusat pengecapan dan pembau terletak di lobus
temporal bagian ujung anterior.
Area di otak besar yang juga penting adalah Hipotalamus dan
Talamus.Hipotalamus merupakan daerah kecil yang terletak di dasar
otak besar dan memiliki berat beberapa miligram. Hipotalamus
berperan sebagai pusat pengatur homeostasis tubuh, misalnya
berkaitan dengan pengaturan suhu tubuh, rasa haus,rasa lapar dan
kenyang, pengeluaran urin, pengaturan pengeluaran hormon dari
kelenjar pituitari bagian anterior dan posterior, serta perilaku
reproduktif. Talamus terletak di sebelah atas hipotalamus, berperan
sebagai stasiun relay untuk informasi sensori yang dikirim ke otak
besar. Jadi, talamus akan menyeleksi dan menyalurkan implus-implus
sensori yang penting menuju ke otak besar pencernaan, pernafasan dan
lain-lain.
c) Otak tengah (Mesencephalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah
terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar
endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur
refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat
pendengaran. Otak tengah (diensefalon) manusia cukup kecil dan tidak menyolok,
terletak didepan otak kecil dan jembatan Varol (Pons Varolii). Bagian terbesar dari
otak tengah pada sebagian besar Vertebrata adalah lobus optikus yang ukurannya
berbeda-beda. Pada mamalia (termasuk manusia) terdapat korpora kuadrigemina
(sebgai lobus optikus pada Vertebrata tingkatan rendah) yang berfungsi membantu
koordinasi gerak
mata, ukuran Pupil mata (melebar/menyempit), dan refleks pendengaran tertentu.
Selain itu, otak tengah mengandung pusat-pusat yang mengendalikan
keseimbangan dan serabut saraf yang menghubungkan bagian otak belakang dengan
bagian otak depan, juga antara otak depan dan mata. Otak tengah merupakan bagian
atas batang otak. Semua berkas serabut saraf yang membawa informasi sensori
sebelum memasuki talamus akan melewati otak tengah. Otak tengah adalah bagian
otak yang cukup besar pada saat manusia masih berupa janin. Setelah memasuki
masa dewasa, otak tengah menjadi semakin kecil dan kurang dominan. Pada anak
umur 5 – 15 tahun otak tengah ini dapat diaktifkan.
Otak tengah yang telah aktif dapat memancarkan gelombang otak dengan lebih
kuat dibandingkan dengan otak tengah yang belum diaktifkan.Otak tengah yang aktif
juga dapat menjadi penyeimbang perkembangan antara otak kanan dan otak kiri.
d) Otak belakang (Rhombencephalon)
Otak belakang meliputi jembatan Varol (pons Varolii), sumsum lanjutan (medula
oblongata), dan otak kecil (serebelum). Ketiga bagian ini membentuk batang otak.
Jembatan varol (Pons Varolii)
Jembatan Varol berisi serabut saraf yang menghubungkan lobus kiri dan
kananotak kecil, serta menghubungkan otak kecil dengan konteks otak besar.
Sum sum lanjutan (Medula Oblongata)
Sumsum lanjutan atau medula oblongata membentuk bagian bawah batang
otak serta menghubungkan pons Varoli dengan sumsum tulang belakang
(Medula Spinalis). Sumsum lanjutan berperan sebagai pusat pengatur
pernapasan dengan cara meneruskan implus saraf yang merangsang otot antara
tulang rusuk dan diafragma. Selain itu juga berperan sebgai pusat pengatur
refleks fisiologi, seperti detak jantung, tekanan udara, suhu tubuh, pelebaran atau
penyempitan pembuluh darah, gerak alat pencernaan, dan sekrresi kelenjar
pencernaan.
Fungsi lainnya ialah mengatur gerak refleks, seperti batuk, bersin, dan
berkedip. Di antara sumsum lanjutan terdapat talamus yang terdiri atas dua
tonjolan.Peranan talamus ini sebagai tempat meneruskan implus ke daerah
sensori pada korteks otak besar untuk disatukan. Selain itu, talamus memiliki
hubungan ke berbagai bagian otak sehiingga merupakan tempat lalu lintas
implus di antara bagian-bagian otak dan serebrum.
Di sebelah anterior talamus terdapat hipotalamus yang berperan mengatur
fungsi organ dalam (visceral). Hipotalamus mengatur bermacam-macam fungsi,
seperti suhu tubuh, tidur, minum (rasa haus), emosi (marah, senang, gusar), serta
perilaku reproduktif. Selain itu, hipotalamus juga merupakan tempat
Neurosekresi yang mempengaruhi pengeluaran hormon pada Hipofisis.
Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang
akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor.
Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf membentuk
saraf (urat saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan saluran asenden
dan yang membawa impuls yang berupa perintah dari otak merupakan saluran desenden.
Saraf-saraf spinal pada manusia dewasa berukuran panjang sekitar 45cm dan lebar
14 mm.Pada bagian permukaan dorsal dari saraf spinal terdapat alur yang dangkal secara
longitudinal pada bagian medial posterior berupa sulkus dan bagian dalam dari anterior
berupa fisura.Medulaspinalis terdiri atas 31 segmen jaringan saraf dan masing-masing
memiliki sepasangsaraf spinal yang keluar dari kanalis vertebralis melalui voramina
interfertebrales (lubang pada tulang vertebra).Saraf-saraf spinal diberi nama sesuai
dengan formen intervetebratis tempat keluarnya saraf-saraf tersebut kecuali saraf servikal
pertama yang keluar diantara tulang oksipital danvertebra servikal pertama. Dengan
demikian, terdapat 8 pasang saraf servikal (dan hanya 7vertebra servikalis), 12 pasang
saraf torakalis, 5 pasang saraf lumbalis, 5 pasang saraf sakralisdan 1 pasang saraf
koksigeal.
2.4.2 Saraf kranial ( saraf tengkorak)
Susunan saraf ini terdapat pada bagian kepala luar dari otak dan melewati lubang yang
terdapat pada tulang tengkorak, berhubungan erat dengan otot pancaindera mata, telinga,
hidung, lidah, dan kulit. Saraf perifer meliputi 12 saraf kranial (saraf tengkorak), yaitu
sebagai berikut :
Nama Jenis Fungsi
Olfaktorius Sensori Menerima rangsang dari hidung dan menghantarkannya ke
otak untuk diproses sebagai sensasi bau.
Optik Sensori Menerima rangsang dari mata dan menghantarkannya ke
otak untuk diproses sebagai persepsi visual.
Okulomotor Motorik Menggerakan sebagian besar otot mata.
Pada tubuh manusia dijumpai fleksus (gabungan) yaitu beberapa urat saraf bersatu
membentuk jaringan urat saraf. Ada 4 macam fleksus yaitu sebagai berikut :
a. Fleksus Servikalis
Merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian leher, bahu, dan
diafraghma. Dibentuk oleh 4 saraf servikal pertama yang letaknya dalam leher di
bawahotot sterno masteroid, dari sini timbul cabang yang berfungsi untuk
mempersarafibeberapa otot leher, saraf prenikus yang mempersarafi diafragma.
b. Fleksus Brakialis
Merupakan gabungan urat saraf lengan atas yang mempengaruhi bagian tangan.
Dibentuk oleh 4 saraf servikal pertama yang lebih rendah dari saraf torakalpertama,
terletak dalam segitiga posterior leher, di belakang klavikula dan aksalia.Dari tiga
saraf ini muncul lima saraf utama yang mempersarafi lengan danbeberapa otot leher
dan dada.
c. Fleksus Lumbo Sakralis
Merupakan gabungan urat saraf punggung dan punggung dan pinggang yang
mempengaruhi bagian pinggul dan kaki. Menyalurkan saraf yang utama untuk anggota
gerak bawah (bagian pinggul dan kaki)
d. Fleksus Sakralis
Pleksus sakralis terletak di bagian belakang panggul antara piriformis dan fasia
panggul, di depannya adalah pembuluh hipogastrikus, ureter dan kolon sigmoid
2. Saraf parasimpatik
Saraf yang berpangkal kepada sumsum lanjutan atau medula oblongata. Memiliki fungsi :
a) Meninurunkan sekresi adrenalin.
b) Memperlebar diameter pembuluh darah
c) Menghambat denyut jantung
d) Menaikkan tekanan darah
e) Memperlebar bronkus
f) Mempercepat sekresi empedu
g) Mempercepat proses pencernaan
h) Mempersempit pupil
i) Mempercepat gerak peristaltis
j) Menaikkan sekresi ludah
2.6 Refleks
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa
disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari
reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil
olahan otak berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motorik sebagai perintah yang harus
dilaksanakan oleh efektor. Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapannya terjadi
secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak (Robinson, 2002).
Jadi, dapat dikatakan gerak refleks terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari
terlebih dahulu.
Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari
reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima
oleh sel saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan
ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut
lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung
(asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada
sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung berada di dalam
sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut (Sherwood, 2001).
Adapun pengertian dari refleks adalah suatu bentuk respon segera, baik motorik maupun
sekretorik terhadap impuls dari saraf sensorik aferen. Refleks merupakan suatu jalur saraf
sederhana, dimana stimulus akan disampaikan ke medulla spinalis. Dari medulla spinalis,
sinyal akan disampaikan baik ke otak maupun ke saraf eferen sebagai pemegang kendali
otot- otot yang terpengaruh oleh stimulus. Dengan demikian, tanpa adanya intervensi dari
otak, otot dapat berkontraksi sebagai respon dari stimulus (Robinson, 2002).
a. Gerak sadar
Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau
disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang panjang.
Bagannya adalah sebagai berikut.
Impuls > Reseptor > Saraf Sensorik > Otak > Saraf Motorik > Efektor (Otot)
b. Gerak refleks
Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls yang
menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang sangat singkat dan tidak
melewati otak. Contoh gerak refleks adalah sebagai berikut:
Terangkatnya kaki jika terinjak sesuatu.
Gerakan menutup kelopak mata dengan cepat jika ada benda asing yang masuk ke mata.
Menutup hidung pada waktu mencium bau yang sangat busuk.
Gerakan tangan menangkap benda yang tiba-tiba terjatuh.
Gerakan tangan melepaskan benda yang bersuhu tinggi.
Jenis gerak refleks berdasarkan tingkat kompleksitas neuron (saraf)
1. Refleks monosinaptik
Gerak refleks monosinaptik disebut juga sebagai gerak refleks sederhana. Disebut
monosinaptik, sebab informasi rangsang yang masuk ke neuron sensori hanya
melompati satu sinaptik.Setelah melompati satu sinaptik, informasi bisa sampai ke
neuron motorik sehingga bisa meneruskan informasi refeks ke gerak otot. Contoh gerak
refleks yang paling sederhana adalah refleks lutut, dengan mekanisme gerak refleks
sebagai berikut:
Saat bagian bawah lutut dipukul, kaki secara otomatis akan berayun ke depan.
Pukulan pelan tersebut akan diserap oleh reseptor sebagai stimuli yang perlu
diproses.
Reseptor kemudian akan meneruskan pesan ini ke neuron sensori.
Lalu, setelah dari neuron sensori, pesan ini langsung melompat ke neuron motorik.
Dari neuoron motorik, pesan langsung diteruskan ke otot. Itulah sebabnya, kaki
berayun ke depan.
Satu kali lompatan dari neuron sensorik ke neuron motorik inilah yang dinamakan
monosinaptik.
2. Refleks polisinaptik
Gerak refleks polisnaptik adalah gerak refleks kompleks. Pada polisnaptik,
neuron harus melompat lebih dari satu kali. Sebab, dari neuron sensorik, pesan
tidak langsung menuju ke neuron motorik, tapi harus melalui interneuron terlebih
dahulu.Sebagai contoh, saat kaki kanan Anda tidak sengaja menginjak benda
yang tajam, kaki otomatis akan terangkat. Namun, kaki kiri pun otomatis akan
diam untuk menjaga keseimbangan tubuh.Apabila keduanya terakgkat bisa
mengakibatkan jatuh. Agar bisa mengendalikan gerak refleks di kaki kiri dan
kanan, dibutuhkan lebih dari satu sinaptik. Dalam dunia kedokteran, contoh
gerakan refleks ini disebut juga sebagai cross extensor reflex.