Anda di halaman 1dari 20

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Kompetensi Guru dan Macam-macam Kompetensi

1. Hakikat Kompetensi Guru

Hakikat kompetensi guru pada dasarnya adalah hal yang membicarakan

secara mendalam dan mendasar tentang sesuatu. Artinya bahwa apabila yang bersifat

mendasar tadi tidak ada maka keesensian objek itu akan hilang. Demikian halnya

dengan hakikat kompetensi guru hakikatnya adalah sikap yang bijaksana serta

pelayanan/ pengabdian yang dilandasi oleh keahlian, teknik dan prosedur yang

mantap serta sikap kepribadian tertentu. Hal ini berarti bahwa seorang pekerja

profesional selalu akan mengadakan pelayanan/ pengabdian yang dilandasi

kemampuan profesional serta falsafah yang mantap.

Dengan hakikat yang dimiliki maka seorang pekerja profesional akan

menampakkan adanya keterampilan teknis yang didukung oleh sikap kepribadian

tertentu karena dilandasi oleh pedoman-pedoman tingkah laku khusus (kode etik)

yang mempersatukan mereka dalam satu korps profesi. Menurut Syaiful Sagala

bahwa

Pendidikan yang baik sebagaimana yang diharapkan masyarakat modern dewasa


ini dan sifatnya yang selalu menantang, adalah model pendidikan mengharuskan
tenaga kependidikan dan guru yang berkualitas dan berkompetensi. Karena
masyarakat memerlukan pemimpin yang visone dan mampu memimpin lembaga
pendidikan. Sehingga produk dari pendidikan bermanfaat bagi masyarakat,
didukung tenaga guru, konselor dan supervisor yang profesional.1

Perilaku kompetensi guru sangat berhubungan erat dengan nilai moral. Guru

merupakan profesi yang mempunyai peranan penting dalam masyarakat bukan hanya
1
______________
Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: CV. Alfabeta, 2000), hal.
216

10
11

bagi para peserta didik. Guru adalah seseorang yang mempunyai kemampuan

memberi teladan bahkan arahan kepada orang lain. Guru bukanlah sebuah profesi

yang hanya menuntut kompetensi tapi juga menuntut prilaku yang baik. Oleh karena

itu, setiap aktivitas dan sikap yang ditunjukkan seorang guru menunjukkan

kepribadian dan kompetensinya serta menunjukkan hasil yang dicapainya terutama

dalam mendidik siswanya dan memberi teladan juga kepada masyarakat. Dan untuk

mencapai semuanya itu dibutuhkan guru yang bermoral. Menjadi guru moral

memang bukan perkara mudah. Moralitas selalu meminta untuk setiap orang

konsisten. Konsistensi yang dimaksud adalah konsistensi antara apa yang diucapkan

dengan sikap yang dilakukan.

Hakikat guru yang bermoral adalah pendidik yang mampu menjaga ucapan

dan tindakan agar tidak menimbulkan sesuatu yang merugikan dirinya dan peserta

didik yang dididiknya. Pendidik yang bermoral adalah mereka yang senantiasa tetap

konsisten menjaga martabat baik profesinya serta mampu menunjukkan prilaku,

tindakan dan apa yang keluar dari mulutnya.

Cara-cara yang mungkin dapat kita lakukan dalam mewujudkan semuanya itu

terutama dalam mengembangkan keprofesionalan seorang pendidik antara lain:

1. Merefleksikan diri sebelum dan sesudah mengajar. Dengan begitu kita dapat

mengetahui apakah yang kita lakukan terutama dalam kelas tidak

menimbulkan sesuatu yang buruk.

2. Secara konsisten dan penuh tanggung jawab mengamalkan kode etik profesi

keguruan. Karena di sana telah dijelaskan bagaimana kita seharusnya


12

bertindak dan berlaku, memperlakukan siswa kita, serta bagaimana kita

bertindak di masyarakat

3. Senantiasa menerima dengan lapang dada setiap kritikan yang membangun

yang dilontarkan oleh masyarakat ataupun teman profesi kita, terutama sebisa

mungkin meminta kritik dari para siswa tentang cara berprilaku kita di dalam

kelas.

4. Senantiasa mengawali setiap tugas dan kerja kita dengan meminya

pertolongan Allah Swt agar kita diberi kemampuan untuk menjalankan tugas

dan tanggung jawab kita.

Seorang pendidik yang berkualitas, berkompetensi bahwa profesional jika

setiap apa yang dilakukannya, baik sikap, prilaku, tindakan, cara mendidik dan cara

menempatkan posisinya dapat menunjukkan atau mencerminkan sesuatu yang baik,

berakhlak, bahkan bermoral. Seorang guru harus dapat menempatkan dirinya di mana

saja dengan baik dengan menunjukkan sikap ataupun prilaku yang bermoral.

Guru merupakan unsur aparatur negara dan abdi negara, karena itu guru

mutlak perlu mengetahui kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah dalam bidang

pendidikan, sehingga dapat melaksanakan ketentuan-ketentuan yang merupakan

kebijaksanaan tersebut. Kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan ialah

segala peraturan-peraturan pelaksanaan baik yang dikeluarkan oleh Departemen

Pendidikan Nasional, di pusat maupun di daerah, maupun departemen lain dalam

rangka pembinaan pendidikan di negara kita.

Setiap guru Indonesia wajib tunduk dan taat kepada ketentuan-ketentuan

pemerintah. Dalam bidang pendidikan ia harus taat kepada kebijaksanaan dan


13

peraturan, baik yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional maupun

Departemen yang berwenang mengatur pendidikan, di pusat maupun di daerah dalam

rangka melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan pendidikan di Indonesia.

2. Macam-macam Kompetensi

Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,

mengisyaratkan bahwa guru adalah “pendidik dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta

didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah”.2 Adapun macam-macam kompetensi yang harus dimiliki

oleh tenaga guru antara lain: kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan

sosial yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Keempat kompetensi tersebut

terintegrasi dalam kinerja guru.

a. Kompetensi Paedagogik

Kompetensi paedagogik merupakan kemampuan dalam mengelola

pembelajaran peserta didik, yang meliputi:

1) Pemahaman wawasan atau landasan pendidikan


2) Pemahaman terhadap peserta didik
3) Pengembangan kurikulum dan silabus
4) Perancangan pembelajaran
5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran
7) Evaluasi hasil belajar
8) Pengembangan peserta didik.3

2
______________
Undang-Undang RepublikIndonesia Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen, (Jakarta:
Sinar Grafika, 2011), hal. 2.

3
______________ E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung;
Rosdakarya, 2008), hal. 49.
14

Maka dapat dijelaskan bahwa kompetensi paedagogik bertujuan untuk

memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam belajar dan mempelajari semua

materi yang diberikan oleh guru.

Kompetensi paedagogik yaitu “kemampuan seorang guru dalam mengelola


proses pembelajaran peserta didik. Selain itu kemampuan paedagogik juga
ditunjukkan dalam membantu, membimbing dan memimpin peserta didik”.4
b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah “kompetensi yang berkaitan dengan perilaku
pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga
terpancar dalam perilaku sehari-hari”.5
Kompetensi kepribadian yang meliputi berbudi luhur, berakhlak mulia,

bermoral dan mempunyai nilai-nilai yang baik. Guru merupakan sebagai contoh dan

teladan, untuk daapat membangkitkan motivasi belajar siswa.

Penguasaan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa,

menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Selain itu, seorang guru

harus mampu:

1) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan


nasional Indonesia.
2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan
bagi peserta didik dan masyarakat.
3) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa.
4) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi serta bangga menjadi
guru, dan rasa percaya diri.
5) Menunjang tinggi kode etik profesi guru6.

4
______________
Imam Wahyudi, Panduan Lengkap Uji Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT Prestasi Pustakatya,
2012), hal. 22.
5
______________
Moh. Roqib, dkk, Kepribadian Guru: Upaya Mengembangkan Kepribadian Guru yang
Sehat di Masa  Depan, (Yogyakarta: Grafindo Litera Media, 2009), hal. 122.
6
______________
Imam Wahyudi, Panduan Lengkap Uji Sertifikasi Guru…, hal. 19.
15

Berdasarkan pendapat di atas bahwa: Kompetensi kepribadian guru ialah

sikap, tingkah laku, jujur, taat beragama, berakhlak mulia patut untuk diteladani dan

menjadi cerminan untuk peserta didik, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

c. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan “kemampuan berkomunikasi secara efektif

dengan peserta didik, sesama pendidik/tenaga kependidikan lain, orang tua/wali

peserta didik dan masyarakat sekitar”.7 Hamzah B. Uno berpendapat bahwa

kompetensi sosial adalah “guru harus mampu menunjukkan dan berinteraksi sosial,

baik dengan murid-muridnya maupun dengan sesama guru dan kepala sekolah,

8
bahkan dengan masyarakat luas”. Oleh karena itu, seorang guru dituntut harus

mampu:

1) Bersikap inklusif, bertindak objektif serta tidak diskriminatif, karena


pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang
keluarga dan status sosial ekonomi.
2) Berkomunikasi secara efektif, simpatik, dan santun dengan
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.
3) Beradaptasi di tempat bertugas diseluruh wilayah republik Indonesia.
4) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara
lisan dan tulisan atau bentuk lain9.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, guru yang baik dan profesional itu tidak

hanya mampu berkomunikasi dengan lingkungan kelas dan sekolah tetapi juga bisa

berhubungan baik dengan masyarakat sekitar, bisa menjadi sumber ilmu bagi

masyarakat dan memberikan kontribusi yang positif.

7
______________
Ibid,. hal. 25.
8
______________ Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, dan
Reformasi  Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 69.
9
______________
Imam Wahyudi, Panduan Lengkap Uji Sertifikasi Guru…, hal. 25.
16

d. Kompetensi Profesional
Guru adalah “seseorang yang memiliki tugas sebagai fasilitator agar siswa

dapat belajar dan atau mengambangan potensi dasar dan kemampuannya secara

optimal, melalui lembaga pendidikan sekolah, baik yang didirikan oleh pemerintah

maupun masyarakat oleh swasta”.10

Kompetensi Profesional merupakan kemampuan “penguasaan materi

pembelajaran secara mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik

memenuhi standar kompetensi”.11 Kompetensi professional guru merupakan

kompetensi yang menggambarkan kemampuan khusus yang sadar dan terarah kepada

tujuan-tujuan tertentu.

Adapun kompetensi profesional seorang guru adalah:

1) Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang


mendukung mata pelajaran yang ditempuh.
2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran/bidang pengembangan yang ditempuh.
3) Mengembangkan materi pembelajaran yang dilakukan secara kreatif.
4) Mengembangkan keprofesionalan serta berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif.
5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
berkomunikasi dan mengembangkan diri12.

Jadi, dari uraian ruang lingkup diatas dapat disimpulkan bahwa kompetensi

profesional adalah sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan profesi yang

menuntut berbagai keahlian di bidang pendidikan atau keguruan. Kompetensi

profesional merupakan kemampuan dasar guru dalam pengetahuan tentang belajar

dan tingkah laku manusia, bidang studi yang dibinanya, sikap yang tepat tentang
10
______________
Suparlan, Guru Sebagai Profesi, (Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2006), hal. 7.
11
______________
Imam Wahyudi, Panduan Lengkap Uji Sertifikasi Guru…, hal. 23.
12
______________
Imam Wahyudi, Panduan Lengkap Uji Sertifikasi Guru…, hal. 24
17

lingkungan proses belajar mengajar dan mempunyai keterampilan dalam teknik

mengajar.

Setiap guru seharusnya dapat mengajar di depan kelas, bahkan mengajar itu

dapat dilakukan pula pada sekelompok siswa di luar kelas atau di mana saja. Namun

kenyataannya tidak semua guru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Padahal

seorang guru memiliki tanggung jawab bukan hanya mengajar namun masih banyak

yang harus dilakukannya.

Dalam bukunya Slameto yang berjudul Belajar dan Faktor-Faktor yang

Mempengaruhinya mengemukakan tanggung jawab guru cukup banyak yaitu

meliputi hal-hal berikut ini:

1) Memberi bantuan kepada siswa dengan menceritakan sesuatu yang


baik, yang dapat menjamin kehidupannya.
2) Memberikan jawaban langsung pada pertanyaan yang diminta oleh
siswa.
3) Memberikan kesempatan untuk berpendapat.
4) Memberikan evaluasi.
5) Memberikan kesempatan menghubungkan dengan pengalamannya
sendiri.13

Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa guru sangat

berperan penting dalam keberhasilan peserta didik di sekolah, maka guru harus

benar-benar bertanggung jawab terhadap pembelajaran siswa.

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Guru

Manusia bukanlah instrumen ilmiah yang murni dan mampu menyerap segala

sesuatu persis seperti keadaan sebenarnya, hal ini yang membuat seseorang itu

berbeda antara satu dengan yang lainnya dalam mempelajari segala sesuatu.

Perbedaan ini dapat ditelusuri dengan adanya perbedaan-perbedaan individual,


13
______________
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka Cipta,
2003), hal. 31.
18

kepribadian, sikap dan bahkan perbedaan dalam motivasi dan hal inilah yang dapat

mempengaruhi keberhasilan siswa.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi guru Pendidikan Agama Islam

tersebut ialah “latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar dan pengembangan

profesi keguruan”,14 antara lain dapat dijelaskan satu persatu yaitu sebagai berikut:

1. Latar Belakang Pendidikan

Menurut Zakiah Daratjat mengatakan bahwa “latar belakang/ jenjang

pendidikan yang ditempuh oleh seorang pendidik dapat menggambarkan wawasan

seseorang, individu dengan pendidikan tinggi cenderung melakukan hal-hal yang

lebih baik dan begitu juga sebaliknya”. 15 Tinggi rendahnya pendidikan seseorang

sangat mempengaruhi dan menentukan dalam berbagai proses usaha seseorang, oleh

karena itu pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa masalah jenjang pendidikan

sangat besar pengaruhnya terhadap proses belajar mengajar yang dilakukan guru

dalam hal mendidik, karena dengan adanya pendidikan, maka akan didik akan dapat

mengikuti perkembangan dari yang kurang berkembang ke arah yang lebih baik atau

meningkat.

2. Pengalaman mengajar

Menurut Zakiah Daradjat bahwa: “pengalaman mengajar seseorang sangat

mempengaruhi kompetensi kepribadian seseorang guru, baik pengalaman pribadi

maupun pengalamannya yang bersifat kelompok/ secara bersamaan dengan orang

14
______________
Adek Zawal, Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi (Online), di akses tanggal 29 Januari
2017 melalui situs http://duroe.blogspot.co.id/2015/01/faktor-yang-mempengaruhi-kompetensi.html
15
______________
Zakiah Daradjat, Kepribadian dan Kompetensi Guru, (Jakarta: Bulan Bintang, 2007), hal.
55
19

lain”.16 Pengalaman kerja seseorang juga mampu mempengaruhi kemampuan berfikir

dan kemampuan tingkat pengetahuan seseorang, begitu banyak pengalaman yang

didapat maka banyak pula pengetahuan yang dimiliki seorang guru.

3. Pengembangan Profesi Keguruan

Menurut Zakiah Daradjat bahwa: “pengembangan profesi keguruan

merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesinya, guru

yang profesional berarti guru yang mampu melaksanakan tugas keguruannya dengan

kemampuan yang tinggi sebagai sumber kehidupannya (profesi)”.17

Berdasarkan kutipan di atas bahwa dalam menjalankan kemampuan

profesinya, guru dituntut untuk memiliki pengembangan keanekaragaman

kecakapannya, antara lain sebagai berikut:

a. Pengembangan kognitif guru

Menurut Zakiah Daradjat bahwa “secara kognitif, guru hendaknya memiliki

kapasitas kognitif tinggi yang menunjang kegiatan pembelajaran yang dilakukanya.

Hal utama yang dituntut dari kemampuan kognitif ini adalah adanya fleksibilitas

kognitif (keluwesan kognitif)”.18 Ini ditandai oleh adanya keterbukaan guru dalam

berfikir dan beradaptasi. Bekal pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk

menunjang profesinya secara kognitif meliputi 2 (dua) kategori yaitu:

1) Ilmu pengetahuan kependidikan yaitu ilmu pengetahuan yang diperlukan


dalam menunjang proses belajar mengajar baik secara langsung maupun
secara tidak langsung. Yang dikategorikan ilmu pengetahuan pendidikan
antara lain ilmu pendidikan, psikologi pendidikan, administrasi
pendidikan, metode pembelajaran, tehnik evaluasi dan sebagainya.
16
______________
Ibid., hal. 56
17
______________
Ibid., hal. 57
18
______________
Ibid., hal. 59
20

2) Ilmu pengetahuan materi bidang studi yaitu meliputi semua bidang studi
yang akan menjadi keahlian atau pelajaran yang akan diajarkan oleh
guru.19

b. Pengembangan Afektif Guru

Menurut Zakiah Daradjat mengatakan bahwa: “secara afektif guru hendaknya

memiliki sikap dan perasaan yang menunjang proses pembelajaran yang

dilakukannya, baik terhadap orang lain terutama maupun terhadap dirinya sendiri”. 20

Terhadap orang lain khususnya terhadap anak didik guru hendaknya memiliki sikap

dan sifat empati, ramah dan bersahabat. Dengan adanya sifat ini, anak didik merasa

dihargai, diakui keberadaannya sehingga semakin menumbuhkan keterlibatan aktif

siswa dalam proses pembelajaran. Pada akhirnya pembelajaran dapat memberikan

hasil yang optimal.

c. Pengembangan Psikomotorik Guru

Menurut Zakiah Daradjat bahwa: “kompetensi psikomotorik seorang guru

merupakan keterampilan atau kecakapan yang bersifat jasmaniah yang dibutuhkan

oleh guru untuk menunjang kegiatan profesionalnya sebagai guru”.21

Kecakapan psikomotorik ini meliputi kecakapan psikomotorik secara umum

dan secara khusus. Secara umum direfleksikan dalam bentuk gerakan dan tindakan

umum jasmani guru seperti duduk, berdiri, berjalan, berjabat tangan dan sebagainya.

Secara khusus kecakapan psikomotorik direfleksikan dalam bentuk keterampilan

untuk mengekspresikan diri secara verbal maupun non verbal.

Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat dijelaskan bahwa banyak faktor

yang dapat mempengaruhi kompetensi keguruan dalam proses belajar mengajar

19
______________
Ibid., hal. 70
20
______________
Ibid., hal. 72
21
______________
Ibid., hal. 74
21

(yang menjadi terhambatnya proses belajar) yaitu suatu kendala atau kesukaran yang

dihadapi oleh siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar, di mana kesukaran

tersebut dapat muncul ketika siswa sedang mengikuti suatu pelajaran atau ketika

adanya penugasan oleh guru terhadap dirinya. Hambatan atau kesukaran yang

dihadapi oleh peserta didik dalam mengikuti suatu pelajaran tidak bisa dibiarkan

berlarut-larut, maka pada akhirnya siswa tersebut akan merasa benci terhadap

pendidikan.

Guru merupakan salah satu komponen yang memegang peranan penting

dalam mencapai hasil dan minat belajar siswa terhadap suatu mata pelajaran, bahkan

guru sering dikatakan orang sebagai orang yang menentukan keberhasilan dan

memberikan motivasi siswa dalam segala hal terutama dalam belajarnya.

Mengajar adalah kegiatan guru membimbing, mendorong dan mengarahkan

kebudayaan berupa pengalaman, pengetahuan dan kecakapannya kepada anak didik

tersebut, untuk mencapai kedewasaan jasmaniah dan rohaniahnya semaksimal

mungkin. Mengajar bukan hanya saja mentransfer ilmu pengetahuan, akan tetapi

sekaligus mengembangan kepribadian dan karakteristik anak didik baik individual

maupun kelompok.

Oleh karena itu, setiap guru harus memiliki kompetensi-komptensi keguruan

tertentu dalam mengajar, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi keguruan

itu tidak dpaat pula dipisahkan dari pendidikan, untuk mengatasi berbagai hambatan

dan faktor tersebut yang dihadapi oleh guru dalam memberikan pengajaran,

khususnya bidang studi pendidikan Agama Islam maka seorang guru haruslah

terlebih dahulu mendiagnosis faktor apa kiranya yang menyebabkan keberhasilan


22

belajar siswa atau terhambatnya siswa dalam belajar. Sehingga proses pembelajaran

dan kompetensi keguruan yang dimiliki oleh guru Pendidikan Agama Islam akan

lebih optimal dan berjalan searah dengan tujuan pendidikan Islam.

C. Pengaruh Kompetensi Profesonal Guru terhadap Hasil Belajar Siswa

Dalam proses belajar mengajar guru dituntut untuk dapat mencapai tujuan

pembelajaran dengan maksimal dan sempurna, sehingga daya serap siswa pun akan

menjadi lebih baik dan meningkat. Untuk itu seorang guru dituntut dalam proses

pembelajaran agar mampu menempatkan dirinya sebagai pengajar. Untuk dapat

melaksanakan tugas mengajar dengan baik, setiap guru dituntut untuk menguasai

beberapa hal sebagai berikut:

1. Mampu merumuskan tujuan penjabaran materi

Seorang guru dalam proses pembelajaran harus “mampu merumuskan tujuan

penjabaran materi yang akan dan telah disampaikan kepada siswa”.22 Hal ini agar

proses pendidikan terarah dan terkontrol.

2. Menguasai prinsip-prinsip belajar mengajar

Siswa merupakan manusia muda, oleh karena itu guru harus menguasai

prinsip-prinsip mengajar. Hal ini bertujuan agar proses belajar berdaya guna dan

efektif. Di samping itu juga tujuan pembelajara mudah tercapai dan terealisasi.

3. Menguasai sumber belajar mengajar

22
______________
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal.
22
23

Belajar tidak mengenal masa dan waktu, inilah sebenarnya prinsip yang harus

dipegang teguh oleh seorang guru “tanpa menguasai bahan ajar, maka guru tersebut

dalam proses belajar mengajar akan terkendala”.23 Oleh katena itu, gur harus

menguasai sumber-sumber belajar.

4. Menguasai dan mempu mengintegrasikan antara pendekatan, metode, dan

tehnik belajar mengajar.

Guru juga dituntut untuk mampu menggabungkan antara teknik, pendekatan,

serta metode belajar. Hal ini supaya proses pembelajaran dapat berjalan seperti yang

diharapkan.

5. Mampu menggunakan sarana belajar mengajar dengan baik

Di samping itu juga guru harus mampu menggunakan media belajar dengan

baik, hal ini dikarenakan proses belajar dengan menggunakan sarana belajar mampu

menjadikan siswa cepat menguasai bahan ajar.

6. Mampu mendorong siswa untuk aktif belajar

Begitu juga halnya guru harus menjadi motivator siswa dalam belajar. Karena

tanpa dorongan atau arahan dari guru siswa tersebut akan terkendala dalam proses

belajar mengajar.

Belajar dianggap berhasil apabila seseorang telah dapat atau telah sanggup

memindahkan sesuatu yang dipelajarinya ke dalam kehidupan sehari-hari. Untuk

dapat menguasai dan mentrasferkan sesuatu yang telah dipelajari perlu adanya

pengertian, pemahaman, latihan-latihan disertai pula usaha-usaha untuk mencapai

23
______________
Ibid., hal. 25
24

tujuan dari pelajaran yang telah dipelajari. Adapun upaya peningkatan daya serap

siswa dapat dilaksanakan melalui cara-cara sebagai berikut:

a. Memberikan bimbingan

Bimbingan merupakan “usaha meningkatkan daya serap siswa adalah dengan

cara memberikan arahan, masukan-masukan dalam usaha meningkatkan kualitas

belajarnya, membantu kegiatan-kegiatan belajar anak di sekolah baik dengan

memberikan pekerjaan rumah maupun latihan-latihan lainnya”.24

Dari kutipan di atas guru sebagai pembimbing dituntut kesabarannya dalam

menghadapi siswa yang lambat belajar, sifat dan prilakunya selalu lambat. Tanpa

kesabaran guru, siswa akan menjadi mudah putus asa, apalagi jika usaha-usaha

bantuan yang diberikan tidak segera menampakkan haislnya. Lebh dari itu, guru yang

tidak sabar dan kurang telatan akan segera meninggalkan tugas bimbingan dan

membiarkan siswa terlantar.

Di sini peran gru sangat diharapkan bagi pendidikan siswa demi

meningkatkan prestasi belajarnya, sehingga proses belajar mengajar berjalan lancar

dan sesuai dengan yang diharapkan. Pola belajar siswa merupakan suatu cara atau

tindakan yang dilakukan dalam proses belajar antara pendidik dengan siswa agar

dapat tercapai kepada target pendidikan yang ditetapkan bersama.

b. Pengawasan

Guru harus memperhatikan siswa dalam belajar seperti memantau alat belajar

sehingga dapat diketahui kemajuan-kemajuan siswa serta membimbing disiplin

dalam belajar. Guru yang menyadari akan bertanggung jawab, maka akan berusaha

24
______________
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 52.
25

membimbing siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Peranan guru dalam

pendidikan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menerapkan:

1) Pembiasaan
2) Pendidikan intelektual dan emosional
3) Pengembangan moralitas, terutama moralitas agama
4) Memberikan dorongan kepada siswa dalam pembentukan daya serap
pembelajaran PAI.25

Dari kutipan di atas menjelaskan bahwa tugas guru adalah menetapkan apa

yang telah dimiliki oleh siswa sehubungan dengan latar belakang dan

kemampuannya, serta kompetensi yang mereka perlukan untuk dipelajari dalam

mencapai tujuan. Untuk merumuskan tujuan guru perlu memahami seluruh aspek

perjalanan, untuk memberikan dorongan kepada siswa yang sangat bergantung pada

daya serap dan menyatakan pikiran-pikirannya secara jelas.

c. Menyediakan Fasilitas

Dalam usaha meningkatkan daya serap siswa, “guru harus menyediakan

perlengkapan dalam belajar atau fasilitas lainnya sebagai pelengkap untuk

menunjang proes belajar mengajar”.26 Dari kutipan di atas menjelaskan bahwa

dengan adanya fasilitas yang memadai maka dalam belajar siswa akan lebih mudah

dalam mencapai tujuan pengajaran sehingga dapat meningkatkan daya serap siswa.

Oleh karena itu, setiap lembaga pendidikan baik tingkat pendidikan dasar maupun

tingkat pendidikan menengah harus dilengkapi dengan fasilitas belajar yang

memadai.

25
______________
Azwan Zein, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 20
26
______________
Azwan Zein, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 20
26

d. Memotivasi siswa

Guru merupakan faktor yang asasi dalam hidup manusia, ia menempati posisi

yang kuat dengan pengaruhnya dalam membentuk individu yang mana pengaruhnya

berkelanjutan sepanjang hidupnya. Terutama pendidikan yang diterima dari orang tua

siswa.

Tugas guru adalah membangkitkan motivasi siswa sehingga berminta dalam

belajar. Motivasi dapat timbul dari dalam diri individu dan dapat pula timbul dari

pengaruh luar dirinya. Pendekatan sangat mempengaruhi bagi perkembangan daya

serap pendidikan siswa, menurut Hasan Langgulung, “banyak tingkah laku belajar

siswa itu melibatkan tiruan di berbagai situasi orang menyelesaikan masalah, bukan

dengan mencoba-coba suatu responden sesudah yang lain sehingga salah satunya di

beri ganjaran, tetapi dengan mengerjakan apa ia lihat dari perbuatan orang lain”.27

Dari kutipan di atas dapat dipahami bahwa tingkah laku seseorang dalam hal

ini siswa akan terwujud karena siswa meniru terhadap apa yang dilakukan oleh orang

yang berada di lingkungan di mana ia berada. Apabila ia berada di sekolah dengan

kegiatan belajar yang padat dan menjadi aktivitas yang dominan ditunjukkan oleh

guru dan warga seolah lainnya, maka ia akan termotivasi untuk belajar terus dan

melakukan berbagai kegiatan yang mendukung demi keberhasilan belajar.

D. Upaya Guru dalam Meningkatkan Hasil Belajar Al-Qur’an Hadits

Untuk mengaktifkan dan meningkatkan prestasi/ hasil belajar Al-Qur’an

Hadits yang baik harus dilakukan dengan baik dan pedoman cara yang tepat. Setiap

orang mempunyai cara atau pedoman sendiri-sendiri dalam belajar. Pedoman/ cara

27
______________
Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, (Jakarta: Al-Husna Zikra, 2000), hal.
286
27

yang satu cocok dilakukan oleh seorang siswa, tetapi mungkin kurang sesuai untuk

anak/ siswa yang lain.

Hal ini disebabkan karena mempunyai perbedaan individu dalam hal

kemampuan, kecepatan dan kepekaan dalam menerima materi pelajaran, oleh karena

itu tidaklah suatu petunjuk yang pasti harus dikerjakan oleh seorang siswa dalam

melakukan kegiatan belajar. Tetapi fajtor yang paling menentukan keberhasilan

belajar adalah para siswa itu sendiri. Untuk dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-

baiknya harus mempunyai kebiasaan yang baik.

Agar pendidikan dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang diperlukan

berbagai sarana atau sumber daya seperti bangunan sekolah, buku/ materi pelajaran,

guru dan sarana pendukung lainnya. Berkaitan dengan guru, sebagaimana telah

dikemukakan bahwa dalam proses pendidikan banyak dijumpai permasalahan yang

dialami oleh anak-anak, remaja, dan pemuda yang menyangkut dimensi kemanusiaan

mereka. Maka permasalahan yang dialami oleh para siswa di sekolah sering kali

tidak dapat dihindari meski dengan pengajaran yang baik sekalipun. Hal tersebut juga

disebabkan oleh karena sumber-sumber permasalahan siswa banyak yang disebabkan

oleh hal-hal di luar sekolah.

Dalam hal ini permasalahan siswa tidak boleh dibiarkan begitu saja. Apabila

misi sekolah adalah menyediakan pelayanan yang luas secara efektif membantu

siswa mencapai tujuan-tujuan perkembangannya dan mengatasi permasalahannya,

maka segenap kegiatan dan kemudahan yang diselenggarakan di sekolah perlu

diarahkan dan perlunya pelayanan bimbingan dan konseling, di samping kegiatan


28

pengajaran. “Dalam pelayanan bimbingan konseling merupakan peran yang

dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling”. 28

Kata “meningkatkan” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kata kerja

dengan arti antara lain:

1. Menaikkan (derajat, taraf, mempertinggi, memperhebat, dan produksi;

2. Mengangkat diri dan memegang diri.29

Hasil belajar merefleksikan keluasan, kedalaman, dan kerumitan secara

bertingkat, yang digambarkan secara jelas dan dapat diukur dengan teknik-teknik

penilaian tertentu. “Perbedaan antara kompetensi dengan hasil belajar terdapat pada

batasan dan patokan kinerja peserta didik yang dapat diukur. Indikator hasil belajar

dapat digunakan sebagai dasar penilaian terhadap peserta didik dalam mencapai

pembelajaran dan kinerja yang diharapkan”.30

Data hasil belajar sangat diperlukan oleh guru untuk mengetahui ketercapaian

hasil proses belajar mengajar yang telah berlangsung dan dapat juga sebagai

indikator untuk mengetahui keterbatasan peserta didik yang menjadi tanggung jawab

pendidik. Data hasil belajar dapat diperoleh melalui beberapa cara antara lain melalui

serangkaian tes yang dilakukan oleh guru selama satu semester. Hasil belajar dapat

dikatakan baik, jika terjadi peningkatan dari setiap tes yang dilakukan selama satu

semester, sampai kepada hasil tes itu sendiri.

28
______________
Hasan Alwi, Kamus Bear Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), hal. 1197-1198
29
______________
Ibid., hal. 129
30
______________
Zainal, Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru, (Bandung: Pustaka Wijaya Baru, 2008),
hal. 88
29

Untuk mengaktifkan hasil belajar Al-Qur’an Hadits yang baik harus

dilakukan dengan baik dan pedoman cara yang tepat. Setiap orang mempunyai cara

atau pedoman sendiri dalam belajar. Oleh karena itu, tidaklah ada suatu petunjuk

yang pasti yang harus dikerjakan oleh seorang siswa dalam melakukan kegiatan

belajar. Tetapi faktor yang paling menentukan hasil belajar siswa adalah para siswa

itu sendiri untuk dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya harus mempunyai

kebiasaan belajar yang baik.

Anda mungkin juga menyukai