Anda di halaman 1dari 16

Siklus Konversi Kas: Alternatif...

Muh Juan Suam Toro & Deny Dwi Hartomo

SIKLUS KONVERSI KAS: ALTERNATIF RASIO LIKUIDITAS YANG LEBIH


BAIK DALAM MEMPREDIKSI PROFITABILITAS

Muh Juan Suam Toro


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sebelas Maret
email: mjuanst@yahoo.com

Deny Dwi Hartomo


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sebelas Maret
email: denyhartomo@yahoo.com

ABSTRACT
The aim of this research are to investigate the effect of cash conversion cycle
on firm profitability and to compare that effect to the effect of classic liquidity ratio
on firm profitability. This research is also to investigate the effect of cash conversion
cycle on firm firm profitability in different firm sizes and industries. The population
of research object is companies listed on Indonesian Stock Exchange from 2006 to
2009. Sampling method used is purposive sampling. Samples consist of member of
Manufacture industry represented by Plastic and Glass sub-industry and member of
Service industry represented by Transportation Service sub-industry. The statistic
tool used is multiple regression. The result shows that the cash conversion cycle has
negative effect on firm profitability. There is no difference effect between different
industry and firm size.

Keywords: cash conversion cycle, firm profitability,industry, firm size

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh siklus konversi
kas terhadap profitabilitas perusahaan dan untuk membandingkan efek bahwa
untuk pengaruh rasio likuiditas terhadap profitabilitas perusahaan klasik. Penelitian
ini juga untuk mengetahui pengaruh siklus konversi kas terhadap profitabilitas
perusahaan perusahaan dalam ukuran perusahaan yang berbeda dan industri.
Populasi obyek penelitian adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia 2006-2009. Metode sampling yang digunakan adalah purposive
sampling. Sampel terdiri dari anggota industri Industri diwakili oleh Plastik dan
Kaca sub-industri dan anggota industri Layanan Transportasi diwakili oleh industri
sub-Service. Alat statistik yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa siklus konversi kas memiliki pengaruh negatif
terhadap profitabilitas perusahaan. Tidak ada efek perbedaan antara industri yang
berbeda dan ukuran perusahaan.

Kata kunci: siklus konversi kas, profitabilitas, industri, ukuran perusahaan

31
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 14, No. 1, 2014 : 31 - 46

Manajemen modal kerja (working pembayaran yang ditangguhkan kepada


capital management) merupakan komponen pemasok (supplier).
yang terintegrasi dengan keseluruhan Siklus konversi kas yang lebih panjang
strategi perusahaan dalam menciptakan nilai akan menghasilkan profitabilitas yang lebih
bagi pemegang sahamnya. Manajemen besar. Jose et al. (1996) mengemukakan
modal kerja merupakan bentuk manajemen bahwa siklus konversi kas yang pendek
keuangan jangka pendek (short-term akan membuat manajer dapat
financial management). meminimalisasi aset yang relatif tidak
Selama ini banyak perusahaan produktif seperti kas dan surat berharga
menggunakan current ratio dan quick ratio jangka pendek (marketable securities).
sebagai ukuran konvensional dalam Selain itu siklus konversi kas juga
menganalisis manajemen modal kerja, melindungi kapasitas utang perusahaan
dimana keduanya merupakan ukuran karena pinjaman jangka pendek menjadi
likuiditas perusahaan. Namun dikarenakan semakin kurang diperlukan dalam
sifatnya yang statis, keduanya kurang menyediakan likuiditas. Sedangkan menurut
mampu mengukur efisiensi perusahaan Gentry et al. (1990) siklus konversi kas yang
dalam mengelola modal kerjanya (Shin dan pendek biasanya mengindikasikan bahwa
Soenen, 1998). Shin dan Soenen sebuah perusahaan menerima kas dengan
menambahkan, likuiditas bagi sebuah cepat sementara membayar pemasok
perusahaan yang sedang menjalankan mendekati jatuh tempo. Siklus konversi kas
operasinya tidak benar-benar tergantung yang lebih pendek akan membuat
pada asetnya, tetapi pada aliran kas operasi perusahaan semakin efisien dalam operasi
(operating cash flow) yang dihasilkan dari internalnya dan semakin dekat ketersediaan
aset tersebut. aliran kas bersihnya sehingga membuat
Konsep siklus konversi kas (cash perusahaan lebih likuid.
conversion cycle) kemudian diperkenalkan Panjang siklus konversi kas akan
oleh Lawrence J. Gitman pada tahun 1974 berbeda pada ukuran perusahaan yang
untuk menjawab kekurangan ini. Siklus berbeda. Perusahaan yang lebih besar
konversi kas1 merupakan pengukuran terbukti memiliki siklus konversi kas yang
dinamis terhadap manajemen likuiditas lebih pendek (Moss, 1993). Moss
berjalan. Siklus konversi kas mengukur menyimpulkan, perusahaan yang lebih
waktu antara pengeluaran kas untuk sumber besar memiliki kemampuan yang lebih baik
daya dan penerimaan kas dari penjualan dalam mengelola siklus konversi kas.
produk (Jose et al., 1996). Shin dan Soenen Perusahaan-perusahaan di dalam sebuah
(1998) mengemukakan bahwa siklus industri juga akan memiliki pola siklus
konversi kas adalah pengukuran jumlah hari konversi kas yang berbeda dengan
antara dana yang didedikasikan terhadap perusahaan-perusahaan pada industri yang
persediaan (inventory) dan piutang dagang lain. Jose et al. (1996) menyatakan bahwa
(receivables) dikurangi jumlah hari antar perusahaan yang berbeda memiliki
variasi dalam pengukuran siklus konversi
kas. Penelitian ini berusaha menyelidiki
1 apakah siklus konversi kas berpengaruh
Pada beberapa literatur, siklus konversi kas memiliki
pengertian sama dengan istilah rentang kas (cash gap) terhadap profitabilitas perusahaan dan
dan pada prinsipnya relatif sama dengan istilah hari membandingkannya dengan pengaruh rasio
modal kerja (days working capital) dan siklus dagang likuiditas klasik, current ratio, pada
bersih (net trade cycle) walaupun pendekatan dalam profitablitas perusahaan. Selain itu
pengukurannya sedikit berbeda.

32
Siklus Konversi Kas: Alternatif... Muh Juan Suam Toro & Deny Dwi Hartomo

penelitian ini juga menyelidiki apakah dan Soenen (1998) menunjukkan arti penting
perusahaan dengan industri dan ukuran kondisi trade-off antara dua tujuan
yang berbeda akan memiliki pengaruh yang manajemen modal kerja yaitu likuiditas dan
berbeda terhadap profitabilitas perusahaan.
profitabilitas. Keputusan untuk
meningkatkan likuiditas sering kali
TELAAH PUSTAKA
mengorbankan potensi dalam mendapatkan
Manajemen Modal Kerja
profitabilitas dan sebaliknya, meningkatkan
Modal kerja (working capital) terkadang
profitabilitas cenderung akan mengurangi
disebut modal kerja kotor (gross working
likuiditas perusahaan.
capital), secara sederhana mengacu pada
aset lancar yang digunakan dalam operasi
Siklus Konversi Kas
(Brigham dan Daves, 2004). Istilah ini dalam
Konsep siklus konversi kas (cash
beberapa literatur sering memiliki makna
conversion cycle) diperkenalkan oleh
yang sama modal kerja bersih (net working
Lawrence J. Gitman pada tahun 1974. Siklus
capital). Finnerty (1989) mengemukakan
konversi kas merupakan pengukuran
bahwa modal kerja bersih sebuah
dinamis terhadap manajemen likuiditas
perusahaan sama dengan jumlah aset lancar
berjalan atau ongoing liquidity management
dikurangi jumlah kewajiban lancar. Aset
(Jose et al., 1996) Jose et al. (1996)
lancar, yang secara prinsip terdiri kas, surat
mengemukakan bahwa siklus konversi kas
berharga jangka pendek, piutang dagang
mengukur waktu antara pengeluaran kas
dan persediaan adalah aset dimana sebuah
untuk sumber daya dan penerimaan kas dari
perusahaan secara normal dapat
penjualan produk. Menurut Shin dan Soenen
mengubahnya menjadi kas dalam satu tahun.
(1998), siklus konversi kas adalah
Kewajiban lancar, secara prinsip terdiri dari
pengukuran jumlah hari antara dana yang
pinjaman jangka pendek, utang dagang,
didedikasikan terhadap persediaan
pajak yang ditangguhkan adalah kewajiban
(inventory) dan piutang dagang (receivables)
yang akan jatuh tempo dalam satu tahun.
dikurangi jumlah hari pembayaran yang
Finnerty (1989) mengemukakan bahwa
ditangguhkan kepada pemasok (supplier).
manajemen modal kerja dipengaruhi oleh
kebutuhan perusahaan untuk menjaga
kecukupan likuiditasnya2. Perusahaan harus
memastikan kas di tangan cukup untuk
memenuhi kewajiban kasnya ketika jatuh
tempo. Shin dan Soenen (1998)
mengemukakan bahwa cara pengelolaan
modal kerja dapat secara signifikan
mempengaruhi likuiditas dan profitabilitas
sebuah perusahaan. Smith (1980) dalam Shin

2
Likuiditas mengacu pada tingkat kemudahan bagi
perusahaan untuk dapat mengubah sebuah aset menjadi
kas tanpa kehilangan nilainya. Setiap aset perusahaan
memiliki tingkat likuiditas yang berbeda.

33
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 14, No. 1, 2014 : 31 - 46

Periode
Periode Konversi
Pengumpulan
Persediaan
Piutang Dagang
Periode
Penangguhan Siklus Konversi Kas
Utang

Penerimaan Pembayaran kas Barang jadi dan Pembayaran kas dari


bahan baku untuk bahan baku penjualan barang jadi pengumpulan piutang
Gambar 1. Siklus Konversi Kas dan Komponen-komponennya

Brighman dan Daves (2004)


mengemukakan bahwa perusahaan dapat Siklus Konversi Kas, Current Ratio dan
melakukan usaha memperpendek siklus Profitabilitas Perusahaan
konversi kasnya dengan cara (1) Jose et at. (1996) mengemukakan
memperpendek periode konversi bahwa sebuah bisnis dapat dipandang
persediaan dengan melakukan pemrosesan sebagai sebuah proses mengubah kas
barang dan menjual barang lebih cepat, (2) menjadi aset dan kemudian kembali ke kas
mengurangi periode pengumpulan piutang lagi. Setiap uang kas yang tersedia untuk
dengan mempercepat pengumpulan, atau operasi memiliki efek multiplier yang
(3) memperpanjang periode penangguhan ditentukan oleh frekuensi perubahan kas
utang dengan memperlambat pembayaran (cash turnover). Jose et al. menambahkan,
perusahaan (kepada pemasok). Semua ini siklus konversi kas yang pendek akan
dapat dilakukan dengan pertimbangan membuat manajer dapat meminimalisasi
bahwa tindakan tersebut diambil tanpa aset yang relatif tidak produktif seperti kas
harus meningkatkan biaya atau menekan dan surat berharga jangka pendek
penjualan. (marketable securities). Siklus kas yang
Menurut Jose et al. (1996), manajemen pendek juga melindungi kapasitas utang
siklus konversi kas melibatkan trade off perusahaan karena pinjaman jangka penek
antara likuiditas dan profitabilitas. Jika semakin kurang diperlukan untuk
jumlah hari persediaan dikurangi terlalu menyediakan likuiditas. Siklus konversi kas
banyak, perusahaan akan memiliki resiko yang pendek berhubungan dengan nilai
kehilangan penjualan karena kekurangan sekarang (present value) yang lebih tinggi
stok. Jika jumlah hari piutang dagang aliran kas bersih dari aset. Pendapat
dikurangi terlalu banyak, maka perusahaan tersebut dikuatkan oleh Gentry et al. (1990),
akan kehilangan penjualan dari pelanggan yang mengemukakan bahwa siklus konversi
yang membutuhkan kredit. Jika perusahaan kas yang pendek biasanya mengindikasikan
meningkatkan hari utang dagangnya terlalu bahwa sebuah perusahaan menerima kas
banyak, maka potongan harga untuk dengan cepat sementara membayar
pembayaran yang lebih awal dan pemasok mendekati jatuh tempo. Ini akan
fleksibilitas di masa mendatang akan menghasilkan nilai sekarang (present value)
berkurang. dari aliran kas bersih dan nilai perusahaan
yang lebih tinggi. Siklus konversi kas yang

34
Siklus Konversi Kas: Alternatif... Muh Juan Suam Toro & Deny Dwi Hartomo

lebih pendek akan membuat perusahaan yang lebih memiliki makna dari sudut
semakin efisien dalam operasi internalnya pandang aliran kas (cash flow). Sementara
dan semakin dekat ketersediaan aliran kas Shin dan Soenen (1998) berpendapat bahwa
bersihnya sehingga membuat perusahaan karena sifatnya yang statis, kecukupan
lebih likuid. Shin dan Soenen (1998) current ratio dan quick ratio untuk mengukur
mengemukakan bahwa pandangan efektivitas perusahaan dalam mengelola
tradisional tentang hubungan siklus konversi modal kerjanya dipertanyakan. Shin dan
kas dan profitabilitas perusahaan adalah, Soenen menambahkan, likuiditas untuk
secara ceteris paribus, siklus konversi kas sebuah perusahaan yang sedang
yang lebih panjang akan merusak menjalankan operasinya tidak benar-benar
profitabilitas sebuah perusahaan. Namun tergantung pada asetnya tetapi pada aliran
mereka menambahkan, sebuah perusahaan kas operasi (operating cash flow) yang
mungkin memiliki penjualan yang besar dan dihasilkan dari aset tersebut.
kebijakan kredit yang longgar yang Berdasar uraian di atas, diharapkan
membuat siklus konversi kas menjadi lebih bahwa siklus konversi kas berpengaruh
panjang. Pada kasus ini siklus konversi kas negatif terhadap profitabilitas dan
yang lebih panjang akan menghasilkan pengaruhnya lebih dominan dibandingkan
profitabilitas yang lebih besar. dengan current ratio, sehingga hipotesisnya
Jose et al. (1996); menggunakan data di adalah sebagai berikut:
pasar modal Amerika Serikat menunjukkan H1: Siklus konversi kas berpengaruh
bukti bahwa siklus konversi kas negatif pada profitabilitas perusahaan
berpengaruh negatif baik pada profitabilitas H2: Pengaruh siklus konversi kas pada
yang diukur dengan return on asset (ROA) profitabilitas perusahaan lebih
maupun return on equity (ROE). Shin dan dominan dibandingkan pengaruh
Soenen (1998) mendukung penemuan ini current ratio pada profitabilitas
dengan membuktikan bahwa siklus dagang perusahaan
bersih, yang secara prinsip sama dengan
siklus konversi kas, berhubungan negatif Siklus Konversi Kas Pada Industri Yang
dengan profitabilitas (diukur dengan profit Berbeda
margin). Bukti yang sama juga ditemukan Perusahaan-perusahaan dalam sebuah
oleh Khan et al. (2003), yang menggunakan industri akan memiliki perbedaan pengaruh
data di pasar modal Pakistan, dan Eljeli siklus konversi kas yang berbeda dengan
(2004), yang menggunakan data pasar industri yang lain. Jose et al. (1996)
modal Saudi Arabia. menyatakan bahwa antar perusahaan yang
Siklus konversi kas dapat menjadi berbeda memiliki variasi dalam pengukuran
alternatif indikator likuiditas yang lebih baik siklus konversi kas. Ini dikarenakan adanya
dibanding rasio likuiditas klasik yang sering perbedaan dasar pada produk dan
dipakai yaitu current ratio. Menurut Jose et pasarnya. Menurut Filbeck dan Krueger
al. (1996), pengukuran likuiditas (2005), faktor industri dapat mempengaruhi
perusahaan, termasuk current ratio, quick kebijakan kredit, manajemen persediaan
ratio, modal kerja bersih dan rasio modal dan aktivitas pembayaran tagihan
kerja bersih terhadap kewajiban lancar, perusahaan. Perubahan pada suku bunga,
didasarkan pada neraca perusahaan yang tingkat inovasi dan kompetisi akan
sifatnya statis. Rasio yang statis mengukur cenderung mempengaruhi manajemen
kemampuan perusahaan dalam menutupi modal kerja. Jose et al. (1996) dan Shin dan
kewajibannya jika terjadi kebangkutan Soenen (1998) menunjukkan bahwa siklus
(default) namun tidak menyediakan indikator

35
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 14, No. 1, 2014 : 31 - 46

konversi kas tidak konsisten mempengaruhi H3: Terdapat perbedaan pengaruh siklus
profitabilitas pada semua industri. konversi kas pada profitabilitas antar
Pada beberapa industri ditemukan industri yang berbeda
pengaruh yang signifikan dan tidak pada
industri lainnya. Perbedaan ini juga terdapat
pada pengaruh siklus konversi kas terhadap Siklus Konversi Kas Pada Ukuran
kinerja pasar perusahaan dalam industri Perusahaan Yang Berbeda
yang berbeda (Shin dan Soenen, 1998; Panjang siklus konversi kas akan
Wang, 2002). Secara lebih rinci Filbeck dan berbeda pada ukuran perusahaan yang
Krueger (2005) melakukan analisis pada berbeda. Perusahaan yang lebih besar
level komponen dari siklus konversi kas terbukti memiliki siklus konversi kas yang
yaitu persediaan, piutang dagang dan utang lebih pendek (Moss, 1993). Moss
dagang. Mereka menemukan bukti bahwa menyimpulkan, perusahaan yang lebih
antara perusahaan pada industri berbeda besar memiliki kemampuan yang lebih baik
memiliki karakteristik panjang periode dalam mengelola siklus konversi kas. Peel et
pengumpulan piutang dagang (receivable al. (2000) dalam Howorth dan Westhead
collection period), periode konversi (2003) mengemukakan bahwa perusahaan
persediaan (inventory conversion period) dan yang kecil umumnya diasosiasikan dengan
periode penangguhan utang dagang proporsi aset lancar yang lebih tinggi relatif
(payable deferral period) yang berbeda terhadap perusahaan besar, kurang likuid,
pula. aliran kas yang berfluktuasi, dan
Eljeli (2004) menemukan bukti bahwa ketergantungan terhadap utang jangka
siklus konversi kas berpengaruh pada pendek. Eljeli (2004) berpendapat bahwa
profitabilitas pada industri padat modal profitabilitas mungkin lebih terkait dengan
(capital intensive) dan tidak pada industri ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan
padat karya (labour intensive). Namun akan mempengaruhi likuiditas, siklus
demikian, Eljelil tidak menjelaskan alasan konversi kas dan profitabilitas dengan cara
perbedaan pengaruh antar industri tersebut. yang berbeda. Perusahaan besar dapat
Kemungkinan penjelasannya adalah membeli sejumlah persediaan yang besar
dikarenakan industri padat modal adalah sehingga mendapatkan potongan harga dari
industri yang dibangun dengan modal yang penyalurnya namun dengan tetap menjaga
jumlahnya besar untuk kegiatan operasional tingkat persediaannya. Penyalur mungkin
maupun pembangunannya, sedangkan akan lebih menyukai perusahaan besar
industri padat karya adalah industri yang dengan memberikan kelonggaran periode
lebih dititikberatkan pada sejumlah besar kredit. Selain itu perusahaan besar
tenaga kerja dalam pembangunan serta dipandang lebih memiliki keberhasilan
pengoperasiannya. Industri padat modal dalam melakukan pengumpulan kas dari
menuntut pengelolaan modal (diwujudkan piutangnya. Faktor-faktor ini dapat
dalam aset perusahaan) yang lebih baik mendorong siklus konversi kas perusahaan
daripada pengelolaan modal pada industri yang lebih besar menjadi lebih pendek
padat karya. Berdasarkan uraian di atas, dibandingkan pada perusahaan yang lebih
perbedaan operasional perusahaan akan kecil. Moss (1993) menemukan bukti bahwa
menunjukkan pengaruh siklus konversi kas siklus konversi kas, selain berhubungan
pada profitabilitas yang berbeda sehingga terbalik dengan ukuran perusahaan, juga
hipotesis dirumuskan sebagai berikut: berhubungan terbalik dengan profitabilitas
perusahaan.

36
Siklus Konversi Kas: Alternatif... Muh Juan Suam Toro & Deny Dwi Hartomo

H4: Terdapat perbedaan pengaruh siklus mempertimbangkan jumlah sampel agar


konversi kas pada profitabilitas hasil tidak bias pada jumlah sampel
perusahaan untuk ukuran perusahaan yang terbatas.
yang berbeda

METODE PENELITIAN Definisi Operasional


Definisi operasional variabel
Data penelitian, baik variabel dependen maupun
Data yang diperlukan dalam independen adalah sebagai berikut:
penelitian ini merupakan data sekunder 1. Profitabilitas Perusahaan diukur dengan
yang berasal dari data laporan keuangan Return on Assets (ROA). ROA merupakan
perusahaan dan laporan perdagangan di rasio profitabilitas yang menunjukkan
Bursa Efek Jakarta dari tahun 2006 hingga kemampuan perusahaan dalam
tahun 2009. Sumber data diambil dari menghasilkan laba dari pengelolaan
Indonesian Capital Market Directory (ICMD). aset yang dimilikinya. ROA juga
Data yang diperlukan dalam pengukuran merupakan representasi dari kinerja
variabel adalah persediaan, utang dagang, operasional perusahaan. ROA diukur
piutang dagang, penjualan, beban pokok dengan rumus sebagai berikut:
penjualan, total aset lancar, total aset, total ROA = Laba bersih/Total aset
kewajiban lancar, nilai buku total utang, laba 2. Siklus Konversi Kas (Cash Conversion
operasi, laba bersih, depresiasi, dan daftar Cycle=CCC) merupakan waktu antara
perusahaan-perusahaan yang dikelompokan pengeluaran kas untuk sumber daya dan
ke dalam klasifikasi industri. penerimaan kas dari penjualan produk.
Rumus siklus konversi kas adalah
Metode Sampling sebagai berikut:
Metode pengambilan sampel Siklus konversi kas (CCC) = periode
menggunakan metode purposive sampling konversi inventori + periode
dengan kriteria sampel sebagai berikut: pengumpulan piutang periode
1. Perusahaan yang terdaftar sebagai penangguhan utang
emiten di Bursa Efek Jakarta selama Keterangan:
periode pengamatan yaitu tahun 2001- Periode konversi inventori =
2004 persediaan/(penjualan/365)
2. Sampel yang digunakan adalah Periode pengumpulan piutang = piutang
perusahaan yang dikategorikan berada dagang/(penjualan/365)
pada kelompok industri padat karya Periode penangguhan utang = utang
(labour intensity) yang diwakili oleh sub dagang/(beban pokok penjualan/365)
industri jasa dengan anggota industri 3. Current Ratio (CR) atau rasio lancar. CR
terbesar yaitu jasa transportasi dan merupakan ukuran likuiditas yang
kelompok industri padat modal yang menggambarkan kemampuan
diwakili oleh sub industri manufaktur perusahaan dalam memenuhi kebutuhan
dengan anggota industri terbesar yaitu jangka pendeknya dari aset lancarnya.
industri plastik dan gelas. Pertimbangan Rumus CR adalah sebagai berikut:
pemilihan kelompok sub industri ini Current Ratio = Aset Lancar/Kewajiban
mempertimbangkan homogenitas Lancar
sistem operasional perusahaan demi 4. Debt Rasio (DR) atau rasio hutang. DR
akurasi hasil dan juga merupakan proporsi total hutang

37
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 14, No. 1, 2014 : 31 - 46

terhadap seluruh modal perusahaan. sales) dari terbesar hingga terkecil.


Rumus DR adalah sebagai berikut: Separuh kelompok dengan nilai
Debt Ratio = Total Kewajiban/Total Aset penjualan besar dikategorikan
5. Industri, digunakan untuk menganalisis perusahaan kelompok besar, dan
perbedaan industri pada model separuh sisanya dikategorikan
penelitian. Variabel ini menggunakan perusahaan kelompok kecil.
dummy dimana nilai 1 untuk industri
manufaktur dan nilai 0 untuk industri Pengaruh Siklus Konversi Kas dan
jasa. Current Ratio Pada Profitabilitas
6. Ukuran Perusahaan, digunakan untuk Perusahaan
menganalisis perbedaan ukuran Metode statistik dalam menganalisis
perusahaan pada model penelitian. pengaruh siklus konversi kas pada
Variabel ini menggunakan dummy profitabilitas adalah menggunakan regresi
dimana nilai 1 untuk perusahaan berganda. Regresi ini digunakan untuk
kelompok besar dan nilai 0 untuk mengetahui pengaruh simultan dan masing-
perusahaan kelompok kecil. masing variabel independen pada variabel
Pengelompokan dilakukan dengan dependen. Model statistik yang digunakan
mengurutkan nilai total penjualan (total adalah sebagai berikut:

ROAit = α + β1CCCit + β2CRit + β3DRit + εit


Keterangan:
ROAit = Profitabilitas perusahaan i pada waktu t
α = Konstanta
β = Koefisien variabel independen
CCCit = Siklus Konversi Kas perusahaan i pada waktu t
CRit = Current Ratio perusahaan i pada waktu t
DRit = Debt Ratio perusahaan i pada waktu t
εit = Error term perusahaan i pada waktu t

Pengaruh Siklus Konversi Kas terhadap Profitabilitas pada Industri yang Berbeda
Model regresi pada analisis pengaruh siklus konversi kas pada profitabilitas
perusahaan digunakan pada analisis ini dengan menambahkan variabel dummy industri.
Model statistik analisis ini adalah sebagai berikut:
ROAit = α + β1CCCit + β2CCCitDIi+ β3CRit + β4DRit + εit
Keterangan:
DIi = Dummy industri

Pengaruh Siklus Konversi Kas terhadap Profitabilitas pada Ukuran Perusahaan yang
Berbeda
Model regresi pada analisis pengaruh siklus konversi kas pada profitabilitas
perusahaan pada analisis pertama digunakan pada analisis ini dengan menambahkan
variabel dummy ukuran perusahaan. Model statistik analisis ini adalah sebagai berikut:
ROAit = α + β1CCCit + β2CCCitDSizei+ β3CRit + β4DRit + εit
Keterangan:
DSizei = Dummy ukuran perusahaan

38
Siklus Konversi Kas: Alternatif... Muh Juan Suam Toro & Deny Dwi Hartomo

39 data pada industry plastik dan gelas dan


14 data pada industri jasa transportasi.
Industri plastik dan gelas merupakan sub-
industri dari industri manufaktur yang
memiliki anggota perusahaan terbanyak,
sementara industry jasa transportasi
HASIL DAN PEMBAHASAN merupakan sub-industri dari industri jasa
yang memiliki anggota perusahaan
Analisis Deskriptif terbanyak. Hasil deskriptif statistik variabel
Teknik purposive sampling yang penelitian secara lengkap disajikan pada
digunakan menghasilkan sampel sebanyak Tabel 1.

Tabel 1: Deskriptif Statistik Variabel Penelitian


Variabel N Mean Standar Minimu Maksimu
Deviasi m m
Industri Plastik dan Gelas
Return on Assets 39 0.0372 0.0349 0.0000 0.1137
Siklus Konversi Kas 39 84.0756 50.1193 32.0300 202.3100
Current Ratio 39 1.9928 1.1336 0.7100 5.6900
Debt Ratio 39 0.4609 0.1459 0.2246 0.6843
Total Sales (juta) 39 727,688.56 659,460.743 22,354 2,235,021
Industri Jasa Transportasi
Return on Assets 14 0.0358 0.0320 0.0006 0.1172
Siklus Konversi Kas 14 20.0914 42.4477 -36.9300 121.0900
Current Ratio 14 1.0757 0.6633 0.3400 2.2400
Debt Ratio 14 0.5148 0.1189 0.3359 0.7718
Sumber: output SPSS

Data industri plastik dan gelas standar deviasi yang lebih mendekati nilai
digunakan untuk melakukan analisis minimum menunjukkan bahwa beberapa
pengaruh siklus konversi kas pada perusahaan anggota sampel memiliki return
profitabilitas perusahaan dan analisis on assets yang besar dibandingkan anggota
pengaruh interaksi antara siklus konversi sampel lainnya.
kas dan ukuran perusahaan pada Siklus konversi kas pada sampel
profitabilitas perusahaan. industri plastik dan gelas memiliki rentang
Pada Tabel 1 ditunjukkan bahwa untuk 32 hari sampai dengan 202 hari dengan nilai
industri plastik dan gelas, return on assets rata-rata 84 hari dan standar deviasi 50 hari.
sebagai proksi variabel profitabilitas Return on assets sampel industri jasa
perusahaan memiliki rentang 0% sampai transportasi memiliki rentang -36 hari
dengan 11,37% dengan nilai rata-rata 3,72% hingga 121 hari dengan nilai rata-rata 20 hari
dan standar deviasi 3,49%. Sementara untuk dan standar deviasi 42 hari. Semua sampel
sampel industri jasa transportasi memiliki industri plastik dan gelas memiliki siklus
rentang 0,06% sampai dengan 11,72% konversi kas yang lebih panjang. Ini
dengan nilai rata-rata 3,58% dan standar menunjukkan industri ini kurang efektif
deviasi 3,2%. Terlihat dari aspek dalam mengelola siklus konversi kas
profitabilitas kedua jenis industri ini dibanding industri jasa transportasi. Hal ini
memiliki kemiripan. Nilai rata-rata dan dikarenakan industri plastik dan gelas

39
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 14, No. 1, 2014 : 31 - 46

merupakan perusahaan manufaktur memiliki fleksibilitas untuk berhutang.


mengelola utang dan piutang dagang serta Penjelasan yang dapat disampaikan adalah
inventori yang lebih banyak bersifat fisik, industri jasa transportasi memiliki aset yang
sementara perusahaan di industri jasa didominasi oleh alat transportasi yang lebih
memiliki fleksibilitas dalam pengelolaan likuid dibanding aset perusahaan
ketiganya. Pada industri jasa transportasi manufaktur yang memiliki beragam aset
terdapat sampel dengan siklus konversi kas dengan tingkat likuiditas yang bervariasi.
yang negatif yaitu -36 hari. Ini artinya Variabel total sales merupakan proksi
perusahaan tersebut sangat likuid karena dari variabel ukuran perusahaan yang akan
uang kas lebih cepat tersedia lebih dulu digunakan dalam analisis pengaruh interaksi
dibandingkan kewajibannya membayar siklus konversi kas dengan ukuran
utang lancarnya. perusahan pada profitabilitas. Nilai
Nilai current ratio untuk sampel industri penjualan pada sampel industri plastik dan
plastik dan gelas memiliki rentang 0,71 gelas memiliki rentang antara
sampai dengan 5,69 dengan nilai rata-rata Rp22.354.000.000 hingga
1,9928 dan standar deviasi 1,1336, Rp2.235.021.000.000 dengan nilai rata-rata
sedangkan sampel industri jasa transportasi Rp727.688.560.000 dan standar deviasi
memiliki rentang 0,34 sampai dengan 2,24 Rp659.460.743.000. Jumlah data sebanyak 39
dengan nilai rata-rata 1,0757 dan standar pada industri ini akan dibagi menjadi dua
deviasi 0,6633. Aspek likuditas kedua jenis bagian untuk membedakan perusahaan
industri ini menunjukkan variasi yang besar dan perusahaan kecil.
berbeda, dimana industri plastik dan gelas
sebagai perusahaan manufaktur cenderung Pengaruh Siklus Konversi Kas dan
menjaga likuiditas bagi proses produksinya Current Ratio Pada Profitabilitas
lebih besar dibanding industri jasa Perusahaan
transportasi yang tidak melakukan produksi Analisis pertama yang dilakukan
barang fisik. adalah untuk mengetahui apakah siklus
Rasio utang yang diwakili oleh debt konversi kas berpengaruh pada
ratio untuk sampel industri plastik dan gelas profitabilitas perusahaan dan apakah
memiliki rentang 22,46% hingga 68,43% pengaruhnya lebih dominan dibandingkan
dengan nilai rata-rata 46,09% dan standar pengaruh current ratio pada likuiditas
deviasi 14,59%, sementara sampel industri perusahaan. Model statistik yang digunakan
jasa transportasi memiliki rentang 33,59% adalah meregresikan siklus konversi kas
hingga 77,18% dengan nilai rata-rata 51,48% sebagai variabel independen utama, current
dan standar deviasi 11,89%. Nilai rata-rata ratio sebagai variabel pembanding, dan
yang lebih besar pada industri jasa debt ratio sebagai variabel kontrol pada
transportasi dibanding industri plastik dan variabel dependen return on assets.
gelas menunjukkan bahwa industri ini lebih

40
Siklus Konversi Kas: Alternatif... Muh Juan Suam Toro & Deny Dwi Hartomo

Tabel 2: Pengaruh Siklus Konversi Kas dan Current Ratio Pada Profitabilitas
Perusahaan
Variabel Unstandardized t-stat Significance
Coefficient
Siklus Konversi Kas 0.000** -2.278 0.010
Current Ratio 0.000 -0.077 0.939
Debt Ratio -0.113** -2.666 0.012
Adj. R2 0.186 - -
F-Stat 3.903** - 0.017
Variabel Dependen: Return on Assets, *α=10%, ** α=5%, ***α=1%
Sumber: output SPSS

Hasil regresi pada Tabel 2. kas sebagai ukuran kemampuan penyediaan


menunjukkan nilai Adjusted R2 sebesar 0,186 likuiditas perusahaan menunjukkan
yang berarti variabel independen dalam kemampuan dalam memprediksi
model mampu menjelaskan 18,6% variasi profitabilitas perusahaan dibanding rasio
profitabilitas perusahaan. Sedangkan nilai F- likuiditas yang biasa dipakai, yaitu current
statistik sebesar 3,903 dengan tingkat ratio. Rasio hutang yang terlihat
signifikansi 1,7% menunjukkan bahwa mendominasi pengaruh variabel
secara serempak variabel siklus konversi independen pada profitabilitas perusahaan
kas, current ratio, dan debt ratio dengan nilai t-statistik terbesar
berpengaruh signifikan pada variabel menunjukkan bahwa hutang merupakan
profitabilitas pada tingkat signifikansi 5%. faktor dominan yang mempengaruhi
Tabel 2 menunjukkan bahwa siklus profitabilitas perusahaan.
konversi kas berpengaruh negatif pada Hasil ini juga mendukung penelitian-
profitabilitas perusahaan dengan nilai t- penelitian sebelumnya yaitu penelitian Shin
statistik -2,278 pada nilai signifikansi di dan Soenen (1998) yang mengemukakan
bawah 5%. Demikian pula variabel rasio bahwa siklus konversi kas yang lebih
utang, debt ratio, berpengaruh pada arah panjang akan merusak profitabilitas sebuah
yang sama pada profitabilitas perusahaan perusahaan. Perusahaan dengan siklus
dengan nilai t-statistik -2,666 pada nilai konversi kas yang lebih pendek akan
signifikansi di bawah 5%. Sementara memiliki likuiditas yang lebih cepat untuk
variabel rasio likuiditas, current ratio, tidak memenuhi kebutuhan jangka pendeknya
berpengaruh signifikan pada profitabilitas sehingga beban kegiatan operasional
perusahaan, dimana nilai t-statistiknya perusahaan berkurang dan perusahaan
sebesar -0,077 pada nilai signifikansi di atas dapat memanfaatkan keberadaan likuitas ini
10%. untuk menyediakan aset operasi yang lebih
Hasil ini memberikan dukungan banyak untuk meningkatkan profitabiltias.
terhadap hipotesis penelitian pertama yaitu Perusahaan dapat melakukan pengelolaan
siklus konversi kas berpengaruh negatif pada komponen-komponen siklus konversi
pada profitabilitas perusahaan. Semakin kas yaitu dengan mengelola utang dalam
lama kemampuan perusahaan dalam bentuk memperpanjang penangguhan
mengkonversi kas, semakin rendah pembayaran utang dengan meningkatkan
kemampuan perusahaan dalam kerjasama dengan pihak pemasok,
menghasilkan laba/profit. Siklus konversi mempercepat penagihan piutang dengan

41
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 14, No. 1, 2014 : 31 - 46

berbagai kebijakan kredit dan


mempercepat konversi inventori menjadi Pengaruh Siklus Konversi Kas pada
barang jadi dengan mengelola lead time Profitabilitas Perusahaan Pada Industri
dalam proses produksi. dan Ukuran Perusahaan yang Berbeda
Sementara hipotesis 2 dalam penelitian Analisis selanjutnya berusaha
ini yang menyatakan pengaruh siklus menyelidiki apakah pada jenis industri yang
konversi kas pada profitabilitas berbeda dan pada ukuran perusahaan yang
perusahaan lebih dominan dibandingkan berbeda, pengaruh siklus konversi kas pada
pengaruh current ratio pada profitabilitas profitabilitas perusahaan juga berbeda.
perusahaan terdukung, dimana t-statistik Pada analisis perbedaan industri digunakan
beta koefisien pengaruh siklus konversi kas model dengan variabel dummy industri yang
(-2.278) lebih besar daripada t-statistik beta membedakan industri manufaktur dan
koefisien current ratio (-0,077). Sesuai industri jasa. Industri plastik dan gelas
dengan pendapat Shin dan Soenen (1998), mewakili industri manufaktur dan industri
current ratio bersifat statis, sehingga jasa transportasi mewakili industri
kecukupannya sebagai indikator efektivitas transportasi. Dummy industri ini kemudian
perusahaan dalam pengelolaan modal kerja diinteraksikan dengan siklus konversi kas
dipertanyakan. Pengaruh yang lebih variabel independen. Pada analisis
dominan siklus konversi kas atas current perbedaan ukuran perusahaan digunakan
ratio dalam memprediksi profitabilitas dummy ukuran perusahaan dalam model
mendukung pendapat mereka bahwa regresi yang diinteraksikan dengan variabel
likuiditas untuk sebuah perusahaan yang siklus konversi kas. Perusahaan pada
sedang menjalankan operasinya tidak kelompok ukuran besar diberi nilai 1 dan
benar-benar tergantung pada asetnya tetapi pada kelompok kecil diberi nilai 0.
pada aliran kas operasi yang dihasilkan dari
aset tersebut.

Tabel 3: Perbedaan Pengaruh Siklus Konversi Kas Pada Profitabilitas Perusahaan


Antar Industri dan Ukuran Perusahaan yang Berbeda
Variabel Model Industri Model Ukuran
Perusahaan
Siklus Konversi Kas -7.2E-005 0.000**
(-0.373) (-2.691)
Siklus Konversi Kas *Dummy 0.000
Industri (-0.781)
Siklus Konversi Kas *Dummy -3.5E-005
Ukuran Perusahaan (-0.282)
Current Ratio 0.003 -6.1E-006
(0.569) (-0.001)
Debt Ratio -0.110*** -0.115**
(-3090) (2.636)
Adj. R2 0.165 0.164
F-Stat 3.574** 2.865**
Variabel Dependen: Return on Assets, *α=10%, ** α=5%, ***α=1%
Sumber: output SPSS

42
Siklus Konversi Kas: Alternatif... Muh Juan Suam Toro & Deny Dwi Hartomo

Tabel 3 menunjukkan bahwa pada cenderung mempengaruhi manajemen


model perbedaan industri nilai Adjusted R2 modal kerja. Penelitian ini sesuai dengan
model penelitian sebesar 0,165 sementara temuan Jose et al. (1996) dan Shin dan
pada model perbedaan ukuran perusahaan Soenen (1998) yang menunjukkan bahwa
sebesar 0,164. Ini berarti bahwa variabel siklus konversi kas tidak konsisten
independen dalam kedua model mampu mempengaruhi profitabilitas pada semua
menjelaskan 16,5% variasi profitabilitas industri.
perusahaan. Nilai F-statistik model Pada model perbedaan ukuran
perbedaan industri sebesar 3,574 dan pada perusahaan, siklus konversi kas
model perbedaan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan pada profitabilitas
sebesar 2,865. Keduanya signifikan pada perusahaan dengan nilai t-statistik -2,691
derajat signifikansi 5% dan ini menunjukkan dan nilai signifikansi 1%.. Variabel interaksi
bahwa secara bersama-sama variabel antara siklus konversi kas dengan ukuran
independen dalam kedua model penelitian perusahaan tidak menunjukkan adanya
berpengaruh signifikan pada variabel pengaruh yang signifikan pada profitabilitas
profitabilitas. karena nilai t-statistiknya -0,282 dan tingkat
Pada model perbedaan industri, siklus signifikansinya 80,2%. Variabel rasio
konversi kas tidak berpengaruh signifikan likuiditas, current ratio, juga tidak
pada profitabilitas perusahaan dengan nilai berpengaruh signifikan pada profitabilitas
t-statistik -0,781 dengan nilai signifikansi di perusahaan, dengan nilai t-statistiknya
atas 10%. Variabel interaksi antara siklus sebesar -0,001. Seperti pada analisis
konversi kas dengan jenis industri tidak sebelumnya, variabel debt ratio tetap
menunjukkan pengaruh yang signifikan menunjukkan pengaruh negatifnya yang
karena nilai signifikansinya sebesar 43,9%. signifikan pada profitabilitas perusahaan
Variabel rasio likuiditas, current ratio, juga pada nilai signifikansi 1,3%. Hasil ini
tidak berpengaruh signifikan pada menunjukkan bahwa hipotesis penelitian
profitabilitas perusahaan, dengan nilai t- keempat yaitu terdapat perbedaan
statistiknya sebesar 0,569. Variabel debt pengaruh siklus konversi kas pada
ratio tetap menunjukkan pengaruh negatif profitabilitas perusahaan untuk ukuran
yang signifikan pada profitabilitas perusahaan yang berbeda tidak terdukung
perusahaan pada nilai signifikansi di bawah Tidak terdapat dukungan bahwa pada
1% yaitu 0,3%. Hasil ini menunjukkan bahwa kondisi industri berbeda, diwakili industri
hipotesis penelitian ketiga yaitu terdapat manufaktur dan jasa, pengaruh siklus
perbedaan siklus konversi kas pada konversi kas pada profitabilitas juga
profitabilitas perusahaan antar industri berbeda. Hasil ini tidak mendukung
yang berbeda tidak terdukung. Tidak penelitian Moss (1993) yang menyatakan
terdapat dukungan bahwa pada kondisi siklus konversi kas berhubungan terbalik
industri berbeda, diwakili industri dengan ukuran perusahaan dan juga
manufaktur dan jasa, pengaruh siklus berhubungan terbalik dengan profitabilitas
konversi kas pada profitabilitas juga perusahaan.
berbeda. Hasil ini tidak mendukung
penelitian Filbeck dan Krueger (2005) SIMPULAN
bahwa faktor industri dapat mempengaruhi
kebijakan kredit, manajemen persediaan Berdasar hasil dan pembahasan yang telah
dan aktivitas pembayaran tagihan disajikan pada bab sebelumnya, penelitian
perusahaan. Perubahan pada suku bunga, ini memberikan kesimpulan sebagai berikut:
tingkat inovasi dan kompetisi akan

43
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 14, No. 1, 2014 : 31 - 46

1. Siklus konversi kas berpengaruh negatif sehingga dapat digunakan untuk memenuhi
pada profitabilitas perusahaan. Semakin kewajiban jangka pendek perusahaan.
lama siklus konversi kas maka Manajer dapat menerapkan kebijakan untuk
profitabilitas perusahaan akan semakin memperpanjang penangguhan utang
menurun, dan sebaliknya semakin melalui peningkatan kualitas kerjasama
pendek siklus konversi kas, semakin dengan pemasok. Manajer juga dapat
mampu perusahaan dalam aspek mempercepat penagihan piutang melalui
likuditasnya sehingga semakin kebijakan kredit dan kemudahan
meningkat profitabilitasnya. pembayaran. Selain itu manajer juga dapat
2. Pengaruh siklus konversi kas pada mengurangi lead time dalam mengkonversi
profitabilitas perusahaan lebih dominan inventori menjadi barang jadi dan
dibandingkan pengaruh current ratio mempercepat terjadinya penjualan.
pada profitabilitas perusahaan. Penelitian ini juga memberikan
3. Tidak terdapat perbedaan pengaruh rekomendasi pada akademisi bahwa siklus
siklus konversi kas pada profitabilitas konversi kas dapat menjadi ukuran likuiditas
perusahaan untuk industri yang yang lebih baik dibandingkan ukuran klasik
berbeda. Struktur industri yang likuiditas yaitu current ratio dalam
berbeda pada sampel yang diamati memprediksi profitabilitas perusahaan.
menunjukkan tidak ada pengaruh siklus Keterbatasan penelitian ini adalah
konversi kas yang lebih besar atau lebih terbatasnya sampel perusahaan yang
kecil pada profitabilitas perusahaan. menjadi fokus penelitian. Penelitian ini
4. Tidak terdapat perbedaan pengaruh menuntut keseragaman sistem produksi dan
siklus konversi kas pada profitabilitas operasi perusahaan yang menjadi sampel
perusahaan antar ukuran perusahaan sehingga hasil analisis dapat disajikan
yang berbeda. Pembedaan ukuran pada secara optimal. Jumlah perusahaan yang
pada sampel yang diamati menunjukkan terdaftar di Bursa Efek Indonesia bila dibagi-
tidak ada perbedaan pengaruh siklus bagi dalam industri yang spesifik dalam
konversi kas lebih besar atau lebih kecil rangka mendapatkan homogenitas sistem
antar perusahaan dengan ukuran yang produksi dan operasi terlalu sedikit. Kondisi
berbeda. ini menjadikan hasil penelitian menjadi
5. Permasalahan uji asumsi klasik terutama sangat sensitif terhadap jumlah sampel.
permasalahan heteroskedastisitas dan Permasalahan tidak terpenuhinya uji asumsi
kemungkinan adanya masalah klasik menyebabkan hasil penelitian tidak
autokorelasi menyebabkan hasil akurat.
penelitian ini tidak akurat sehingga Saran bagi penelitian selanjutnya
perlu dilakukan perbaikan pada diharapkan dapat mengatasi permasalahan
penelitian selanjutnya. jumlah sampel ini seiring dengan
perkembangan pasar modal di Indonesia.
Penelitian ini memberikan Salah satu solusi yang bisa ditawarkan untuk
rekomendasi pada para manajer perusahaan penelitian dalam waktu dekat selanjutnya
bahwa pengelolaan siklus konversi kas yang adalah menggabungkan beberapa industri
optimal, melalui pengelolaan utang, piutang yang memiliki kemiripan dalam sistem
dan persediaan dapat membantu produksi dan operasinya.
perusahaan dalam menyediakan likuiditas

44
Siklus Konversi Kas: Alternatif... Muh Juan Suam Toro & Deny Dwi Hartomo

Khan, S.U., Hijazi, S.T., dan Kamal, Y., 2003,


Impact of Working Capital Management
on the Profitability of firm: Case of Listed
Paistani Companies, Working paper.
http://papers.ssrn.com

DAFTAR PUSTAKA Moss, J.D., 1993, Cash Conversion Cycle and


Firm Size: A Study of Retail Firms,
Brigham, E.F., dan Daves, P.R., 2004, Managerial Finance, 19(8), p. 25-34.
Intermediate Financial Management 8th
Ed., Thomson, South-Western. Peel M.J., Wilson, N., dan Howorth, C.A.,
2000, Late Payment and Credit
Eljeli, M.A.A., 2004, Liquidiy-Profitability Management in the Small Firm Sector:
Tradeoff: An Empirical Investigation in Some Empirical Evidence, dalam
An Emerging Market, International Howorth, C., dalam Westhead, P., 2003,
Journal of Commerce and Management, The Focus of Working Capital
(14)2, p. 48-61. Management in UK Small Firms,
Management Accounting Research, 14, p.
Filbeck, G., dan Krueger, T.M., 2005, An 94-111
Analysis of Working Capital
Management Results Across Industries, Shin, H.H., dan Soenen, L., 1998, Efficiency of
Mid-American Journal of Business, 20(2), Working Capital Management and
p. 11-18. Corporate Profitability, Financial Practice
and Education, Fall/Winter, p. 37-45.
Finnerty, J.D., 1989, Corporate Financial
Analysis, McGraw-Hill., Singapore. Smith, K., 1980, Profitability Versus Liquidity
Tradeoffs in Working Capital
Gentry, J.A., Vaidyanathan, R., dan Lee, Management, dalam Shin, H.H., dan
H.W., 1990, A Weighted Cash conversion Soenen, L., 1998, Efficiency of Working
Cycle, Financial Management, Spring, p. Capital Management and Corporate
90-98. Profitability, Financial Practice and
Education, Fall/Winter, p. 37-45.
Jose, M.L., Lancaster, C., dan Stevens, J.L.,
1996, Corporate Returns and Cash Wang, Y.J., 2002, Liquidity Management,
Conversion Cycle, Journal of Economics Operating Performance and Corporate
and Finance, 20(1), p. 33-45. Value: Evidence from Japan and Taiwan,
Journal of Multinational Financial
Management, 12, p. 159-169.

45
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 14, No. 1, 2014 : 31 - 46

46

Anda mungkin juga menyukai