Anda di halaman 1dari 7

Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada Tn.

B Dengan Penyakit
ACUTE CORONARY SINDROME Di Ruang CEMPAKA RSUD
KABUPATEN BULELENG.

NAMA : NI KADEK JULIAWATI

NIM : 17089014043

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

S1 KEPERAWATAN

2019
A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. Definisi

Acute Coronary Syndrome (ACS) adalah gabungan gejala yang merupakan


keadaan darurat jantung seperti tidak enak di dada atau gejala lain akibat Iskemia
Miokardium dengan elevasi segment + ST ( ST Segment Elevation Myocardial
Infaction = STMEI) , Infark Miokard Akut tanpa elevasi segment ST ( Non . ST
segment elevation Myocardial Infaction = NSTMEI) dan Angina pektonis tidak
stabil. (Sylvia A. Price 2006)

Sindrom serangan jantung akut (ACS) adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menguraikan suatu kelompok gejala akibat dari iskema Myocardial akut ( darah tidak
cukup mengalir ke otot jantung ) dan berkisar antara angina tidak stabil ( nyeri dada
yang terus meningkat ke Myocardial Infarction ( serangan jantung). Kondisi tersebut
berhubungan dengan berbagai derajat tingkat penyempitan atau terbentuknya satu
atau beberapa arteri koronaria yang menyediakan darah, oksigen dan bahan gizi pada
jantung ( DRS. H Syaifudin 2011)

Acute Coronary Syndrome ( ACS ) adalah suatu istilah atau termologi yang
digunakan untuk menggambarkan spectrum keadaan atau kumpulan proses penyakit
yang meliputi Angma pectoris tidak stabil, infark myokard tanpa elevasi segmen ST
dan Infark myokard dengan elerasi segment ST. ( HHP. Pengertian ACS.pdf)

Jadi dari tiga (3) definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa pengrtian dari
ACUTE CORONER SYNDROME (ACS) yaitu suatu gabungan dari gejala keadaan
darurat jantung seperti tidak enak pada dada dan kumpulan penyakit lainnya
contohnya Iskemia Myocardial Akut , angina tidak stabil dan sengan jantung. Kondisi
tersebut menyebabkan satu atau beberapa arteri koronaria terbuntu yang menyediakan
darah, oksigen dan bahan gizi pada jantung.

2. Epidemiologi
1. Ruptur Plak
Ruptur Plak menyebabkan aktivasi, adesmi dan agregrasi platelet dan
menyebabkan aktivasi terbentuknya thrombus. Thrombus ini bisa
berakibat stenosis berat angma stabil dan infark miokard akut.
2. Thrombosis dan Agregasi Trombosit.
Thrombosit setelah plak terganggu karena interaksi yang terjadi antara
lemak, sel otot dan sel busa.
3. Vasospasme.
4. Factor predisposisi : merokok, hipertensi,hiperlidema.
3. Penyebab

Sindrom koroner akut sering merupakan komplikasi akibat penumpukan plak di


arteri (aterosklerosis koroner). Plak yang terutama terdiri dari lemak, menyebabkan
arteri menyempit sehingga darah sulit mengalir. Akibatnya, jantung tidak dapat
memompa cukup darah kaya oksigen ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan nyeri
dada (angina) atau serangan jantung. Sebagian besar kasus sindrom koroner akut
terjadi ketika permukaan plak di arteri pecah sehingga menyebabkan terbentuknya
bekuan darah. Kombinasi dari penumpukan plak dan bekuan darah secara dramatis
membatasi jumlah darah yang mengalir ke otot jantung. Jika aliran darah ke jantung
menjadi sangat berkurang, maka serangan jantung akan terjadi.

4. Patofisiologi

ACS merupakan salah satu bentuk manifestasi klinis dari pjk akibat utama daro
proses sterottrombosis merupakan suatu penyakit kronik dengan proses yang sangat
komplek dan multifactor serta saling terkait.

Aterotrombosis terdiri dari aterosklerosis dan thrombosis Aterosklerosis


merupakan proses pembentukan plak akibat akumulasi beberapa bahan seperti lipid
filled macrophages ( foam cells), mengandung sel otot polos dan kolagen.
Perkembangan terkini menjelaskan aterosklerosis adalah suatu proses inflamasi atau
infeksi, dimana awalnya ditandai dengan adanya kelainan dini pada lapisan endotel,
pembentukan sel busa dan fatty streks, pembentukan fibrous cups dan lesi lebih
lanjut, dan proes pecahnya plak aterosklerotik yang tidak stabil.

Banyak sekali penelitian yang membuktikan bahwa inflamasi memegang


peranan penting dalam proses terjadinya aterosklerosis pada penyakit jantung koroner
inflamasi dimulai dari pembentukan mengakibatkan terjadinya rupture plak dan
thrombosis pada SKA. Perjalanan proses aterosklerosis, secara bertahap berjalan dari
sejak usia muda bahkan dikatakan sejak usia anak-anak aterosklerosis yang bersifat
tidak stabil atau progresif yang dikenal juga dengan SKA.

Sedangkan thrombosis merupakan proses pembentukan atau adanya darah


beku yang terdapat didalam pembuluh darah atau kavitas jantung. Thrombosis arterial
( thrombus putih) yang ditemukan pada pembuluh darah vena dan mengandung lebih
banyak platelet, dan thrombosis vena dan mengandung banyak sel darah merah.

Erosi, fisur atau rupture plak aterosklerosis mengeluarkan zat vasoaktif


kedalam aliran darah, merangsang agregasi dan adhesi trombosit serta pembentukan
fibrin. Thrombus biasanya transien atau labil dan menyebabkan oklusi sementara
yang berlangsung antara 10-20 menit.

Bila oklusi menyebabkan kematian jaringan tetapi dapat diatasi oleh kolateral
atau lisis thrombus yang cepat maka akan timbul NSTEMI. Thrombus yang terjadi
lebih persisten dan berlangsung sampai lebih dari 1 jam. Bila okulasi menetap dan
tidak dikompesasi oleh kolateral maka keseluruhan lapisan miokard mengalami
nekrosis, atau dikenal juga dengan STEMI. Thrombus yang terbentuk bersifat fixed
dan persisten yang menyebabkan perfusi miokard terhenti secara tiba-tiba yang
berlangsung lebih dari 1 jam menyebabkan nekrosis miokard transmural.
5. Gejala klinis
Gejala-gejala yang sering dikeluhkan pasien antara lain:

Nyeri dada, 20-25% dari keseluruhan nyeri dada yang ditemukan pada pada
pasien di ruang gawat darurat merupakan pasien sindroma koroner akut.[8,9] Nyeri
seperti terhimpit atau tertindih beban berat dan berlangsung lebih dari 15 menit. Nyeri
juga seperti panas yang menjalar dari perut. Nyeri dada kadang dapat berkurang
dengan pemberian nitrogliserin yang mengindikasikan nyeri merupakan nyeri kardiak
dan dapat dibedakan dengan nyeri akibat lambung dengan pemberian antasida. Nyeri
menjalar ke lengan kiri, namun penjalarannya dapat juga ke bahu kiri atau rahang
kiri, mual hingga muntah akibat rangsangan vagal, keringat dingin, sesak napas,
gejala lainnya yang dapat muncul adalah: pusing, hilang kesadaran.

6. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik harus segera dilakukan pada kecurigaan sindroma koroner akut.
Pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah:

1. Tanda-tanda vital, perlu diwaspadai jika terjadi takikardi, takipnue dan tanda-
tanda syok kardiogenik
2. Auskultasi
Murmur pada regurgitasi mitral atau apabila terjadi peningkatan intensitas
murmur yang sudah ada sebelumnya, bunyi jantung S3, S4, bunyi ronki pada
paru.

7. Klasifikasi
1. Angina pectoris tidak efektif
2. Infark miokard dengan elevasi ST (STEMI)
3. Infark miokard tanpa elevasi (NSTEMI)

8. Pemeriksaan diagnostic/penunjang
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk sindrom koroner akut mencakup
1. Elektrokardiogram
2. pemeriksaan laboratorium
3. pemeriksaan radiologi
4. pemeriksaan khusus.

9. Komplikasi
1. Aritmia
2. Kematian mendadak
3. Syok kardiogenik
4. Gagal jantung
5. Emboli paru
6. Rupture septrum ventikuler
7. Rupture muskulus papilaris
8. Aneurisma ventrikel
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
I. Pengkajian
a. Data pasien
b. Data penanggung jawab
c. Alasan masuk rumah sakit
1. Keluhan utama
2. Riwayat penyakit sekarang
3. Riwayat penyakit dahulu
4. Riwayat penyakit keluarga
5. Riwayat alergi obat
d. Riwayat psikologi dan spiritual
e. Data Bio-psiko-sosial-spiritual
f. Pemeriksaan fisik: Hari … tanggal … jam…
1. Keadaan umum
2. Head to toe
3. Pengkajian data focus
2. Diagnose keperawatan yang mungkin muncul
1. Pola napas tidak efektif b.d insufiensi suplai 02 ke sel-sel jantung
2. Penurunan curah jantung b.d kontraktilitas jantung in adekuat
3. Rencana Asuhan Keperawatan
INTERVENSI

N Diagnose kep Noc Nic Rasional


o
1 Pola napas 1. Menunjukkan O: observasi -. Mengetahui status
tidak efektif pola Ttv keadaan px
b.d insufiensi pernapasan -. Kaji -. Melakukan
suplai O2 ke efektif yg krekuensi intervensi
sel-sel dibuktikan olh kedalaman selanjutnya
jantung status pernapasan -. Kecepatan
pernapasan dan ekspansi biasanya mencapai
yang tidak dada. kedalaman
terganggu N: buka jalan pernapasan
2. Menunjukkan napas gunakan bervariasi
status teknik head -. Posisi kepala
pernapasan thin sheen lip ditinggikan dapat
3. Menunjukkan -. Posisikan memungkinkan
tidak adanya pasien untuk ekspansi paru dan
gangguan memaksimalka memudahkan
status n masuknya pernapasan.
pernapasan ventilasi udara -. Mengetahui
Hasil noc: E: anjurkan sputum dgn
-. Respons pasien melatih mengeluarkan secret
ventilasi napas dalam -. Memastikan
mekanis: C: bernapas&menurunk
pertukaran kolaborasikan an kerja napas
alveoli dan dengan tim mengencerkan
perfusi medis lain secret, agar px
jaringan yang dalam bernapas dgn baik.
dibantu oleh pemberian
ventilasi terapi spt
mekanis pemberian O2
-. Status
pernapasan
kepatenan
jalan napas
trakeobionkial
bersih&terbuk
a untuk
pertukaran gas
-. Status
respirasi:
ventilasi:
pergerakan
udara kedalam
dan keluar
paru
2 Penurunan 1. Tingkat O: observasi -. Mengetahui
curah jantung keparahan ttv tindakan selanjutnya
b.d kehilangan N; atur periode -. Diharapkan px
kontraktivilit darah: tingkat latihan&istirah dapat memenuhi
as jantung in keparahan at untuk istirahat&tidurnya
adekuat perdarahan/ menghindari -. Agar nyeri pd
hemoragi kelelahan dada dpt berkurang.
internal/ekster E:ajarkan px
nal untuk relaksasi
2. Efektivitas napas dalam
pompa C: kolaborasi
jantung: dengan dokter
keadekuatan dalam
volume darah pemberian
yang di terapi
ejeksikan dari
ventrikel kiri
untuk
mendukung
tekanan perfusi
sistemik
3. Status
sirkulasi:
tingkat
pengaliran
darah yang tdk
terhambat, satu
arah, dan pada
tekanan yang
sesuai melalui
pembuluh
darah besar
dan pulmonal
4. Status tanda
vital: tingkat
suhu,nadi,pern
apasan dan
tekanan darah
dlm rentang
normal

Anda mungkin juga menyukai