Anda di halaman 1dari 8

Demonstrasi

Kontekstual 3.3
Program yang berdampak pada Murid
Oleh : Sartinah
Demonstrasi
Kontekstual
3.3
GIBAS ( Gerakan Bersih Sampah di
Sekolah)

Demonstrasi Kontekstual 3.3


Tujuan :
Membentuk karakter cinta lingkungan dan
menumbuhkan sikap tanggung jawab terhadap
kebersihan lingkungan di sekitarnya dengan
mengaplikasikan 4R (reuse, reduce, recycle, dan
replace) sesuai dengan visi sekolah yaitu berdiri,
berprestasi, disiplin, religius, dan indah dengan
melibatkan aset modal manusia, fisik, finansial, dan
lingkungan.
Latar Belakang
Saat ini masalah sampah menjadi isu yang penting.
Kesalahan dalam pengelolaan sampah dapat
menimbulkan banyak musibah mulai dari longsornya
tumpukan sampah, banjir diberbagai wilayah, dan
pencemaran lingkungan.
1
Sampah yang dibuang dengan sembarangan juga menimbulkan pemandangan yang
tidak nyaman. Mengelola sampah membutuhkan kerja sama yang baik disemua
lapisan masyarakat.
Sekolah sebagai Lembaga Pendidikan memiliki kewajiban untuk mulai menanamkan
kesadaran akan pentingnya lingkungan kepada murid-muridnya.
Mengenalkan program mengolah sampah dengan cara 4R di sekolah diharapkan
dapat membentuk karakter siswa untuk mencintai lingkungannya dan sekaligus
menumbuhkan rasa tanggung jawab agar lingkungan tempat mereka berada tetap
bersih dan sehat.
Demonstrasi Kontekstual 3.3

Reduce = mengurangi/meminimalkan sampah (contoh: belanja membawa tas


belanja).
Reuse = menggunakan kembali barang yang ada (contoh: menggunakan tumblr
minum).
Replace = menggunakan alternatif lain (contoh: mengganti tisu dengan sapu
tangan).
Recycle = mendaur ulang sampah (contoh: cangkang kopi dirangkai untuk jadi tikar).

Tahapan BAGJA
Membuat pertanyaan
Bagaimana aplikasi 4R dapat membentuk karakter cinta lingkungan pada murid?
Apakah mengelola sampah dengan menerapkan 4R dapat menumbuhkan karakter
murid yang bertanggungjawab terhadap kebersihan lingkungannya?
Ambil pelajaran
Seluruh komponen sekolah berkolaborasi untuk membentuk karakter cinta
2 lingkungan
Aplikasi 4R (Reduce, reuse, replace, recycle) di sekolah menumbuhkan rasa
tanggungjawab warga sekolah terhadap kebersihan lingkungan

Gali mimpi
Sekolah bersih terwujud karena kesadaran murid yang mencintai lingkungan.
Sampah kuantitasnya berkurang karena sebagai satu bagian dari komponen sekolah
murid mampu mengaplikasikan 4R untuk mengelola sampah.
Terwujudnya karakter murid cinta lingkungan dan bertanggung jawab terhadap
lingkungan yang bersih.

Demonstrasi Kontekstual 3.3


Jabarkan rencana
Piket setiap pagi datang 15 menit sebelum masuk untuk mengecek kebersihan kelas.
Sampah dipisah berdasarkan jenisnya (organik dan anorganik).
Sampah organik masuk ke bagian proses pengomposan.
Sampah an-organik dipisahkan lagi menjadi sampah yang dapat dijual dan samapah
yang bisa didaur ulang menjadi barang yang bermanfaat kembali.
Guru yang mengajar di jam pertama mengecek keadaan kelas sebelum mengajar dan
memberi komentar terhadap keadaan kelas lalu menuliskannya di agenda kebersihan
kelas.
Wali kelas merekap nilai harian dari agenda kebersihan yang ada di kelas masing-
masing.
Kepala sekolah mengevaluasi dan memberi peringatan untuk kelas yang masih rendah
nilai kebersihan kelasnya dan memberi penghargaan terhadap kelas yang sudah bagus
nilai kebersihannya.
3
Atur eksekusi
Pelaksanaan program dilakukan oleh seluruh warga sekolah dengan Kepala Sekolah
sebagai penanggungjawab, guru, tenaga kependidikan dan semua komponen yang
ada di sekolah memiliki tanggung jawab yang sama untuk mencapai tujuan program.
Uji coba program dilaksanakan mulai dari tanggal masuk PTMT. Evaluasi dilaksanakan
tiap minggu dan evaluasi keseluruhan program setelah kurang lebih 1 bulan
pelaksanaan program. Hasil evaluasi bisa dipakai untuk mengambil keputusan tindak
lanjut pelaksanaan program.
Demonstrasi Kontekstual 3.3

Rencana Monitoring, Evaluasi, Pembelajaran dan Pelaporan


(Monitoring, Evaluation, Learning and Reporting)
Pertanyaan Kunci:
Apakah program GIBASS Gerakan Bersih Sampah di Sekolah sudah berjalan dengan
baik?
Program sudah terevaluasi berjalan dengan baik terlihat dari masuknya nilai di agenda
kebersihan kelas dan dokumentasi laporan kegiatan murid di rumah melalui walikelas.
Sejauh apa hambatan yang muncul dalam pembentukan karakter cinta lingkungan
dan penumbuhan sikap tanggungjawab muncul pada diri Murid saat program
berjalan?
Keterbatasan waktu PTMT di sekolah sulit mendeteksi secara umum dari pencapaian
karakter cinta lingkungan dan menilai sikap tanggungjawab dari individu murid, tetapi
secara umum melihat kondisi kelas dan lingkungan sekoalh yang tetap bersih saat
belajar di kelas bisa diapresiasi murid bisa menjaga kebersihan lingkungan tempat
mereka berada.
4
Evaluasi (focus monitoring)
Bagaimana Murid melakukan kegiatan menjaga kebersihan lingkungan tempat
mereka berada?
Evaluasi didokumentasikan dari penilaian guru yang masuk ke kelas dan laporan dari
orang tua untuk kegiatan anak dalam memilah dan memilih sampah juga kegiatan
pelaksanaan kebersihan lingkungan baik di dalam rumah maupun luar.
Sejauh mana program GIBASS sudah berhasil, apa hambatan yang muncul?
Berdasarkan hasil laporan pantauan kelas keadaan kelas tetap tertib dan bersih
selama 4 minggu program berjalan.

Demonstrasi Kontekstual 3.3


Dari dokumentasi orang tua yang mengirimkan foto kegiatan siswa juga terpantau
melaksanakan kegitan rutin bersih lingkungan baik di rumah ataupun di luar rumah.
Berjalannya program 4R juga terlihat dari hasil laporan orang tua siswa melalui wali
kelas melaksanakan pilah dan pilih sampah mulai dari sampah rumah, organik, an-
organik yang dikumpulkan untuk dijual atau dijadikan kerajinan.

Strategi pengolahan data


Apakah program GIBASS dapat berjalan baik di sekolah maupun rumah?
Dari hasil evaluasi mingguan yang dilaporkan melalui wali kelas didapatkan hasil
bahwa muncul kesadaran siswa untuk tetap menjaga lingkungan sekitar mereka tetap
bersih baik di sekolah maupun di rumah.

Pembelajaran program
Karakter siswa akan terpupuk dengan baik apabila kita bisa memberi tantangan yang
tepat pada mereka untuk memenuhi program bersih lingkungan, diawali dengan
pengawasan dari guru di sekolah dan orang tua di rumah, lama kelaman setelah 5

terbiasa akan menjadi pembiasaan yang dilakukan tanpa pengwasan. Evaluasi dapat
menilai hasil pelaksanaan program yang dilaksanakan oleh murid. Tanggung jawab
muncul dengan lingkungan yang sudah tampak bersih di lingkungan tempat tinggal
mereka.

Reporting
Guru membuat catatan laporan harian dan menuliskannya di agenda kebersihan kelas
sebagai hasil pengamatan harian saat guru tersebut mengajar, kemudian wali kelas
merekap laporan harian dari agenda dan laporan dokumentasi kegiatan siswa di
rumah yang dikirimkan oleh orang tua. Seluruh hasil dokumentasi program dievaluasi
Demonstrasi Kontekstual 3.3

dan di bahas hasilnya dalam bentuk diskusi untuk dibuat tindak lanjut pada kegiatan
berikutnya. Laporan ditandatangani Ketua Pelaksana Program di Lapangan, kepala
sekolah dan diketahui oleh pengawas. Laporan ke orang tua disampaikan oleh wali
kelas dalam bentuk catatan, nilai hasil pelaksanaan kebersihan kelas dan dokumentasi
kiriman orang tua yang telah diakumulasikan.

Pelibatan Orangtua dan Komunitas


Orangtua menjadi penentu keterlaksanaan Program GIBASS di rumah, Kerjasama
yang baik antara tim kerja di sekolah dengan orangtua di rumah akan mewarnai hasil
dari program yang direncanakan. Komunitas luar yang ikut terlibat antara lain
Pengumpul sampah an-organik, hasil penjualan setelah terkumpul akan bisa
digunakan untuk membeli peralatan kebersihan kelas.

Pelaksanaan Program Berjalan durasi sekitar 1 bulan yaitu dari 16 Oktober sampai 16
November.
6
Penutup
Demikian rancangan dari program GIBASS (Gerakan Bersih Sampah di Sekolah)
sebagai bentuk demontrasi kontekstual modul 3.3 Pengelolaan Program yang
berdampak pada murid.

Demonstrasi Kontekstual 3.3

Anda mungkin juga menyukai