Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Jerat Hukum Produksi dan Penjualan Kosmetik Tanpa Izin BPOM”
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis banyak menerima bantuan,
dukungan dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak yang terkait sehingga
pada kesempatan ini penulis mengucapakan banyak terimakasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penulis mengharapkan masukan-masukan dari pembaca dalam penyempurnaan
atau pun perbaikan sehingga makalah ini dapat menjadi lebih baik, akhirnya
penulis berharap walaupun masih ada kekurangan kiranya dapat memberikan
manfaat kepada pembaca atau pun pihak yang memerlukan.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kosmetika
2.2 Penggolongan Kosmetika
2.3 Definisi Merkuri
2.4 Bahaya Merkuri
2.5 Cara Mendeteksi Kosmetik Bermerkuri
2.6 Cara Merkuri Meracuni Tubuh
2.7 Cara Pemakaian Kosmetik Yang Aman
2.8 Dasar Hukum Produksi dan Jual Kosmetik Tanpa Izin BPOM
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah kami uraikan diatas, maka
untuk mendapatkan kejelasan suatu karya ilmiah dan tujuan pembahasan yang
akan dicapai, penulis dapat merumuskan beberapa permasalahan sebagai
berikut :
1.3 Tujuan
4. Untuk mengetahui pengaruh bahan merkuri pada kosmetik bagi kulit wajah.
9. Untuk mengetahui dasar hokum produksi dan penjualan kosmetik tanpa izin
bpom
1.4 Manfaat
3. Pembaca agar mengetahui kulit wajah adalah aset berharga bagi wanita.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kosmetika
Kosmetika merupakan suatu bahan yang dapat digunakan untuk
mempercantik atau merawat diri. Secara definitif kosmetika diartikan sebagai
suatu ilmu yang mempelajari kandungan bahan dan manfaat yang dihasilkan
oleh pemakaian bahan tersebut terhadap penampilan dan kecantikan seseorang
(Rachmi Primadiati, 2001:74).
Istilah kosmetika sendiri berasal dari bahasa yunani yaitu Kosmetikos yang
berarti keahlian dalam menghias (Retno I.S. Tranggono, 1992 :28). Uraian di
atas menjelaskan bahwa yang dimaksud kosmetika adalah suatu campuran
bahan yang digunakan pada tubuh bagian luar dengan berbagai cara untuk
merawat dan mempercantik diri sehingga dapat menambah daya tarik dan
menambah rasa percaya diri pemakaian dan tidak bersifat mengobati atau
menyembuhkan suatu penyakit tertentu. Sekarang ini telah banyak produk
kosmetika yang beredar di pasaran dengan berbagai macam merk dan bentuk.
Kosmetika tersebut memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda-beda, seperti
halnya kosmetika penghilang bau badan yang kini dibuat dengan berbagai
bentuk, misalnya parfum berbentuk spray yang penggunaannya dengan cara
disemprotkan, splash cologne dengan bentuk cair uang penggunaanya dengan
cara dipercikkan dan deodorant berbentuk rollon yang penggunaannya dengan
cara dioleskan.
2.2 Penggolongan Kosmetika
Kosmetika yang beredar di pasaran sekarang ini dibuat dengan berbagai
jenis bahan dasar dan cara pengolahannya. Menurut bahan yang digunakan dan
cara pengolahannya, kosmetika dapat dibagi menjadi 2 golongan besar yaitu
kosmetika tradisional dan kosmetika modern.
Kosmetika yang beredar dipasaran Indonesia ada tiga macam, yaitu
kosmetika tradisional, kosmetika modern, dan kosmedics cosmetics
medicated (Retno I.S. Tranggono, 1996:30).
1. Kosmetika Tradisional
Kosmetika Tradisional adalah kosmetika alamiah atau kosmetika asli
yang dapat dibuat sendiri langsung dari bahan-bahan segar atau yang
telah dikeringkan, buah-buahan dan tanam-tanaman disekitar kita.
Cara tradisional ini merupakan kebiasaan atau tradisi yang diwariskan
turun-temurun dari leluhur atau nenek moyang kita (Retno I.S.
Tranggono, 1992: 30).
2. Kosmetika Modern
Kosmetika Modern adalah kosmetika yang diproduksi secarapabrik
(laboratorium), dimana telah dicampur dengan zat-zat kimia untuk
mengawetkan kosmetika tersebut agar tahan lama, sehingga tidak
cepat rusak (Yuswati, 1996: 66).
2.3 Definisi Merkuri
Merkuri atau air raksa (Hg) diberi simbol HG berasal dari bahasa
Yunani yang berarti cairan perak, Unsur golongan logam transisi ini
berwarna keperakan dan merupakan satu dari lima unsur (cesium,
fransium, galium, dan brom) yang berbentuk cair dalam suhu kamar, serta
mudah menguap. Beberapa sifat fisik dan kimia yang menarik dari logam
tersebut adalah pada temperatur kamar 25° Celcius berwujud cair, titik
bekunya relatif rendah -39° Celcius dan titik didih sekitar 357° Celcius,
mudah menguap, mudah bercampur dengan logam-logam lain membentuk
logam campuran atau dalam dunia kimia biasa disebut amalgam/alooy.
Merkuri termasuk golongan logam berat dengan nomor atom 80 dan berat
atom 200,6. Merkuri merupakan unsur yang sangat jarang dalam kerak
bumi, dan relatif terkonsentrasi pada beberapa daerah vulkanik dan
endapan-endapan mineral biji dari logam-logam berat. Merkuri digunakan
pada berbagai aplikasi seperti amalgam gigi, sebagai fungisida, dan
beberapa penggunaan industri termasuk untuk proses penambangan emas.
Dari kegiatan penambangan emas tersebut menyebabkan tingginya
konsentrasi merkuri dalam air tanah dan air permukaan pada daerah
pertambangan. Elemen air raksa relatif tidak berbahaya kecuali kalau
menguap dan terhirup langsung oleh paru-paru.
Bentuk racun dari air raksa pada proses masuk pada tubuh manusia
adalah methyl mercury (CH3Hg+ dan CH3-Hg-CH3) dan garam organik,
partikel mercuric khlor (HgCl2). Methyl mercury dapat dibentuk oleh
bakteri pada endapan dan air yang bersifat asam. Ion merkuri anorganik
adalah bersifat racun akut. Elemen merkuri mempunyai waktu tinggal yang
relatif pendek pada tubuh manusia tetapi persenyawaan methyl mercury
tinggal pada tubuh manusia 10 kali lebih lama merkuri berbentuk metal
(logam) dan menyebabkan tidak berfungsinya otak, gelisah/gugup, ginjal,
dan kerusakan liver pada kelahiran (cacat lahir).
Sebagian lagi ada yang mencampurkan merkuri dengan bedak dingin (bedak
jerawat), agar tampak lebih encer.
2. Krim pada umumnya tidak HOMOGEN (tidak menyatu & kasar), bila
didiamkan minyak akan terpisah dengan bagian padat.
6. Pada pemakaian awal meyebabkan Iritasi pada kulit dan kemerahan bila
terkena sinar matahari.
9. Tidak timbul jerawat sama sekali, hal ini disebabkan lapisan kulit epidermis
kita telah rusak, kulit sudah tidak mengandung protein & melanin yang
berfungsi utk melindungi radiasi paparan matahar juga sdh tdk berfungsi,
sehingga jasad renik ataupun kuman tidak akan menyukai kulit yang telah
tercemar merkuri termasuk nyamuk sekalipun.
10. Jerawat dalam keadaan normal adalah berfungsi sebagai indikator tingkat
kandungan protein di dalam kulit, hal ini juga untuk mengontrol perawatan
kulit wajah, bila anda lupa untuk melakukan kebersihan wajah, umumnya
jerawat akan timbul, pada merkuri hal ini tidak terjadi lagi, karena struktur
protein kulitnya telah berubah & menjadi rusak. Bila anda telah tercemar
merkuri & pemakaian dihentikan, akan timbul jerawat kecil-kecil disertai rasa
gatal.
1. Iritasi parah pada kulit, yakni berupa kulit yang kemerah-merahan dan
menyebabkan kulit menjadi mengkilap secara tidak normal serta
menyebabkan pigmentasi dan penuaan kulit sejak dini bahkan bisa
mengakibatkan kemandulan.
4. Flek hitam pada kulit akan memucat (seakan pudar) dan bila pemakaian
dihentikan, flek itu dapat / akan timbul lagi & bertambah parah (melebar).
6. Bagi wajah yang tadinya bersih lambat laun akan timbul flek yang sangat
parah (lebar).
7. Dapat mengakibatkan kanker kulit.
2.8 Dasar Hukum Produksi dan Jual Kosmetik Tanpa Izin BPOM
Izin edar yang diterbitkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) bertujuan untuk melindungi masyarakat dari produk kosmetik
berbahaya. Konsekuensi dari ketentuan administrasi tersebut adalah bahwa
pemerintah berwenang untuk mencabut izin dan menarik produk dari pasar yang
sebelumnya telah menerima izin. Selain itu, terdapat pula ketentuan pidana untuk
menghindari pengadaan, penyalahgunaan dalam menggunakan alat kesehatan atau
sediaan farmasi sehingga membahayakan masyarakat dari pihak yang tidak
memiliki rasa tanggung jawab, mengedarkan kosmetik tanpa izin edar yang diatur
dengan ketentuan pidana pasal 106 dan pasal 197 dalam UU Kesehatan.[5] Yang
di mana Pasal 197 UU Kesehatan berbunyi:“Setiap orang yang dengan sengaja
memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang
tidak memiliki izin edar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda
paling banyak Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah).”
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa produk kosmetik yang
diproduksi dan diedarkan tanpa izin edar yang dikeluarkan oleh BPOM
merupakan pelanggaran hukum. Sedangkan bagi para pelaku usaha yang
mengedarkan dan/atau memproduksi produk kosmetik tanpa izin edar, dapat
dipenjara selama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak
Rp.1.500.000.000 (satu miliar lima ratus juta rupiah).[6]
Dasar Hukum:
3.1 Kesimpulan
Pengaruh bahan merkuri pada kosmetik menyebabkan dampak
negative jangka panjang bagi konsumen. Pada bahan merkuri terdapat banyak
bahan-bahan berbahaya yang terkandung di dalamnya yang berupa racun dan
bersifat lambat dalam menimbulkan efek-efek berbahaya. Efek-efek yang
ditimbulkan tidak hanya pada daerah kulit wajah saja bahkan bisa sampai
organ-organ tubuh lainnya. Seperti kesehatan janin, kemandulan, dan kesehatan
tubuh lainnya.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis dapat memberikan saran-saran sebagai
berikut:
1. Dengan memahami dampak merkuri yang sangat berbahaya hendaknya
pembaca lebih berhati-hati dalam memilih kosmetik untuk dipergunakan.
2. Untuk mencegah bahaya kosmetik yang mengandung bahan berbahaya
tersebut ada beberapa cara yang dapat kita lakukan, antara lain :
a) Jeli dalam melihat komposisi yang ada pada produk tersebut dan lihat
juga label dari BPOM yang tertera.
b) Memilih produk yang terdaftar di pemerintah. Hal itu bisa dilihat dari
tanda apakan produk tesebut sudah ada nomor kode dari DEPKES.
c) Pilihlah produk yang di awasi tim medis atau dokter. Ada banyak
produk yang dalam pengolahannya di bawah pengawasan dokter ahli,
termasuk produk-produk kosmetika buatan dalam negeri.
d) Menggunakan produk kosmetika atas anjuran dokter, terutama dokter
yang ahli dalam kulit dan kosmetika.
e) Belilah di supermarket atau di agen-agen yang menjual produk
tersebut. Jangan membeli di tempat-tempat yang kurang meyakinkan.
Tetapi lebih baik lagi jika kita menggunakan bahan-bahan yang berasal
dari alam, seperti bengkoang, mentimun serta bahan-bahan lainnya
yang bisa menjaga kecantikan kulit wajah kita tanpa menimbulkn
banyak penyakit.
3. Hendaknya pemerintah yang mengawasi peredaran produk-produk
kosmetik lebih memperketat sistem pengujian laboratorium agar peredaran
kosmetik mengandung merkuri bisa diminimalisir dan tidak beredar luas.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://yesikalistiqomah.blogspot.co.id/2013/08/makalah-merkuri-dan-
dampaknya-bagi.htmlRiyadi, Sugeng. Kesehatan Lingkungan. Diakses pada
tanggal 12 November 2021 pada pukul 22.27
2. http://pipietmerkuri.blogspot.co.id/http://chilma.blogspot.co.id/2012/03/karya
-tulis-ilmiah.html Diakses pada tanggal 12 November 2021 pada pukul 22.27
4. http://ilhamidrus.blogspot.com/2009/06/artikel-merkuri-manfaat-dan-
efek.html Diakses pada tanggal 12 November 2021 pada pukul 22.27
5. http://kimiadahsyat.blogspot.com/2009/08/merkuri-air-raksa.html. Diakses
pada tanggal 12 November 2021 pada pukul 22.27
7. Jerat Hukum Produksi dan Penjualan Kosmetik Tanpa Izin BPOM - LBH
"Pengayoman" UNPAR Diakses pada tanggal 12 November 2021 pada pukul
22.27