Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN

”Untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika dan Hukum Kesehatan”


Disusun Oleh :
Dinda Noviana Hidayat
Herawati
Melinida Saadatul Munada
Ziana Azzahra

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SEBELAS APRIL


SUMEDANG
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Tahun 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Jerat Hukum Produksi dan Penjualan Kosmetik Tanpa Izin BPOM”
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis banyak menerima bantuan,
dukungan dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak yang terkait sehingga
pada kesempatan ini penulis mengucapakan banyak terimakasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penulis mengharapkan masukan-masukan dari pembaca dalam penyempurnaan
atau pun perbaikan sehingga makalah ini dapat menjadi lebih baik, akhirnya
penulis berharap walaupun masih ada kekurangan kiranya dapat memberikan
manfaat kepada pembaca atau pun pihak yang memerlukan.

Sumedang, November 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kosmetika
2.2 Penggolongan Kosmetika
2.3 Definisi Merkuri
2.4 Bahaya Merkuri
2.5 Cara Mendeteksi Kosmetik Bermerkuri
2.6 Cara Merkuri Meracuni Tubuh
2.7 Cara Pemakaian Kosmetik Yang Aman
2.8 Dasar Hukum Produksi dan Jual Kosmetik Tanpa Izin BPOM
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang

Kosmetik yang menunjang kecantikan sebagian besar kaum hawa


merupakan bagian terpenting untuk menunjang kepercayaan diri seorang
wanita. Kosmetik adalah bahan yang umumnya merupakan sesuatu yang
digunakan untuk memoles kulit wajah agar tampak lebih menarik dan cantik.
Akan tetapi, kurangnya pengetahuan-pengetahuan tentang kosmetik membuat
para konsumen yang khususnya perempuan tidak mengetahui bahwa ada
sebagian kosmetik yang berbahaya bagi kulit wajah. Kosmetik-kosmetik yang
berbahaya adalah kosmetik yang mengandung bahan merkuri, yang umumnya
kosmetik tersebut dijual lebih murah dipasaran.

Kebanyakan sebagian dari konsumen yang tidak sengaja menggunakan


kosmetik berbahan merkuri hanya mengetahui dampak positif dari
penggunaannya, padahal dengan ketidak tahuan mereka itu akan membawa
dampak negatif untuk mereka sendiri. Hal ini disebabkan karena kosmetik
berbahan merkuri menimbulkan dampak negatif pada kulit wajah antara lain
penyakit-penyakit yang akan ditimbulkannya.

Agar masyarakat mengetahui dan berhati-hati dalam memilih dan


menggunakan kosmetik yang tidak berbahaya yaitu yang tidak mengandung
merkuri, dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “Bahaya Merkuri
yang Terdapat Pada Kosmetik”
1.2       Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah kami uraikan diatas, maka
untuk mendapatkan kejelasan suatu karya ilmiah dan tujuan pembahasan yang
akan dicapai, penulis dapat merumuskan beberapa permasalahan sebagai
berikut :

1. Apa Pengertian Kosmetika?


2. Bagaimana Penggolongan Kosmetik?
3. Bagaimana pengaruh bahan merkuri pada kulit wajah ?
4. Mengapa bahan merkuri berbahaya untuk kulit wajah ?

5. Bagaimana cara mendeteksi kosmetik bermerkuri ?

6. Bagaimana cara merkuri meracuni tubuh

7. Bagaimana cara pemakaian kosmetik yang aman?


8. Apa dasar hokum tentang produksi dan penjualan kosmetik tanpa izin bpom

1.3       Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian kosmetika

2. Untuk mengetahui penggolongan kosmetik

3. Untuk mengetahui definisi merkuri

4. Untuk mengetahui pengaruh bahan merkuri pada kosmetik bagi kulit wajah.

5. Untuk mengetahui bahaya bahan merkuri pada kulit.

6. Untuk mengetahui cara mendeteksi kosmetik bermerkuri

7.  Untuk mengetahui cara merkuri meracuni tubuh

8. Untuk mengetahui pemakaian kosmetik yang aman

9. Untuk mengetahui dasar hokum produksi dan penjualan kosmetik tanpa izin
bpom
1.4       Manfaat

1. Untuk mengetahui dampak dari bahan merkuri pada kulit wajah.

2. Pembaca agar lebih berhati-hati dalam memilih bahan kosmetik, yang


biasanya berpacu pada harga yang terjangkau tetapi belum tentu berkhasiat
pada kulit wajah bahkan mungkin bisa membahayakan.

3. Pembaca agar mengetahui kulit wajah adalah aset berharga bagi wanita.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1    Pengertian Kosmetika
Kosmetika merupakan suatu bahan yang dapat digunakan untuk
mempercantik atau merawat diri. Secara definitif kosmetika diartikan sebagai
suatu ilmu yang mempelajari kandungan bahan dan manfaat yang dihasilkan
oleh pemakaian bahan tersebut terhadap penampilan dan kecantikan seseorang
(Rachmi Primadiati, 2001:74).
Istilah kosmetika sendiri berasal dari bahasa yunani yaitu Kosmetikos yang
berarti keahlian dalam menghias (Retno I.S. Tranggono, 1992 :28). Uraian di
atas menjelaskan bahwa yang dimaksud kosmetika adalah suatu campuran
bahan yang digunakan pada tubuh bagian luar dengan berbagai cara untuk
merawat dan mempercantik diri sehingga dapat menambah daya tarik dan
menambah rasa percaya diri pemakaian dan tidak bersifat mengobati atau
menyembuhkan suatu penyakit tertentu. Sekarang ini telah banyak produk
kosmetika yang beredar di pasaran dengan berbagai macam merk dan bentuk.
Kosmetika tersebut memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda-beda, seperti
halnya kosmetika penghilang bau badan yang kini dibuat dengan berbagai
bentuk, misalnya parfum berbentuk spray yang penggunaannya dengan cara
disemprotkan, splash cologne dengan bentuk cair uang penggunaanya dengan
cara dipercikkan dan deodorant berbentuk rollon yang penggunaannya dengan
cara dioleskan.

2.2   Penggolongan Kosmetika
Kosmetika yang beredar di pasaran sekarang ini dibuat dengan berbagai
jenis bahan dasar dan cara pengolahannya. Menurut bahan yang digunakan dan
cara pengolahannya, kosmetika dapat dibagi menjadi 2 golongan besar yaitu
kosmetika tradisional dan kosmetika modern.
Kosmetika yang beredar dipasaran Indonesia ada tiga macam, yaitu
kosmetika tradisional, kosmetika modern, dan kosmedics cosmetics
medicated (Retno I.S. Tranggono, 1996:30).
1. Kosmetika Tradisional
Kosmetika Tradisional adalah kosmetika alamiah atau kosmetika asli
yang dapat dibuat sendiri langsung dari bahan-bahan segar atau yang
telah dikeringkan, buah-buahan dan tanam-tanaman disekitar kita.
Cara tradisional ini merupakan kebiasaan atau tradisi yang diwariskan
turun-temurun dari leluhur atau nenek moyang kita (Retno I.S.
Tranggono, 1992: 30).
2. Kosmetika Modern
Kosmetika Modern adalah kosmetika yang diproduksi secarapabrik
(laboratorium), dimana telah dicampur dengan zat-zat kimia untuk
mengawetkan kosmetika tersebut agar tahan lama, sehingga tidak
cepat rusak (Yuswati, 1996: 66).

2.3   Definisi Merkuri

Merkuri atau air raksa (Hg) diberi simbol HG berasal dari bahasa
Yunani yang berarti cairan perak, Unsur golongan logam transisi ini
berwarna keperakan dan merupakan satu dari lima unsur (cesium,
fransium, galium, dan brom) yang berbentuk cair dalam suhu kamar, serta
mudah menguap. Beberapa sifat fisik dan kimia yang menarik dari logam
tersebut adalah pada temperatur kamar 25° Celcius berwujud cair, titik
bekunya relatif rendah -39° Celcius dan titik didih sekitar 357° Celcius,
mudah menguap, mudah bercampur dengan logam-logam lain membentuk
logam campuran atau dalam dunia kimia biasa disebut amalgam/alooy.
Merkuri termasuk golongan logam berat dengan nomor atom 80 dan berat
atom 200,6. Merkuri merupakan unsur yang sangat jarang dalam kerak
bumi, dan relatif terkonsentrasi pada beberapa daerah vulkanik dan
endapan-endapan mineral biji dari logam-logam berat. Merkuri digunakan
pada berbagai aplikasi seperti amalgam gigi, sebagai fungisida, dan
beberapa penggunaan industri termasuk untuk proses penambangan emas.
Dari kegiatan penambangan emas tersebut menyebabkan tingginya
konsentrasi merkuri dalam air tanah dan air permukaan pada daerah
pertambangan. Elemen air raksa relatif tidak berbahaya kecuali kalau
menguap dan terhirup langsung oleh paru-paru.

Bentuk racun dari air raksa pada proses masuk pada tubuh manusia
adalah methyl mercury (CH3Hg+ dan CH3-Hg-CH3) dan garam organik,
partikel mercuric khlor (HgCl2). Methyl mercury dapat dibentuk oleh
bakteri pada endapan dan air yang bersifat asam. Ion merkuri anorganik
adalah bersifat racun akut. Elemen merkuri mempunyai waktu tinggal yang
relatif pendek pada tubuh manusia tetapi persenyawaan methyl mercury
tinggal pada tubuh manusia 10 kali lebih lama merkuri berbentuk metal
(logam) dan menyebabkan tidak berfungsinya otak, gelisah/gugup, ginjal,
dan kerusakan liver pada kelahiran (cacat lahir).

Methyl mercury terakumulasi pada rantai makanan, sebagai contoh


adalah merkuri bisa masuk ke dalam tubuh manusia dengan mengkonsumsi
ikan yang hidup pada perairan yang tercemar merkuri. Senyawa phenyl
mercury (C6H5Hg+ dan C6H5-Hg-C6H5) bersifat racun moderat dengan
waktu tinggal yang pendek pada tubuh tetapi senyawa ini berubah bentuk
secara cepat pada lingkungan menjadi bentuk merkuri anorganik. Dari survei
efek bahaya, merkuri ini adalah bersifat racun bagi semua bentuk kehidupan,
dan bersifat lambat untuk dikeluarkan dari tubuh manusia. Methyl mercury
beracun 50 kali lebih kuat daripada merkuri anorganik.

Ciri-ciri merkuri yang terkandung pada kosmetik

1. Krim Pada umumnya lengket.

Sebagian lagi ada yang mencampurkan merkuri dengan bedak dingin (bedak
jerawat), agar tampak lebih encer.

2. Krim pada umumnya tidak HOMOGEN (tidak menyatu & kasar), bila
didiamkan minyak akan terpisah dengan bagian padat.

3. Bau logam merkuri tercium atau sebagian menggunakan parfum menyengat


untuk menghilangkan bau logam merkuri tsb.
4. Warna umumnya sangat mencolok, karena tidak menggunakan bahan
pewarna utk kosmetik, umumnya menggunakan bahan pewarna tekstil (cap
kupu-kupu warna kuning)Warna krim putihnya pearly (mengkilat).

5. Bila diusapkan pada kulit lengan terasa panas dan gatal.

6. Pada pemakaian awal meyebabkan Iritasi pada kulit dan kemerahan bila
terkena sinar matahari.

7. Warna Putih pada kulit tidak lazim, umumnya pucat

8. Kulit dapat berubah putih dalam waktu singkat (kurang 1 minggu,


tergantung kadar kandungan merkuri, makin tinggi makin lebih cepat
memberikan warna putih)

9. Tidak timbul jerawat sama sekali, hal ini disebabkan lapisan kulit epidermis
kita telah rusak, kulit sudah tidak mengandung protein & melanin yang
berfungsi utk melindungi radiasi paparan matahar juga sdh tdk berfungsi,
sehingga jasad renik ataupun kuman tidak akan menyukai kulit yang telah
tercemar merkuri termasuk nyamuk sekalipun.

10. Jerawat dalam keadaan normal adalah berfungsi sebagai indikator tingkat
kandungan protein di dalam kulit, hal ini juga untuk mengontrol perawatan
kulit wajah, bila anda lupa untuk melakukan kebersihan wajah, umumnya
jerawat akan timbul, pada merkuri hal ini tidak terjadi lagi, karena struktur
protein kulitnya telah berubah & menjadi rusak. Bila anda telah tercemar
merkuri & pemakaian dihentikan, akan timbul jerawat kecil-kecil disertai rasa
gatal.

2.4 Bahaya Merkuri Pada Kosmetik


Merkuri berbahaya bagi kulit wajah karena penyerapan merkuri ke
dalam tubuh melalui kulit.
Merkuri dan senyawa lincah dapat diserap ke dalam tubuh dengan
inhalasi uap, menelan, atau kontak kulit. Sebagai racun, efek merusak dari
merkuri yang halus dan kumulatif, membangun dari waktu ke waktu. Ketika
diserap, merkuri telah ditemukan dalam darah, urin, empedu, keringat, air liur,
susu, dan dalam nanah pada permukaan ulkus. Hal ini juga telah ditemukan
dalam padatan setelah kematian, di otak, tulang, jaringan selular, di membran
serosa, di bagian dekat dengan sendi, dan di paru-paru dan hati.

Pemakaian kosmetik yang mengandung Merkuri dapat mengakibatkan ;

1. Iritasi parah pada kulit, yakni berupa kulit yang kemerah-merahan dan
menyebabkan kulit menjadi mengkilap secara tidak normal serta
menyebabkan pigmentasi dan penuaan kulit sejak dini bahkan bisa
mengakibatkan kemandulan.

2. Merkuri sangat efektif dalam meringankan bintik hitam dan pigmentasi


keras kepala namun memiliki tingkat remisi yang tinggi spontan (di
sejumlah orang, pigmentasi asli kembali setelah pengobatan dihentikan).

3. Kulit kontak dengan senyawa merkuri dapat menyebabkan iritasi, termasuk


patch peradangan dan munculnya benjolan kecil berdekatan. Benjolan ini
bisa pecah dan debit materi, yang kemudian lebih mengarah ke kerak nyeri
dan ketidak nyamanan.

4. Flek hitam pada kulit akan memucat (seakan pudar) dan bila pemakaian
dihentikan, flek itu dapat / akan timbul lagi & bertambah parah (melebar).

5. Efek REBOUND yaitu memberikan respon berlawanan (kulit akan menjadi


gelap / kusam saat pemakaian kosmetik dihentikan).

6. Bagi wajah yang tadinya bersih lambat laun akan timbul flek yang sangat
parah (lebar).
7. Dapat mengakibatkan kanker kulit.

Unsur merkuri yang ada di kosmetik akan diserap melalui kulit,


kemudian akan dialirkan melalui darah keseluruh tubuh dan merkuri itu akan
mengendap di dalam ginjal yang berakibat terjadinya gagal ginjal yang sangat
parah. (bisa menyebabkan kematian). Merkuri dalam krim pemutih (yang
mungkin tidak tercantum pada labelnya) dapat menimbulkan keracunan bila
digunakan untuk waktu lama.
Walau tidak seburuk efek merkuri yang tertelan (dari makanan ikan
yang tercemar), tetap menimbulkan efek buruk pada tubuh. Kendati cuma
dioleskan ke permukaan kulit, merkuri mudah diserap masuk ke dalam darah,
lalu ,memasuki system saraf tubuh. Manifestasi gejala keracunan merkuri
akibat pemakaian krim kulit muncul sebagai gangguan system saraf, seperti
tremor (gemetar), insomnia (tidak bisa tidur), pikun, gangguan penglihatan,
ataxia (gerakan tangan tak normal), gangguan emosi, depresi dll.
Oleh karena umumnya tak terduga kalau itu penyakitnya, kasus
keracunan merkuri sering didiagnosis sebagai kasus Alzheimer, Parkinson, atau
penyakit gangguan otak. Setelah sekian lama, kosmetik tsb akan diserap melalui
kulit dan dialirkan melalui darah ke seluruh tubuh, akhirnya merkuri itu akan
mengendap di dalam ginjal, sehingga menyebabkan gagal ginjal yang sangat
parah bagi pemakainya.
Produk kosmetik yang dipakai tersebut akan menyebabkan iritasi parah
pada kulit, yakni berupa kulit yang kemerah-merahan dan menyebabkan kulit
menjadi mengkilap secara tidak normal. Kondisi tersebut telah banyak
dikeluhkan oleh para konsumen yang sudah terlanjur menggunakan produk-
produk kosmetik illegal tersebut.

2.5 Cara Mendeteksi Kosmetik Bermerkuri


Produk kosmetik bermerkuri umumnya menjanjikan wajah putih dalam
tempo singkat. Seminggu saja menggunakan produk ini, wajah dijamin
langsung cling.
"Kalau ada produk yang bisa membuat wajah menjadi putih dalam seminggu,
konsumen harus waspada karena kemungkinan produk itu mengandung
merkuri. Kosmetik yang aman bisa memutihkan kulit, namun membutuhkan
waktu yang lama bahkan bisa berbulan-bulan ujar Kepala Dinas Kesehatan
Sumatera Barat, Rosnini Savitri,
Dia menambahkan, konsumen seharusnya tidak tergiur hanya dengan
iming-iming menjadi putih dalam waktu singkat saja. Kandungan merkuri bisa
menyebabkan kerusakan pada kulit, susunan saraf, otak, ginjal, serta gangguan
perkembangan janin. Jangan lupa, merkuri juga dapat menyebabkan kanker.
Mungkin untuk mencegah dapat digunakan kosmetik-kosmetik tradisional
untuk merawat kulit sebagai alternatif,jadi hati-hatilah dalam memilih kosmetik?
teliti dan selalu waspada terhadap Bahaya Merkuri Pada kosmetik

2.6 Cara Merkuri Meracuni Tubuh


Merebaknya pelbagai penyakit yang diduga sebagai Penyakit Minamata
di Teluk Buyat mengingatkan kembali kepada kita akan bahaya zat kimia merkuri
atau yang sering kita sebut sebagai air raksa. Merkuri walaupun mengambil
bentuk cairan sebenarnya masuk dalam kategori logam. Tidak seperti unsur logam
lainnya misalnya Besi (Fe) atau Magnesium (Mg) yang dibutuhkan tubuh untuk
penguatan tulang. Merkuri sama sekali tidak dibutuhkan kehadirannya dalam
tubuh kita.
Oleh sebab itu, kehadiran merkuri dalam tubuh walaupun sedikit atau
berada di bawah ambang batas toleransi tetap membahayakan kesehatan. Secara
langsung merkuri akan memberikan efek negatif terhadap kulit dalam bentuk
ruam-ruam yang menimbulkan gatal, benjolan di bagian tertentu, dan dalam
jangka waktu tertentu merusak ginjal. Bahkan senyawa merkuri tertentu seperti
metil merkuri dalam dosis dua tetes saja yang jatuh mengenai kulit sudah cukup
untuk membawa kita kepada kematian dalam jangka waktu 2 hari saja.
Merkuri dan turunannya banyak sekali ditemukan disekitar kita. Ia dengan
mudah kita temukan di berbagai macam produk, bahkan di dalam produk
makanan, yang boleh jadi terkontaminasi oleh merkuri karena polusi atau
dicurigai memang merupakan bagian dari kandungan produk makanan itu sendiri!
Bahkan Pemerintah di negara-negara Skandinavia (seperti : Negara Swedia,
Denmark, Norwegia) telah memberikan peringatan kepada rakyatnya bahwa
diindikasikan beberapa sabun mandi pemutih mengandung zat berbahaya bagi
kesehatan yaitu merkuri.
Beberapa produk pemutih meliputi sabun dan kosmetika yang
diindikasikan palsu atau kosmetika yang tidak terdaftar di Badan POM diketahui
mengandung merkuri. Pemakaian yang tidak bijaksana dari produk pemutih
seperti ini akan menimbulkan efek negatif berupa timbulnya belang berupa gelap-
terang pada kulit. Dalam jangka panjang kandungan merkuri tsb akan meresap ke
tubuh melalui kulit untuk kemudian terakumulasi dalam tubuh.
Ketika akumulasi merkuri dalam tubuh sudah melewati ambang batas
toleransi yang bisa diterima oleh kesehatan tubuh akan timbul gejala keracunan
merkuri dalam bentuk kerusakan ginjal dan gangguan kerja syaraf baik otak
maupun tulang belakang. Pada gilirannya gejala ini akan menimbulkan kematian
bagi yang mengalaminya.
Merkuri dilepaskan ke atmosfer melalui pelbagai kegiatan manusia,
utamanya berasal dari pembakaran sampah rumah tangga dan limbah industri, dan
khususnya pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara. Asap yang
mengandung merkuri dapat dengan mudah ditras-portasi- kan melalui udara dan
mengendap di daratan serta air.
Melalui rantai makanan merkuri terserap ke dalam ikan atau binatang
lainnya. Kontaminasi merkuri juga sering ditemukan di dalam produk makanan
seperi sayuran , daging, dan ikan. Nah.., dari sekian banyak produk makanan
maka ikan adalah yang paling sering terkontaminasi merkuri.
Merkuri secara langsung digunakan sebagai komponen tambahan dalam
pelbagai produk. Bahkan banyak produk keperluan rumah tangga yang
mengandung merkuri. Secara umum saat ini penggunaan merkuri dalam produk
keperluan rumah tangga terus menurun dibandingkan sekitar 10 tahun lalu. Tetapi
dalam jumlah tertentu merkuri masih terdapat pada produk-produk yang kita beli
khususnya produk kelengkapan untuk rumah tangga. Merkuri dapat ditemukan
dalam kandungan cat, barang-barang plastik PVC, dan juga ditemukan dalam
pelbagai mainanan anak-anak yang dicat warna-warni.
2.7 Cara Pemakaian Kosmetik Yang Aman
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
menghindarkan diri dari dampak buruk pemutih berbahan berbahaya:

1. Pastikan kosmetik yang akan Anda beli terdaftar dalam daftar


kosmetik yang teregistrasi BPOM.
2. Produk kosmetik yang teregistrasi wajib mencantumkan nomor
izin edar. Sedangkan produk yang ternotifikasi tidak wajib mencantumkan
nomor notifikasi, tapi wajib mencantumkan nama dan alamat produsen
pada label. Daftar produk yang ternotifikasi dapat terlihat di sini.
3. Selalu baca label bahan kandungan pada setiap kemasan produk
pemutih kulit, termasuk cara dan dosis penggunaan, komposisi, serta
tanggal kedaluarsa.
4. Menggunakan kosmetik yang sesuai usia Tips memilih kosmetik
yang aman selanjutnya yaitu menggunakan kosmetik yang sesuai dengan
usia yang disarankan. Remaja yang berusia belasan tahun sudah tentu
belum membutuhkan cream antikerut yang dibuat untuk wanita matang
yang berusia diatas 40 tahun.
5. Pertimbangkan harga dan manfaat produk
Jangan terlalu terburu-buru ketika membeli kosmetik yang harganya
murah. Bagaimanapun produk yang berkualitas membutuhkan bahan baku
yang berkualitas juga.
6. Produk yang aman biasanya tidak menawarkan hasil yang instan
Mendapatkan kulit wajah yang indah dan sehat tidak bisa dalam waktu
yang singkat. Produk yang menawarkan hasil yang instan patut dicurigai
keamanannya, karena bisa jadi bahan-bahan yang digunakan dalam
pembuatan kosmetik tersebut terlalu tinggi kadarnya atau menggunakan
bahan yang sudah jelas dilarang untuk bahan baku kosmetik. Bahan-bahan
tersebut mampu membuat kulit tampak cantik dalam waktu yang singkat,
namun memiliki efek samping jangka panjang yang sangat merugikan.
7. Meski dampak penggunaan produk tertentu baru akan terasa dalam
jangka panjang, namun tidak ada salahnya bagi Anda untuk melakukan uji
kepekaan kosmetik dengan cara berikut ini:

1. Oleskan produk ke plester.


2. Tempelkan plester selama 24 jam pada bagian dalam lengan
bawah.
3. Jaga agar plester tidak terkena air.
4. Lepaskan plester dan periksa apakah produk tersebut bereaksi pada
permukaan kulit Anda.
5. Jika kulit tidak bereaksi buruk, kemungkinan besar produk tersebut
aman bagi Anda. Namun hentikan penggunaan jika kulit menjadi
kemerahan, gatal, melepuh, atau nyeri.
6. Konsultasikan penggunaan produk pemutih kulit kepada dokter
sebelum digunakan, terutama jika Anda sedang hamil.

2.8 Dasar Hukum Produksi dan Jual Kosmetik Tanpa Izin BPOM

Menurut Pasal 1 angka 4 Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang


Kesehatan (selanjutnya disingkat UU Kesehatan), kosmetik termasuk ke dalam
jenis sediaan farmasi. Kosmetika Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Penjelasan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 1998 tentang
Pengamanan Sediaan farmasi dan Alat Kesehatan adalah:[2]“Paduan bahan yang
siap digunakan pada bagian luar badan (kulit, rambut, kuku, bibir dan organ
kelamin bagian luar), gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah
daya tarik, mengubah penampilan, melindungi agar tetap dalam keadaan baik,
memperbaiki bau badan, tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau
menyembuhkan suatu penyakit.”
Sediaan farmasi seperti kosmetik tidak dapat diedarkan dan/atau
diperdagangkan sembarangan tanpa melewati proses perizinan yang sudah
ditentukan. Hal ini dikarenakan produk kosmetik umumnya mengandung bahan-
bahan kimia yang harus diperiksa kandungannya sehingga hasil yang diproduksi
dapat bermanfaat dan aman bagi pemakainya.[3]  Maka dari itu, produk kosmetik
hanya dapat diedarkan setelah mendapatkan izin edar dan telah memenuhi
persyaratan sebagaimana diatur dalam Pasal 106 UU Kesehatan, yang berbunyi:
[4] “(1) Sediaan farmasi dan alat kesehatan hanya dapat diedarkan setelah
mendapat izin edar. (2) Penandaan dan informasi sediaan farmasi dan alat
kesehatan harus memenuhi persyaratan objektivitas dan kelengkapan serta tidak
menyesatkan. (3) Pemerintah berwenang mencabut izin edar dan memerintahkan
penarikan dari peredaran sediaan farmasi dan alat kesehatan yang telah
memperoleh izin edar, yang kemudian terbukti tidak memenuhi persyaratan mutu
dan/atau keamanan dan/atau kemanfaatan, dapat disita dan dimusnahkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.”

Izin edar yang diterbitkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) bertujuan untuk melindungi masyarakat dari produk kosmetik
berbahaya. Konsekuensi dari ketentuan administrasi tersebut adalah bahwa
pemerintah berwenang untuk mencabut izin dan menarik produk dari pasar yang
sebelumnya telah menerima izin. Selain itu, terdapat pula ketentuan pidana untuk
menghindari pengadaan, penyalahgunaan dalam menggunakan alat kesehatan atau
sediaan farmasi sehingga membahayakan masyarakat dari pihak yang tidak
memiliki rasa tanggung jawab, mengedarkan kosmetik tanpa izin edar yang diatur
dengan ketentuan pidana pasal 106 dan pasal 197 dalam UU Kesehatan.[5] Yang
di mana Pasal 197 UU Kesehatan berbunyi:“Setiap orang yang dengan sengaja
memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang
tidak memiliki izin edar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda
paling banyak Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah).”
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa produk kosmetik yang
diproduksi dan diedarkan tanpa izin edar yang dikeluarkan oleh BPOM
merupakan pelanggaran hukum. Sedangkan bagi para pelaku usaha yang
mengedarkan dan/atau memproduksi produk kosmetik tanpa izin edar, dapat
dipenjara selama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak
Rp.1.500.000.000 (satu miliar lima ratus juta rupiah).[6]

Dasar Hukum:

1. Penjelasan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun


1998 tentang Pengamanan Sediaan farmasi dan Alat Kesehatan
2. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengaruh bahan merkuri pada kosmetik menyebabkan dampak
negative jangka panjang bagi konsumen. Pada bahan merkuri terdapat banyak
bahan-bahan berbahaya yang terkandung di dalamnya yang berupa racun dan
bersifat lambat dalam menimbulkan efek-efek berbahaya. Efek-efek yang
ditimbulkan tidak hanya pada daerah kulit wajah saja bahkan bisa sampai
organ-organ tubuh lainnya. Seperti kesehatan janin, kemandulan, dan kesehatan
tubuh lainnya.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis dapat memberikan saran-saran sebagai
berikut:
1. Dengan memahami dampak merkuri yang sangat berbahaya hendaknya
pembaca lebih berhati-hati dalam memilih kosmetik untuk dipergunakan.
2. Untuk mencegah bahaya kosmetik yang mengandung bahan berbahaya
tersebut ada beberapa cara yang dapat kita lakukan, antara lain :
a) Jeli dalam melihat komposisi yang ada pada produk tersebut dan lihat
juga label dari BPOM yang tertera.
b) Memilih produk yang terdaftar di pemerintah. Hal itu bisa dilihat dari
tanda apakan produk tesebut sudah ada nomor kode dari DEPKES.
c) Pilihlah produk yang di awasi tim medis atau dokter. Ada banyak
produk yang dalam pengolahannya di bawah pengawasan dokter ahli,
termasuk produk-produk kosmetika buatan dalam negeri.
d) Menggunakan produk kosmetika atas anjuran dokter, terutama dokter
yang ahli dalam kulit dan kosmetika.
e) Belilah di supermarket atau di agen-agen yang menjual produk
tersebut. Jangan membeli di tempat-tempat yang kurang meyakinkan.
Tetapi lebih baik lagi jika kita menggunakan bahan-bahan yang berasal
dari alam, seperti bengkoang, mentimun serta bahan-bahan lainnya
yang bisa menjaga kecantikan kulit wajah kita tanpa menimbulkn
banyak penyakit.
3. Hendaknya pemerintah yang mengawasi peredaran produk-produk
kosmetik lebih memperketat sistem pengujian laboratorium agar peredaran
kosmetik mengandung merkuri bisa diminimalisir dan tidak beredar luas.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://yesikalistiqomah.blogspot.co.id/2013/08/makalah-merkuri-dan-
dampaknya-bagi.htmlRiyadi, Sugeng. Kesehatan Lingkungan. Diakses pada
tanggal 12 November 2021 pada pukul 22.27

2. http://pipietmerkuri.blogspot.co.id/http://chilma.blogspot.co.id/2012/03/karya
-tulis-ilmiah.html Diakses pada tanggal 12 November 2021 pada pukul 22.27

3. http://chilma.blogspot.co.id/2012/03/karya-tulis-ilmiah.html Diakses pada


tanggal 12 November 2021 pada pukul 22.27

4. http://ilhamidrus.blogspot.com/2009/06/artikel-merkuri-manfaat-dan-
efek.html Diakses pada tanggal 12 November 2021 pada pukul 22.27

5. http://kimiadahsyat.blogspot.com/2009/08/merkuri-air-raksa.html. Diakses
pada tanggal 12 November 2021 pada pukul 22.27

6. http://bahayamerkuri-pada-kesehatan-dan-kosmetik.html Diakses pada


tanggal 12 November 2021 pada pukul 22.27

7. Jerat Hukum Produksi dan Penjualan Kosmetik Tanpa Izin BPOM - LBH
"Pengayoman" UNPAR Diakses pada tanggal 12 November 2021 pada pukul
22.27

Anda mungkin juga menyukai