Anda di halaman 1dari 5

Soal Reorganisasi

                Untuk menyehatkan posisi keuangan, PT. Timbul Tenggelam ingin melakukan


reorganisasi keuangan. Data neraca per 30 Desember 2011 (dalam Rupiah) sebagai berikut:
Aktiva Pasiva
kas 5.000.000 Hutang Dagang 25.000.000
Piutang 35.000.000 Hutang Jangka 40.000.000
Panjang
Persediaan 20.000.000 Saham Biasa 20.000.000
Aktiva Tetap 15.000.000 Saldo Rugi (10.000.000)
Total Aktiva 75.000.000 Total Pasiva 75.000.000

Kreditor dan manajemen PT. Timbul Tenggelam sepakat melakukan revaluasi atas aktiva
sebelum reorganisasi, dengan hasil:
a.       Piutang dapat ditagih tunai sebesar 30%nya. Piutang baru diakui 75% dari nilai sisa.
b.      Persediaan yang rusak 40%
c.       30% dari aktiva tetap dijual tunai. Aktiva tetap baru diakui 70% dari nilai buku.
d.      Total kerugian ditanggung bersama, dengan beban sebagai berikut: 35% kreditor jangka
panjang dan 65% pemegang saham.
e.      Struktur modal yang harus mencadangkan kerugian 50% dari modal saham baru.
Pertanyaan:
1.       Susunlah neraca PT. Timbul Tenggelam setelah revaluasi.
2.       Tentukan nilai cadangan keuangan yang harus dicadangkan.
3.       Susunlah neraca keuangan PT. Timbul Tenggelam setelah reorganisasi keuangan.

Jawaban:
Tagih/kas Diakui Rugi
a Piutang 30% 75% 25%
.
35.000.000 10.500.000 18.375.000 6.125.000
b Persediaan - 60% 40%
.
20.000.000 - 12.000.000 8.000.000
c. Aktiva Tetap 30% 70% 30%
15.000.000 4.5000.000 7.350.000 3.150.000
Rugi Revaluasi 17.275.000
Saldo Rugi 10.000.000
Total Kerugian 27.275.000
d Total kerugian ditanggung
. bersama
Kreditor Jangka Panjang 35% 9.546.250
Pemegang Saham 65% 17.728.750
1.Neraca PT. Timbul Tenggelam setelah revaluasi
Aktiva Pasiva
kas 20.000.000 Hutang Dagang 25.000.000
Piutang 18.375.000 Hutang Jangka 40.000.000
Panjang
Persediaan 12.000.000 Saham Biasa 20.000.000
Aktiva Tetap 7.350.000 Saldo Rugi (22.275.000)
Total Aktiva 57.725.000 Total Pasiva 57.725.000

2. Nilai cadangan kerugian yang harus dicadangkan oleh PT. Timbul Tenggelam
X = Saham lama – rugi – 0,5X
X = 20.000.000 – 17.728.750 – 0,5X
(1+0,5X) =  2.271.250
1,5X = 2.271.250
X = 1.514.166,667
Cadangan = 0,5X
                     = 0,5 (1.514.166,667)
                     = 757.083,333

3.       Neraca PT. Timbul Tenggelam setelah reorganisasi


Aktiva Pasiva
kas 20.000.000 Hutang Dagang 25.000.000
Piutang 18.375.000 Hutang Jangka 30.453.750
Panjang
Persediaan 12.000.000 Saham Biasa   1.514.166,667
Aktiva Tetap   7.350.000 Saldo Rugi       757.083,333
Total Aktiva 57.725.000 Total Pasiva 57.725.000
RESTRUKTURISASI

A. CONTOH KASUS

PT Bakrieland Development Tbk (dahulu PT Elang Realty Tbk) (ELTY) didirikan dengan
nama PT Purilestari Indah Pratama pada tanggal 12 Juni 1990 dan memulai kegiatan usaha
komersialnya pada tahun 1990. Kantor pusat ELTY berlokasi di Gedung Wisma Bakrie 1
Lantai 6 dan 7, Jalan H.R. Rasuna Said Kav. B1, Jakarta Selatan.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ELTY adalah


bergerak dalam bidang pembangunan, perdagangan dan jasa, termasuk usaha jasa
manajemen dan penyertaan pada Entitas yang berhubungan dengan usaha real estat dan
properti, serta dalam bidang infrastruktur. PT Bakrieland Development Tbk adalah sebuah
perusahaan pengembang kawasan terpadu yang bergerak dalam pembangunan properti
dan proyek-proyek terkait properti di Indonesia, dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp.
1,43 Triliun di Bursa Efek Indonesia Per 31 Desember 2008. Saat ini, ELTY dan anak usaha
memiliki properti yang terletak di Jakarta, Bogor, Malang, Sukabumi, Bekasi, Lampung,
Batam, Balikpapan, Tangerang dan Bali.

Pada tanggal 2 september 2013 PT Bakrieland Development Tbk tengah menghadapi


tuntutan hukum dari The Bank of New York Mellon (BNYM) cabang London. BNYM
mengajukan gugatannya ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. BNYM mengajukan gugatan
atas PKPU (Permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang) sebagai upaya
merestrukturisasi utang yang dipikul perusahaan tersebut. Jika PKPU ini disepakati bersama
antara kreditur dan debitur, restrukturisasi akan terlaksana. Namun sebaliknya, jika
kesepakatan gagal dan kreditur tidak bisa menerima alasan perlunya restrukturisasi utang,
debitur akan dinyatakan pailit. Permohonan PKPU itu sendiri sudah diajukan sejak tanggal 2
September 2013 yang lalu. PKPU ini dilakukan terkait dengan utang obligasi senilai US$155
juta yang dimiliki Bakrieland. Utang tersebut terbit tanggal 23 Maret 2010 dengan BNYM
sebagai trustee para pemegang obligasi.

Untuk menangani masalah ini, manajemen Bakrieland sudah menyusun coordinating


committee untuk menangani rencana restrukturisasi, berupa rencana perpanjangan utang
selama 3 tahun yang terhitung saat kreditur mengajukan put option (pembayaran lebih
awal). Jika pembicaraan gagal, Bakrieland akan memulai dari awal dan mencicil utangnya.
Namun, pembicaraan kedua pihak hingga akhir Agustus lalu mengalami deadlock.
Sebenarnya obligasi ini akan jatuh tempo 23 Maret 2015 nanti, tetapi Bakrieland memiliki
pilihan untuk melunasi obligasi lebih cepat.Bank of New York cabang London sendiri adalah
trustee bagi pemegang obligasi yang diterbitkan anak usaha Bakrieland.

Apabila PT Bakrieland Development Tbk melunasi utangnya kepada Bank Of New


York.
PT Bakrieland Development Tbk akhirnya menjaminkan tanah seluas 6000 Ha kepada
bondholders. Hal ini dilakukan setelah pihak Bank Of New York meminta pelunasan utang
senilai US$ 115 juta jika dirupiahkan mencapai sekitar Rp. 1,311T yang sebelumnya jatuh
tempo di 2015 medatang dilaksanakan lebih cepat yaitu pada tahun 2013, pada saat itu PT
Bakrieland Development Tbk tidak mampu melunasi utangnya akhirnya Pihak Bakrieland
mengajukan keberatan, dan kemudian dilaksanakan proses negosiasi dalam rangka
restrukturisasi utang dalam jangka waktu 2 bulan kedepan.   

Selama proses ini, Bakrieland menyetujui untuk menjaminkan tanah dengan luas
6000Ha di sentul sebagai jaminan atas proses restrukturisasi utang ini. perseroan juga akan
melakukan upaya maksimal untuk menjaga nilai aset ini hingga proses restrukturisasi utang
ini diselesaikan.

Namun pada akhir tahun 2013 PT Bakrieland Development Tbk akhirnya melepas
asetnya yaitu tanah seluas 6000Ha kepada bondholders untuk melunasi hutang kepada
pihak Bank Of New York. Nilai pasar wajar tanah tersebut pada saat pengambil alihan adalah
Rp. 80 Milyar, PT Bakrieland Development Tbk mencatat nilai pemerolehan tanah tersebut
sebesar Rp. 56 Milyar maka jurnalnya adalah;

a) Keuntungan atau kerugian PT Bakrieland Development Tbk atas pelepasan tanah


Nilai pasar wajar tanah Rp. 900.000.000.000
Nilai pemerolehan tanah (Rp. 576.000.000.000)
Keuntungan atas pelepasan tanah Rp. 324.000.000.000
b) Keuntungan atau kerugian PT Bakrieland Development Tbk atas penyelesaian
utang Bank
Nilai utang Bank Rp. 1.311.000.000.000
Nilai pasar wajar tanah yang diserahkan (Rp. 900.000.000.000)
Keuntungan atas penyelesaian utang Rp. 411.000.000.000
c) Ayat jurnal di pihak PT Bakrieland Development Tbk untuk mencatat
penyelesaian utang Bank
Utang Bank 1.311.000.000.000
Tanah 576.000.000.000
Keuntungan atas pelepasan tanah 324.000.000.000
Keuntungan atas penyelesaian utang 411.000.000.000

maka yang akan dilaporkan pada Laporan Keuangan yaitu;

PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk

LAPORAN LABA/RUGI

Per 31 Desember 2013

Laba sebelum pos luar biasa

Pos luar biasa RP. xxx

Keuntungan Atas Restrukturisasi Rp. xxx

Laba Bersih xxx

Anda mungkin juga menyukai