Anda di halaman 1dari 5

BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1 Hasil Penelitian

Berdasarkani penelitian yangi telah dilakukan, pemberiani gel ekstraki Jahe

Gajah (Zingiber officinale var rosc) terhadapi kecepatani kesembuhani luka

abrasi dengani luas luka hari ke 0 adalahi 2,5 cm2 pada tikus putih jantani

(Rattus novergicus) strain wistari, terlihat bahwa adanya perbedaani

konsentrasi gel ekstraki Jahe Gajah (Zingiber officinale var rosc) padai setiap

kelompok perlakuani pada hari ke-7 memberikani pengaruh atau efek yang

berbedai terhadap luas luka abrasii tikus (Rattus norvegicus) straini wistar.

Tabel 5.1 Hasil penelitian luas luka abrasi pada hari ke 7


Kelompok Luas luka abrasi (cm2) Rata - Standar

Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3 Tikus 4 Tikus 5 rata Deviasi

P1 1,8 1,24 1,58 1,43 1,33 1,47 ±0,22

P2 0,55 0,68 0,66 0,53 0,49 0,58 ±0,08

P3 0,23 0,32 0,29 0,31 0,39 0,31 ±0,05

P4 0 0 0 0 0 0 ±0

Keterangan :
P1 : Kelompok NaCl 0,9%
P2 : Kelompok Gel Tanpa Ekstrak Jahe Gajah
P3 : Kelompok Gel Ekstrak Jahe 8%
P4 : Kelompok Gel Ekstrak Jahe 12%

Adanya pengaruhi pemberian gel ekstraki tersebut mulai terlihat idimana luas

luka abrasi tikus iwistar menjadi lebihi menurun setelah diberikan iperlakuan

berupa gel ekstraki Jahe Gajah (Zingiber officinale var rosc) mulaii pada saat

diberikan dengani gel plain (P2) dibandingkani dengan luas luka tikusi pada

kelompok P1 yang diberii perlakuan berupa pemberiani Nacl 0,9%. Kemudian

luas luka Abrasii tikus wistar cenderungi semakin menurun ketikai diberikan

44
45

konsentrasii 8% dan 12%. Dengan idemikian, berdasarkan rata-ratai luas luka

tikus wistari tersebut, maka dapat dikatakani bahwa pemberian perlakuan

berupai gel ekstraki Jahe Gajahi (Zingiber officinale var rosc) dengan

konsentrasii 8%, dan 12% menunjukkani pengaruh yang berbedai jika

dibandingkani dengan kelompoki P1 yang menggunakani Nacl 0,9% dan P2

yang diberikani gel tanpa konsentrasii Jahe Gajah.

Pada Tabel 5.1 menunjukkan besarnyai pengaruh dari setiap perlakuan

terutama adanya pemberian gel ekstrak Jahe Gajah (Zingiber officinale var

rosc) terhadap luas luka abrasi tikus wistar pada hari ke-7. Berdasarkan tabel

tersebut dapat dibentuk urutan dari efek perlakuan terhadap luas luka abrasi

tikus wistar pada hari ke-7 dimana pemberian gel ekstrak Jahe Gajah pada

konsentrasi 12% dapat menyebabkan ratarata luas luka abrasi pada tikus wistar

yang paling rendah.

Rata-rata luas luka abrasi


2
Luas Luka

0
P1(NaCl 0.9 % P2(Gel Plain) P3(Gel jahe 8%) P4(Gel jahe 12%)
Axis Title
Rata-rata luas luka abrasi

Gambar 5.1 grafik rata-rata luas luka abrasi pada hari ke- 7

yaitu 0 cm2, sehingga pada konsentrasi 12% dikatakan paling efektif

daripada pemberian konsentrasi yang lebih rendah, yaitu 8%. Adapun

pemberian gel ekstrak Jahe Gajah (Zingiber officinale var rosc) pada

konsentrasi 8% dan gel plain tanpa konsentrasi jahe dapat menyebabkan rata-

rata luas luka abrasi tikus wistar lebih rendah daripada kelompok yang
46

diberikan NaCl 0,9%, sehingga pada konsentrasi 8% dan gel tanpa konsentrasi

jahe dikatakan lebih efektif daripada kelompok yang diberikan NaCl 0,9%.

Kemudian setelah dilakukan rata-rata dari luas luka abrasi dilakukan

perhitungan untuk mengetahui rata-rata kecepatan kesembuhan luka abrasi

pada tikus putih dari tiap kelompok menggunakan rumus berikut :


𝜋 𝜋
× 𝑊𝑠0 − 4 × 𝑊𝑠7
4
𝜋
(7) × 𝑥 𝑊𝑠0
× 100
4

Tabel 5.2 Kecepatan rata-rata kesembuhan luka abrasi pada tikus putih
Kelompok Kecepatan kesembuhan (%/hari)

P1 4,9%/hari

P2 10,6%/hari

P3 12,31%/hari

P4 14,2%/hari

Keterangan :
P1 : Kelompok NaCl 0,9%
P2 : Kelompok Gel Tanpa Ekstrak Jahe Gajah
P3 : Kelompok Gel Ekstrak Jahe 8%
P4 : Kelompok Gel Ekstrak Jahe 12%

Dimana Ws0 adalah luas luka pada hari ke 0 dan Ws7 adalah luas luka

pada hari ke 7, setelah dilakukan pergitungan maka didapatkan hasil seperti

tabel diatas. Berdasarkan tabel diatas didapatkan terdapat peningkatan

kecepatan kesembuhan luka abrasi dimulai dari kelompok P2 yaitu kelompok

yang diberikan gel tanpa konsentrasi ekstrak jahe gajah, dan kecepatan

kesembuhan semakin meningkat dengan pemberian gel ekstrak jahe gajah pada

kontresntrasi 8% dan 12% sedangkan yang paling tinggi kecepatan nya

didapatkan pada kelompok P4 yang diberikan gel ekstrak jahe gajah dengan
47

konsentrasi 12% dengan kecepatan kesembuhan yaitu 14.2%/hari yang dapat

dilihat pada gambar 5.2

Gambar 5.2 Grafik rata-rata kecepatan kesembuhan luka abrasi

kecepatan kesembuhanluka abrasi (%/hari)


Persentase kesembuhan

15
10
5
0
P1(NaCl 0,9%) P2(Gel tanpa P3 (Gel ekstrak jahe P4 (Gel ekstrak jahe
konsentrasi jahe) 8%) 12%
Axis Title

kecepatan kesembuhanluka abrasi (%/hari)

5.2 Analisis Data

5.2.1 Hasil Analisa uji Normalitas, Homogenitas dan One Way Anova

Data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian di analisa uji normalitas

dan uji homogenitas sebagai syarat yang harus terpenuhi untuk melakukan uji

Oneway ANOVA. Berdasarkan uji normalitas luas luka hari ke-7 (Shapiro-

Wilk) menunjukkan bahwa nilai sig p= 0.807 dimana nilai tersebut lebih dari

p=0,05 maka data luas luka abrasi berdistribusi normal. Sedangkan hasil uji

homogenitas dari uji levene luas luka pada hari ke-7 menunjukkan nilai sig

p=0,002 yang lebih kecil dari p=0,05 sehingga varian data luas luka abrasi tikus

putih bersifat tidak homogen. Selanjutnya dapat disimpulkan luas luka abrasi

dapat dilanjutkan dengan uji One Way Anova. Berdasarkan uji Oneway

ANOVA luas luka pada hari ke-7 menunjukkan nilai sig p=0.000 dimana nilai

tersebut lebih kecil dari p=0.05 yang berarti terdapat perbedaan yang bermakna

antara luas luka abrasi kelompok perlakuan pemberian gel ekstrak Jahe Gajah
48

(Zingiber officinale var rosc.) dan gel tanpa ekstrak jahe dibandingkan dengan

luas luka abrasi kelompok kontrol yaitu P1 yaitu kelompok yang diberikan

NaCl 0,9%.

5.2.2 Hasil Analisis Uji Post-Hoc


Kelompok P
P2 0,001
P1 P3 0,001
P4 0,000
P1 0,001
P2 P3 0,002
P4 0,000
P1 0,001
P3 P2 0,002
P4 0,001
P1 0,000
P4 P2 0,000
P3 0,001
Tabel 5.3 Hasil Uji PostHoc Games Howell luas luka abrasi pada hari ke-7

Keterangan :
P1 : Kelompok NaCl 0,9%
P2 : Kelompok Gel Tanpa Ekstrak Jahe Gajah
P3 : Kelompok Gel Ekstrak Jahe 8%
P4 : Kelompok Gel Ekstrak Jahe 12%

Setelah diketahui terdapat perbedaan antara perlakuan dan kelompok kontrol

selanjutnya dilakukan uji post-hoc Games Howell, uji post hoc menggunakan

games Howell karena varian data luas luka abrasi pada tikus putih tidak bersifat

homogen, dari hasil uji post-hoc Games Howell didapatkan pada tabel 5.2

Berdasarkan tabel 5.2 perbandingan antar kelompok dengan kelompok yang

lain mempunyai nilai signifikansi p value< 0.05 yang berarti bahwa pemberian

ekstrak jahe gajah (zingiber officinale var rosc) berpengaruh signifikan

terhadap luas luka abrasi pada tikus putih dan antar kelompok mempunyai

perbedaan yang signifikan.

Anda mungkin juga menyukai