Anda di halaman 1dari 20

PSAK 10

PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING

Oleh Kelompok 3 (A) :


Marliana Oktavia Purba (218420110)
Patar Siregar (218420151)
Yosua Rivaldo (218420004)

UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA


FAKULTAS EKONOMI
PRODI AKUNTANSI
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat dan petunjuk-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Semianr Akuntansi Keuangan tentang
“PSAK 10” dengan baik. Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin.
     kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua  pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna dan dapat menambah pengetahuan
pembaca. Demikian makalah ini kami buat, apabila ada kata- kata yang kurang  berkenan dan
banyak terdapat kekurangan, kami mohon maaf yang sebesar- besarnya.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil hikmah
dan manfaatnya sehingga dapat menambah wawasan terhadap pembaca.

Medan, 18 Oktober 2021

Penyusun,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………
BAB III PENUTUP………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Entitas dapat melakukan aktivitas luar negeri dalam dua cara. Entitas
mungkin memiliki transaksi dalam valuta asing atau memiliki kegiatan usaha
luar negeri.Sebagai tambahan, entitas dapat menyajikan laporan keuangannya
dalam valuta asing. Kegiatan usaha luar negeri dapat berupa suatu anak
perusahaan, perusahaan asosiasi, joint ventureatau cabang perusahaan pelapor
yang aktivitasnya dilaksanakan di suatu negara di luar negara perusahaan
pelapor. Kegiatan usaha tersebut dapat merupakan suatu bagian integral dari
suatu perusahaan pelapor atau suatu entitas asing.Pernyataan ini mengatur
akuntansi untuk transaksi dalam mata uang asing yang meliputi penentuan
kurs yang digunakan dan pengakuan pengaruh keuangan dari perubahan kurs
vauta asing dalam laporan keuangan. Pada bulan Maret 2010, DSAK
mengesahkan PSAK 10 Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing yang
menggantikan PSAK 10 Revisi 1994 Transaksi dalam Mata Uang Asing dan
juga menarik dua PSAK lainnya yakni PSAK 11 Penjabaran Laporan
Keuangan dalam Mata Uang Asing dan PSAK 52 Mata Uang Pelaporan.

Pada bulan Agustus 2014 DSAK mengesahkan penyesuaian atas PSAK


10 tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing yang menggantikan
PSAK 10 Revisi 2010. Sehingga dengan terbitnya PSAK 10 ini, akuntansi
untuk transaksi dan pelaporan laporan keuangan
valuta asing juga mengenai mata uang pelaporan diatur dalam satu PSAK
yakni PSAK 10 Revisi 2014. PSAK 10 Pengaruh Perubahan Kurs Valuta
Asing secara khusus mengatur tentang dua aspek akuntansi untuk pengaruh
perubahan kurs valuta asing.Pertama, mengenai akuntansi untuk transaksi
dalam mata uang asing dan yang kedua mengenai penjabaran dari laporan
keuangan.Pernyataan ini diterapkan pada ruang lingkup (1) akuntansi
transaksi dan saldo dalam mata uang asing kecuali transaksi dan saldo
derivatif (PSAK 55); (2) menjabarkan hasil dan posisi keuangan dari kegiatan
usaha luar negeri yang termasuk dalam laoran keuangan entitas secara
konsolidasi, proporsional atau metode ekuitas; (3) menjabarkan hasil dan
posisi keuangan suatu entitas ke dalam mata uang penyajian. PSAK 10
berlaku efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode laporan yang
dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2015.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana definisi mata uang fungsional dan mata uang pelaporan?

2. Bagaimana akuntansi untuk transaksi dalam mata uang asing?

3. Bagaimana penjabaran laporan keuangan?

4. Bagaimana translasi laporan keuangan?

5. Bagaimana anak perusahaan dan perusahaan asosiasi asing?

6. Bagaiman persyaratan pengungkapan?

7. Bagaimana ketentuan transisi?

8. Bagaimana perbedaan PSAK 10 dengan standar


C. Tujuan

1. Mengetahui mata uang fungsional dan mata uang pelaporan.

2. Mengetahui akuntansi untuk transaksi dalam mata uang asing.

3. Mengetahui penjabaran laporan keuangan.

4. Mengetahui translasi laporan keuangan.

5. Mengetahui anak perusahaan dan perusahaan asosiasi asing.

6. Mengetahui persyaratan pengungkapan.

7. Mengetahui ketentuan transisi.

8. Mengetahui perbedaan PSAK 10 dengan standar IAS


BAB II

PEMBAHASAN

A. Mata Uang Fungsional dan Mata Uang Pelaporan


1. Mata Uang Fungsional
Mata Uang Fungsional (mata uang pengukuran) adalah mata uang
yang digunakan dalam transaksi pengukuran (yaitu untuk mencatat ayat
jurnal dan akun-akun buku besar). PSAK 10 mensyaratkan bahwa suatu
entitas harus mengukur transaksinya menggunakan mata uang
fungsionalnya dan memperbolehkan entitas untuk menyajikan laporan
keuangannya menggunakan mata uang apa saja. Namun PSAK 10
paragraf 38 juga menegaskan bahwa mata uang pelaporan di Indonesia
umumnya adalah rupiah.Jika entitas mengadakan transaksi dalam mata
uang yang berbeda dengan mata uang fungsionalnya, maka entitas itu
harus ‘menghitung transaksi tersebut dalam mata uang
fungsionalnya’.Misalnya saja perusahaan Indonesia yang mayoritas
transaksinya menggunakan mata uang asing semisal dolar AS, maka
mata uang fungsionalnya adalah dolar AS dan bila perusahaan tersebut
memiliki transaksi rupiah, maka rupiah dianggap sebagai mata uang
asing oleh perusahaan.

Jika laporan keuangan suatu perusahaan hendak disajikan dalam


mata uang yang berbeda dengan mata uang fungsionalnya, maka
perusahaan harus ‘menjabarkan laporan keuangan’.Jika anak perusahaan
dan perusahaan asosiasi menyajikan laporan keuangan mereka dalam
mata uang yang berbeda dengan mata uang pelaporan induk perusahaan,
maka induk perusahaan harus menjabarkan laporan keuangan.PSAK 10
mendefinisikan mata uang fungsional entitas sebagai mata uang di
lingkungan ekonomi utama dimana entitas itu beroperasi (paragraf 8).
PSAK 10 menjelaskan bahwa lingkungan ekonomi utama dimana entitas
beroperasi biasanya adalah lingkungan tempat utamanya entitas
menghasilkan dan mengeluarkan kas (paragraf 9). Selain itu, PSAK 10
mensyaratkan entitas untuk mempertimbangkan faktor-faktor berikut
dalam menentukan mata uang fungsionalnya (paragraf 9):
a. Mata uang utama yang mempengaruhi harga jual barang dan jasa

b. Mata uang utama yang mempengaruhi biaya tenaga kerja, bahan

baku, dan biaya lainnya dalam penjualan barang dan jasa.

Jika kedua faktor di atas tumpang tindih, maka PSAK 10


menyatakan bahwa suatu entitas juga dapat mempertimbangkan bukti
pendukung lain berikut dalam menentukan mata uang fungsionalnya
(paragraf 10):
a. Mata uang yang digunakan dalam menghasilkan aktivitas pendanaan

b. Mata uang yang digunakan dalam menahan pendapatan dari aktivitas


operasi
Dalam menentukan mata uang fungsional entitas anak atau entitas

asosiasi di luar negeri (dan operasi di luar negeri lainnya) dan


menentukan apakah mata uang fungsionalnya sama dengan mata uang
fungsional entitas induk mempertimbangkan faktor-faktor tambahan
berikut (paragraf 11):
a. Apakah aktivitas operasi di luar negeri dilakukan sebagai
perpanjangan entitas induk.
b. Apakah transaksi dengan entitas induk memiliki proporsi yang tinggi
atau rendah dengan aktivitas operasi di luar negeri.
c. Apakah arus kas dari aktivitas operasi di luar negeri berpengaruh
secara langsung terhadap arus kas entitas induk.
d. Apakah arus kas dari aktivitas dari kegiatan luar negeri cukup untuk
membayar kewajiban utang yang ada
Apabila indikator-indikator diatas tumpang tindih dan mata uang

operasional tidak jelas, PSAK 10 mensyaratkan bahwa manajemen


menggunakan penilaiannya untuk menetukan mata uang fungsional yang
paling mencerminkan pengaruh ekonomi dari transaksi, peristiwa dan
kondisi (paragraf 12).
PSAK 10 menyatakan bahwa setelah ditentukan, mata uang
fungsional tidak boleh diubah, kecuali terjadi perubahan transaksi,
peristiwa, atau kondisi (paragraf 13).Jika diubah, maka mata uang
fungsionalnya harus diperhitungkan secara prospektif sejak tanggal
perubahan itu (paragraf 35).
2. Mata Uang Penyajian

Mata uang penyajian adalah mata uang yang digunakan dalam


menyajikan laporan keuangan (yaitu laporan posisi keuangan, laporan
laba rugi dan pendapatan komperehensif lain, laporan perubahan ekuitas,
dan laporan arus kas).Jika mata uang penyajian berbeda dengan mata
uang fungsional, maka entitas harus menjabarkan laporan keuangan
(translasi) sesuai dengan mata uang penyajian.

3. Akuntansi untuk Transaksi dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing terjadi ketika entitas mengadakan


transaksi dalam mata uang yang berbeda dengan mata uang
fungsionalnya.Dalam akuntansi untuk transaksi dalam mata uang asing,
terdapat isu mengenai kurs mana yang digunakan untuk menyaji ulang dan
bagaimana cara menangani perbedaan kurs yang timbul. PSAK 10
mengatur tentang kurs valuta asing mana yang digunakan untuk
menyajikan ulang mata uang asing ke dalam mata uang fungsional, yaitu
sebagai berikut:
a. Pada saat pengakuan awal

Suatu transaksi dalam mata uang asing harus dicatat sesuai dengan
‘nilai tukar spot pada tanggal transaksi’. Namun untuk alasan
kepraktisan, PSAK 10 memperbolehkan penggunaan kurs (nilai tukar)
yang mendekati nilai tukar spot pada tanggal transaksi (paragraf 22).
Misalnya kurs rata-rata satu bulan dapat digunakan untuk menyajikan
ulang seluruh transaksi dalam mata uang asing yang terjadi selama
bulan tersebut.Namun jika kurs berfluktuasi secara signifikan maka
penggunaan kurs rata-rata untuk periode itu menjadi tidak tepat
(paragraf 22).
b. Pada setiap tanggal pelaporan

1) Pos-pos moneter dalam mata uang asing harus disajikan ulang


menggunakan kurs penutup
2) Pos-pos nonmoneter yang dicatat pada biaya historis harus
dilaporkan menggunakan kurs tanggal transaksi
3) Pos-pos nonmoneter yang dicatat pada nilai wajar harus disajikan
ulang menggunakan kurs yang berlaku pada saat nilai tersebut
ditentukan.

4. Moneter vs Nonmoneter

Pos moneter adalah unit dari mata uang yang dipegang atau aset dan
liabilitas yang akan diterima atau dibayarkan dalam jumlah mata uang
yang tetap dan dapat dipastikan. Sebaiknya, pos nonmoneter tidak
memiliki jumlah yang tetap dan tidak dipastikan. Contoh dari pos
nonmoneter termasuk:
a. Biaya dibayar dimuka dan pendapatan diterima dimuka, karena tidak
ada uang yang dibayarkan atau diterima di masa yang akan datang.
b. Sekuritas ekuitas seperti saham, karena penerimaan di masa yang akan
datang tidak tetap dan tidak dapat ditentukan.
Sementara kebanyakan sekuritas utang merupakan pos moneter karena
arus kasnya tetap dan dapat dipastikan.

5. Selisih kurs

Untuk pos moneter yang dinyatakan dalam mata uang asing,


perubahan kurs valuta asing antara tanggal transaksi dan tanggal
penyelesaian akan menimbulkan selisih kurs. Secara teoritis terdapat dua
cara untuk menangani selisih kurs:
a. Perspektif satu transaksi

Perspektif ini memandang transaksi dagang dan transaksi pelunasan


sebagai transaksi tunggal dan selisih kurs akan disesuaikan dengan
transaksi dagang.
b. Perspektif dua transaksi

Perspektif ini memandang transaksi dagang dan transaksi pelunasan


sebagai dua transaksi yang berbeda dan selisih kurs akan dicatat
secara terpisah sebagai laba atau rugi selisih kurs.
PSAK 10 paragraf 28 mensyaratkan menggunakan perspektif dua
transaksi, sehingga selisih kurs yang muncul diakui sebagai
pendapatan atau beban pada periode terjadinya. Perpesktif dua
transaksi dalam paragraf 28 juga berlaku untuk “selisih kurs yang
belum direalisasi”, yaitu selisih kurs yang timbul akibat perubahan
kurs antara tanggal transaksi dan tanggal pelaporan.
6. Anak perusahaan dan Perusahaan asosiasi asing

PSAK memperbolehkan sebuah entitas untuk menggunakan mata uang


penyajian yang berbeda dengan mata uang fungsionalnya. Jika mata uang
penyajian entitas anak dan entitas asosiasi sama dengan entitas induk,
maka entitas induk hanya tinggal mengkonsolidasikan laporan
keuangannya menurut PSAK 65 dan PSAK 15. Namun jika mata uang
pelaporan entitas anak dan entitas asosiasi tidak sama dengan entitas
induk, maka entitas induk harus :

a. Menjabarkan laporan keuangan entitas anak dan entitas asosiasi


asingnya berdasarkan PSAK 10

b. Mengkonsolidasikan laporan keuangannya berdasarkan PSAK 65 dan


15.

7. Proses konsolidasi

Setelah menjabarkan laporan keuangan anak perusahaan dan

perusahaan asosiasi asing, langkah selanjutnya adalah mengkonsolidasikan

laporan keuangan anak perusahaan asing berdasarkan PSAK 4 dan laporan

ekuitas perusahaan asosiasi asing berdasarkan PSAK 15 dalam laporan

konsolidasian induk perusahaan.

a. Anak perusahaan asing

Setelah dijabarkan, lapran keuangan anak perusahaan asing akan


disajikan dalam mata uang pelaporan yang sama dengan induk
perusahaan dan proses konsolidasi akan mengikuti prosedur
konsolidasi normal sebagaimana yang diisyaratkan oleh PSAK 4,
seperti penghapusan transaksi antar perusahaan dan laporan posisi
keuangan antar perusahaan. Namun ada dua persoalan yang harus
dijelaskan lebih jauh
b. Goodwill pada konsolidasi

Umumnya, goodwill pada konsolidasi dapat dianggap sebagai


jumlah yang dibayar untuk :
1) Aset anak perusahaan

2) Aset grup perusahaan

Dalam kasus ketika goodwill muncul pada akuisisi entitas asing,


jumlah goodwill yang dilaporkan dalam laporan konsolidasi akan
berbeda, tergantung pada pandangan yang dianut. PSAK 10 menganut
pandangan bahwa goodwill adalah aset milik entitas
asing.Sebagaimana halnya aset milik asing, PSAK 10 mensyaratkan
goodwill dijabarkan dengan menggunakan kurs penutup (akhir tahun).
Perlu dicatat bahwa pandangan umum yang diterima di Indonesia
sebelum PSAK 10 berlaku adalah bahwa goodwill pada konsolidasi
hanya muncul selama proses konsolidasi, dan karenanya permasalahan
penjabaran goodwill tidak akan muncul.

8. Pengaruh Perpajakan (PSAK 46)

Keuntungan atau kerugian pada transaksi mata uang asing dan selisih
nilai tukar yang timbul pada penjabaran hasil dan posisi keuangan dari
suatu entitas ke dalam suatu mata uang yang berbeda mungkin memiliki
pengaruh pajak. Dalam PSAK 46, yang menjadi sasaran untuk dikenakan
pajak adalah terkait dengan perbedaan pertukaran karena translasi laporan
keuangan operasional luar negeri. Tarif pajak dari perbedaan karena
translasi ini adalah sebesar 25%.

9. Pengungkapan

Berikut adalah beberapa kriteria terkait pengungkapan bagi entitas


yang pelaporan kegiatan operasinya dipengaruhi oleh PSAK 10 :
a. Jumlah dari selisih kurs yang diakui dalam laba rugi kecuali untuk
selisih kurs yang timbul pada instrumen keuangan yang diukur pada
nilai wajarnya melalui laba atau rugi PSAK 55 (revisi 2006).
b. Selisih kurs neto diakui dalam pendapatan komprehensif lain dan
diakumulasikan dalam komponen ekuitas terpisah, serta rekonsiliasi
kurs tersebut pada awal dan akhir periode.
c. Jumlah dari selisih kurs yang diakui dalam laba rugi kecuali untuk
selisih kurs yang timbul pada instrumen keuangan yang diukur pada
nilai wajarnya melalui laba atau rugi PSAK 55 (revisi 2006).
d. Ketika terdapat suatu perubahan dalam mata uang fungsional dari
entitas pelapor maupun dari suatu kegiatan usaha luar negeri yang
signifikan, fakta tersebut dan alasan untuk perubahan dalam mata
uang fungsional harus diungkapkan.
e. Ketika entitas menyajikan laporan keuangan dalam mata uang yang
berbeda dengan mata fungsionalnya, maka entitas menjelaskan bahwa
laporan keuangan mereka tunduk pada SAK hanya jika entitas
mematuhi semua persyaratan dari setiap Pernyataan dan setiap
Interpretasi dari Pernyataan yang berlaku termasuk metode penjabaran
sebagaimana dijelaskan dalam paragraf 37.
f. Entitas menyajikan laporan keuangan dalam mata uang yang berbeda
dari mata uang fungsionalnya maupun dari mata uang pelaporannya,
dan persyaratan-persyaratan dari paragraf 52 tidak dipenuhi, maka
entitas :
1) Mengidentifikasikan secara jelas informasi sebagai informasi
tambahan untuk membedakannya dari informasi yang tunduk
dengan PSAK.
2) Mengungkapkan mata uang di mana informasi tambahan tersebut
disajikan.
3) Mengungkapkan mata uang di mana informasi tambahan tersebut
disajikan

10. Investasi neto pada kegiatan usaha luar negeri

a. Ruang lingkup investasi neto dalam kegiatan usaha luar negeri Sebuah
perusahaan memiliki pos moneter yang diterima dari atau
dibayarkan ke kegiatan usaha luar negeri.Pos yang penyelesaiannya
tidak direncanakan atau tidak memiliki kemungkinan dilaksanakan
dimasa mendatang.Secara substansi, adalah bagian dari investasi neto
dari perusahaan tersebut dalam kegiatan luar usaha luar negeri.Hal ini
telah dijelaskan dalam PSAK 10 paragraf 15.
b. Pengakuan selisih kurs

Paragraf 30 dari PSAK 10 menetapkan bahwa selisih kurs yang


muncul dari pos moneter yang membentuk bagian dari investasi neto
suatu entitas dalam kegiatan usaha luar negeri dan dinyatakan baik
dalam mata uang fungsional dari entitas yang melaporkanmaupun dari
perusahaan diluar negeri yang diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif perusahaan pelapor atau perusahaan di luar negeri,
tetapi akan diklasifikasikan kembali ke kekomponen ekuitas yang
terpisah dalam laporan keuangan yang meliputi perusahaan asing dan
perusahaan pelapor.

STUDI KASUS

Contoh 1 :

PT ABC merupakan entitas yang didirikan di Indonesia dengan tahun pelaporan keuangan
berakhir pada tanggal 31 Desember dan menggunakan Rupiah Indonesia (IDR) sebagai
mata uang fungsional. Pada tanggal 15 Mei 2018, PT ABC membeli barang seharga
USD100.000 dari XYZ Co. ketika kurs pada saat itu adalah USD1 = IDR9.900. XYZ Co.
merupakan entitas yang didirikan di Amerika Serikat yang menggunakan dolar AS (USD)
sebagai mata uang fungsional.

Berdasarkan PSAK 10, transaksi valuta asing ini harus diakui dalam IDR dengan kurs spot
pada tanggal transaksi, yaitu sebagai berikut:

Perhatikan, pada tanggal tersebut PT ABC tidak menyerahkan USD kepada siapapun,
hanya menerima faktur yang senilai USD100.000. Nilai faktur itu kemudian diukur
kembali pada pembukuan PT ABC dalam IDR dengan menggunakan kurs spot tanggal
transaksi. Utang usaha biasa juga disebut utang dagang

15 mei persediaan 990.000.000


utang usaha 990.000.000
Contoh 2 :

Diasumsikan pada tanggal 31 Desember 2018, utang usaha PT ABC pada Contoh 1 di atas
belum dibayar. Kurs yang berlaku pada tanggal 31 Desember 2018 adalah USD1 =
IDR10.500. Utang usaha adalah contoh pos moneter (liabilitas), sehingga utang usaha
yang harus dibayar dalam USD dengan jumlah tetap itu harus dilaporkan menggunakan
kurs penutup (31 Desember 2012) sebesar Rp1.050.000.000.

Jurnal penyesuaian untuk menyajikan piutang usaha dengan kurs penutup adalah sebagai
berikut:

31-des kerugian selisih kurs 60.000.000


utang usaha 60.000.000

Karena semula utang usaha itu diakui sejumlah IDR990.000.000, akun itu dikredit
(ditambah) IDR60.000.000. Selisih Kurs didebit (diakui sebagai kerugian) sebesar
IDR60.000.000. Setelah penyesuaian di atas, akun piutang usaha ke XYZ Co. bersaldo
Rp1.050.000.000
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam aktivitas terkait kurs valuta asing, ada dua tindakan yang
umumnya dilaksanakan oleh entitas yaitu terkait dengan melakukan transaksi
dalam mata uang asing dan atau memiliki kegiatan usaha luar negeri (foreign
operations).Untuk memasukkan transaksi dalam valuta asing pada laporan
keuangan suatu perusahaan, transaksi tersebut harus dinyatakan dalam mata
uang pelaporan perusahaan. Ada beberapa hal yang terkait dengan aktivitas
perusahaan dalam transaksi dengan mata uang asing misalnya melakukan
konsolidasi dengan perusahaan asing, memperoleh goodwill dari proses
konsolidasi tersebut. Dalam transaksi ini juga perusahaan menghadapi
fluktuasi kurs yang setiap saat selalu berubah.Sehingga perlu dilakukan
penyesuaian terhadap goodwill yang diperoleh serta dikenakan pajak terkait
dengan keuntungan yang diperoleh perusahaan ketika melakukan translasi
sebesar 25%. Entitas yang melakukan konsolidasi juga harus membuat
laporan keuangan sesuai dengan PSAK terkait laporan keuangan
konsolidasian menurut PSAK 65 dan PSAK 15 agar sesuai dengan standar
yang berlaku di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Chairi. 2011. PSAK 10 Transaksi Mata Uang Asing, (Online),


(http://chairianwar.blogspot.co.id), diakses 28Maret 2017.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2014. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan


(PSAK). Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Modul Chartered Accountant: Pelaporan

Korporat. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.

Juan, Wahyuni. 2012. Panduan Praktis Akuntansi Keuangan, Edisi Dua. Jakarta:

Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai