Anda di halaman 1dari 11

p-ISSN 2302-514X

e-ISSN 2303-1018
100 Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol. 11, No. 2, Juli 2016

ASIMETRI INFORMASI, LEVERAGE, DAN UKURAN


PERUSAHAAN PADA MANAJEMEN LABA
Putu Tiya Mahawyahrti1
I Gusti Ayu Nyoman Budiasih2
1,2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia
email: tiyamahawyahrti93@yahoo.com
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris pengaruh dari asimetri informasi, leverage, dan ukuran
perusahaan pada manajemen laba. Riset ini menggunakan teori agensi dan teori akuntansi positif untuk
menjelaskan pengaruh asimetri informasi, leverage, dan ukuran perusahaan pada manajemen laba. Penelitian
ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013. Sampel
ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Jumlah sampel yang terpilih adalah 39 perusahaan.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Berdasarkan analisis yang telah
dilakukan, penelitian ini membuktikan bahwa asimetri informasi berpengaruh positif pada manajemen laba,
leverage berpengaruh positif pada manajemen laba dan ukuran perusahaan berpengaruh negatif pada manajemen
laba.

Kata kunci: Asimetri informasi, leverage, ukuran perusahaan, manajemen laba

ASYMMETRY INFORMATION, LEVERAGE AND FIRM SIZE


ON EARNING MANAGEMENT
ABSTRACT

This study aims at finding the empirical evidence of the effect of asymmetry information, leverage, and firm
size on earning management. This research uses agency theory and positive accounting theory to explain the
effect of asymmetry information, leverage, and firm size on earning management. This study was conducted
on companies listed in Indonesia Stock Exchange during the period of 2009-2013. The samples were selected
by purposive sampling method. The number of selected samples were 39 companies. Multiple linear regression
analysis was used to analyze the data. Based on the data analysis, the study proves that the asymmetry
information has positive effects on earning management, leverage has positive effects on earning management
and firm size has negative effects on earning management.

Keywords: Asymmetry information, leverage, firm size and earnings management


DOI: https://doi.org/10.24843/JIAB.2016.v11.i02.p05

PENDAHULUAN

Lapor an keuangan merupakan sarana salah satunya adalah memberikan keleluasaan


mengkomunikasikan informasi keuangan kepada kepada pihak manajemen dalam memilih metode
pihak-pihak di luar korporasi. Laporan keuangan akuntansi selama tidak menyimpang dari Standar
diharapkan dapat memberikan informasi kepada para Akuntansi Keuangan yang berlaku.
investor dan kreditor dalam mengambil keputusan Apabila suatu kondisi dimana pihak manajemen
yang berkaitan dengan investasi. ternyata tidak berhasil mencapai target laba yang
Dasar akrual dipilih dalam penyusunan laporan ditentukan, maka manajemen akan memanfaatkan
keuangan karena lebih rasional dan adil serta fleksibelitas yang diperbolehkan standar akuntansi
mencerminkan kondisi keuangan perusahaan secara dalam menyusun laporan keuangan untuk memodifikasi
riil. Akuntansi berbasis akrual mempunyai laba yang dilaporkan. Manajemen termotivasi untuk
keunggulan karena informasi laba perusahaan dan memperlihatkan kinerja yang baik dalam menghasilkan
pengukuran komponennya berdasarkan akuntansi nilai atau keuntungan maksimal bagi perusahaan
akrual secara umum memberikan indikasi lebih baik sehingga manajemen cenderung memilih dan
tentang kinerja ekonomi perusahaan dibandingkan menerapkan metode akuntansi yang dapat memberikan
Akuntansi berbasis kas yang hanya memperhatikan informasi laba lebih baik (manajemen laba).
aspek penerimaan dan pengeluaran kas saja (FASB, Badruzaman (2010) mendefinisikan manajemen
1978). Akuntansi akrual juga memiliki kelemahan, laba adalah suatu cara yang ditempuh manajemen
Mahawyahrti dan Budiasih, Asimetri Informasi .... 101

dalam mengelola laporan keuangan perusahaan utang (Riyanto, 1995). Rasio ini menggambarkan
melalui pemilihan kebijakan akuntansi tertentu hubungan antara utang perusahaan terhadap modal
dengan tujuan meningkatkan laba bersih dan nilai maupun aset. Menurut Horne (1997) Financial
perusahaan sesuai dengan harapan manajemen. Leverage merupakan penggunaan sumber dana yang
Manajemen laba diduga muncul dan dilakukan oleh memiliki beban tetap, dengan harapan akan
manajer atau para penyusun laporan keuangan dalam memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar
proses perlaporan keuangan suatu perusahaan karena dari beban tetap, sehingga keuntungan pemegang
mereka mengharapkan suatu manfaat dari tindakan saham bertambah. Menurut Beneish dan Press
tersebut. (dalam Herawaty dan Baridwan, 2007), perusahaan
Manajemen laba mer upakan topik yang yang melanggar perjanjian utang secara potensial
menarik, baik bagi peneliti akuntansi maupun menghadapi berbagai kemungkinan, seperti
praktisi. Fenomena manajemen laba juga telah peningkatan tingkat bunga dan negosiasi ulang masa
meramaikan dunia bisnis dan pemberitaan pers. utang. Utang dapat meningkatkan manajemen laba
Beberapa bukti empiris dan sistematik yang saat perusahaan ingin mengurangi kemungkinan
menunjukkan fenomena manajemen laba, pelanggaran perjanjian utang dan meningkatkan
diantaranya Gu dan Lee (1999), De Angelo (1988), posisi tawar perusahaan selama negosiasi utang
serta Holthausen dan Sloan (1995). Secara khusus, (Klein dan Zhegal, 2006). Perusahaan yang
Gu dan Lee (1999) telah menunjukkan bahwa mempunyai rasio leverage tinggi akibat besarnya
manajemen laba telah meluas dan ada di setiap jumlah utang dibandingkan dengan aktiva yang
pelaporan keuangan yang disampaikan oleh dimiliki perusahaan, diduga melakukan earnings
perusahaan. Mereka memberikan suatu bukti bahwa management karena perusahaan terancam default
manajemen laba terjadi di setiap laporan keuangan yaitu tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran
kuartalan, dan tingkat manajemen laba terbesar utang pada waktunya. Perusahaan akan berusaha
ditemukan pada kuartal ketiga. Ini menunjukkan menghindarinya dengan membuat kebijaksanaan
bahwa praktek manajemen laba merupakan suatu yang dapat meningkatkan pendapatan maupun laba,
fenomena yang umum terjadi, tidak hanya pada dengan demikian akan memberikan posisi
peristiwa-peristiwa tertentu saja tetapi telah bargaining yang relatif lebih baik dalam negosiasi
mengakar dalam kehidupan bisnis. atau penjadwalan utang-utang perusahaan
Rahmawati (2006) menyatakan bahwa asimetri (Jiambalvo, 1996 dalam Widyaningdyah, 2001).
informasi dapat memicu timbulnya manajemen laba. Selain asimetri informasi dan leverage, faktor
Teori keagenan (Agency Theory) mengimplikasikan lain yang diduga memengaruhi manajemen laba
adanya asimetri informasi antara manajer sebagai adalah ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan
agen dan pemilik (dalam hal ini adalah pemegang merupakan nilai yang menunjukkan besar kecilnya
saham) sebagai prinsipal. Asimetri informasi muncul ukuran perusahaan. Terdapat dua pandangan tentang
ketika manajer lebih mengetahui informasi internal bentuk hubungan ukuran perusahaan dengan
dan prospek perusahaan di masa yang akan datang manajemen laba. Pandangan pertama menyatakan
dibandingkan pemegang saham dan stakeholder. bahwa ukuran perusahaan memiliki hubungan positif
Kondisi tersebut memberikan kesempatan kepada dengan manajemen laba. Moses (1997) menyatakan
pihak manajemen untuk menggunakan informasi bahwa perusahaan besar memiliki aktivitas
yang di ketahui untuk memanipulasi keuangan operasional yang lebih kompleks dibandingkan dengan
perusahaan guna memaksimalkan kemakmurannya. perusahaan kecil, sehingga lebih memungkinkan
Semakin banyak informasi perusahaan yang dimiliki untuk melakukan manajemen laba. Pandangan kedua
oleh manajer daripada pemegang saham maka menurut Marrakchi et. al., (2001), menyatakan
manajer akan lebih banyak mempunyai kesempatan bahwa ukuran perusahaan memiliki hubungan negatif
untuk melakukan manajemen laba. Fleksibelitas dengan manajemen laba. Perusahaan yang berukuran
manajemen untuk mengelola manajemen laba dapat besar memiliki kecenderungan melakukan
dikurangi dengan menyediakan informasi yang lebih manajemen laba yang lebih kecil dibandingkan
berkualitas bagi pihak luar (Richardson, 1998 dalam dengan perusahaan yang berukuran kecil. Hal ini
Arief dan Bambang, 2007). Rahmawati dkk (2006) dikarenakan perusahaan besar dipandang lebih kritis
berpendapat bahwa asimetri informasi berpengaruh oleh pemegang saham dan pihak luar sehingga
secara signifikan terhadap manajemen laba. perusahaan besar mendapatkan tekanan yang lebih
Leverage adalah rasio yang digunakan untuk kuat untuk menyajikan laporan keuangan yang
mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai oleh credible (Marihot dan Setyawan, 2007).
102 Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol. 11, No. 2, Juli 2016

Berdasarkan latar belakang yang telah melakukan pembayaran atas bunga dan pokok
disampaikan, maka dapat dirumuskan masalah yang pinjaman secara periodik serta mematuhi ketentuan
akan diteliti dalam penelitian ini adalah: Apakah pada perjanjian utang; institutional investor sebagai
asimetri informasi, leverage dan ukuran perusahaan monitoring agent. Adanya kepemilikan saham oleh
berpengaruh pada manajemen laba. investor institusional seperti perusahaan asuransi,
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bank, perusahaan investasi dan kepemilikan oleh
manfaat secara teoritis dan praktis. Kegunaan teoritis intitusi lain akan mendorong peningkatan pengawasan
diharapkan penelitian ini dapat menambah referensi yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen.
dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan, Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan biaya
khususnya mengenai asimetri informasi, leverage keagenan (agency cost) sebagai  jumlah  dari  biaya
dan ukuran perusahaan pada manajemen laba.
yang dikeluarkan prinsipal untuk melakukan
Kegunaan praktis bagi akademisi diharapkan
pengawasan terhadap agen. Hampir mustahil bagi
penelitian ini dapat memberikan kontribusi pada
perusahaan untuk memiliki zero agency cost dalam
literatur akuntansi keuangan tentang asimetri
rangka menjamin manajer akan mengambil keputusan
informasi, leverage, ukuran perusahaan dan juga
yang optimal dari pandangan shareholders karena
tentang manajemen laba. Sedangkan kegunaan
praktis bagi praktisi diharapkan penelitian ini dapat adanya perbedaan kepentingan yang besar diantara
membantu investor sebagai bahan pertimbangan mereka.
dalam pengambilan keputusan dalam berinvestasi. Eisenhardt (dalam Sam’ani, 2008) menyatakan
Teori keagenan mendeskripsikan hubungan bahwa teori agensi menggunakan tiga asumsi sifat
antara pemegang saham (shareholders) sebagai manusia yaitu: manusia pada umumya mementingkan
prinsipal dan manajemen sebagai agen. Menurut diri sendiri (self interest), manusia memiliki daya pikir
Jensen dan Meckling (1976), hubungan keagenan terbatas mengenai persepsi masa mendatang
merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih (bounded rationality), dan manusia selalu menghindari
orang (prinsipal) memerintah orang lain (agen) untuk resiko (risk averse). Dengan adannya asumsi sifat
melakukan suatu jasa atas nama prinsipal serta dasar manusia tersebut maka seorang manajer akan
memberi wewenang kepada agen membuat cenderung bertindak opor tunis, yaitu lebih
keputusan yang terbaik bagi prinsipal. Jika kedua mengutamakan kepentingan pribadinya dan hal
belah pihak tersebut mempunyai tujuan yang sama tersebut memicu terjadinnya konflik keagenan. Teori
untuk memaksimumkan nilai perusahaan, maka ini memiliki asumsi bahwa setiap individu semata-
diyakini agen akan bertindak dengan cara yang mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri
sesuai dengan kepentingan prinsipal. Pemisahan sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara
yang terjadi antara kepemilikan dan pengelolaan principal dan agent (Usadha dan Gerianta, 2009).
perusahaan akan menimbulkan suatu konflik yang Oleh karena itu teori keagenan lebih menekankan
disebut dengan agency conflict (Ahmad dan pada penentuan kontrol yang efisiensi dalam
Septriani, 2008). Biasanya ada tiga jenis konflik hubungan pemilik dengan agen. Dengan demikian
keagenan yang sering terjadi, yaitu konflik antara dibutuhkan kontrak yang efisien yaitu kontrak yang
pemegang saham dengan manajemen, konflik antara
jelas untuk masing-masing pihak yang berisi tentang
pemegang saham dengan pemegang utang, dan
hak dan kewajiban, dengan demikian dapat
konflik antara pemegang saham mayoritas dengan
meminimumkan konflik keagenan.
minoritas (Purwantini, 2011).
Teori akuntansi positif berupaya menjelaskan
Masdupi (2005) mengemukakan cara-cara
sebuah proses, yang menggunakan kemampuan,
untuk mengatasi masalah keagenan antara lain
meningkatkan kepemilikan manajerial. Dengan pemahaman, dan pengetahuan akuntansi serta
adanya kepemilikan saham maka manajer akan penggunaan kebijakan akuntansi yang paling sesuai
merasakan langsung manfaat dari keputusan yang untuk menghadapi kondisi ter tentu dimasa
diambil dan juga merasakan apabila ada kerugian mendatang. Teori akuntansi positif pada prinsipnya
yang timbul sebagai konsekuensi dari pengambilan beranggapan bahwa tujuan dari teori akuntansi
keputusan yang salah; pendekatan pengawasan adalah untuk menjelaskan dan memprediksi praktek-
ekster nal. Pendekatan ini dilakukan melalui praktek akuntansi.
penggunaan utang. Adanya utang akan dapat Hipotesis kontrak utang dalam teori akuntansi
mengendalikan penggunaan free cash flow secara positif menjelaskan bahwa semua hal lain dalam
berlebihan oleh manajer karena perusahaan harus keadaan tetap, makin dekat suatu perusahaan
Mahawyahrti dan Budiasih, Asimetri Informasi .... 103

terhadap pelanggaran pada akuntansi yang didasarkan guna memaksimalkan nilai saham perusahaan. Sinyal
pada kesepakatan utang, maka kecenderungannya yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan
adalah semakin besar kemungkinan manajer (disclosure) informasi akuntansi.
perusahaan memilih prosedur akuntansi dengan Asimetri informasi dapat mempengaruhi
perubahan laba yang dilaporkan dari periode masa praktek manajemen laba yang dilakukan oleh
depan ke periode masa kini. Alasannya adalah laba manajer, seperti yang dikemukakan oleh penelitian
yang dilaporkan yang makin meningkat akan Richardson (1998). Ketika asimetri informasi tinggi,
menurunkan kelalaian teknis. Sebagian besar dari stakeholder tidak memiliki sumber daya yang cukup
perjanjian utang berisi kesepakatan bahwa pemberi atas informasi yang relevan dalam memonitor
pinjaman harus bertemu selama masa perjanjian. tindakan manajer sehingga akan memunculkan
Sebagai contoh, perusahaan yang mendapat pinjaman praktek manajemen laba. Akibatnya asimetri
akan sepakat memelihara level tertentu dari utang informasi ini akan mendorong manajer untuk tidak
terhadap harta, laporan bunga, modal kerja, dan harta menyajikan informasi selengkapnya jika informasi
pemilik saham. Jika kesepakatan semacam tersebut berkaitan dengan pengukuran kinerja
dikhianati, kreditor bisa memberikan atau manajer. Sesuai dengan penelitian Rahmawati
mengeluarkan penalti, seperti pembatasan dividen (2006) bahwa asimetri informasi mempunyai
atau tambahan pinjaman. pengaruh signifikan positif terhadap manajemen
Pelanggaran atas kesepakatan akan membatasi
laba, begitu juga dengan penelitian yang dilakukan
kegiatan operasional perusahaan. Cara mencegah
oleh Desmiyawati (2009) dan Muliati (2011).
atau menunda pelanggaran, perusahaan bisa memilih
H1 : Asimetri informasi berpengaruh positif pada
kebijakan akuntansi tertentu yang bisa meningkatkan
manajemen laba.
laba masa kini. Berdasarkan hipotesis kesepakatan
utang, ketika perusahaan mendekati kelalaian atau
Leverage merupakan pengukur besarnya aktiva
memang sudah berada dalam lalai atau cacat, lebih
yang dibiayai dengan utang. Leverage sebagai salah
cenderung untuk melakukan manajemen laba
(memilih kebijakan akuntansi). satu usaha peningkatan laba perusahaan, dapat
Asimetri informasi merupakan suatu keadaan menjadi tolok ukur dalam melihat perilaku manajer
dimana manajer memiliki akses informasi atas dalam hal manajemen laba. Perusahaan yang
prospek perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak memiliki financial leverage tinggi, diduga
luar perusahaan. Keberadaan asimetri informasi melakukan manajemen laba karena perusahaan
dianggap sebagai penyebab manajemen laba. terancam default, yaitu tidak dapat memenuhi
Richardson (1998) berpendapat bahwa terdapat kewajiban membayar utang pada waktunya.
hubungan sistematis antara asimetri informasi dengan Keadaan ini mengindikasikan bahwa perusahaan
tingkat manajemen laba. Adanya asimetri informasi dengan leverage tinggi memiliki pengawasan yang
akan mendorong manajer untuk menyajikan informasi lemah terhadap manajemen yang menyebabkan
tidak sebenarnya terutama jika informasi tersebut manajemen dapat membuat keputusan sendiri, dan
berkaitan dengan pengukuran kinerja manajer. juga menetapkan strategi yang kurang tepat.
Fleksibelitas manajemen untuk melakukan Penelitian yang dilakukan oleh Husnan (2001)
manajemen laba dapat dikur angi dengan menyebutkan bahwa leverage yang tinggi
menyediakan informasi yang lebih berkualitas bagi disebabkan oleh kesalahan manajemen dalam
pihak luar. Kualitas laporan keuangan akan mengolah keuangan perusahaan atau penerapan
mengurangi tingkat manajemen laba. strategi yang kurang tepat dari pihak manajemen.
Beberapa peneliti menemukan bahwa asimetri Kurangnya pengawasan selain menyebabkan
informasi dapat mempengaruhi manajemen laba. leverage yang tinggi juga akan meningkatkan
Teori keagenan (agency theory) mengimplikasikan perilaku oportunis manajemen seperti melakukan
adanya asimetri informasi antara agen (manajer) dan manajemen laba untuk mempertahankan kinerjanya
prinsipal (pemilik atau pemegang saham). Asimetri di mata pemegang saham dan publik.
informasi muncul ketika manajer lebih mengetahui H2 : Leverage berpengaruh positif pada manajemen
informasi internal dan prospek perusahaan di masa laba.
yang akan datang dibandingkan pemegang saham
dan stakeholder lainnya. Jika dikaitkan dengan Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana
peningkatan nilai perusahaan, ketika terdapat asimetri dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaaan
informasi, manajer dapat memberikan sinyal menurut berbagai cara antara lain dengan total aktiva,
mengenai kondisi perusahaan kepada investor penjualan bersih, dan kapitalisasi pasar perusahaan.
104 Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol. 11, No. 2, Juli 2016

Perusahaan yang berukuran besar memiliki basis TACit/TAit-1=αi(1/TAit-1) +β1i(“REVit/TAit-1)


pemegang kepentingan yang lebih luas, sehingga +β2i(PPEit/TAit-1) + ε......................................(2)
berbagai kebijakan perusahaan besar akan Dengan menggunakan koefisien regresi diatas
berdampak lebih besar terhadap kepentingan publik maka dapat dihitung nilai nondiscretionary accrual
dibandingkan dengan perusahaan kecil. Bagi (NDTA) dengan rumus:
investor, kebijakan perusahaan akan berimplikasi NDTACit=αi(1/TAit-1)  +β1i((“REVit-”RECit)/
terhadap prospek cash flow dimasa yang akan TAit-1) +β2i(PPEit/TAit-1) + ε..............................(3)
datang. Sedangkan bagi regulator (pemerintah) akan Discretionary accrual (DTA) merupakan
berdampak terhadap besarnya pajak yang akan residual yang diperoleh dari estimasi total accrual
diterima, serta efektifitas peran pemberian perlindungan yang dihitung sebagai berikut:
terhadap masyarakat secara umum. DTAC = ( TACit/TAit-1)–NDTACit.....................(4)
Marrakchi (2001) di Amerika Serikat dengan Keterangan:
menggunakan data sampel perusahaan industri tahun DTACit = Discretionary accrual perusahaan i
1996 menemukan bahwa ukuran perusahaan pada periode t
memiliki hubungan negatif dengan manajemen laba. NDTACit = Non Discretionary accrual perusahaan
Perusahaan yang lebih besar kurang memiliki i pada periode t
dorongan untuk melakukan manajemen laba NIit = Net income perusahaan i pada periode t
dibandingkan perusahaan-perusahaan kecil, karena TACit = Total accrual perusahaan i pada periode t
perusahaan besar dipandang lebih kritis oleh CFOit = Aliran arus kas operasi perusahaan i
pemegang saham dan pihak luar. Perusahaan besar pada periode t
memiliki basis investor yang lebih besar, sehingga TAit-1 = Total aktiva perusahaan i pada periode t
mendapat tekanan yang lebih kuat untuk menyajikan REVit = Perubahan penjualan perusahaan i pada
pelaporan keuangan yang kredibel. Penelitian yang periode t
dilakukan oleh Veronica dan Siddharta (2005) di BEJ PPEit = Aktiva tetap perusahaan i pada periode t
(BEI) pada periode pengamatan 1995-1996 dan RECit = Perubahan piutang perusahaan i pada
1999-2002, menemukan ukuran perusahaan periode t
berhubungan negatif signifikan pada manajemen laba.
H3: Ukuran perusahaan berpengaruh negatif pada Asimteri Informasi (X1) dalam penelitian ini
manajemen laba. asimetri informasi diukur dengan bid-ask spread
secara tahunan. Asimetri informasi diukur dengan
METODE PENELITIAN menggunakan Relative Bid-ask Spread, dimana
asimetri informasi dilihat dari selisih harga saat ask
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan
dengan harga bid saham perusahaan atau selisih
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
harga jual dan harga beli saham perusahaan selama
(BEI) periode 2009-2013, dengan mengunduh
satu tahun (Healy, 1999 dalam Firdaus, 2013).
annual report yang diakses melalui situs
www.idx.co.id. Obyek penelitian dalam penelitian ask price - bid price
Spread= (ask price + bid price)/2 x 100 %...(5)
ini adalah manajemen laba pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Sumber: Agusti dan Pramesti, 2008
periode 2009-2013.
Keterangan :
Manajemen Laba (Y) adalah derajat atau
Spread = Selisih harga ask (jual) dengan harga
korelasi laba akuntansi suatu perusahaan (entitas)
bid (beli) saham perusahaan
dengan laba ekonominya. Untuk mengukur
Ask price = harga ask (jual) tertinggi saham
manajemen laba dilakukan dengan menggunakan
perusahaan
proksi discretionary accrual dengan menggunakan
Bid price = harga bid (beli) terendah saham perusahaan
Modified Jones Model karena berdasar Dechow et
Leverage (X2 ) diukur dengan menggunakan
al. (1995). Model ini lebih baik dibanding model
rasio total utang terhadap total asset (Yamaditya 2014).
Jones standar dalam mengukur kasus manipulasi
pendapatan. Menurut Muliati, 2013 model
Leverage = Utang ...................................(6)
penghitungannya adalah sebagai berikut : Aktiva
Keterangan :
TACit= NIit–CFOit.........................................(1)
Leverage = Rasio utang terhadap aktiva
Kemudian menghitung nilai total accrual (TAC)
Utang = total utang
yang diestimasi dengan persamaan regresi berikut:
Aktiva = total aktiva
Mahawyahrti dan Budiasih, Asimetri Informasi .... 105

Ukuran Perusahaan (X 3 ) atau size adalah demikian hasil penelitian ini diharapkan dapat
variabel yang diproksikan dengan total aset mewakili sektor-sektor lainnya yang terdapat di
perusahaan (Yamaditya ,2014). Total aset dipilih Bursa Efek Indonesia
sebagai proksi ukuran perusahaan karena tujuan Sampel akan diambil dari populasi tersebut
penelitian mengukur ukuran ekonomi perusahaan berdasarkan pendekatan nonprobabilitas
Size = Ln (Asset)………........…………….(7) menggunakan metode purposive sampling
Keterangan : (Sugiyono, 2011:74). Purposive sampling adalah
Size : Ukuran perusahaan metode penentuan sampel dengan pertimbangan
Ln : Logaritna natural tertentu, dimana anggota sampel akan dipilih
Asset : Total aset perusahaan sedemikian rupa sehingga sampel yang dibentuk
tersebut dapat mewakili sifat-sifat populasi (Sugiyono,
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini 2009). Kriteria- kriteria yang akan digunakan adalah:
adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Kuantitatif meliputi laporan keuangan tahunan dan Indonesia dan menerbitkan laporan keuangan dan
data harga saham harian perusahaan manufaktur laporan tahunan selama tahun pengamatan berturut-
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data turut dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013,
kualitatif meliputi daftar perusahaan manufaktur perusahaan yang menerbitkan laporan keuangannya
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009- menggunakan mata uang rupiah, perusahaan yang
2013 dan profil perusahan manufaktur yang terdaftar memiliki data harga saham harian lengkap selama
di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2013. periode 2009-2013, perusahaan yang menyajikan data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian secara lengkap mengenai keempat variabel tersebut,
ini adalah data sekunder. Penelitian ini menggunakan seperti laba bersih perusahaan, aliran arus kas
data sekunder meliputi annual report dan data harga operasi, total aktiva, perubahan penjualan, perubahan
saham harian perusahaan manufaktur yang terdaftar piutang, harga ask (jual) tertinggi saham perusahaan,
di Bursa Efek Indonesia dengan mengunduh melalui harga bid (beli) terendah saham perusahaan dan total
situs resmi BEI www.idx.co.id dan finance. yahoo.com utang.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia penelitian ini yaitu metode observasi non
dari tahun 2009-2013 yang dapat diakses melalui participant, yaitu teknik pengumpulan data dengan
www.idx.co.id. Perusahaan manufaktur digunakan observasi atau pengamatan dimana peneliti tidak
dalam penelitian ini karena sektor manufaktur terlibat secara langsung dan hanya sebagai pengamat
memiliki aggota perusahaan yang lebih banyak independen (Sugiyono, 2009).
dibandingkan dengan sektor lainnya, dengan

Tabel 1.
Perusahaan Manufaktur yang Menjadi Sampel Penelitian Berdasarkan
Kriteria Pengambilan Sampel

No Kriteria Jumlah Pengamatan


Perusahaan Sampel
1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 123
periode 2009-2013.
2 Perusahaan yang tidak terdaftar secara berturut-turut dari tahun (32)
2009-2013
3 Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangannya (11)
menggunakan mata uang rupiah.
4 Perusahaan yang tidak memiliki data harga saham harian (26)
lengkap selama periode 2009-2013.
5 Perusahaan yang tidak menyajikan data secara lengkap (15)
mengenai keempat variable
6 Perusahaan yang memenuhi kriteria sampling. 39
Sumber: Data diolah, 2015
106 Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol. 11, No. 2, Juli 2016

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN


ini adalah teknik analisis regresi linier berganda.
Persamaan r egresi berganda penelitian ini Populasi dalam penelitian ini perusahaan
menggunakan model sebagai berikut: manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Y= α + β1.X1 + β2.X2 +β3.X3+ ε………….…(8) (BEI) periode 2009-2013 yang berjumlah 123
Keterangan: perusahaan terlihat pada Tabel 1. Metode penentuan
Y = Manajemen Laba sampel yang digunakan adalah purposive sampling,
α = Nilai konstanta sehingga didapat sampel penelitian berjumlah 39
β1, β2,β3 = Koefisien regresi variabel independen perusahaan. Hasil uji statistik deskriptif dalam
X1 = Asimetri Informasi penelitian ini disajikan pada Tabel 2 untuk
X2 = Leverage memberikan informasi tentang karakteristik proksi
X3 = Ukuran Perusahaan dari variabel penelitian.
ε = Standar eror

Tabel 2.
Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Manajaemen Laba 195 -0,255 0,651 0,067 0,109
Asimetri Informasi 195 -0,925 1,811 0,676 0,365
Leverage 195 0,037 1,008 0,459 0,217
Ukuran Perusahaan 195 25,626 31,988 28,058 1,475
Sumber: Data diolah, 2015
Sebelum model regresi digunakan, perlu Autokorelasi, Uji Multikolinieritas, Uji
menguji kelayakan model. Untuk itu dilakukan Heteroskedastisitas dan Uji Normalitas. Tabel 3
pengujian asumsi klasik yang meliputi Uji menyajikan hasil uji

Tabel 3.
Hasil Uji Asumsi Klasik

Collinearity Statistics
Variabel Sig.
Tolerance VIF
(Constant) 0,000
Asimetri Informasi 0,858 1,166 0,250
Leverage 0,941 1,063 0,063
Ukuran Perusahaan 0,896 1,116 0,169
Kolmogorov-Smirnov Z 1.134
Asymp. Sig (2-tailed) 0.210
Durbin-Watson 1,878
Sumber: Data diolah, 2015

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah pada rangkaian waktu. Untuk mengetahui ada
model regresi, variabel pengganggu atau residual tidaknya autokorelasi, maka digunakan metode
mempunyai distribusi normal atau tidak. Model Durbin-Watson (DW-test). Nilai DW-test selanjutnya
regresi yang baik adalah model regresi yang dibandingkan dengan nilai tabel DW menggunakan
terdistribusi normal. Berdasarkan hasil pengujian tingkat signifikansi 5 persen.
pada Tabel 3, diperoleh nilai Asymp sig K-S sebesar Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa hasil
0.210 lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan uji autokorelasi menunjukkan nilai D-W sebesar
bahwa data dalam model regresi telah terdistribusi 1,878 dengan nilai dL= 1,7345 dan dU = 1,7969
normal. sehingga 4-dL = 4-1,7345 = 2,2655 dan 4-dU = 4-
Uji autokorelasi adalah pengujian yang dilakukan 1,7969 = 2,2031 . Oleh karena nilai d statistic 1,878
untuk mengetahui hubungan yang terjadi di antara berada  diantara  d-U dan 4-dU (1,7969 < 1,878 <
anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun 2,2031) maka pengujian dengan Durbin-Watson
Mahawyahrti dan Budiasih, Asimetri Informasi .... 107

berada pada daerah tidak ada autokorelasi maka ini Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukkan
berarti pada model regresi tidak terjadi gejala pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi
autokorelasi. dari masing-masing variabel bebas memiliki tingkat
Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 3 signifikansi lebih dari 0,05. Hal ini berarti model
menunjukkan bahwa semua variabel independen regresi yang diujikan bebas dari gejala heteroskedastisitas.
mempunyai nilai tolerance diatas 0,1 dan nilai VIF Berdasarkan perhitungan dengan bantuan
dibawah 10. Hal ini menunjukkan bahwa tidak program SPSS 19, maka hasil analisis regresi linear
terjadi gejala multikolinieritas dalam model regresi ini. berganda disajikan pada Tabel 4

Tabel 4.
Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model T Sig.
Std.
Β Beta
Error
(Constant) 0,487 0,120 4,043 0,000
Asimetri Informasi 0,052 0,011 0,308 4,770 0,000
Leverage 0,101 0,027 0,233 3,784 0,000
Ukuran Perusahaan -0,017 0,004 -0,261 -4,125 0,000
Fhitung 29,613
Sig. Fhitung 0,000
R2 0,317
Adjusted R2 0,307
Sumber: Hasil SPSS, 2015
Berdasarkan Tabel 4 dapat dibentuk persamaan sebesar 69.3 persen dipengaruhi oleh variansi faktor-
regresi linear berganda sebagai berikut: faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model
Y = 0,487 + 0,052 X1 + 0,101 X2 – 0,017X3  + ε penelitian. Nilai sig. Fhitung = 0,000 < α = 0,05. Ini
Konstanta sebesar 0,487. Ini menunjukkan berarti variabel independen yaitu variansi asimetri
bahwa jika nilai variabel bebas yaitu asimetri informasi, leverage, dan ukuran perusahaan
informasi, leverage dan ukuran perusahaan dianggap merupakan penjelas yang signifikan secara statistik
konstan atau sama dengan nol, maka nilai pada manajemen laba perusahaan manufaktur yang
manajemen laba naik sebesar 0,487 persen. terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2013.
Koefisien regresi asimetri informasi (X1) sebesar Tabel 4 menunjukkan bahwa koefisien t sebesar
0,052. Ini menunjukkan bahwa jika variabel lain 4,770 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000
dianggap konstan, maka kenaikan satu persen kurang dari taraf nyata 0,05, maka (H0) ditolak dan
asimetri informasi akan mengakibatkan nilai hipotesis pertama (H1) diterima. Hal ini menunjukkan
manajemen laba naik sebesar 0,052 persen. bahwa variabel asimetri informasi secara parsial
Koefisien regresi leverage (X2) sebesar 0,101. berpengaruh positif pada manajemen laba. Hasil
Ini menunjukkan bahwa jika variabel lain konstan, penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
maka kenaikan satu persen leverage akan oleh Rahmawati (2006), Desmiyawati (2009) dan
mengakibatkan kenaikan leverage sebesar 0,101 Muliati (2011) yang berpendapat bahwa asimetri
persen. informasi berpengaruh positif pada manajemen laba.
Koefisien regresi ukuran perusahaan (X 3 ) Teori keagenan (Agency Theory) mengimplikasikan
sebesar -0,017. Ini menunjukkan bahwa jika variabel adanya asimetri informasi antara manajer sebagai
lain konstan, maka kenaikan satu persen ukuran agen dan pemilik (dalam hal ini adalah pemegang
perusahaan akan mengakibatkan penur unan saham) sebagai prinsipal. Ketika asimetri informasi
manajemen laba sebesar 0,017 persen. tinggi, stakeholder tidak memiliki sumber daya yang
Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat nilai adjusted cukup atas infor masi yang r elevan dalam
R2 sebesar 0,307. Hal ini berarti 30,7 persen dari memonitor tindakan manajer sehingga akan
variansi manajemen laba perusahaan manufaktur memunculkan praktek manajemen laba. Asimetri
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009- informasi akan mendorong manajer untuk tidak
2013 dijelaskan oleh variansi asimetri informasi, menyajikan informasi selengkapnya jika informasi
leverage, dan ukuran perusahaan, sedangkan sisanya tersebut ber kaitan dengan pengukur an kinerja
108 Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol. 11, No. 2, Juli 2016

manajer. Akibatnya semakin tinggi asimetri informasi, yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka
semakin tinggi pula praktek manajemen laba yang dapat disimpulkan bahwa asimetri informasi
dilakukan oleh manajemen. berpengaruh positif pada manajemen laba; leverage
Tabel 5 menunjukkan bahwa koefisien t sebesar berpengaruh positif pada manajemen laba; ukuran
3,784 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 perusahaan berpengaruh negatif pada manajemen
kurang dari taraf nyata 0,05, maka (H0) ditolak dan laba.
hipotesis pertama (H 1 ) diterima. Hal ini Dalam penelitian ini terdapat beberapa
menunjukkan bahwa variabel leverage secara parsial keterbatasan, disarankan untuk penelitian selanjutnya
berpengaruh positif pada manajemen laba. Hasil mencermati dan menyempurnakan keterbatasan
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang tersebut. Nilai adjusted R square dalam penelitian
dilakukan oleh Husnan (2001) serta I Guna dan ini sebesar 0.307 ini berarti 30,7 persen variasi dalam
Herawaty (2010) yang berpendapat bahwa leverage manajemen laba mampu dijelaskan oleh variabel
berpengaruh positif pada manajemen laba. Hipotesis asimetri informasi, leverage, dan ukuran perusahaan,
kontrak utang dalam teor i akuntansi positf sementara itu 69,3 persen dipengaruhi oleh variabel
menyebutkan bahwa perusahaan yang memiliki lain. Untuk itu kepada peneliti lain diharapkan untuk
financial leverage tinggi akibat besarnya utang melakukan penelitian dengan menambahkan
dibandingkan aktiva, diduga melakukan manajemen variabel-variabel lain ke dalam model. Peneliti lain
laba. Hal ini disebabkan karena perusahaan terancam dapat menambah variabel bebas seperti profitabilitas,
default, yaitu tidak dapat memenuhi kewajiban kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional
membayar utang pada waktunya. Keadaan ini dan kebijkan deviden.
mengindikasikan bahwa perusahaan dengan leverage Penelitian ini hanya meneliti satu sektor
tinggi memiliki pengawasan yang lemah terhadap perusahaan yang terdaftar di BEI yaitu sektor
manajemen yang menyebabkan manajemen dapat manufaktur sehingga hasil penelitian ini mungkin
membuat keputusan sendiri, dan juga menetapkan tidak dapat mewakili hasil penelitian ke semua sektor
strategi yang kurang tepat. Hal tersebut akan memicu yang ada, sehingga diharapkan peneliti berikutnya
pihak manajemen untuk melakukan manajemen laba. dapat menambahkan sektor-sektor yang lain atau
Tabel 5 menunjukkan bahwa koefisien t sebesar dapat menggunakan seluruh perusahaan agar
-4,125 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 menggeneralisasi hasil penelitian.
kurang dari taraf nyata 0,05, maka (H0) ditolak dan
hipotesis ketiga (H3) diterima. Hal ini menunjukkan REFERENSI
bahwa variabel ukuran perusahaan secara parsial
Adnyana Usadha, I Putu, & Gerianta Wirawan Yasa.
berpengaruh negatif pada manajemen laba. Hasil
(2008). Analisis manajemen Laba dan Kinerja
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
Perusahaan Pengakuisisi sebelum dan sesudah
dilakukan oleh Veronica dan Siddharta (2005) yang
Merger dan Akuisisi di Bursa Efek Indonesia.
berpendapat bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
Jurnal Fakultas Ekonomi, Universitas
negatif pada manajemen laba. Semakin besar total
Udayana, Denpasar
aktiva perusahaan maka akan semakin besar ukuran
Agusti, Restu dan Pramesti, Tyas. (2008). Pengaruh
perusahaan begitu juga sebaliknya. Perusahaan besar
Asimetri Informasi, Ukuran Perusahaan,
kurang memiliki dorongan untuk melakukan
Kepemilikan Manajerial terhadap Manajemen
manajemen laba dibandingkan perusahaan-perusahaan
Laba. Jurnal Akuntansi. Universitas Riau.
kecil, karena perusahaan besar lebih banyak
Ahmad, Afridian Wirahadi dan Yossi Septriani.
mendapat perhatian lebih oleh pemegang saham dan
(2008). Konflik Keagenan: Tinjauan Teoritisdan
pihak luar. Perusahaan besar memiliki basis investor
Cara Menguranginya, Jurnal  Akuntansi  dan
yang lebih besar, sehingga mendapat tekanan yang
Manajemen, 3(2), 47-55
lebih kuat untuk menyajikan pelaporan keuangan
Almilia, L.S., & Devi, V. (2007). Faktor-faktor yang
yang kredibel. Maka, semakin besar ukuran
Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi
perusahaan, akan menurunkan praktek manajemen
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
laba yang dilakukan oleh manajemen.
Bursa Efek Indonesia, Jurnal Proceeding
SIMPULAN Seminar Nasional Manajemen SMART,
Bandung
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh Arief, Muh. Jiyantho dan Bambang Agus Pramuka.
melalui pengujian statistik serta pembahasan seperti (2007). Mekanisme Corporate Governance,
Mahawyahrti dan Budiasih, Asimetri Informasi .... 109

Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Herawaty, Nurul; Baridwan, Zaki. 2007. Manajemen
Artikel Simposium Nasional Akuntansi (SNA) Laba Pada Perusahaan yang Melanggar
X, Makasar. Perjanjian Utang. Simposium Nasional
Astika, Ida Bagus Putra. (2009). Manajemen Laba Akuntansi X, UNHAS, Makassar
dan Motif yang Melandasinya. Jurnal Horne, Van James C., & Wachowicz, John M.
Akuntansi (2005). Prinsip-Prinsip Manajemen
Christie, Andrew A., & Zimmerman, Jerold L. (1994). Keuangan Edisi ke 12. Jakarta: Salemba
Efficient and Opportunistic, Choices of Empat.
Accounting Procedures: Corporate Control Husnan, Suad. (2001). Manajemen Keuangan
Contest. Accounting Review, 539-66. Teori Dan Penerapan (Keputusan Jangka
Dechow, P. M R.G. Sloan, & A.P. Sweeney. 1995. Pendek) Buku 2 Edisi 4 Cetakan
Detecting Earnings Management. The Pertama.Yogyakarta : BPFE
Accounting Review, 70(2). Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). (2009). Standar
Desmiyawati. 2009. Pengaruh Asimetri Informasi Akuntansi Keuangan (SAK) Tahun 2009.
dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Salemba Emapat, Jakarta.
Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Jensen, M. C., & Meckling, W.H. (1976). Theory of
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pekbis the Firm : Managerial Behavior, Agency Costs
Jurnal, 1(3), 180-189 and Ownership Structure . Journal of Financial
Erkasi, Beta Anggraini Dwi. (2009). Analisis Faktor- Economics, Oktober, 1976, 3(4), 305-360.
Faktor yang Mempengaruhi Koefisien Respon Klein, A. (2002). Audit Commite, Board of Director
Laba pada Saham-Saham Syariah. Skripsi. Characteristics, and Earning Management.
Fakultas Syaiah Universitas Islam Negeri Sunan Journal of Accounting and economics, 33,
Kalijaga. 375-400.
Finacial Accounting Standards Board (FASB). Lau, G. dan Lee, S. (1999). Consumers trust in the
(1978). Statement of Financial Accounting brand and Link to Brand Loyalty. Journal of
Concepts No.1: Objectives of Financial Market Focused Management
Reporting by Business Enterprises, Stamfort, Madura, Jeff. (2007). Pengantar Bisnis. Buku 2.
Connecticut Edisi ke empat. Salemba Empat, Jakarta.
Firdaus, Ilham. (2013). Pengaruh Asimetri Informasi Mardiyah, Listianingsih. (2005). Pengaruh Sistem
dan Capital Adequacy Ratio terhadap Pengukuran Kinerja, Sistem Reward dan Profit
Manajemen Laba. Skipsi. Universitas Negeri Center terhadap Hubungan antara Total Quality
Padang Manajemen dengan Kinerja Manajer ial,
Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Simposium Nasional Akuntansi VII, Solo.
Multivariate dengan Program IBM SPSS19, Marrakchi Chtourou S., Jean Bedard, & Lucie
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Courteau. (2001). Corporate Governance and
Semarang Earning Managemen. Working Paper.
Gujarati, Damodar. (2003). Ekonometrika Dasar : Masdupi, Erni. (2005). Analisis Dampak Struktur
Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga. Kepemilikan pada Kebijakan Utang dalam
Guna, Welvin I., &Herawaty, Arleen. (2010). Mengkontrol Konflik Keagenan. Jurnal
Pengaruh Mekanisme Good Corporate Ekonomi dan Bisnis Indonesia, 2(1), 57-69.
Governance, Independensi Auditor, Kualitas Mayangsari, Sekar. (2001). Manajemen Laba dan
Audit dan Faktor Lainnya terhadap Manajemen Motivasi Manajemen. Media Riset Akuntansi,
Laba, Jurnal Akuntansi dan Bisnis. 12(1), 53- Auditing, dan Informasi, 1(2)
68. Moses, Douglas O. 1997. Income Smooting and
Hasibuan, Abdul Nasser. (2009). Pengaruh Incentives; Empirical Using Accounting Changes.
Karakteristik Perusahaan dan Ekonomi Makro The Accounting Review. 12(2) 259-377.
terhadap Return Saham LQ-45 di Bursa Efek Muliati. 2011. Pengaruh Asimetri Informasi dan
Indonesia. Tesis. Universitas Sumatera Utara. Ukuran Perusahaan pada Praktik Manajemen
Healy, P., & Wahlen J. 1999. A Review of The Laba di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar
Earnings Manajement Literature and Its di BEI, Skripsi. Universitas Udayana. Denpasar.
Implications for Standard Setting. Accounting Nasution, Marihot, & Doddy Setyawan. (2007).
Horizon, 12(4). Pengaruh Corporate Governance Terhadap
Manajemen Laba di Industr i Perbankan
110 Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol. 11, No. 2, Juli 2016

Indonesia. Artikel Ilmiah dalam Simposium Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2004-2007.
Nasional Akuntansi X, Makassar. Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang.
Othman, B.H., Zhegal, D. 2006. A Study of Earnings Scott, W. R. (2000). Financial Accounting Theory,
Management Motives in the Anglo-American 2nd edition. Prentice Hall Canada Inc
and Euro-Continental Accounting Models: the Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis.
Canadian and French Cases. The International Bandung : CV. Alfabeta.
Journal of Accounting, 41, 406–435. Sulistyanto, Sri. (2008). Manajemen Laba: Teori
Purwantini, V.T. 2011. Pengaruh Mekanisme Good dan Model Empiris, Jakarta: Grasindo.
Corporate Governance Ter hadap Nilai Sweeney, Amy Patricia. (1994). Debt-Covenant
Perusahaan dan Kinerja Keuangan Perusahaan Violations and Managers’ Accounting Response.
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Journal of Accounting and Economics, 17,
Ekonomi Bisnis dan Perbankan, 19(19), STIE 281-308.
AUB, Surakarta. Veronica, Sylvia N.P Siregar dan Siddharta Utama.
Rahmawati, Yacop Suparno, & Nurul Qomariyah. (2005). Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran
2006. Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance
Praktek Manajemen Laba pada Perusahaan Terhadap Pengelolaan Laba (Ear ning
Perbankan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Management). Simposium Nasional Akuntansi
Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi 9 8. Solo.
Padang. Watts, Ross L and Jerold Zimmerman. (1986).
Richardson, V. J., (1998). Information Asymetry and Positive Accounting Theory. Prentice Hall
Earnings Management : Some Evidence, International Inc. New Jersey.
Retrieved March3rd . Widyaningdyah, A. U. (2001). Analisis Faktor-Faktor
Riyanto Bambang. (1995). Dasar-Dasar yang Berpengaruh terhadap Earnings Management
Pembelanjaan Perusahaan. Edisi keempat, pada Perusahaan Go Publik di Indonesia. Jurnal
Penerbit BPFE, Yogyakarta. Akuntansi Keuangan, 3(2), 89 – 101.
Sam’ani. (2008). Pengaruh Good Corporate Yamaditya, Vanian. (2014). Pengaruh Asimetri
Governance dan Leverage terhadap Kinerja Informasi, Leverage dan Ukuran Perusahaan
Keuangan pada Perbankan yang Terdaftar di Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI
Periode 2011-2013). Skripsi. Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponogoro.

Anda mungkin juga menyukai