A. Pengertian
Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau
dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat,
ukuran panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolik.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan ( skill) dalam struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai
hasil dari proses pematangan.
a. Ukuran antropometrik
1) Berat badan
Berat badan merupakan ukuran antropometrik terpenting, karena dapat
digunakan untuk menilai peningkatan/ penurunan semua jaringan yang
ada dalam tubuh, antara lain tulang, otot, lemak, cairan tubuh dan lain –
lain. Untuk menilai berat badan normal yang sesuai usia todler dapat
dilihat di tabel NCHS terlampir.
2) Tinggi badan
Keistimewannya adalah bahwa ukuran tinggi badan pada masa
pertumbuhan meningkat terus sampai tinggi maksimal tercapai dan
akhirnya berhenti pada umur 18 – 20 tahun. Untuk menilai tinggi
badan yang sesuai dengan usia todler dapat dilihat ditabel NCHS
terlampir.
3) Lingkar kepala
Lingkaran kepala mencerminkan volume intrakranial, dipakai untuk
menaksir pertumbuhan otak. Untuk rentang normal menurut nellhaus
pada anak usia 1 tahun adalah 43,5 – 49( perempuan) & 43,5 – 49 ( laki
– laki ) , kemudian anak usia 2 tahun adalah 45 – 51( perempuan ) & 46
– 51( laki – laki ) dan anak usia 3 tahun adalah 46,25 – 53 (perempuan)
& 46,25 – 53 ( laki – laki ). namun demikian untuk lebih jelasnya dapat
dilihat dalam grafik Nellhaus terlampir.
4) Lingkar lengan atas
LLA mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot yang tidak
terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan dengan berat
badan, laju tumbuh lambat, dari 11 cm waktu lahir menjadi 16 cm pada
satu tahun, selanjutnya tidak banyak berubah pada umur 1 – 3 tahun.
5) Lipatan kulit
Yaitu peristiwa yang terjadi selama proses pertumbuhan dan perkembangan pada
anak.
1. Pola perkembangan fisik yang terarah Terdiri dari dua prinsip yaitu cephalocaudal
dan proximal distal (Wong, 1995).
a. Cephalocaudal adalah pola pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai
dari kepala yang ditandai dengan perubahan ukuran kepala yang lebih
besar, kemudian berkembang kemampuan untuk menggerakkan lebih
cepat dengan menggelengkan kepala dan dilanjutkan ke bagian
ekstremitas bawah lengan ,tangan dan kaki
b. Proximaldistal yaitu pola pertumbuhan dan perkembangan yang
dimulai dengan menggerakkan anggota gerak yang paling dekat
dengan pusat/sumbu tengah, seperti menggerakkan bahu dahulu baru
kemudian jari- jari.
c. Fase Falik
Fase falik antara umur 3-12 tahun. Fase ini dibagi 2 yaitu fase oediopal antara
3-6 tahun dan fase laten antara 6-12 tahun. Fase oediopal denagn pengenalan
akan bagian tubuhnya umur 3 tahun. Disini anak mulai belajar menyesuaiakan
diri dengan hukum masyarakat. Perasaan seksual yang negative ini kemudia
menyebabkania menjauhi orang tua dengan jenisn kelamin yang sama.
Disinilah proses identifikasi seksual. Anak pada fase praoediopal biasanya
senang bermain denagn anak yang jenis kelaminnya berbeda, sedangkan anak
pasca oediopal lebih suka berkelompok dengan anak sejenis.
d. Fase Laten
Resolusi konflik oediopal ini menandai permulaan fase laten yang terentang
7-12 tahun, untuk kemudian anak masuk ke permulaan masa pubertas.
Periode ini merupakan integrasi, yang bercirikan anak harus berhadapan
dengan berbagai tuntutan dan hubungan denagn dunia dewasa. Anak belajar
untuk menerapkan dan mengintegrasikan pengalaman baru ini. Dalam fase
berikutnya berbagai tekanan sosial akan dirasakan lebih berat oleh karena
terbaur dengan keadaan transisi yang sedang dialami si anak.
e. Fase Genital
Dengan selesainya fase laten, maka sampailah anak pada fase terakhir dalam
perkembangannya. Dalam fase ini si anak menghadapi persoalan yang
kompleks. Kesulitan sering timbul pada fase ini disebabkan karena si anak
belum dapat menyelesaikan fase sebelumnya dengan tuntas.
2. Teori tumbuh Kembang Erik Erikson
Erikson melihat anak sebagai makhluk psisososial penuh energy. Ia
mengungkapakan bahwa perkembangan emosional berjalan sejajar dengan
pertumbuhan fisis, dan ada interaksi antara perkembangan fisis dan psikologis. Ia
melihat adanya suatu keteraturan yang sama antara perkembangan psikologis dan
pertumbuhan fisis. Erikson membagi perkembangan manusi dari awal hingga
akhir hayatnya menjadi 8fase dengan brbagai tugas yang harus diselesaikan pada
setiap fase. Lima fase pertama adalah saat anak tumbuh dan berkembang.
a. Masa Bayi
Kepercayaan dasar vs ketidak percayaan. Dalam masa ini terjadi interaksi
sosial yang erat antara ibu dan anak yang menimbulkan rasaaman dalam diri si
anak. Dari rasa aman tumbuh rasa kepercayaan dasar terhadap dunia luar.
b. Masa Balita
Kemandirian vs ragu dan malu. Masa balita dari Erikson ini kira- kira sejajar
dengan fase anal. Pada masa ini anak sedang belajar untuk menegakkan
kemandiriannya namun ia belum dapat berfikir, oleh karena itu masih perlu
mebdapat bimbingan yang tegas. Psikopatologi yang banyak ditemukan
sebagai akibat kekurangan fase ini adalah sifat obsesif-kompulsif dan yang
lebih berat lagi adalah sifat atau keadaan paranoid.
c. Masa Bermain
Inisiatif vs bersalah. Masa ini berkisar antara umur 4-6 tahun. Anak pada umur
ini sangat aktif dan banyak bergerak. Ai mulai belajar mengembangkan
kemampuannya untuk bermasyarakat. Inisiatifnya mulai berkembang pula dan
bersama temannya mulai belajar merencanakan suatu permainan dan
melakukannya dengan gembira.
d. Masa Sekolah
Berkarya vs rasa rendah diri. Masa usia 6-12 tahun adalah masa anak mulai
memasuki sekolah yang lebih formal. Ia sekarang berusaha merebut perhatian
dan penghargaan atas karyanya. Ia belajar untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan padanya, rasa tanggung jawab mulai timbul, dan ia mulai senang
untuk belajar bersama.
e. Masa Remaja
Identitas diri vs kebingungan akan peran diri. Pada sekitar umur 13 tahun
masa kanak-kanak berakhir dan masa remaja dimulai.Pertumbuhan fisis
menjadi sangat pesat dan mencapai taraf dewasa. Peran orang tua sebagai
figure identifikasi lain. Nilai-nilai dianutnya mulai diaragukan lagi satu per
satu.
3. Teori Tumbuh Kembang Menurut Piaget
Piaget adalah pakar terkemuka dalam bidang teori perkembangan kognitif.
Seperti juga Freud, Piaget melihat bahwa perkembangan itu mulai dari suatu
orientasi yang egosentrik, kemudian makin meluas dan akhirnya memasuki
dunia sosial. Piaget membagi perkembangan menjadi empat fase :
a. Fase Sensori-motor (0-2 tahun)
Seorang anak mempunyai sifat yang sangat egosentrik dan sangat terpusat pada
diri sendiri. Oleh karena itu kebutuhan pada fase ini bersifat fisik, fungsi ini
menyebabkan si anak cepat menguasainya dan dibekali dengan keterampilan
tersebut melangkah ke fase berikutnya.
b. Fase Pra-operasional (2-7 tahun)
Fase ini dibagi menjadi dua, yaitu fase para konseptual dan fase intuitif. Fase
pra konseptual (2-4 tahun). Disini anak mulai mengembangkan kemampuan
bahasa yang memungkinkan untuk berkomunikasi dan bermasyarakat dengan
dunia kecilnya. Fase intuitif (4-7 tahun) anak makin mampu bermasyarakat
namun ia belum dapat berfikir secara timbal balik. Ia banyak memperhatikan
dan meniru perilaku orang dewasa.
c. Fase Operasional Konkrit (7-11 tahun)
Pengalaman dan kemampuan yang diperoleh pada fase sebelumnya menjadi
mantap. Ia mulai belajar untuk menyesuaikan diri dengan teman-temannyadan
belajar menerima pendapat yang berbeda dari pendapatnya sendiri.
Pada fase akhir ini kemampuan berfikir anak akan mencapai taraf kemampuan
berfikir orang dewasa. Tercapainya kemampuan ini memungkinkan remaja
untuk masuk ke dalam dunia pendidikan yang lebih kompleks, yaitu dunia
pendidikan tinggi. Dari tiga teori berkembang tersebut diatas, yaitu teori Freud,
Erikson, dan Piaget, maka kita dapat melihat bagaimana para pakar tersebut
mempelajari perkembangan anak dari sudut yang berbeda namun semuanya
sepeandapat bahwa :
a) Perkembanagn suatu proses yang diatur dan berurutan, yang
dimulai dari beberapa hal sederhana, dan terus berkembang
menjadi semakin kompleks.
Terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu:
1. Faktor Genetik
Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal
dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Seperti sindrom Down,
sindrom Turner yang disebabkan oleh kelainan kromosom.
2. Faktor Lingkungan
a. Faktor Lingkungan Pra natal, antara lain :
1) Gizi ibu pada waktu hamil
2) Mekanis (trauma dan cairan ketuban yang kurang, posisi janin)
3) Toksin / zat kimia (zat teratogen: obat-obatan teralidomide, pkenitoin,
methadion, obna-obat anti kanker)
4) Endokrin (defisiensi hormon somatotropin, hormon plasenta,hormon
tiroid, insulin)
5) Radiasi
6) Infeksi (Torch, Varisela, Coxsakie, Echovirus, Malaria, Lues, HIV, polio,
campak, teptospira, virus influenza, virus hepatitis)
7) Stres
8) Imunitas
9) Anoksia embrio
b. Faktor Lingkungan Post Natal, yaitu :
1) Lingkungan Biologis, antara lain: Ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur,
gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis,
fungsi metabolisme, hormon.
2) Faktor Fisik, antara lain: cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah,
sanitasi, keadaan rumah, radiasi.
3) Faktor Psikososial, antara lain: stimulasi, motivasi belajar, hukuman
yang wajar, kelompok sebaya, stres, sekolah, cinta dan kasih sayang,
kualitas interaksi anak-orang tua.
DAFTAR PUSTAKA
Engel, joyce. (1998). Pengkajian Pediatrik, Alih Bahasa Teresa, Jakarta : EGC
Beth cecily L, sowden Linda A. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatrik, Jakarta : EGC.
Sacharin Rosa M. (1996). Prinsip Keperawatan Pediatrik. Alih bahasa : Maulanny R.F. Jakarta :
EGC
Markum, A.H. (1991). Buku Ajar Anak. Jilid I, Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.