Gel 2 - Kel 2 - Resume Resusitasi Cairan - Intan Maeilani Rahayu
Gel 2 - Kel 2 - Resume Resusitasi Cairan - Intan Maeilani Rahayu
Pembimbing Akademik :
Ristina Mirwanti, M.Kep
Disusun Oleh :
Intan Maeilani Rahayu
220112200586
D. Manifestasi Klinis
1. Luka bakar derajat I (kerusakan terjadi pada lapisan epidermis, tidak dijumpai bulae,
kulit kering, hiperemi berupa eritema, nyeri, dan penyembuhan terjadi spontan dalam
waktu 5-10 hari)
2. Luka bakar derajat II A(kerusakan terjadi pada bagian superficial dari dermis, organ-
organ kulit masih utuh, dan penyembuhan spontan dalam waktu 10-14 hari)
3. Luka bakarderajat II B (kerusakan terjadi pada pada hamper seluruh bagian dermis,
organ-organ kulit sebagian besar masi hutuh, dan penyembuhan terjadi lebih lama.
Umum nya penyembuhan terjadi lebih dari satu bulan)
4. Luka bakar derajat III (kerusakan terjadi pada seluruh lapisan dermis dan lapisan yang
lebih dalam, organ-organ kulit mengalami kerusakan, tidak dijumpai bulae, kulit yang
terbakar berwarna abu dan pucat, terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis,
tidak dijumpai nyeri, hilang sensasi, dan penyembuhan terjadi lama karena proses
epitelisasi spontan dari dasar kulit tidak terjadi) (Nurarif & Kusuma, 2015).
E. Patofisiologi Luka Bakar (Nurafif, 2015) Ansietas
Perubahan Citra
Tubuh
- v
Api Psikologis Perasaan Malu
- Air Panas Gangguan Citra Tubuh
- Bahan LUKA BAKAR
Kimia Luka terbuka Kuman
- Listrik Biologis masuk Hepar Pelepasan
- Radiasi Katelkolamin
Cedera Inhalasi Diruang Tertutup Kerusakan Kulit Luka terbuka Kuman Resiko Hypoksia
masuk Gangguan Hepatik
Fungsi Hati
❖ First 24 jam
4 cc RL x Kg BB x %Luka Bakar
- Diberikan 50% dari total cairan dalam 8 jam pertama
- Diberikan 50% dari total cairan dalam 16 jam pertama
❖ Second 24 hours
- Kebutuhan cairan 30-40 cc X BB
- 1 ml RL X BB X %Luka Bakar
Contoh Soal
Pasien dewasa dengan Bb 60 Kg dengan luas luka bakar 30 %. Kejadian jam 08.00
datang ke RS jam 10.00
❖ 24 jam pertama
Total kebutuhan : 4 X 60 X 30 = 7.200 ml
8 jam pertama : 3.600 ml (jam 10.00 - 18.00) = 600 ml/jam
16 jam kedua : 3.600 ml (18.00-10.00) = 225 ml/jam
❖ 24 jam kedua
Cairan maintance : 30 X 60 =1.800 ml
Koloid : 0,3 X 60 X 30 = 540 ml
Kristaloid : 1 X 60 X 30 = 1.800 ml
2. Penggantian darah
Luka bakar pada kulit menyebabkan tejadinya kehilangan sejumlah sel darah
merah sesuai dengan ukuran dan kedalaman luka bakar karena plasma perdominan
hilang 48 jam pertama setelah terjadinya luka bakar tetaou relative polisitemia
terjadi pertama kali.
3. Perawatan luka bakar
- Luka dicuci, debridement dan disinfeksi dengan savlon 1: 30
- Diolesi dengan betadin
- Bersihkan lagi dengan air steril
- Tutup Tulle
- Topikal silver sulfadiazine (SSD)
- Tutup kasa steril tebal/ elastik verban
- Luka dibuka hari ke 5 -7 kecuali ada tanda-tanda infeksi
- Dilakukan degan pembiusan total dikamar operasi
4. Pemenuhannutrisi
5. Antibiotic
6. Kontrol rasa sakit (opioid dan NSAID)
7. Early exicision and grafting (E&G)
8. Escharotomy
(Nurarif & Kusuma, 2015)
L. Diagnosis Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif
2. Nyeri akut b.d proses terjadinyaluka
3. Resiko infesksi
4. Kerusakan integritas kulit b.d luka bakar
5. Resiko infeksi b.dhilangnya barrier kulit
M. Intervensi Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif
a. Monitor status hidrasi
b. Monitor intake dan output cairan
c. Monitor tanda-tanda vital
d. Pemberian IV line
e. Atur kemungkinan transfusi
2. Nyeri akutb.d proses terjadi nya luka
a. Pemberian analgesic
b. Kontrol lingkungan yang dapat memengaruhi nyeri
c. Tingkatkan istirahat
d. Evaluasi keefektifan control nyeri
3. Kerusakan integritas kulit b.d luka bakar
a. Lakukan perawatan luka aseptic
b. Kaji adanya tanda-tanda infeksi (kemerahan)
c. Hindari kerutan pada tempat tidur
4. Resikoinfeksib.dhulangnya barrier kulit
a. Pertahankan lingkungan aseptic
b. Kolaborasi pemberian antibiotic
c. Dorong masukan nutrisi yang cukup
Diagnosa
Gangguan pertukaran Gas Airway Management
- Bebaskan jalan nafas
- Dorong bernafas dalam lama dan tahan batuk
- Atur kelembaan udara yang sesuai
- Atur posisi untuk mengurangi sesak nafas
- Monitor frekuensi dan kedalaman nafas
Monitor Respirasi
- Monitor kecepatan, irama, kedalaman dan
upaya bernafas
- Catat pergerakan dada, lihat kesimetrisan dada,
apakah menggunakan alat bantu, dan adakah
penggunaan alat bantu dan retraksi otot
interkosta
- Monitoring pernafasan, hidung, adanya suara
ngorok
- Monitoring pola nafas, bradipneu, takipneu,
hiperventilasi, respires kusmaul dan lain-lain
- Palpasi kesamaan ekspansi paru
- Perkusi dada anterior dan posterior dari kedua
paru
- Monitor adanya kelelahan otot diafragma
- Auskultasi suara nafas, catat area penurunan
dan ketidakadanya ventilasi dan bunyi nafas