Anda di halaman 1dari 5

RESUME PUNGSI PLEURA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas laporan stase keperawatan medikal
bedah

Nama Mahasiswa :
Intan Maeilani Rahayu (220112200586)

Pembimbing Klinik: Ibu Ina Teja, S.Kep., Ners.

PROGRAM PROFESI NERS XLI


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2021
RESUME TARGET KETERAMPILAN KLINIK
a. Konsep
Efusi pleura adalah sebuah keadaan dimana tejadi penumpukan cairan yang
melebihi ambang batas yang normal yang berada didalam vacum pleura yang
terdapat diantara pleura parieatalis yang dapat berupa transudate atau cairan
yang bersifat eksudat.
Pungsi pleura diantaranya merupakan tindakan yang bersifat invasif dengan
meng irigasi melalui dinding thoraks kemudian dikeluarkan cairan melalui
dinding fleura.
b. Tujuan
Tujuan dilakukan tindakan ini adalah untuk mendapatkan spesimen cairan
pleura supaya bisa dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Kemudian
bertujuan untuk mengurangi tekanan mekanik pada paru-paru.
c. Indikasi
1. Untuk mengambil spesimen cairan pleura untuk pemeriksaan Analisa,
mikrobiologi dan sitologi
2. Untuk mengatasi gangguan respirasi yang diakibatkan oleh penumpukan
cairan didalam rongga pleura
d. Kontra indikasi
1. Trombositopenia < 20.000/mm2
2. Gangguan koagulasi : PT-APTT memanjang > 1,5 dalam terapi anti
koagulan
3. Batuk dan cegukan yang tidak terkontrol
e. Komplikasi
1. Pneumothorakx
2. Hematothorak
3. Adanya infeksi
f. Hal yang harus diperhatikan sebelum tindakan
1. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai kondisi yang dialami,
alasan mengapa thoracocentesis dibutuhkan, apa komplikasi dan risiko
bila tindakan dilakukan
2. Penilaian kelayakan pasien untuk menjalani pungsi pleura
3. Pasien dengan defisit koagulasi yang tidak terkoreksi tidak dianjurkan
menjalani prosedur pungsi pleura
g. Hal yang harus diperhatikan setelah Tindakan
1. Dilakukan foto toraks kontrol segera untuk melihat keberhasilan pungsi
pleura yang telah dilakukan
2. Mengamati komplikasi yang mungkin terjadi
h. Kebutuhan alat dan bahan
1. Sarung tangan steril
2. Spuit 5 cc dan 50 cc
3. Kateter venaa nomor 16
4. Three way stopcock
5. Blood set
6. Lidocain 2 %
7. Alkohol 70 %
8. Betadine
9. Kasa steril
10. Plester
11. Beberapa tabung/ spuit untuk pemeriksaan specimen
i. Pelaksanaan Tindakan
1. Menginstruksikan posisi duduk bila memungkinkan atau setengah duduk,
menghadap sandaran kursi dengan posisi lengan berada diatas sandaran
kursi
2. Menentukan tempat aspirasi dengan pemeriksaan fisik dengan bantuan
foto toraks
3. Memberikan tanda pada daerah yang akan dipungsi di linen aksilaris
posterior, khususnya tempat insersi dibawah batas redup pada
pemeriksaan perkusi, diruang interkostal tepi atas iga
4. Melakukan desinfeksi dengan kasa streil yang sudah diberi betadine, dari
dalam keluar, ulangi dengan alcohol 70%. Kemudian pasang duk steril
dengan lubang pada tempat yang akan dipungsi
5. Anastesi lokal dengan lidocaine 2% 2-4 cc dengan spuit 5 cc, kemudian
diinfiltrasikan anastesi local intradermal, tunggu sesaat kemudian
lanjutkan kearah dalam hingga terasa jarum menembus pleura
6. Apabila jarum sudah menembus rongga pleura kemudian aspirasi didalam
kavum pleura sampai spuit penuh, kemudian spuit dicabut
7. Luka bekas tusukkan segera ditutup dengan kasa betadine
8. Tusukkan kateter vena no 16 ditempat penusukan jarum anastesi local dan
apabila telah menembus pleura, maka maindrain (piston) jarum dicabut
9. Sambungkan bagian pangkal jarum dengan threeway stopcock dan spuit
50 cc untuk aspirasi
10. Lakukan aspirasi sampai cairan memenuhi spuit 50 cc
11. Ujung threeway stopcock yang lain dihubungkan dengan blood set (untuk
pembuangan)
12. Melakukan penutupan kran aliran threeway stopcock ke rongga pleuraa
13. Cairan yang berada dalam spuit dibuang melalui aliran blood set
14. Kran threeway stopcock Kembali diputar kea rah rongga pleura dan
dilakukan aspirasi Kembali 50 cc
15. Dilakukan evakuasi sampai jumlah cairan maksimal 1500 cc
16. Setelah selesai evakuasi kateter vena dicabut dan luka bekas tusukan
ditutup dengan kasa steril yang telah diberi betadine
17. Spesimen diberi label dan dikirim untuk pemeriksaan
DAFTAR PUSTAKA

Asih, N. G. Y., & Effendy, C. (2003). Keperawatan Medikal Bedah. EGC.


Imelda, P., Gabriella Berta, B., & Tri, U. S. (2017). Penyebab Efusi Pleura di
Kota Metro pada tahun 2015. Jurnal Agromedicine, 4(1), 25-32.

Anda mungkin juga menyukai