Anda di halaman 1dari 2

ASPIRASI CAIRAN PLEURA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


1/2
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :
Direktur RSUD. Haji Makassar

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
drg. Hj. Sukreni Abdullah, M.Kes
Pangkat : Pembina Tk. I
NIP : 19720401 200212 2 005
Merupakan prosedur invasif mengeluarkan cairan dari dalam rongga
pleura dilakukan atas indikasi diagnostic maupun terapiutik. Kontra
indikasi relatf jika terdapat kelainan faal hemostatis. Komplikasi yang
PENGERTIAN mungkin timbul meliputi pneumothoraks,hematothoraks.Infeksi
sekunder shock dan emboli udara.

Diagnostik untuk menentukan jenis cairan.serous,


TUJUAN hemoragik,chylous,darah atau pus. Terapeutik untuk fluidotoraks
maupum hematotoraks
Rumah Sakit menerapkan Pelayanan Bronkoskopi berdasarkan
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar
KEBIJAKAN Propinsi Sulawesi Selatan Nomor : 8076/TU/RSUD/VI/2019 Tenytyang
Kebijakan pelayanan Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Haji
Makassar.

1. Persiapan alat dan bahan


a. Anastesi local
b. Duk lobang steril
c. Kasa steril
d. Klem
e. Selang infus set
f. Jarum sayat dengan karet penghubung
g. Spuit 3cc,20 cc,atau 50 cc
2. Persiapan penderita
Penderita diposisikan menghadap sandaran kursi dengan lengan
diatas sandaran kursi dan jika perlu diganjal dengan bantal.
3. Penentuan tempat aspirasi
Tempat aspirasi ditentukan dengan pemeriksaan fisis dan dengan
bantuan penunjang foto toraks atau usg toraks. Tempat insersi
jarum adalah dibawah batas redup pada perkusi, pada ruang sela
PROSEDUR iga ditepi atas iga,linea aksilaris anterior atau linea mid-aksilaris.
Pada tempat yang telah ditentukan sebaiknya diberi tanda.
4. Persiapan operator
Operator menggunakan tutup kepela,tutup mulut ,skot plastic,alas
kaki dan sarung tangan steril
5. Desinfeksi
Menggunakan popidone iodine 10%, kemudian diulang dengan
alcohol 70%. Desinfeksi dengan menggunakan kasa streril dan
pinset dari dalam kearah luar. Pasang duk steril lubang pada
tempat yang akan
6. Anastesi
Pada tempat yang akan diaspirasi, diberikan anastesi local dengan
lidicain 2%,2-3 cc dengan spuit 3 cc steril. Infiltrasikan bahan
anastesi local intradermal sampai terjadi benjolan. Tunggu sesaat
kemudian anastesi dilanjutkan kearah dalam sampai mencapai
pleura parietalis. Jarum dimasukkan kerongga pleura. Kemudian
dilakukan aspirasi beberapa cc cairan pleura
ASPIRASI CAIRAN PLEURA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


2/2

7. Tehnik aspirasi dengan menggunakan jarum sayap.


Jarum sayap lengkap dengan kateter penyambungnya, diklem pada
ujung distal kateter dan dipegang pada seorang staf medis untuk
membantu tusukkan jarum pada tempat yang telah disiapkan
sampai menembus plura parietalis. Pasang spuit pada kateter
penyambung klem dibuka, cairan diaspirasi, bila spuit telah
penuh,kateter diklem kembali,cairan pleura dalam spuit dibuang,
dilakukan berulang-ulang sampai didapatkan 1000 cc cairan. Untuk
aspirasi berikutnya dapat dilakukan sampai maksimal 1500 cc.
Indikasi lain untuk penghentian aspirasi adalah jika penderita batuk-
batuk. Bila aspirasi telah selesai, jarum dilepas, bekas tusukan diberi
povidone iodine dan tutup kasa atau menggunakan finjerbanded.
Terhadap cairan pleura dilakukan pemeriksaan sitology cairan,
rivalta, analisis cairan pleura (sesuai dengan kebutuhan).
8. Tehnik aspirasi dengan bantuan three way stop-cock/ konnecta
Pasang jarum ukuran 14/16/18 pada sisi 1 dari stop kran, selang
infus set pada sisi 2( untuk pembuangan) dan spuit 20 cc/50 cc pada
sisi 3 (untuk aspirasi).Tehnik aspirasi ;
a. Tusukkan jarum melalui ruang sela iga dengan posisi kran
PROSEDUR
menghubungkan rongga pleura dan spuit, sedangak
hubungan dengan selang pembuang terputus. Setelah jarum
mencapai rongga pleura dilakukan aspirasi sampai spuit terisi
penuh.
b. Kemudian posisi kran diubah sehingga arah kerongga pleura
tertutup dan terjadi hubungan antara spuit dengan selang
pembuangan. Buang cairan pleura.
c. Kran kembali diputar keposisi (a), dilakukan aspirasi sampai
spuit terisi, kran diputar keposisi (b) dan cairan pleura
dibuang. Prosedur ini dilakukan berulang sampai aspirasi
selesai dan selanjutnya jarum dapat dicabut.
9. Paska aspirasi pleura, bagi penderita rawat inap, dilakukan observasi
diruangan terhadap kemungkinan komplikasi akibat tindakan. Untuk
penderita rawat jalan, observasi terhadap kemungkinan komplikasi
dilakukan diruang tunggu selama 2 jam. Jika tidak ada komplikasi,
penderita diijinkan pulang dengan nasehat untuk segera kembali jika
timbul batuk hebat, sesak nafas atau perdarahan dari tempat
tusukan jarum.

1. Rawat inap
2. Rawat jalan
UNIT TERKAIT 3. Instalasi gawat darurat
4. SMF dan unit pelayanan paru

Anda mungkin juga menyukai