Oleh:
Intan Maeilani Rahayu 220112200586
Dosen Pembimbing :
Ristina Mirwanti, M.Kep
Yanny Trisyani, Ph. D
VT ditandai dengan ritme jantung cepat berasal dari ventrikel di bawah berkas His, pada
miokardium atau keduanya. VT dapat dibedakan dari takikardia supraventikuler dengan adanya
QRS lebar pada EKG (Siagian, 2018). VT diklasifikasikan berdasar durasinya yaitu
berkelanjutan dan tidak berkelanjutan. VT tidak berkelanjutan terjadi kurang dari 30 detik dan
muncul dengan takiaritmia dengan lebih dari 3 denyut dari ventricular awal. VT berkelanjutan
terjadi lebih dari 30 detik atau terjadi instabilitas hemodinamik dalam kurang dari 30 detik (Foth,
Gangwani, & Alvey, 2021).
VT dikarakteristikan dengan wide complex (durasi QRS lebih besar dari 120 milidetik)
takiaritmia pada denyut jantung lebih dari 100 kali per menit. Klasifikasi lebih lanjut dari VT
yaitu monomorfik, polimorfik, dan torsade de pointes (Jones, 2016).
VT monomorfik:
Torsade de Pointes:
VT dapat terjadi karena kelainan struktur jantung dan paling sering disebabkan oleh infark
miokard akut. Infark miokard akut biasanya menyebabkan VT polimorfik atau ventrikel fibrilasi.
Selama fase akut kebocoran kalium menyebabkan peningkatan kalium ekstrasel sehingga terjadi
depolarisasi pada daerah iskemik. Depolarisasi ini menyebabkan perbedaan konduksi listrik dan
masa refrakter menyebabkan VT polimorfik. VT monomorfik sering disebabkan oleh parut
miokard akibat infark lama. Parut miokard juga sering disebabkan oleh kardiomiopati non-
iskemik, kardiomiopati hipertrofi, sarcoidosis, dysplasia ventrikel kanan, dan post-operasi
koreksi kelainan katup jantung dan kelainan jantung bawaan.
VT juga dapat terjadi akibat kelainan genetic. Umumnya penyebab VT dengan kelainan genetic
adalah gangguan kanal ion (chanellopathy). Long QT syndrome yang sering terjadi; terdapat
gangguan kanal kalium dan natrium, sehingga interval QT memanjang. Brugada syndrome
merupakan kelainan genetic kanal natrium yang menyebabkan blok berkas cabang kanan
inkomplit dan elevasi segmen ST di anterior pada EKG. Catecholaminergic polymorphic VT dan
arrythmogenic right ventricular dysplasia (ARVD) juga merupakan kelainan genetic yang sering
menyebabkan kematian mendadak.
VT idiopatik adalah VT yang terjadi tanpa adanya kelainan struktur jantung, kelainan genetic,
dan gangguan metabolic atau gangguan elektrolit. Umumnya VT idiopatik berasal dari right
ventricular outflow tract (RVOT); terjadi automatisasi yang diperantarai aktivitas cyclic
adenosine monophosphate-dependent sehingga kalsium intrasel meningkat
VF merupakan kondisi denyut jantung cepat dengan aktivitas listrik yang tidak teratur. Hal
ini mengakibatkan jantung tidak dapat mengangkut darah secara efektif, kemudian menyebabkan
kolaps sirkulasi, kematian klinis, hingga kematian biologis. VF memiliki gambaran umum yaitu
irama tidak teratur, frekuensi HR > 350 kali/menit sehingga tidak dapat dihitung, kompleks QRS
tidak terkihat, tidak ada gelombang P, dan tidak ada interval PR (Pintaningrum et al., 2020). VF
merupakan wide complex tachycardia yang disebabkan oleh aktivitas elektrik irregular dan
ditandai dengan HR lebih dari 300 kali/menit. Kelainan QRS di VF bervariasi dalam bentuk,
amplitude, dan durasi dengan irama tidak teratur yang menonjol (Ludhwani, Goyal, & Jangtao,
2021).
- VF memiliki aktivitas listrik yang kacau yang terjadi tanpa adanya depolarisasi atau
kontraksi ventrikel
- Amplitude dan frekuensi dari aktivitas fibrilasi dapat menentukan jenis fibrilasi, yaitu
kasar, sedang (medium), dan halus. Undulasi kecil pada garis dasar disebut dengan
dibrilasi halus; sedangkan undulasi besar disebut dengan fibrilasi kasar
- Kecepatan: tidak menentu
- Irama: kacau
- Gelombang P: tidak ada
- Interval PR: tidak ada
- QRS: tidak ada
D. Etiologi
Gambaran klinis
Tata laksana:
A. Mulai CPR
- Kualitas CPR dengan kedalaman 5 cm dan kecepatan 100-120x/menit dan minimalkan
interupsi selama CPR
- Berikan oksigen
- Pasang monitor/defibrillator
B. Pantau monitor EKG apakah ritme jantung dapat diberikan syok atau tidak
American Heart Association. (2020). Pedoman CPR dan ECC. American Heart Association.
https://doi.org/10.1159/000165558
Foth, C., Gangwani, M. K., & Alvey, H. (2021). Ventricular Tachycardia. StatPearls [Internet].
Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532954/
Jones, S. A. (2016). Seri Panduan Klinis BLS, ACLS, dan PALS. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Ludhwani, D., Goyal, A., & Jangtao, M. (2021). Ventricular Fibrillation. StatPearls [Internet].
Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537120/
Pintaningrum, Y., Setyo Pambudi, A., Astuti, A. A., Bhadranitya Buana, B., Gilang Tilanan, F.,
Theddy, F., … Riskinie, T. (2020). Fibrilasi Ventrikel: Mengenali Awitan Hingga
Tatalaksana. Jurnal Kedokteran, 9(2)(2), 494–501.
Siagian, L. A. (2018). Tatalaksana Takikardia Ventrikel. Cermin Dunia Kedokteran, 45(9), 10–
12.