Anda di halaman 1dari 24

Departemen Keperawatan Anak

Fakultas Keperawatan
Universitas Padjadjaran
2021
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa tugas yang dikumpulkan
adalah hasil karya saya sendiri, bukan contekan, dan belum pernah diserahkan untuk
penugasan mata kuliah lain. Jika saya terlambat mengumpulkan tugas, maka saya
bersedia diberi penalti sesuai dengan lama keterlambatan yang tertera pada rubrik
penilaian di buku panduan, kecuali sudah mendapatkan persetujuan koordinator.

Tanggal : 21 Mei 2021


Nama Lengkap : Kelompok 4
Tanda tangan : -
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
KASUS HIPERBILIRUBINEMIA

Seorang bayi perempuan lahir spontan dengan berat badan 2600 gr, PB 48 cm dari
seorang ibu Ny. T dengan status paritas G2P1A0. Bayi lahir di bidan namun setelah 3 hari
bayi tersebut mengalami kejang dan dibawa ke RSU. Keadaan umum saat dikaji di rumah
sakit bayi tampak lemah, menangis jaarang dan reflex menghisap kurang. Berdasarkan
pemeriksaan fisik didapatkan data sebagai berikut:

- Tanda Vital : HR. 112x/mnt; RR. 56x/mnt; Suhu 36.7oC


- Status neurologis: kesadaran kompos mentis, terdapat kejang pada usia 3 hari
sebanyak 2 x - Kulit: ikterik pada area muka dan dada
- Kepala: lingkar kepala 33 cm, fontaneal anterior 2.5 cm,
- Mata: sclera ikterik, simeris, dapat membuka, ujung luar mata sejajar dengan ujung
telinga - Hidung: simetris, pch(-)
- Mulut: bibir kering, bentuk intact, redleks mengisap lemah
- Dada; bentuksimetris, retraksi dada (+), bunyi nafas vesikuler, irama ireguler; bunyi
jantung murni regular,
- Abdomen: bentuk silindris, umbilical cord belum lepas, basah
- Ekstremitas: ROM (+) lemah, Babinski reflex (+) - Rectogenital: urinasi (+), defekasi
(+),

Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan:

Darah rutin: - Hb. 11.7 g/dl

- Hematokrit: 35 %
- Leukosit: 48.430
- Trombosit: 194.000/mm3
- Eritrosit: 2.87 juta/mm3

Kimia klinik

- Bilirubin total: 14.9 mg/dl


- Bilirubin direk: 3.53 mg/dl - GDS: 34 mg/dl
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
FORMAT LAPORAN KASUS

KASUS HIPERBILIRUBINEMIA

PENGKAJIAN ANAK
1. Identitas Klien
Nama : Bayi dari Ny. T

Tanggal Lahir : Tidak terkaji

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 3 hari

Diagnosa Medis : Hiperbilirubinemia

Tgl. Dikaji : 21 Mei 2021

Tgl. Masuk RS : 21 Mei 2021

2. Keluhan utama/ alasan masuk RS


Bayi mengalami kejang dan dibawa ke RSU hari ke 3 setelah bayi lahir

3. Riwayat kesehatan sekarang


Bayi tampak lemah, menangis jarang, dan refleks menghisap kurang

4. Riwayat kehamilan dan kelahiran


a. Prenatal : P2A0
b. Natal : Bayi perempuan lahir, spontan dan lahir di bidan. BB 2600 gram
dan PB 48 cm
c. Post natal : setelah 3 hari bayi mengalami kejang

5. Riwayat masa lalu : tidak terkaji

6. Riwayat keluarga : tidak terkaji

7. Genogram (jika dibutuhkan) : tidak terkaji

8. Riwayat sosial : tidak terkaji


PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK

9. Kebutuhan dasar (makan, minum, eliminasi, tidur, aktivitas bermain) : tidak terkaji

10. Pemeriksaan fisik :


a. Keadaan umum : lemah
b. Kesadaran : composmentis, dan terdapat kejang setelah 3 hari bayi lahir sebanyak
2x
c. Tanda-tanda vital
- TD : -
- HR : 112x/menit
- RR : 56 x/menit
- Suhu : 36,7 OC
d. Antropometri
BB : 2600 gram
PB : 48 cm
e. Pemeriksaan umum :
1. Kepala : lingkar kepala 33 cm, fontaneal anterior 2,5 cm
2. Mata : sclera ikterik, simetris, dapat membuka, ujung luar mata sejajar
dengan telinga
3. Mulut : bibir kering, bentuk intake, reflex menghisap lemah
4. Hidung : simetris, PCH (-)
5. Dada : bentuk simetris, retraksi dada (+), bunyi nafas vesikuler, irama
ireguler, bunyi jantung reguler
6. Abdomen : bentuk silindris, umbilical cord belum lepas dan basah
7. Ekstremitas : ROM (+) lemah, reflex babinski (+)
8. Integument : muka dan dada ikterik
9. Recto genital : urinasi (+) dan defekasi (+)

11. Pemeriksaan perkembangan : tidak terkaji


PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
12. Pemeriksaan Laboratorium
Jenis Hasil Nilai Normal Keterangan
Pemeriksaan
Darah Rutin
Hb 11,7 g/dL 14- 27 g/dL Rendah
Ht 35 % 40-68 % Rendah
Leukosit 480.430 9.000- 30.000 Tinggi
Eritrosit 2,87 juta/ml 3,8-4,1juta/ml Rendah
Trombosit 194.000/mm3 150.000- Normal
450.000/mm3
Kimia Klinik
Bilirubin total 14,9 mg/dL 10 mg/dL Tinggi
Bilirubin direct 3,53 mg/dL < 1 mg/dL Tinggi
GDS 34 mg/dL 50-60 mg/dL Rendah

13. Informasi tambahan/terapi : tidak terkaji

14. Tabel Analisa data (DO/DS, etiologi, masalah keperawatan)


DO / DS Etiologi Masalah Keperawatan
Ds: - Imaturitas sistem Disorganisasi perilaku
Do : sensorik bayi
- Reflek menghisap ↓ (D.0053)
kurang Reflex menurun
- Warna kulit ikterik ↓
area muka dan dada Disorganisasi perilaku
- Rom lemah bayi
- Reflek babinski (+) ↓
Disorganisasi perilaku
bayi
Ds : - Gangguan ekskresi Ikterik neonatus
Do : bilirubin, gangguan (D.0024)
fungsi hati
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
- Kulit ikterik pada area ↓
muka dan dada Bilirubin tidak
- Bilirubin total 14,9 terkonjugasi
mg/dL (tinggi) ↓
- Bilirubin direct 3,53 Hiperbilirubin
mg/dL (tinggi) ↓
- Sklera ikterik Penumpukan
- Terdapat kejang pada hiperbilirubin di
usia 3 hari jaringan ekstra
- Mukosa bibir kering vesikuler
3
- Eritrosit 2, 87 juta/mm ↓
Ikterik neonatus
Ds : - Hb menurun Menyusui tidak efektif
Do : ↓ (D.0029)
- Bayi tampak lemah Suplai O2 menurun
- Menangis jarang ↓
- Reflek menghisap Kelemahan
kurang ↓
- Bibir kering Reflex mengisap kurang
- Bentuk intake ↓
- Setelah 3 hari lahir bayi Menyusui tidak efektif
mengalami kejang
sebanyak 2x
- Hb : 11,7 g/dL
- Eritrosit 2,87 juta mm3
Ds: - Bayi lahir spontan Risiko infeksi
Do : Umbilical cord (+) (D. 0142)
- Leukosit 48.430 ↓
(tinggi) Imunitas belum adekuat
- Umbilical cord (+) ↓
belum lepas dan basah port the entry

PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
Resiko infeksi
Ds : - Imaturitas paru Pola nafas tidak efektif
Do: ↓ (D. 0005)
- RR 56 x/menit Kekurangan O2 dan
- Retraksi dada (+) kelebihan Co2
- Menangis jarang ↓
- Irama ireguler Nafas cepat

Pola nafas tidak efektif

15. Diagnosa keperawatan


1) Ikterik neonatus b.d penumpukan hiperbilirubin di jaringan ekstra vesikuler d.d
kulit ikterik pada area muka dan dada, bilirubin total 14,9 mg/dL, bilirubin direct
3,53 mg/dL, sklera ikterik, terdapat kejang pada usia 3 hari, mukosa bibir kering,
eritrosit 2, 87 juta/mm3
2) Pola nafas b.d imaturitas paru d.d RR 56 x/menit, retraksi dada (+), menangis
jarang, irama ireguler
3) Menyusui tidak efektif b.d refleks hisap kurang d.d bayi tampak lemah, menangis
jarang, reflek menghisap kurang, bibir kering, bentuk intake, setelah 3 hari lahir
bayi mengalami kejang sebanyak 2x, Hb : 11,7 g/d, Eritrosit 2,87 juta mm3
4) Disorganisasi perilaku bayi b.d imaturitas sistem sensoris d.d reflek menghisap
kurang, warna kulit ikterik area muka dan dada, ROM lemah, refleks babinski (+)
5) Risiko infeksi d.d leukosit 48.430, umbilical cord (+) belum lepas dan basah
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA PERENCANAAN
.

KEPERAWATAN (DO/DS) TUJUAN & KRITERIA INTERVENSI RASIONAL


HASIL

1 Ikterik neonatus b.d penumpukan SLKI SIKI Observasi


hiperbilirubin di jaringan ekstra
vesikuler d.d kulit ikterik pada area Integritas kulit dan Fototerapi Neonatus (I.03091) 1. Untuk mengetahui
muka dan dada, bilirubin total 14,9 jaringan (L.14125) ikterik pada sklera
Observasi
mg/dL, bilirubin direct 3,53 mg/dL, dan kulit bayi
Setelah dilakukan asuhan
sklera ikterik, terdapat kejang pada 1. Monitor ikterik pada sklera dan 2. Untuk mengetahui
keperawatan selama 2x24
usia 3 hari, mukosa bibir kering, kulit bayi suhu dan tanda vital
jam, diharapkan integritas
eritrosit 2, 87 juta/mm3 2. Monitor suhu dan tanda vital setiap 4 jam sekali
kulit dan jaringan
setiap 4 jam sekali 3. Untuk mengetahui
meningkat, dengan kriteria
3. Monitor efek samping efek samping
hasil :
fototerapi (misal : hipertermi, fototerapi (misal :
- Bilirubin kurang diare, rush pada kulit) hipertermi, diare,
dari 10 mg/dl rush pada kulit)
Terapeutik
- Bilirubin direct
Terapeutik
kurang dari 1 1. Siapkan lampu fototerapi dan
- Kerusakan jaringan inkubator atau kotak bayi 1. Menyiapkan lampu
kulit tidak terjadi 2. Lepaskan pakaian bayi fototerapi dan
3. Berikan penutup mata pada bayi inkubator untuk bayi

Page 9
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
4. Ukur jarak antara lampu dengan 2. Agar sinar dari
permukaan kulit bayi (30 cm lampu fototerapi
atau tergantung spesifikasi langsung diserap
lampu fototerapi) oleh tubuh bayi
5. Biarkan tubuh bayi terpapar melalui kulitnya
sinar fototerapi secara 3. Dengan memberikan
berkelanjutan penutup mata pada
6. Setiap 30 menit sekali ganti bayi dapat
ganti posisi klien, miring kanan melindungi saraf
miring kiri, tengkurap dan mata dari paparan
terlentang. sinar ultraviolet
7. Ganti segera alas dan popok 4. Dengan mengukur
bayi apabila BAB/BAK jarak antara lampu
8. Gunakan linen berwarna putih dengan permukaan
agar memantulkan cahaya kulit bayi agar tidak
sebanyak mungkin terlalu dekat ataupun
9. Gunakan Billy blanket terlalu jauh
padaneonatus dalam 5. Dengan membiarkan
menurunkan kadar bilirubin tubuh bayi terpapar
(Ambarita & Anggraeni, 2019). sinar fototerapi agar
sinar dapat diserap
Edukasi
oleh kulit bayi
1. Anjurkan ibu menyusui sekitar 6. Menghindari
20-30 menit terjadinya kulit
2. Anjurkan ibu menyusui sesering kering
mungkin

Page 10
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
Kolaborasi 7. Dapat memberikan
kenyamanan pada
1. Kolaborasi pemeriksaan darah
bayi
vena bilirubin direk dan indire
8. Dengan linen
berwarna putih dapat
memantulkan cahaya
Edukasi
1. Meningkatkan
asupan cairan dan
nutrisi pada klien
sehingga tidak
terjadi kerusakan
integritas kulit dan
menjaga nutrisi tetap
baik.
2. Menganjurkan ibu
menyusui sesering
mungkin agar nutrisi
bayi dapat terpenuhi
Kolaborasi
1. Dengan melakukan
Kolaborasi
pemeriksaan darah
vena bilirubin direk
dan indirek

Page 11
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
diharapkan.dapat
mengetahuj nilai
kadar bilirubin bayi
apakah dalam batas
normal atau belum

2 Pola nafas b.d imaturitas paru d.d RR SLKI SIKI Observasi


56 x/menit, retraksi dada (+),
menangis jarang, irama ireguler Pola nafas (L.01004) Pemantauan Respirasi (I.01014) 1. Saturasi oksigen
merupakan salah
Setelah dilakukan tindakan Observasi
satu indikator kadar
keperawatan selama 1x24
1. Monitor saturasi oksigen oksigen yang dapat
jam diharapkan pola nafas
2. Monitor pola nafas dengan cepat untuk
membaik dengan kriteria
3. Monitor adanya sumbatan menentukan status
hasil
jalan nafas oksigen pada tubuh
- RR < 50 x/menit 2. Untuk mengkaji
Terapeutik
- Tidak ada retraksi peningkatan kualitas
dada 1. Atur interval pemantauan pola nafas
- Irama reguler respirasi sesuai kondisi pasien 3. Meningkatkan
2. bersihkan sekret pada mulut, kepatenan jalan
hidung dan trakea jika perlu nafas
3. Pertahankan kepatenan jalan
Terapeutik
nafas
4. Berikan oksigen jika perlu 1. untuk mengkaji
perbaikan atau
perburukan yang
terjadi

Page 12
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
Edukasi 2. Sekret dapat
menghalangi proses
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
respirasi
pemantauan kepada keluarga
3. jalan nafas yang
paten dapat
meningkatkan kadar
oksigen yang masuk
kedalam tubuh
4. Meningkatkan
asupan oksigen
untuk memenuhi
kebutuhan tubuh
Edukasi
1. Memberikan
pengetahuan kepada
keluarga mengenai
prosedur tindakan

Page 13
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
3 Menyusui tidak efektif b.d refleks SLKI SIKI Observasi
hisap kurang d.d bayi tampak lemah,
menangis jarang, reflek menghisap Status Menyusui Promosi Asi Ekslusif (I.03135) Terapeutik
kurang, bibir kering, bentuk intake, (D.03029)
Terapeutik 1. Untuk meningkatkan
setelah 3 hari lahir bayi mengalami Setelah dilakukan asuhan keberlangsungan
kejang sebanyak 2x, Hb : 11,7 g/d, 1. Fasilitasi ibu melakukan IMD
keperawatan selama 3x24 pemberian ASI
Eritrosit 2,87 juta mm3 (inisiasi menyusu dini)
jam, status menyusui bayi eklusif kepada bayi
2. Gunakan sendok dan cangkir
meningkat, dengan kriteria 2. Agar bayi tetap
jika bayi belum bisa menyusu
hasil : memperoleh ASI
3. Dukung ibu menyusui dengan
eklusif dari ibu
- Refleks hisap bayi memdampingi ibu selama
3. Untuk memotivasi
meningkat kegiatan menyusui berlangsung
dan memberi
- Bayi tidak tampak 4. Diskusikan dengan keluarga
kenyamaan kepada
lemah tentang ASI eklusif
ibu
5. Berikan oral motor exercise
4. Agar keluarga dan
pada bayi (Maghfuroh,
orang tua
Nurkhayana, Ekawati, Eko
mengetahui
Martini, & Kusbiantoro, 2020)
pentingnya
Edukasi pemberian ASI
eklusif untuk
6. Jelaskan manfaat menyusui bagi
bayinya
ibu dan bayi
5. Meningkatkan reflek
7. Anjurkan ibu memberikan
hisap pada bayi
nutrisi kepada bayi hanya
(Maghfuroh,
dengan ASI
Nurkhayana,
Ekawati, Eko

Page 14
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
8. Anjurkan ibu menyusui sesering Martini, &
mungkin setelah lahir sesuai Kusbiantoro, 2020)
kebutuhan
Edukasi
6. Manfaat ASI eklusif
bagi bayi yaitu untuk
meningkatkan sistem
imun dan
meningkatkan berat
badan idel bayi serta
memperkuat
hubungan ibu dan
bayinya
7. ASI sebagai sumber
energi utama bagi
bayi untuk
meningkatkan nutrisi
dan berat badan bayi
8. Agar asupan nutrisi
bayi adekuat dan
menjaga bayi
terhindar dari
penyakit

Page 15
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
4 Disorganisasi perilaku bayi b.d SLKI SIKI Observasi
imaturitas sistem sensoris d.d reflek Organisasi perilaku bayi Pemantauan neurologis (I.06197) 1. Memantau
menghisap kurang, warna kulit ikterik (L.05043) kemampuan
Observasi
area muka dan dada, ROM lemah, menyusu bayi
Setelah dilakukan tindakan
1. Kaji ulang respon rooting 2. Mengetahui kondisi
refleks babinski (+) keperawatan selama 3 x 24
reflek/reflek menghisap neurologis bayi
jam, organisasi perilaku
2. Kaji ulang respons refleks
bayi meningkat, dengan Terapeutik
babinski
kriteria hasil;
1. Untuk mengetahui
Terapeutik
- respon normal kondisi neurologis
terhadap stimulus 1. Tingkatkan frekuensi 2. Meningkatkan reflek
sensorik meningkat pemantauan neurologis hisap menyusu bayi
(rooting reflek +) 2. Berikan stimulasi sensorik dan meningkatkan
- kemampuan dan penguatan otot kekuatan otot
menyusu membaik ekstremitas ekstremitas bayi
- warna kulit 3. Atur waktu interval 3. Meningkatkan
membaik pemantauan sesuai dengan kedisiplinan dalam
kondisi pasien mengontrol kondisi
4. Dokumentasikan hasil pasien sesuai
pemantauan kebutuhan
4. Mengetahui
Edukasi perkembangan
1. Jelaskan tujuan dan prosedur neurologis
pemantauan
2. Informasikan hasil
pemantauan

Page 16
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
Kolaborasi Edukasi
1. Kolaborasi pemberian 1. Meningkatkan
fototerapi pengetahuan
orangtua
2. Meminimalisir
kecemasan orangtua
Kolaborasi
1. Memperbaiki kadar
bilirubin sehingga
warna kulit kembali
normal

5 Risiko infeksi d.d leukosit 48.430, SLKI SIKI Observasi


umbilical cord (+) belum lepas dan Tingkat Infeksi (L.14137) Pencegahan Infeksi (I.14539) dan 1. Mencegah
Setelah dilakukan Perawatan Luka (14564) komplikasi akibat
basah
intervensi keperawatan risiko terjadinya
selama 2x24 jam maka Observasi infeksi
tidak terjadi infeksi dengan 1. Monitor tanda dan gejala infeksi
kriteria hasil : lokal dan sistemik Terapeutik
1. Menghindari
- Tidak terjadi demam,
Terapeutik terkontaminasi
kemerahan, bengkak
1. Batasi jumlah pengunjung bakteri dari
pada daerah umbilical
2. Cuci tangan sebelum dan lingkungan luar yang
cord
sesudah kontak dengan pasien dibawa oleh
dan lingkungan pasien pengunjung

Page 17
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
- Kadar sel darah putih 3. Pertahankan teknik aseptik pada 2. Mencuci tangan
normal (9.000- pasien saat melakukan bertujuan untuk
30.000) perawatan tali pusat mengurangi zat
4. Ganti balutan sesuai jumlah patogen pada tangan
eksudat dan drainase ketika melakukn
tindakan
Edukasi 3. Teknik aseptik
1. Jelaskan tanda dan gejala dilakukan untuk
infeksi meminimalisir
2. Ajarkan cara mencuci tangan kontaminasi
dengan benar pada ibu atau mikroorganisme
keluarga 4. Menjaga balutan
3. Anjurkan untuk meningkatkan tetap bersih untuk
asupan pemberian ASI pada meminimalkan
bayi serta meningkatkan asupan pertumbuhan bakteri
nutrisi tinggi kalori dan protein Edukasi
pada ibu 1. Deteksi dini
terjadinya infeksi
Kolaborasi 2. Mencuci tangan
1. Penerapan pemberian topikal dapat menghindari
ASI pada perawatan umbilical kontaminasi
cord mikroorganisme
3. Pemenuhan status
gizi pada ibu dapat
meningkatkan
imunitas bayi

Page 18
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
melalui pemberian
asupan ASI

Kolaborasi
1. Mekonnen, et al.,
(2020) mengatakan
penerapan
pemberian topikal
ASI pada umbilical
cord berhubungan
dengan waktu
pemisahan tali pusat
yang lebih pendek
dibandingkan
dengan perawatan
klorheksidin topikal,
serta mengurangi
kejadian infeksi
dibanding perawatan
klorheksidin topikal

Page 19
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
TABEL EBP

No Judul, Penulis, Tahun Negara Tujuan Desain Populasi dan Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian Sampel
1 Efektivitas Fototerapi Indonesia Mengetahui Penelitian 44 bayi Rerata usia kuning 4,2±0,88
Terhadap Penurunan jumlah Cohort hiperbilirubine hari dengan rerata berat
Kadar Bilirubin Total penurunan mia usia badan 2784±643 gram.
pada Hiperbilirubinemia kadar serum kehamilan ≥35 Rerata kadar bilirubin
Neonatal di RSUP bilirubin total sebelum dilakukan fototerapi
minggu
Sanglah pada bayi 15,3±1,94 mg/dL, dan setelah
hiperbilirubin dilakukan fototerapi 24 jam
(Dewi., A.,K.,S, emia usia 12,8±1,88 mg/dL dengan
Kardana.,I.,M, gestasi ≥35 p=0,001. Penurunan kadar
Suarta.,K. 2016) minggu bilirubin 2,5±0,8mg/dL
setelah dalam 24 jam (turun 16,3%
dilakukan dalam 24 jam). Komplikasi
fototerapi fototerapi yaitu hipertermi
selama 24 (2,3%) dan eritema (27,3%).
jam, agar maka dapat disimpulkan
dapat bahwa foto terapi efektif
memprediksi dalam menurunkan tingkat
lama bilirubin dalam tubuh anak.
perawatan
fototerapi di
rumah sakit.

Page 20
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
2 Penggunaan Billy Blanket Indonesia Untuk Metode Populasi Hasil penelitian
Pada Neonatus Dalam mengetahui penelitian ini penelitian ini menunjukkan bahwa kadar
Menurunkan Kadar gambaran adalah metode berjumlah 60 bilirubin setelah
Bilirubin penurunan penelitian responden. menggunakan Billy Blanket
kadar bilirubin kuantitatif selama 24 jam dan 48 jam
Teknik
(Ambarita & Anggraeni, dengan dengan desain memiliki kadar bilirubin >
pengambilan
2019) penggunaan deskriptif 10g/dl sedangkan
sampel yang
Billy Blanket analitik penggunaan Billy Blanket
pada neonates digunakan selama 72 jam menunjukkan
di RS X adalah total 51,7% memiliki kadar
Jakarta sampling. bilirubin 5-10 g/dl.
Penggunaan Billy Blanket
dapat dipertimbangkan
menjadi salah satu intervensi
keperawatan sehingga asuhan
keperawatan lebih optimal.

Page 21
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
3 Effect of Topical Ethiopia Mengetahui Cluster 302 bayi baru Hasil rata-rata waktu
Application of Human pengaruh Randomized lahir cukup pemisahan tali pusat adalah
Breast Milk, Chlorhexidine aplikasi Trial bulan pada 9 5,6 pada kelompok ASI, 5,9
and Dry Cord Care on topikal ASI, kecamatan hari pada kelompok
Neonatal Umbilical Cord klorheksidin klorheksidin, dan 5,7 hari
Separation Time and Rate dan perawatan pada kelompok perawatan
of Cord Infection : Cluster tali pusat tali pusat. tanda-tanda
Randomized Trial terhadap tinggi tingkat infeksi
waktu diamati pada kelompok
pemisahan tali perawatan kering.
(Melat Mekonnen, Abiy
Estifanos, Mulugeta pusat neonatal penerapan pemberian
Gebremariam, Yemisrach dan laju topikal ASI pada umbilical
Biru, 2020) infeksi tali cord berhubungan dengan
pusat waktu pemisahan tali pusat
yang lebih pendek
dibandingkan dengan
perawatan klorheksidin
topikal, serta mengurangi
kejadian infeksi dibanding
perawatan klorheksidin
topikal
4 Oral Motor Indonesia Untuk Pre-eksperim 35 bayi BBLR Hasil penelitian setelah
meningkatkan Reflek mengidentifik ental dengan reflek diberikan oral motor
Hisap Bayi BBLR di asi pengaruh hisap lemah exercise hampir seluruhnya
Ruang NICU RS terapi oral bayi (88,6%) memiliki
Muhammadiyah motor exercise reflek hisap kuat setelah
Lamongan terhadap diberikan oral motor
reflek hisap

Page 22
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
(Maghfuroh, pada bayi exercise 15 menit selama 7
Nurkhayana, Ekawati, BBLR hari.
Eko Martini, &
Kusbiantoro, 2020)

5 Efektifitas Stimulasi Indonesia Studi kasus 3 responden Stimulasi sensorik dan


Sensorik dan Penguatan Untuk bayi baru lahir penguatan otot ekstremitas
Otot Ekstremitas pada meningkatkan preterm di efektif untuk peningkatan
Perkembangan score ballard RSUD Cilacap skor ballard dan kekuatan
Neuromuscular Bayi Baru dan kekuatan reflek primitif bayi baru
Lahir Preterm reflek primitif lahir.
bayi baru lahir Setelah dilakukan stimulasi
(Sa’adah & Ernawati, preterm sensorik dan penguatan otot
2019) ekstremitas sekali setiap
hari selama 3 hari terdapat
peningkatan skor ballard
rata - rata sebesar 14 poin
dan kekuatan reflek primitif
menjadi kuat pada bayi
baru lahir preterm.

Page 23
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
DAFTAR PUSTAKA

Ambarita, G. I., & Anggraeni, L. D. (2019). Penggunaan Billy Blanket pada neonatus
dalam menurunkan kadar Bilirubin. Faletehan Health Journal, 6(3), 106–110.
Retrieved from www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
Dewi., A.,K.,S, Kardana.,I.,M, Suarta.,K. (2016). OEfektivitas Fototerapi Terhadap
Penurunan Kadar Bilirubin Total pada Hiperbilirubinemia Neonatal di RSUP
Sanglah. Journal of Nursing, 62–67. https://doi.org/10.38021/jn.v18i2.342
Maghfuroh, L., Nurkhayana, E., Ekawati, H., Eko Martini, D., & Kusbiantoro, D. (2020).
Oral Motor Meningkatkan Reflek Hisap Bayi Bblr Di Ruang Nicu Rs
Muhammadiyah Lamongan. Jurnal Kesehatan Kusuma Husada, 62–67.
https://doi.org/10.34035/jk.v12i1.571
Mekonnen, M., Estifanos, A., Gebremariam, M., Biru, Y. 2020. Effect of Topical
Application of Human Breast Milk, Chlorhexidine and Dry Cord Care on Neonatal
Umbilical Cord Separation Time and Rate of Cord Infection : Cluster Randomized
Trial. Research Square. https://doi.org/10.21203/rs.3.rs-122199/v1
PPNI, T. P. S. D. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
Pengurus PPNI.
PPNI, T. P. S. D. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (1st ed.). Jakarta:
Dewan Pengurus PPNI.
PPNI, T. P. S. D. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (1st ed.). Jakarta:
Dewan Pengurus PPNI.
Sa’adah, F., & Ernawati. (2019). Efektifitas Stimulasi Sensorik dan Penguatan Otot
Ekstrimitas Pada Perkembangan Neuromuscular Bayi Baru Lahir Preterm. Journal of
Chemical Information and Modeling.

Page 24

Anda mungkin juga menyukai