HIPERBILIRUBINEMIA
Disusun Oleh :
214120141
2020
Kasus
Bayi A umur 3 hari, jenis kelamin laki-laki, anak dari Ny. B, Bpk C,
Pekerjaan Bpk PNS, ibu : IRT di rawat di ruang Perinatologi, alasan bayi di
rawat karena kulit bayi kuning, saat dilahirkan APGAR Score 1’ : 9 : APGAR
Score 5’ : 10 (Usia gestasi 37 minggu), BBL 2300 gr, PBL 49 cm. Saat dilakukan
pengkajian fisik kulit bayi tampak kuning di bagian wajah hingga ektremitas,
TTV : HR 140 x/mt, RR 45 x/mt, Suhu Tubuh 36,5 0 C. Data antropometri : BB
2200 gr, PB 47 CM, LK = 32 cm, refleks sucking lemah, refleks moro ada, refleks
rooting ada, menurut ibu nya bayi tidur terus malas menyusu, dan kurang aktif,
hasil laboratorium kadar bilirubin total 18 mg/dl, bilirubin indirect 6 mg/dl,
bilirubin direct 12 mg/dl, ibu bayi belum memahami perawatan pada bayinya,
sejak di rumah sakit bayi mendapatkan terapi sinar (foto terapi), dianjurkan terus
memberikan ASI. Pemeriksaan laboratorium : Hb ;9,6 gd/dl, Leukosit
20.000/mm3, Hematokrit 30 %, terpasang infus D5% 5 tts/ mt. Setelah dirawat
2 hari bayi mau menyusu, ektremitas aktif.
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Bayi
1) Nama : By. Ny B
2) Umur : 3 Hari
3) Dx Medis : Hiperbilirubinemia
b. Orang Tua
1) Nama : Ny.B / Bpk.C
2) Pekerjaan : IRT / PNS
3) Hub. Dengan Bayi : Anak
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Kulit bayi berwarna kuning
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Bayi Ny.B di rawat di ruang perinatology, kulit bayi tampak kuning di
bagian wajah hingga ekstremitas, refleks sucking lemah, menurut ibu
bayi tidur terus malas menyusu dan kurang aktif
c. Riwayat Kesehatan lalu
Bayi yang Karena bayi baru umur 3 hari, maka tidak ada riwayat
penyakit pernah dialami sebelumnya
c. Pemeriksaan penunjang
B. Analisa Data
DO : kongenital
18 mg/dl
Peningkatan produksi
- Kadar bilirubin
bilirubin
indirect 6 mg/dl
- Kadar bilirubin direct Hiperbilirubinemia
12 mg/dl
Bilirubin indirek
DO: kongenital
integritas kulit
- Kulit bayi terlihat kuning
Invasi organisme asing
di bagian wajah hingga
dalam tubuh
ektremitas
Peningkatan produksi
bilirubin
Hiperbilirubinemia
Bilirubin indirek
Sirkulasi darah
Terakumulasi di jaringan
DO: Hb menurun
Kelemahan
Deficit nutrisi
4. DS: - Hiperbilirubinemia Deficit
Defisit pengetahuan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ikterik neonatus berhubungan dengan imaturitas hepar dibuktikan dengan joudice, kadar
bilirubin total 18 mg/dl, bilirubin indirect 6 mg/dl, bilirubin direct 12 mg/dl
2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan joudice dibuktikan dengan kulit bayi
tampak kuning di bagian wajah hingga ektremitas
3. Deficit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan dibuktikan dengan
refleks sucking lemah, bayi tidur terus malas menyusu
4. Deficit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi dibuktikan dengan ibu
bayi belum memahami perawatan pada bayinya
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi
No Tujuan keperawatan
Diagnosa Kep Keperawatan Rasional
. (SMART)
(ONEC)
1. Ikterik neonatus Setelah dilakukan 1. Berikan tindakan 1. Fototerapi
berhubungan tindakan keperawatan fototerapi merupakan
dengan selama 3x24 jam 2. Perawatan pada penyinaran untuk
imaturitas hepar diharapkan ikterus bayi menguraikan
dibuktikan neonatus dapat teratasi 3. Pemantauan TTV bilirubin dalam
dengan joudice, dengan kriteria hasil : 4. Pengambilan kulit melalui
kadar bilirubin 1. Hasil bilirubin sampel darah vena oksidasi sehingga
total 18 mg/dl, menunjukan normal untuk pemeriksaan dapat mengurangi
bilirubin indirect (<5mg/dL) laboratorium atau mengobati
6 mg/dl, bilirubin 2. Pigmentasi bilirubin serum ikterus
direct 12 mg/dl abnormal (skala 5: 2. Untuk menjaga
menurun) kesehatan pada
3. Suhu kulit membaik bayi
(skala 5:membaik) 3. Memonitoring
tanda-tanda vital
dapat mengetahui
kondisi dan terapi
yang akan
dialakukan
4. Berguna untuk
mengevaluasi dan
mengetahui
adanya
keberhasilan
pengobatan atau
melihat
komplikasi lebih
lanjut
2. Gangguan Setelah dilakukan 1. Pelaporan status 1. Untuk mengetahui
integritas kulit tindakan keperawatan kesehatan (monitor jika selama dalam
berhubungan selama 3x24 jam warna dan keadaaan perawatan kulit
dengan joudice diharapkan gangguan kulit setiap 4-8 jam) bayi tidak
dibuktikan integritas kulit dapat 2. Latihan rentang mengalami
dengan kulit bayi teratasi dengan kriteria gerak (mengubah gangguan
tampak kuning di hasil : posisi klien ½ jam integritas kulit
bagian wajah 1. Suhu kulit (skala 5: sekali) 2. Meningkatkan
hingga membaik) 3. Dukungan sirkulasi ke semua
ektremitas 2. Tekstur (skala 5: perawatan diri (jaga area kulit
membaik) kebersihan dan 3. Area lembab,
3. Pigmentasi kelembaban kulit) terkontaminasi
abnormal (skala 5 : memberikan
menurun) media yang sangat
baik untuk
pertumbuhuhan
organisme)
3. Deficit nutrisi Setelah dilakukan 1. Pemantauan nutrisi 1. Mengawasi
berhubungan tindakan keperawatan (ukur intake masukan nutrisi
dengan selama 3x24 jam maknaan dan pasien
ketidakmampuan diharapkan deficit kebutuhan nutrisi) 2. Untuk mencegah
menelan nutrisi dapat teratasi 2. Manajeman nutrisi malnutrisi
makanan dengan kriteria hasil : (beri asupan nutrisi 3. Meningkatkan
dibuktikan 1. Kekuatan otot yang sesuai dengan efektivitas
dengan refleks menelan (skala 5 : kebutuhan pasien) program
sucking lemah, meningkat) 3. Pemantauan hasil pengobatan
bayi tidur terus 2. Berat badan (skala lab, seperti Hb dll termasuk sumber
malas menyusu 5 : membaik) dan diet nutrisi
3. Indeks masa tubuh yang dibutuhkan
(IMT) (skala 5 :
membaik)
O : Telihat
2. Edukasi orang
13.00 Kebingungan
tua : (tentang
A : Masalah belum
perawatan pada bayi
teratasi
hiperbilirubiniemia)
14.00 P : Lanjutkan
3. Edukasi nutrisi intervensi
bayi (memotivasi ibu
untuk memberikan
ASI pada bayi)
P : Lanjutkan intervensi
I:
1. Pelaporan status kesehatan (monitor warna dan
keadaaan kulit setiap 4-8 jam)
2. Latihan rentang gerak (mengubah posisi klien ½
jam sekali )
3. Dukungan perawatan diri (jaga kebersihan dan
kelembaban kulit)
E:
1. Kekuatan otot menelan (skala 5 : meningkat)
2. Berat badan (skala 5 : membaik)
3. Indeks masa tubuh (IMT) (skala 5 : membaik)
I:
1. Pemantauan nutrisi (ukur intake maknaan dan
kebutuhan nutrisi)
2. Manajeman nutrisi (beri asupan nutrisi yang
sesuai dengan kebutuhan pasien)
3. Pemantauan hasil lab, seperti Hb dll
E:
1. Kekuatan otot menelan (skala 5 : meningkat)
2. Berat badan (skala 5 : membaik)
3. Indeks masa tubuh (IMT) (skala 5 : membaik)
I:
1. Bina hubungan saling percaya dengan dengan
orangtua
2. Edukasi orang tua : (tentang perawatan pada
bayi hiperbilirubiniemia)
3. Edukasi nutrisi bayi (memotivasi ibu untuk
memberikan ASI pada bayi)
E:
1. Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang
suatu topik (skala 5 : meningkat)
2. Persepsi yang keliru terhadap masalah (skala 5 :
menurun)
P : Lanjutkan
intervensi
4. Deficit pengetahuan 18/10/20 1. Bina hubungan saling S: Ibu bayi
berhubungan dengan 11.00 percaya dengan mengatkan masih
kurang terpapar dengan orangtua belum memahami
informasi perawatan pada
2. Edukasi orang tua bayinya
13.00 : (tentang perawatan
O : Masih telihat
pada bayi
Kebingungan
hiperbilirubiniemia)
A : Masalah
belum teratasi
3. Edukasi nutrisi
13.30 bayi (memotivasi ibu P : Lanjutkan
untuk memberikan ASI intervensi
pada bayi)
4. Tingkatkan
14.00 pemahaman tentang
hyperbilirubinemia
E:
1. Hasil bilirubin menunjukan normal (<5mg/dL)
(menurun)
2. Pigmentasi abnormal (skala 5: menurun)
3. Suhu kulit membaik (skala 5:membaik )
R : Lakukan tindakan fototerapi
P : Lanjutkan intervensi
I:
1. Pelaporan status kesehatan (monitor warna dan
keadaaan kulit setiap 4-8 jam)
2. Latihan rentang gerak (mengubah posisi klien ½
jam sekali )
3. Dukungan perawatan diri (jaga kebersihan dan
kelembaban kulit)
4. Pertahankan lingkungan etral dan suhu axila
normal
E:
1. Kekuatan otot menelan (skala 5 : meningkat)
2. Berat badan (skala 5 : membaik)
3. Indeks masa tubuh (IMT) (skala 5 : membaik)
I:
1. Pemantauan nutrisi (ukur intake maknaan dan
kebutuhan nutrisi)
2. Manajeman nutrisi (beri asupan nutrisi yang
sesuai dengan kebutuhan pasien)
3. Pemantauan hasil lab, seperti Hb dll
4. Pantau status nutrisi yang adekuat
E:
1. Kekuatan otot menelan (skala 5 : meningkat)
2. Berat badan (skala 5 : membaik)
3. Indeks masa tubuh (IMT) (skala 5 : membaik)
I:
1. Bina hubungan saling percaya dengan dengan
orangtua
2. Edukasi orang tua : (tentang perawatan pada
bayi hiperbilirubiniemia)
3. Edukasi nutrisi bayi (memotivasi ibu untuk
memberikan ASI pada bayi)
4. Tingkatkan pemahaman tentang
hyperbilirubinemia
E:
1. Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang
suatu topik (skala 5 : meningkat)
2. Persepsi yang keliru terhadap masalah (skala 5 :
menurun)
4. Pengambilan
08.10 sampel darah vena
untuk pemeriksaan
laboratorium
bilirubin serum
5. Kolaborasi dengan
09.15 dokter pemberian
O2 dan injeksi
cepotaxim 2x 125
mg IV
4. Tingkatkan
14.00
pemahaman tentang
hyperbilirubinemia
DAFTAR PUSTAKA
XPPNI, Tim Pokja SIKI DPP. 2018a. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
———. 2018b. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
———. 2018c. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.