HIPERBILIRUBINEMIA
Hiperbilirubinemia
Perubahan suhu
lethargi lingkungan
Hipotalamus Gangguan
integritas kulit
Kekurangan volume
cairan tubuh Vasodilatasi
Peningkatan suhu
tubuh
3. Etiologi
Beberapa penyebabb hiperbilirubin pada bayi BBL adalah :
1) Faktor fisiologik / prematuritas
2) Berhubungan dengan air susu ibu
3) Meningkatnya produksi bilirubin / hemolitik,
4) Adanya penyakit / hipothiroidism, galaktosemia, bayi dengan ibu DM.
5) Pembentukan bilirubin yang berlebihan.
6) Gangguan pengambilan (uptake) dan transportasi bilirubin dalam hati.
7) Gangguan konjugasi bilirubin.
8) Penyakit Hemolitik, yaitu meningkatnya kecepatan pemecahan sel darah
merah. Disebut juga ikterus hemolitik. Hemolisis dapat pula timbul karena
adanya perdarahan tertutup.
9) Gangguan transportasi akibat penurunan kapasitas pengangkutan, misalnya
Hipoalbuminemia atau karena pengaruh obat-obatan tertentu.
10) Gangguan fungsi hati yang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme atau
toksin yang dapat langsung merusak sel hati dan sel darah merah seperti :
infeksi toxoplasma, Siphilis
4. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala dari hiperbillirubinemia adalah :
1) Kulit berwarna kuning hingga jingga
2) Pasien tampak lemah
3) Nafsu makan berkurang
4) Reflek hisap kurang
5) Urine pekat
6) Perut buncit
7) Pembesaran lien dan hati
8) Gangguan neurologik
9) Feses seperti dempul
10) Kadar bilirubin total mencapai 29 mg/dl.
11) Terdapat ikterus pada sklera, kuku/kulit dan membran mukosa.
12) Jaundice yang tampak 24 jam pertama disebabkan penyakit hemolitik pada
bayi baru lahir, sepsis atau ibu dengan diabetik atau infeksi.
13) Jaundice yang tampak pada hari ke 2 atau 3 dan mencapai puncak pada hari ke
3-4 dan menurun hari ke 5-7 yang biasanya merupakan jaundice fisiologi.
5. Penatalaksanaan
a. Foto Terapi
Merupakan tindakan dengan memberikan terapi melalui sinar yang menggunakan
lampu, dan lampu yang digunakan sebaiknya tidak lebih dari 500 jam untuk
menghindari turunnya energi yang dihasilkan oleh lampu.
Cara melakukan foto terapi:
1) Buka pakaian bayi agar seluruh bagian tubuh bayi kena sinar.
2) Tutup kedua mata dan gonat dengan penutup yang memantulkan cahaya.
3) Jarak bayi dengan lampu kurang lebih 40 cm.
4) Posisi sebaiknya diubah setiap 6 jam sekali.
5) Lakukan pengukuran suhu setiap 4-6 jam.
6) Periksa kadar bilirubin setiap 8 jam atau sekurang-kurangnya sekali dalam 24
jam.
7) Lakukan pemeriksaan HB secara berkala terutama pada penderita mengalami
hemolisis.
8) Lakukan observasi dan catat lamanya terapi sinar.
9) Berikan atau sediakan lampu masing-masing 20 watt sebanyak 8-10 buah
yang disusun secara paralel.
10) Berikan ASI yang cukup, yang cara memberikan dengan mengeluarkan bayi
tempat dan dipangku penutup mata dibuka dan diobservasi ada tidaknya
iritasi.
b. Tranfusi Tukar
Merupakan cara yang dilakukan untuk mengkuarkan darah dari bayi untuk
ditukar dengan darah yang tidak sesuai atau patologis dengan tujuan mencegah
peningkatan kadar bilirubin dalam darah. Pemberian transfusi tukar apabila kadar
bilirubin indirek 20mg%, kenaikan kadar bilirubin yang cepat yaitu 0,3-1mg/jam,
anemia berat dengan gejala gagal jantung dan kadar Hb tali pusat 14mg% dan uji
coombs direk poisitif.
Cara pelaksanaan transfusi tukar:
1) Anjurkan pasien untuk puasa 3-4 jam sebelum transfusi tukar
2) Siapkan pasien di kamar khusus
3) Pasang lampu pemanas dan arahkan kepada bayi.
4) Tidurkan pasien dalam keadaan terlentang dan buka pakaian pada daerah
perut.
5) Lakukan transfusi tukar sesuai dengan prorap.
6) Lakukan observasi keadaan umum pasien, catat jumlah darah yang keluar dan
masuk.
7) Lakukan pengawasan adanya perdarahan pada tali pusat.
8) Periksa kadar Hb dan bilirubin setiap 12 jam.
Perawatan Setelah Transfusi
Dapat meliputi perawatan daerah yang dilakukan pemasangan kateter transfusi
dengan melakukan kompres NaCl fisiologis kemudian ditutup dengan kassa steril
dan difiksasi, lakukan pemeriksaan kadar Hb dan bilirubin serum setaip 12 jam
dan pantau tanda vital.
6. Data Penunjang
1. Tes Comb pada tali pusat bayi baru lahir
Hasil positif dari test Comb indirect menunjukkan adanya antibodi Rh positif,
anti-A, atau anti-B dalam darah ibu. Hasil positif dari test Comb direct
menandakan adanya sensitisitas (Rh positif, anti-A, atau anti-B) sel darah merah
dari neonatus.
2. Golongan darah bayi dan ibu
Mengidentifikasi adanya inkompatibilitas ABO.
3. Bilirubin serum
Kadar bilirubin direct (terkonjugasi) bermakna bila melebihi 1,0-1,5 mg/dl. Kadar
bilirubin indirect (tak terkonjugasi) tidak boleh lebih dari 20 mg/dl pada bayi
preterm atau 15 mg/dl pada bayi aterm dan peningkatannya tidak boleh lebih dari
5 mg/dl dalam 24 jam.
4. Protein serum total
Kadar di bawah 3,0 g/dl menandakan penurunan kapasitas pengikatan bilirubin,
terutama pada bayi preterm.
5. Kadar hemoglobin dan hematokrit
Hb mungkin menurun (<14 mg/dl) pada hemolisis. Ht mungkin meningkat
(>65%) pada polisitemia.
DI SUSUN OLEH :
B. TTV
a. Suhu : 37,1 °C c. Respitarory rate : 54 x/mnt
b. Nadi : 150 x/mnt
C. Pemeriksaan antropometri
a. Lingkar Kepala : 34 cm d. Lingkar lengan atas : 11 cm
b. PB : 48 cm e. Lingkar dada : 32 cm
c. BB : 2560 gr f. Lingkar perut : 35 cm
D. Kepala
a. Bentuk kepala : oval
b. Trauma persalinan :
a. Caput succedarium : terdapat caput succedarium ± 1 cm
b. Cephal hematum : tidak ada
c. Perdarahan Intra Kranial : tidak ada
d. Fontanel
• Depan :belum menutup
• Belakang :belum menutup
e. Sutura : terlihat jelas dan tidak menumpuk atau melebar
f. Rambut
• Warna : hitam
• Distribusi : belum merata
• Mudah dicabut : tidak
• Lain – lain : tidak ada
g. Kelainan congenital
• Hidrocepalus : tidak ada
• Microcepalus : tidak ada
• Ancephalus : tidak ada
• Lain – lain : tidak ada
E. Wajah
Wajah pada area kening dan pipi berwarna kekuningan
Adanya gambaran dismorfik.
1. Mata mengarah ke atas : tidak ada
2. Telinga letak rendah : tidak ada
3. Lipatan epikantus : tidak ada
F. Mata
1. Sklera : putih
2. Konjungtiva : merah muda
3. Pupil : mengecil ketika terkena cahaya
4. Nistagmus : tidak ada
5. Strabismus : tidak ada
6. Ptosis : tidak ada
7. Edema : tidak ada
G. Hidung
1. Sumbatan : tidak ada
2. Pergerakan cuping hidung : terdapat pernafasan cuping hidung
3. Kelainan anatomi : tidak ada
H. Mulut
a. Bibir
1. Warna : tidak ada
2. Moniliasis : tidak ada
3. Trismus : tidak ada
4. Stomatitis : tidak ada
5. Keadaan Palatum : tidak ada
6. Kelainan kongenital : tidak ada
J. Leher
1. Bentuk : pendek
2. Gerakan : bisa digerakkan ke kiri dan ke kanan
3. Pembesaran kelenjar : tidak ada
4. Kelainan kongenital : tidak ada
K. Thorax
a. Paru
a. Inspeksi : bentuk dada cembung, irama nafas irreguler, tidak terdapat
retraksi suprasternal
b. Palpasi : getar suara sama antara kanan dan kiri saat bayi
merintih
c. Auskultasi : terdengar suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas
tambahan
b. Jantung
a. Inspeksi/palpasi : tidak terlihat pulsasi,ictus cordis teraba di ics 5
midclavikula kiri, tidak melebar
b. Auskultasi : Suara jantung terdengar regular
c. Bunyi jantung 1 terdengar lup di ICS IV sinistra.
d. Bunyi jantung 2 terdengar dup di ICS II dexstra dan sinistra
L. Abdomen
a. Inspeksi : bentuk abdomen datar, terdapat bayangan
pembuluh darah, tali pusat masih basah, tidak ada tanda infeksi
seperti berbau, merah, bengkak.
b. Auskultasi : bising usus terdengar 5x/mnt
c. Palpasi : tidak terdapat benjolan, tidak terdapat skibala
d. Perkusi : bunyi abdomen tympani
O. Kulit
a. Warna : kemerahan
b. Kelembaban : lembab
c. Turgor : kembali lebih dari 2 detik
d. Lanungo : terdapat lanugo pada bahu dan wajah
e. Vernix caseosa : terdapat vernik caseosa
f. Akral : dingin
g. Kelainan kulit : tidak ada
h. Lapisan lemak : tipis
III.PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. x – foto : -
b. Tes kematangan paru :-
c. Laboratorium :
Waktu Jenis pemeriksaan Hasil Standart Normal
pemeriksaan
Nama Mahasiswa
ANALISA DATA
LEMBAR KONSULTASI
Nama : Iin Candra
NIM : 18.021
No Tanggal Catatan Pembimbing Paraf
.
1. 21-04-2020 Membenahi LP Elok
- Untuk pathway satu etiologi tidak bisa untuk 2 masalah
keperawatan, coba uraikan lagi menurut konsep yang anda
ketahui
- Periksa ulang pathway yang dibuat, diagnosa yang muncul
sesuai dengan pathway anda
2. 22-04-2020 Membenahi LP
- Pada bayi selalu ada pengkajian reflek dan di manifestasi Elok
reflek ada masalah dg bayi hiperbilirubin. Coba cek ulang
manifestasi. Dalam manifestasi akan masuk data dalam
pengkajian sebisa mungkin pengkajian selain fokus ke
penyakit mengikuti format pengkajian neonatal
a. Komponen LP
3. 24-04-2020 1. Konsep penyakit : definisi, etiologi, manifestasi,
penatalaksanaan, data penunjang Elok
2. Konsep askep : pengkajian, diagnosa, intervensi
b. Uraian yang dituliskan merupakan penjelasan dari skema
pathway yang telah dibuat, sehingga detail sampai ke
masalah keperawatan juga dimunculkan.
c. Setiap diagnosa dalam konsep LP masukkan data subyektif
dan data obyektifnya ya, sebagai dasar untuk menganalisa
data.