SURABAYA
Oleh:
NAMA : DIFTA NADILA SEPTIA PUTRI
NIM : 2030026
TA. 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN
Ramelan Surabaya untuk memenuhi tugas individu Progam Studi Profesi Ners
Mengetahui,
Ninik Ambar Sari, S. Kep., Ns., M. Kep Ns. Ida Dwiningsih, M. Kep
NIP. 03039 Letkol Laut (K/W) 12440/P
Judul: Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa
1. Anatomi
anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima
makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke
dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna
atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari
rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada
awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus. Mulut merupakan
jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh
permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan
pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit,
terdiri dari berbagai macam bau. Makanan dipotong-potong oleh gigi depan
(incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-
bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan
pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim
langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.
B. Faring
udara menuju esophagus. Faring berbentuk seperti corong dengan bagian atasnya
C. Laring
masuk jalan nafas dan berfungsi dalam pembentukan suara. Sfingter pada laring
mengatur pergerakan udara dan makanan sehingga tidak akan bercampur dan
memasuki tempat yang salah atau yang bukan merupakan tempatnya. Sfingter
tersebut merupakan epligotis. Epligotis akan menutup jalan masuk udara saat
D. Kerongkongan (Esofagus)
bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Esofagus dibagi menjadi
tiga bagian:
E. Lambung
1) Kardia
2) Fundus
3) Antrum
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot
berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan
1) Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap
kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh
pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang
terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh
darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding
usus melepaskan lendir yang melumasi isi usus dan air yang membantu
melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. Otot
yang meliputi usus halus mempunyai 2 lapisan. Lapisan luar: terdiri atas serabut-
serabut longitudinal yang lebih tipis dan lapisan dalam: merupakan serabut
sirkuler untuk membantu gerakan peristatik. Lapisan sub mukosa terdiri atas
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum),
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang
Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai
dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz. Usus dua belas jari
peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan.
Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan
digitorum, yang berarti dua belas jari. Lambung melepaskan makanan ke dalam
usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus.
Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang
bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian
kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus
penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8
meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan
digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium. Permukaan dalam usus kosong
berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas
permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas
jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan
dengan usus penyerapan, yaitu sedikitnya sel goblet dan plak peyeri. Sedikit sulit
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada
sistem pencernaan manusia, ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak
setelah duodenum, jejunum dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH
antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan
garam-garam empedu.
Dinding usus terdiri atas 4 lapisan dasar: lapisan paliang luar (lapisan serosa),
dibentuk oleh peri tonium. Peritoneum mempunyai lapisan visceral dan pariental
dan lapisan yang terletak antara lapisan ini dinamakan rongga peritoneum. Nama
dan ileum dari dinding posterior abdomen dan memungkinkan usus bergerak
usus.
dari kurvatura mayor lambung dan berjalan turun di depan visera abdomen
2. Definisi
oleh bakteri Salmonella thypi. Ada dua sumber penularan Salmonella thypi, yaitu
penderita demam thyoid dan karier. Seseorang yang karier adalah orang yang
pernah menderita demam thypoid. Seseorang karier adalah orang yang pernah
terkena thypoid dan terus membawa penyakit untuk beberapa waktu atau
Thypoid fever adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan
demam thypoid melalui focal dan oral yang masuk kedalam tubuh manusia
Mandiri, 2018).
3. Etiologi
membentuk spora, tidak berkapsul, gram (-). Tahan terhadap berbagai bahan
kimia, tahan beberapa hari/minggu pada suhu kamar, bahan limbah, bahan
makanan kering, bahan farmasi dan tinja. Salmonella mati pada suhu 54,4ºC
dalam 1 jam, atau 60ºC dalam 15 menit. Salmonella mempunyai antigen O
(stomatik), adalah komponen dinding sel dari lipopolisakarida yang stabil pada
panas, dan antigen H (flagellum) adalah protein yang labil terhadap panas. Pada
kapsul.
a. Hasil gram negative yang bergerak dengan bulu getar dan tidak berspora.
gejala klinis yang timbul sangat bervariasi dari ringan sampai dengan berat, dari
kematian. Pada minggu pertama gejala klinis penyakit ini ditemukan keluhan dan
gejala serupa dengan penyakit infeksi akut lain yaitu demam, nyeri kepala,
pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, diare atau konstipasi, perasaan tidak
enak diperut, batuk dan epistaksis. Pada pemeriksaan fisik hanya didapatkan suhu
sore hari hingga malam hari (Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Indonesia, 2014)
b. Nyeri kepala
c. Pusing
d. Diare
e. Anoreksia
f. Batuk
g. Nyeri otot
6. Komplikasi
a. Perdarahan usus
dapat ditemukan jika dilakukan feses dengan benzidine, jika perdarahan banyak
maka dapat terjadi melena yang bisa disertai nyeri perut dengan tanda-tanda
renjatan. Perforasi usus biasanya timbul pada minggu ketiga atau setelahnya dan
b. Perforasi Usus
Perforasi yang tidak disertai peritonitis hanya dapat ditemukan bila terdapat
udara dirongga peritoneum, yaitu pekak hati menghilang dan terdapat udara
diantara hati dan diafragma pada foto rontgen abdomen yang dibuat dalam
keadaan tegak.
c. Peritonitis
Ditemukan gejala abdomen akut, yaitu nyeri perut hebat, dinding abdomen
7. Pemeriksaan Penunjang
A. Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan Leukosit
terdapat dalam serum pasien demam thypoid, juga pada orang yang
kuman)
yang aktif, titer uji widal akan meningkat pada pemeriksaan ulang
4) Biakan Darah
(Hidayati, 2016).
8. Penatalaksanaan Medis
adalah:
A. Perawatan
3) Diet. Dilakukan diet yang sesuai, cukup kalori dan tinggi protein.
Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring. Setelah bebas
demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim. Dilanjutkan
hari.
B. Medis
1) Klorampenikol
2) Tiampenikol
3) Kotrimoxazol
a) Pengkajian
Pengkajian menurut :
1) Data Umum: sering ditemukan pada anak berumur diatas 1 tahun
menderita thypoid.
6) Pemeriksaan Fisik
pneumonia
e. B5:
I: Lidah kotor, terdapat selaput putih, lidah hiperemis,
abdomen
c) Intervensi Keperawatan
K.H: Terapeutik
1. Suhu tubuh
a. Sediakan lingkungan yang
menurun
dingin
2. Tekanan
b. Longgarkan atau lepaskan
darah dalam
pakaian
batas
c. Berikan cairan oral
normal
d. Kompres dingin pada dahi,
3. Tidak pucat
leher, dada, abdomen, aksila
4. Tidak
Kolaborasi
menggigil
Kolaborasi pemberian cairan
Manajemen Cairan
Observasi
a. Monitor status hidrasi
tekanan darah)
Terapeutik
Kolaborasi
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian
dibutuhkan.
3. SDKI SLKI SIKI
1. Turgor kulit
Terapeutik
baik
a. Hitung kebutuhan cairan
2. TTV dalam
b. Berkan posisi modified
batas
normal tredelenburg
b. Pemberian cairan IV
NaCl 0,4%)
Manajemen Diare
Observasi
tinja
hypovolemia (takikardia,
dll)
Terapeutik
Medika.
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. (2014). Buku Ajar Ilmu
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (1st ed.). Jakarta: DPP
PPNI.
PPNI. (2018a). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (1st ed.). Jakarta: DPP
PPNI.
DPP PPNI.
Sodikin. (2011). Asuhan Keperawayan Anak Gangguan Sistem Gastrointestinal
Widagdo. (2011). Masalah dan Tatalaksana Penyakit Infeksi Pada Anak. Jakarta:
CV Sagung Seto.