Anda di halaman 1dari 4

A.

Pendahuluan
Dewasa ini, berhijab adalah hal lumrah bagi setiap wanita, tidak terkecuali
wanita non-muslim. Hijab dijadikan sebagai fashion dan peruntungan di bidang
ekonomi. Hijab yang mereka kenakan juga bernilai ekonomis tinggi. Tidak jarang
jika model-model hijab muslimah adalah seorang non-muslim.
Bagi orang awam, hijab ada ketika Islam datang. Namun pada dasarnya jauh
sebelum Islam datang, sudah dijelaskan dalam kitab taurat bahwa terdapat perintah
untuk mengenakan hijab lebih dulu. Jadi, sah saja jika non-muslim mengenakan
hijab. Di samping hal tersebut, perintah mengenakan hijab dalam Islam sendiri
merupakan kewajiban dan sebuah identitas yang menandakan sebagai seorang
muslim. Hal ini tercantum dalam surah Al-Ahzab:59 yang berbunyi
‫يايهاالنبي@ قلل الزواجك@ وبنتك ونساءالمؤمنين يدنين عليهن من جال بيبهن قلى ذلك اد نى‬
‫ان يعرفن فال يؤذين قلى وكان هللا غفورارحيما‬
5
“Hai Nabi katakanlah pada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-
isteri orang-orang beriman, hendaklah mereka mengulurkan hijabnya ke
seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal,
karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.”
Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa mengenakan hijab adalah sebagai
perlindungan diri dan sebagai identitas agar lebih mudah dikenal sebagai muslimah.
Namun, sekarang ini mengenakan hijab belumlah menjamin keamanan dari
serangan predator seks. Karena para predator seks, lebih penasaran dengan isi dari
wanita yang mengenakan hijab tersebut. Dibandingkan dengan wanita yang dengan
terang-terangan membuka auratnya dengan memakai pakaian yang seksi di depan
umum. Sehingga tidak jarang jika wanita yang mengenakan hijab menjadi sasaran
dari laki-laki hidung belang. Biasanya juga mereka mengenakan hijab tidak
menutup dada dan rambut sehingga hijab hanya sebagai pajangan untuk menjadi
aksesoris. Sehingga mereka mengenakan hijab bukan karena agama
Meskipun demikian, para wanita senang mengenakan hijab untuk trend fashion
mereka, hijab dijadikan sebagai identitas sosial dan budaya yang sebagian wanita
kenakan. Baik wanita muslimah maupun non-muslimah. Bahkan hijab menjadi
komoditas terlaris dengan berbagai model yang ditawarkan oleh para produsen
hijab ternama.
B. Fenomena dan Perkembangan Hijab di Indonesia
Di Indonesia sendiri, hijab menjadi barang paling dicari dan mudah untuk
didapatkan. Berbagai variasi, model, dan berbagai harga yang ditawrakan. Dari
yang mahal hingga yang cukup terjangkau menjadikan hijab semakin lama semakin
banyak peminatnya. Bukan hanya wanita muslimah, wanita non-muslimah pun
tertarik untuk mengenakan hijab karena hijab sekarang dimodifikasi simple dan
instan untuk dikenakan. Namun, di Indonesia banyak yang menentang wanita yang
non-muslim mengenakan hijab. Karena anggapan mereka bahwa lazimnya hanya
wanita muslimah yang berhak mengenakan hijab sebagai identitas keislamannya.
Awalnya, wanita Indonesia mengenakan selendang penutup kepala pada era
sebelum 90-an, hijab segiempat pada era akhir 90-an. Hingga hijab ikut pada awal
2000-an. Kemudian muncullah komunitas hijab pada tahun 2011 yaitu hijaber
community.1
Pada dasarnya hijab bukanlah asli dari Indonesia. Pengaruh hijan ini adalah
salah satu bentuk globalisasi. Indonesia terkenal memepunyai jumlah muslim
terbanyak sehingga menjadikan hijab dapat berkembang secara pesat di Indonesia
dan munculnya hijaber community. Tidak hanya itu, adanya media informasi
seperti televisi, koran, dan majalah. Media terebut terdapat public figure yang
mengenakan hijab dengan berbagai style sehingga menarik para produsen untuk
membuat hijab dengan meniru atau dengan inovasi-inovasi lainnya. Sehingga
sekrang hijab bukan lagi untuk kaum old school tetapi juga untuk berbagai
kalangan. Dengan adanya e-commerence atau online shop dapat mempermudah
pendistribusian para produsen untuk sampai ke tangan konsumen. Pembeli hanya
perlu memesan dengan gadget dan transfer kepada penjual kemudian tinggal
menunggu pengiriman barang melalui jasa antar dan barang bisa langsung datang
ke rumah tanpa perlu ribet.
Di Indonesia banyak berkembang berbagai komunitas hijab. Seperti Great
Muslimah, Syar’i Life Style, Indonesian Hijab Bloggers, Hijab Speak, dan Hijab
United. Munculnya komunitas-komunitas tersebut membawa nilai-nilai keislaman

1
yang ingin membuktikan ke seluruh dunia bahwa perempuan muslim merupakan
kaum yang begitu dinamis, terampil, mandiri, dan taat dalam mengimplementasikan
ajaran-ajaran Islam.2 Sehingga perempuan muslim tidak dipandang sebelah mata
dan tidak dipandang kaum yang lemah.
C. Antara Trend Fashion atau Agama
Sebagian besar masyarakat Indonesia beramai-ramai mengenakan hijab mulai
dari kalangan menegah hingga para pejabat dan pengusaha. Namun banyak dari
mereka yang mengenakan hijab tanpa mematuhi dan memerhatikan aturan-aturan
agama dalam mengenakan hijab. Contohnya mereka mengenakan hijab tetapi
rambut yang notabenenya adalah aurat masih kelihatan. Hal ini menandakan bahwa
mengenakan hijab bukan karena agama. Tetapi untuk memerlihatkan status sosial
dan kebebasan agama yang sudah diatur di Indonesia.
Hijab bukan lagi menjadi identitas sebagai sebuah agama. Melainkan sebuah
aksesoris yang wajib dikenakan dengan mengabaikan aturan penggunaan hijab.
Mengenakan hijab dianggap sebuah simbol bahwa dirinya merupakan muslimah
yang modern karena telah mengenakan hijab yang menjadi trend.
Hijab dijadikan penanda modernitas tidak peduli makna dan keutamaan
mengenakan hijab dan menaati aturan agama yang berlaku. Gaya hidup seperti ini
tidak hanya merupakan kebutuhan tetapi juga keinginan atau nafsu belaka. Hal ini
menjandi tanda keberhasilan memengaruhi konsumen untuk membeli sesuatu
produk hanya demi keuntungan para produsen semata.3 Sehingga mereka
mengenakan hijab bukan karena taat kepada agama tetapi hanya berdasarkan
keinginan atau nafsu mereka semata.
Kalangan remaja juga berlomba untuk mengenakan hijab dengan versi mereka.
Mereka mengenakan hijab hanya untuk bergaya. Bukan karena taat atau takut pada
agama. Sekarang ini banyak sekolah yang menerapkan untuk mengenakan hijab
sehingga ada gengsi jika tidak mengenakan hijab seperti teman-temannya. Remaja
umumnya mengenakan hijab untuk mengahdiri konser musik, mereka berjoget,
berteriak sesuka hati mereka dan tidak menunjukkan sebagai muslimah yang
sedang mengenakan hijab.

3
Untuk memenuhi kebutuhan hijab, muncul berbagai butik atau toko untuk
muslimah. Biasanya mereka menyewa jasa artis sebagai endorsment agar lebih
menarik para konsumen. Para desainer juga berlomba untuk menciptakan produk-
produk hijab dengan model dan desain yang baru dan menarik. Sehingga konsumen
semakin ingin memenuhi hasratnya untuk membeli dan mengenakan hijab sebagai
aksesoris untuk bergaya di khalayak umum.
Para desainer-desainer juga menyelenggarakan pertunjukan dengan
menggandeng model-model ternama yang memamerkan desain hijab mereka.
Biasanya pertunjukkan ini diadakan di mall-mall besar yang tentunya banyak
pengunjung yang hanya sekedar lalu lalang atau bahkan tertarik untuk melihat dan
membeli produk desain tersebut. Hal ini dapat menguntungkan para produsen dan
desainer tersebut.

Anda mungkin juga menyukai