Anda di halaman 1dari 4

Nama : Sinta Ardofrita Siwu

NIM : 20303086
Kelas : 2B, Pendidikan Ekonomi
PSIKOLOGI BELAJAR

INTELEGENSI

1. Pengertian Intelegensi
Intelegensi atau kecerdasan diartikan dalam berbagai dimensi oleh para
ahli. Donald Stener, seorang Psikolog menyebut intelegensi sebagai suatu
kemampuan untuk menerapkan pegetahuan yang sudah ada untuk
memecahkan berbagai masalah. Tingkat intelegensi dapat diukur dengan
kecepatan memecahkan masalah-masalah tersebut.

2. Teori-teori Intelegensi
a. Teori General Inteligensi Teori yang pertama adalah teori general
inteligensi. Teori ini terdapat pada semua aspek inteligensi secara umum,
dengan tingkat tertentu dalam sejarah inteligensi dalam psikologi. Sebagi
contoh, bakat tertentu yang didapatkan sejak lahir.
Adapun karakteristik dari teori general inteligensi ini adalah :
 Berupa kemampuan umum yang telah dibawanya sejak lahir
 Bersifat konstan
 Digunakan dalam setiap kegiatan yang bersifat individu
 Jumlahnya berbeda pada setiap individu
b. Teori Specific Inteligensi
Teori yang kedua adalah teori specific inteligensi. Teori ini ini hanya
terdapat pada beberapa faktor inteligensi atau untuk hal – hal tertentu
saja. Sebagai contoh inteleligensi yang terdapat pada seseorang yanag
lebih unggul di beberapa inteligensi saja. Teori ini biasanya berhubungan
dengan saraf otot, ingatan, latihan serta pengalaman.
Adapun karakteristik dari teori specific inteligensi ini adalah :
 Diperoleh dan sipelajari dari lingkungan
 Faktor spesifik ini bervariasai dari satu kegiatan yang satu denagn yan
lainnya dengan individu yang sama.
 Jumlah kandungan faktor spesifik dalam tiap orang pada umunya
berbeda

c. Teori Pembawaan
Teori yang ketiga adalah teori pembawaan. Teori pembawaan adalah teori
yang meyakini bahwa hal yang menentukan pembawaan seseorang adalah
sifat-sifat atau ciri-ciri yang dibawa oleh orang tersebut sejak lahir. Batas
kemampuan seseorang dalam mengerjakan suatu hal ditentukan oleh
pembawaan masing – masing. Pada dasarnya perbedaan akan tetap ada
walaupun setiap orang menerima informasi, pelajaran dan latihan yang
sama.

d. Teori Kematangan
Teori yang keempat adalah teori kematangan. Teori kematangan
merupakan teori yanga meyakini bahwa manusia dikatakan mencapai
tingkat kematangan apabila setiap organ tubuhnya telah dapat
menjalankan fungsinya masing-masing dengan optimal.
Misalnya, apabila ada seorang individu yang belum bisa memecahkan
masalah tertentu, maka itu artinya organ tubuh serta fungsi organ tubuh
seseorang tersebut belum mencapai tingkat kematangan yang sesuai
dengan yang seharusnya. Dengan kata lain, dapat kita simpulkan
bahwasanya tingkat kematangan ini berhubungan erat dengan umur atau
usia seseorang.

e. Teori Minat
Teori yang kelima adalah teori minat. Teori minat ini merupakan teori
yang meyakini bahwa adanya minat yang khas akan mengarahkan
perbuatan seseorang kepada cara atau proses yang dilakukannya untuk
emncapai tujuannya.
Motif merupakan dorongan untuk sutau perbuatan yang dilakukan.
Biasanya manusia terdorong untuk melakukan interaksi dengan dunia luar
dengan mengeksplorasi, dan lama kelamaan akan timbul minatnya untuk
sesuatu hal yang memang sesuai dengan minta individu tersebut.

f. Teori Kebebasan
Teori yang keenam adalah teori kebebasan. Teori ini adalah salah satu
teori yang menekankan bahwa manusia dapat memilih metode tertentu
dalam upayanya untuk memecahkan masalah yang dihadapainya.
Kebebasan ini berarti bahwa minat tidak akan selalu menjadi syarat
dalam perbuatan yang mengandung inteligensi.

3. Pengaruh Intelegensi terhadap keberhasilan belajar


Intelegensi seseorang ini, diyakini sangat berpengaruh pada keberhasilan
belajar yang dicapainya. Berdasarkan hasil penelitian, prestasi belajar
biasanya berkolerasi searah dengan tingkat intelegensi. Artinya, semakin
tinggi tingkat intelegensi seseorang, maka semakin tinggi prestasi belajar
yang dicapainya.
Intelegensi seseorang ini, diyakini sangat berpengaruh pada keberhasilan
belajar yang dicapainya. Berdasarkan hasil penelitian, prestasi belajar
biasanya berkolerasi searah dengan tingkat intelegensi. Artinya, semakin
tinggi tingkat intelegensi seseorang, maka semakin tinggi prestasi belajar
yang dicapainya.
Bahkan menurut sebagian besar ahli, intelegensi merupakan modal utama
dalam belajar dan mencapai hasil yang optimal. Anak yang memiliki skor
IQ dibawah 70 tidak mungkin dapat belajar dan mencapai hasil belajar
seperti anak-anak dengan skor IQ normal, apalagi dengan anak-anak
jenius. Kenyatannya bahwa anak-anak memiliki IQ yang berbede-beda.
Ada anak-anak yang cepat menerima informasi baru dan ada anak yang
lamban dalam menerima informasi baru..
Dalam bidang akademis, tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) seorang
individu tidak dapat diragukan lagi sangat menentukan tingkat
keberhasilan belajar individu tersebut. Semakin tinggi kemampuan
intelegensi individu tersebut tersebut maka semakin besar peluangnya
untuk meraih sukses dibidang akademis.
Tentunya, perbedaan tersebut menjadi warna di dalam kelas. Maka dari
itu guru harus menyesuaikan tujuan pembelajarannya dengan kapasitas
intelegensi siswa. Perbedaan intelegensi yang dimiliki oleh siswa bukan
berarti membuat guru harus memandang rendah pada siswa yang kurang,
tetapi guru harus mengupayakan agar pembelajaran yang diberikan dapat
membantu semua siswa, tentu saja dengan perlakuan metode yang
beragam.
Usaha guru yang perlu untuk menyikapi perbedaan siswa tersebut dan
membantu siswa sesuai dengan potensinya sesuai dengan intelegensinya
diantaranya:
 Guru menyikapi perbedaan individu dan membantu siswa dengan
membimbing, dan mengarahkan agar siswa tumbuh dan
berkembang sesuai dengan potensi, minat dan bakatnya.
 Selain itu motivasi diperlukan siswa dan tugas guru memberikan
motivasi terbaik agar siswa tersebut mampu menerima serta
memahami materi yang telah disampaikan serta bertujuan agar
siswa lebih aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. Upaya
yang dilakukan guru untuk membangkitkan motivasi atau
membangkitkan keinginan siswa untuk belajar:
 Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan
hambatan belajar yang di alaminya
 Meminta kesempatan kepada orang tua siswa agar memberikan
kesempatan kepada siswa untuk beraktualisasi diri dalam
belajar.
 Memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang mendorong belajar.
 Menggunakan waktu secara tertib, penguat dan suasana gembira
terpusat pada perilaku belajar.
 Merangsang siswa dengan penguat memberi rasa percaya diri
bahwa ia dapat mengatasi segala hambatan dan pasti berhasil.
 Guru mengoptimalisasikan pemanfataan pengalaman dan
kemampuan siswa. Perilaku belajar yang ditunjukkan siswa
merupakan suatu rangkaian perilaku yang ditunjukkan pada
kesehariannya.

Anda mungkin juga menyukai