Disusun oleh:
Kelompok 1
Puji syukur kami panjatkan kehadirata Tuhan yang Maha Kuasa karena atas segala
rahmat dan kebaikan-Nya sehingga makalah yang berjudul “ Konsep Dasar Ekonomi
Pendidikan “ pada mata kuliah Ekonomi Pendidikan ini dapat tersusun hingga selesai.
Terimakasih kami ucapkan kepada enci Dr. Mieke Mamentu, M.Si selaku dosen pengampu
mata kuliah Ekonomi Pendidikan serta dari berbagai pihak yang telah berkontribusi dengan
Harapan kami, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca dan untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan bimbingan
enci serta saran dan kritik yang membangun dari enci demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………2
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………..18
3.2 Saran………………………………………………………………………………18
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….19
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
oleh beberapa praktisi ekonomi yaitu John Kay (1733) - Alat Tenun “Flying Skuttle”, James
kuda/air),James Watt (1782) – Mesin Uap , Edward Cartwreight (1785) – Mesin Tenun, Pada
waktu revolusi industri (1760-1840) dengan ahli ekonomi yang paling diingat dan menjadi
baru tentang ekonomi, mulai dari pentingnya modal dan pembagian kerja, kemudian dari buah
pikiran adam smith muncul pemahaman-pemahaman baru yang berasal dari Thomas R.
Malthus (1798), dan John Maynard Keynes (1936). Dari perkembangan revolusi industri inilah
akhirnya muncul berbagai teknologi dan erat hubungannya perkembangan teknologi dengan
pendidikan, apalagi ditambah dengan adanya buah pikiran dari para ahli ekonomi klasik
mengenai pembagian kerja dengan menggunakan spesialisasi kerja, sehingga timbulah Human
Capital (SDM) dimana dari itu muncul pemikiran para ahli ekonomi mengenai pentingnya
ekonomi pendidikan.
Ekonomi Pendidikan adalah “studi tentang pemilihan alternatif penggunaan sumber daya
pendidikan yang terbatas untuk melaksan akan proses pendidikan yang dapat menghasilkan
manusia terdidik yang memiliki pengetahuan dan kecerdasan, keterampilan dan kecakapan,
serta sikap dan kepribadian yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan, dan mendistribusikannya
dan diyakini oleh setiap negara bahwa pembangunan sektor pendidikan merupakan prasyarat
kunci bagi pertumbuhan sektor-sektor pembangunan lainnya karena investasi sumber daya
kegiatan konsumsi, tetapi hampir mirip dengan penanaman modal.Teori human capital
menganggap bahwa tenaga kerja merupakan pemegang kapital (capital holder) yang
dirinyadalam rangka memilih profesi atau pekerjaan yang dapat meningkatkan kesejahteraan
hidupnya.Investasi berarti menanamkan sesuatu dalam hal ini modal pada saat sekarang
dengan harapan untuk mendapatkan hasil yang baik di masa yang akan datang, dengan
melakukan investasi akan dapat dinikmati hasilnya pada masa yang akan datang. Dengan
demikian pendidikan memegang peranan penting dalam menghasilkan sumber daya manusia
bagi dirinya maupun lingkungannya.Pemikiran ilmiah ini baru mengambil tonggal penting
pada tahun 1960-an ketika pidato Theodore Schultz pada tahun 1960 yang berjudul
merupakan peletak dasar teori human capital modern. Pesan utama yang dapat diambil
dari pidato tersebut adalah pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui proses
pendidikan bukan merupakan suatu bentuk konsumsi semata-mata, akan tetapi juga
Pendidikan harus meliputi suatu spektrum yang luas dalam kehidupan masyarakat
sendiri.Teori human capital modern merupakan suatu aliran pemikiran yang menganggap
bahwa manusia merupakan suatu bentuk kapital sebagaimana bentuk kapital lainnya
seperti; tehnologi, uang, tanah dan mesin yang sangat menentukan terhadap
alternatif untuk memilih profesi, pekerjaan atau kegiatan-kegiatan yang lain untuk
ekonom sepakat tentang ilmu ekonomi pendidikan yang merupakan hasil pengembangan
teori human capital. Dalam pengertian yang demikian, teori human capital menganggap
tenaga kerja sebagai pemegang kapital yang tercermin dalam ketrampilan, pengetahuan
ekonomi bangsa. Hal ini bukan saja karena pendidikan akan berpengaruh terhadap
keyakinannya bahwa “the most valuable of all capital is that invested in human
manusia).Pendidikan dan ekonomi yang meyambungkannya menjadi SDM Jadi : biaya akan
bermakna apabila tercipta kualitas (Mutu)Pendidikan berharga dilihat dari sudut pandang
Ekonomi : bahwa semakin tinggi ilmu semakin tinggi pendapatan. Thomas H. jones
pasti”. Ada hal yang perlu diperhatikan, yaitu pada tatanan filosofis bahwa pendidikan
itu merupakan lembaga non profit, oleh karenaitu kegiatan ekonomi yang bersifat ekploitatif
dengan menempatkan kegiatan pendidikan sebagi lahan yang menghasilkan nilai dengan
Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I
Ketentuan Umum pasal 1 ayat 23 yang menjelaskan bahwa Sumber daya pendidikan adalah
segala sesuatu yang dipergunakan dalam penyelenggaraan pendidikan yang meliputi tenaga
kependidikan, masyarakat, dana, sarana, dan prasarana. Dalam hal ini pembiayaan
pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi pendidikan di daerah. Lebih lanjut
dalam pasal 47 disebutkan tentang sumber pendanaan pendidikan yaitu; sumber pendanaan
pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat mengerahkan sumber daya yang ada sesuai
pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan
peraturan pemerintah.
Konsep pebangunan dalam bidang sosial ekonomi sangat beragam tergantung dari
kepada kapasitas produksi tenaga manusia di dalam proses pembangunan yang kemudian
dikenal dengan istilah invesment inhuman capital. Dewasa ini berkembang teori modal
manusia (teory human capital) menjelaskan proses pendidikan yang memiliki proses positif
memperhitungkan efek interaksi antara pendidikan dengan bentuk investasi fisik lainnya.
menggunakan beberapa model, baik yang langsung maupun tidak langsung menghubungkan
indicator pendidikan dan indicator ekonomi, seperti model fungsi produksi. Asumsi dasar
yang melandasi keharusan adanya hubungan pendidikan dengan penyiapan tenaga kerja
mengembangkan individu manusia, sudah tentu pendidikan itu tidak akan membawa peserta
didik kearah hidup yang membingungkan, menyusahkan dan sengsara walaupun bisa mencari
uang banyak. Ekonomi merupakan salah satu landasan yang memiliki peran utama dalam
menjadai dua yaitu peran prinsipil dan peran material. Secara prinsipil peran tersebut meliputi
manusia, sudah tentu pendidikan itu tidak akan membawa peserta didik kearah hidup yang
membingungkan, menyusahkan dan sengsara walaupun bisa mencari uang banyak. Ekonomi
merupakan salah satu landasan yang memiliki peran utama dalam menentukan keberhasilan
proses pendidikan. Peran ekonomi dalam pendidikan dibagi menjadai dua yaitu peran
prinsipil dan peran material. Secara prinsipil peran tersebut meliputi prinsip-prinsip ekonomi
yang dapat diaplikasikan dalam implementasi pendidikan, sementara itu secara material peran
ekonomi proses pendidikan. Sehingga pada akhirnya antara ekonomi dan pendidikan
Ekonomi mampu mendorong pendidikan berjalan secara efektif dan efisien sementara
hasil pendidikan akan menciptakan manusia yang memiliki kualitas sehingga mampu
ekonomi menjadi lebih baik. Peran ekonomi dalam sekolah juga merupakan salah satu bagian
dari sumber pendidikan yang membuat anak mampu mengembangkan kognisi, afeksi,
psikomotor untuk menjadi tenaga kerja yang handal dan mampu menciptakan lapangan kerja
▪ Konsep dasar ekonomi pendidikan pada tataran suprastruktur dan infrastruktur politik
Pendidikan
Pendidikan dan politik adalah dua elemen penting dalam sistem sosial politik disetiap
Negara, Ada hubungan erat dan dinamis antara pendidikan dan politik. Hubungan tersebut
adalah realitas yang telah terjadi sejak awal perkembangan peradaban manusia. Hubungan
timbal balik antara politik dan pendidikan dapat terjadi melalui tiga aspek, yaitu
Era reformasi membentuk dan menetapkan beberapa hal seperti politik yang terus ada
menjalankan segala keputusan yang mengikat seluruh masyarakat Indonesia untuk mencapai
a) Lembaga Legislatif; Legislatif diwakili oleh DPR dan untuk daerah ada DPD.
Sedangkan untuk majelisnya ada MPR. Ketiga lembaga ini mempunyai fungsi dan
tertentu dan pengusul dari masalah yang ada di daerah. Dan terakhir MPR berfungsi
Agung (MA), Mahkamah Konstitusi (MK), Komisi Yudisial (KY), Insfektif. Mereka
lembaga negara dan lembaga kemasyarakatan yang dalam kegiatannya secara langsung atau
negara. Sehingga tujuan dan fungsi infrastruktur politik sangat penting peranannya dalam
bernegara. Dalam bermasyarakat terutama dalam sistem politiknya pasti banyak berbagai
kepentingan. Hal ini harus ditengahi oleh negara agar menemukan titik yang dapat dijadikan
solusi. Maka insfrakstruktur politik dapat menjadi solusi dari masalah tersebut melalui
hadirnya partai politik sebagai penyambung lidah beragam kepentingan yang ada.
Adanya unsur sistem politik ini mampu melahirkan pemimpin yang sesuai kebutuhan.
Secara sistem politik demokrasi misal di partai politik akan melahirkan wakil rakyat yang
mampu menyuarakan kepentingan masyarakat secara umum. Dan lahirnya pemimpin melalui
unsur ini melewati seleksi yang sudah tersedia, sehingga kompetensinya tidak dapat
diragukan lagi. Beragamnya suara masyarakat butuh ruang untuk menyalurkan agar proses
demokratisasi terus berjalan. Maka unsur ini menjadi proses sosialisasi politik dan
komunikasi politik yang dapat menyalurkan hal tersebut. Dan bisa mengkomunikasikan
antara masyarakat, golongan, institusi, dan berbagai sektor kehidupan dengan pihak
Politik pendidikan merupakan segala usaha, kebijakan dan siasat yang berkaitan
dengan masalah pendidikan. Politik pendidikan adalah penjelasan atau pemahaman umum
yang ditentukan oleh penguasa pendidikan tertinggi untuk mengarahkan pemikian dan
bagaimana manusia dan masyarakat memilih, dengan atau tanpa menggunakan uang, untuk
memanfaatkan sumber daya produksi yang langka untuk menghasilkan barang dan
mendistribusikannya untuk kebutuhan konsumsi, sekarang dan masa yang akan datang, oleh
Pendidikan, menurut Webster’s New World dictionary (1962), adalah “Suatu proses
khususnya melalui sekolah formal. Kegiatan pendidikan menyangkut produksi dan distribusi
pengetahuan baik di lembaga reguler maupun non reguler”. Karena mayoritas kegiatan
“Suatu kegiatan mengenai bagiamana manusia dan masyarakat memilih, dengan atau tanpa
uang, untuk memanfaatkan sumber daya produktif yang langka untuk menciptakan berbagai
terutama melalui sekolah formal dalam suatu jangka waktu dan mendistribusikannya,
sekarang dan kelak, di kalangan masyarakat”. Intinya, ekonomi pendidikan berkaitan dengan
Perhatian para ahli ekonomi pendidikan dipusatkan pada hal-hal yang berkaitan
Cohn, 1979 (dalam Fatah, 2002) menyatakan ekonomi pendidikan adalah studi
tentang bagaimana manusia baik secara individu maupun kelompok masyarakat membuat
manusia. Investasi ini menganggap ada kaitan antara pendidikan, produktivitas kerja, dan
pertumbuhan ekonomi. Pusat perhatian mendasar dari konsep ekonomi adalah bagaimana
mengalokasikan sumber-sumber yang terbatas untuk mencapai tujuan yang beraneka ragam
menyeluruh.
Di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia skala prioritas tertinggi adalah
pertumbuhan ekonomi dan keadilan.Investasi sebagai suatu konsep umum dapat diartikan
sebagai upaya untukmeningkatkan nilai tambah barang atau jasa di kemudian hari dengan
mengorbankan nilai konsuksi sekarang (Cohn, 1979, dalam Fattah 2002) investasi dalam
SDM dapat diartikan sebagai suatu entitas yang nilainya bisa berkembang dikemudian hari
manfaat pendidikan juga dapat dilihat sebagai nilai tambah yangdiperoleh seseorang karena
mendapat pendidikan tertentu. Nilai tambah secara umum merupakan peningkatan derajat,
harkat, dan martabat seseorang. Secara khusus dipandang sebagai peningkatan kemampuan
pendidikan. Manfaat dibagai menjadi manfaat pribadi dan manfaat masyarakat. Manfaat bagi
pribadi adalah tambahan penghasilan bersih (setelah pajak) seumur hidup dari tenaga kerja
karena bertambahnya tingkat pendidikan tenaga kerja tersebut. Manfaat bagi masyarakat
adalah tambahan output yang dihasilkan oleh tenagakerja bagi masyarakat karena
Investasi Sumber Daya Manusia menurut Todaro (2000) menyatakan bahwa peran
masing individu untuk dapat bekerja sebagai agen perubahan ekonomi yang baik bagi
masyarakatnya, tetapi juga menanamkan tata nilai luhur, norma-norma, cita-cita, tingkah
laku, dan aspirasi yang saling berkaitan baik langsung maupun tidak langsung. Pendidikan
juga diharapkan mendapatkan tenaga tenaga kerja terdidik dalam berbagai tingkatan dalam
1. Ekonomi Pendidikan memandang bahwa pendidikan merupakan suatu industri. Hal mana
yang besar),
• tenaga kerja (guru dan karyawan) yang bekerja pada sektor pendidikan sangat
• pembiayaan pendidikan mencapai jumlah yang besar (di indonesia saat kini
‘outcomes’ berupa Human Capital yang memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi,
pengalaman dan keterampilan yang relevan, serta potensi dan kapasitas pembelajaran yang
organisasi.
memenuhi prinsip “economies of scale” (efisiensi, produktivitas, kuantitas dan kualitas, dll).
Dalam hal ini dikenal konsep-konsep “Production Function” dan Cost Function”.
bagi individu dan kelompok-kelompok masyarakat, serta biaya dan investasi yang
Fungsi ekonomi dalam dunia pendidikan adalah untuk menunjang kelancaran proses
pendidikan atau belajar mengajar. Bukan merupakan modal untuk dikembangkan ataupun
bukan untuk mendapatkan keuntungan. Disini peran ekonomi dalam sekolah juga merupakan
salah satu bagian dari sumber pendidikan yang membuat anak mampu mengembangkan
kognisi, afeksi, psikomotor untuk menjadi tenaga kerja yang handal dan mampu menciptakan
lapangan kerja sendiri, memiliki etos kerja dan bisa hidup hemat. Selain sebagai penunjang
proses penunjang proses pendidikan ekonomi pendidikan juga berfungsi sebagai materi
pelajaran dalam masalah ekonomi dalam kehidupan manusia. Dengan demikian kegunaan
❖ Untuk membeli keperluan pendidikan yang tidak dapat dibuat sendiri atau
bersama para siswa, orang tua, masyarakat, atau yang tidak bisa dipinjam dan
dan radio
sebagainya.
penyelenggaraan pendidikan. Pada sisi Input antara lain adalah banyaknya calon
peserta didik, kemampuan orangtua, potensi anak, sumber daya manusia (guru),
sarana dan prasarana pendidikan, dan lain-lain; Pada sisi Process antara lain
pendidikan dan lain-lain; Pada sisi Output antara lain adalah jumlah lulusan,
kualitas lulusan, bekal pendidikan lanjutan, pemenuhan kebutuhan tenaga kerja,
dan lain-lain.
3. Gaji guru merupakan faktor kritis dalam pembiayaan pendidikan, baik karena
prasarana transportasi public, sumber daya listrik dan air, dan lain-lain).
kejuruan).
Ruang lingkup ilmu pendidikan adalah ilmu yang membicarakan bagaimana cara atau
tehnik menyajikan bahan pelajaran terhadap siswa agar tercapai suatu tujuan yang telah
Ruang lingkup pendidikan sangat luas sekali karena didalamnya banyak pihak – pihak
yang ikut terlibat, baik langsung maupun tidak langsung. Pendidikan sebagai upaya sadar
untuk membantu seseorang (peserta didik) dalam mengaktualisasikan diri sepenuh dan
selengkapnya tidak terlepas dari keterbatasan. Keterbatasan tersebut terdapat pada peserta
didik, pendidik, interaksi pendidikan, lingkungan dan sarana pendidikan yang tersedia.
Batasan pendidikan yang ditetapkan oleh para ahli beranekaragam, dan kandungannya
berbeda pula antara yang satu dari yang lainnya. Perbedaan tersebut mungkin karena
orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah
yang melandasinya.
Adapun pihak – pihak yang terlibat sekaligus sebagai ruang lingkup pendidikan yaitu
sebagai berikut :
perbuatan dan sikap yang dilakukan oleh pendidik sewaktu menghadapi atau
mengasuh anak didik. Atau bisa juga diartikan : sikap atau tindakan menuntun,
menuju kedewasaan.
2. Anak Didik. Anak didik merupakan obyek terpenting dalam pendidikan, hal ini
3. Dasar dan Tujuan Pendidikan. Yaitu landasan yang menjadi fundamen serta sumber
pendidikan Islam harus berlandaskan atau bersumber dari dasar tersebut. Dalam hal
ini dasar atau sumber pendidikan yaitu arah kemana anak didik ini akan dibawa.
Secara ringkas tujuan pendidikan yaitu ingin membentuk anak didik menjadi manusia
5. Materi Pendidikan.Yaitu bahan – bahan atau pengalaman belajar ilmu agama Islam
yang disusun sedemikian rupa (dengan susunan yang lazim tetapi logis) untuk
oleh pendidik untuk menyampaikan bahan atau materi kepada anak didik.Metode
pendidikan agar materi pendidikan tersebut dapat dengan mudah diterima dan dimiliki
oleh pesertadidik.
7. Evaluasi. Yaitu memuat cara – cara bagaimana mengadakan evaluasi atau penilaian
terhadap hasil belajar pesertadidik. Tujuan pendidikan umumnya tidak dapat dicapai
sekaligus, melainkan melalui proses atau tahap tertentu. Apabila tujuan pada tahap
atau fase ini telah tercapai maka pelaksanaan pendidikan dapat dilanjutkan pada tahap
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
menjadikan sumber daya manusia lebih cepat mengerti dan siap dalam meghadapi
Ekonomi pendidikan adalah suatu studi tentang bagaimana manusia, baik secara
Ekonomi sangatlah penting bagi kehidupan manusia, untuk itu ekonomi harus selalu
berkembang melalui dunia pendidikan, dan besar harapan bahwa instansi terkait dapat
memberikan peran yang lebih dalam dunia pendidikan dengan melihat konsep-konsep
ekonomi pendidikan. Yang amat begitu relevan dengan dunia pendidikan saat ini.
Semoga dengan dibuatnya makalah ini kita dapat mempelajari dan meningkatkan
banyak tentang anggaran perusahaan. Kami berharap semoga semua sekolah dan orang tua
murid dapat diberikan sosialisasi mengenai ekonomi pendidikan. Akhir kata kami ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para pembaca, semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita.
DAFTAR PUSTAKA
2220https://docplayer.info/245434-Bab-x-investasi-sdm-melalui-pendidikan.html23
Desember201921Knezvich J, Stephen, (1975). Administration of Public Education,
Harper & Row Publisher, New York.),
hal.53922http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/19710609
2005011-DEDY_ACHMAD_KURNIADY/Pembiayaan_pend/Pembiayaan_Pendidikan.pdf,
diakses, 23 Desember2019
Albernethy, David dan Coombe, Trevor. Education and Politics in Developing Countries.
Havard Educational Review. Vol. 35. No.3. 1965 Borah, R.R.. Impact of Politics and
Concerns with the Indian Education System. International Journal of Educational Planning &
Administration.Volume 2. Number 2 2012
Imam Barnadib. Filsafat Pendidikan; Tinjauan Beberapa Aspek dan Proses
Pendidikan. Yogyakarta: Studying, 1982
Nir, A.E. dan Kafle, B.S. The effect of political stability on public education
Quality. International Journal of Educational Management. Vol. 27 No. 2,2013
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia. 2006 Sukasni, A. Dan Efendy, H.
The Problematic of Education System in Indonesia and Reform Agenda. International Journal
of Education. Vol. 9. No. 3.2017
Wales, J., Magee, A., Nicolai, S. How does political context shape education reforms and
their success. Development Progress Dimension Paper. Vol. 06. August 2016