SPH M5 - Muh Ihsan Apriansyah - G40120013
SPH M5 - Muh Ihsan Apriansyah - G40120013
MODUL V
SISTEM PENCERNAAN DAN SISTEM PERNAPASAN
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN : SUMIRTA
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
APRIL, 2021
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem pernafasan atau yang sering disebut system respirasi merupakan sistem
organ yang digunakan untuk proses pertukaran gas, dimana sistem pernafasan
ini merupakan salah satu sistem yang berperan sangat penting dalam tubuh
untuk menunjang kelangsungan hidup. Sistem pernafasan dibentuk oleh
beberapa struktur, seluruh struktur tersebut terlibat didalam proses respirasi
eksternal yaitu pertukaran oksigen antara atmosfer dan darah serta pertukaran
karbon dioksida antara darah dan atmosfer, selain itu terdapat juga respirasi
internal yaitu proses pertukaran gas antara darah sirkulasi dan sel jaringan
dimana system respirasi internal ini terjadi pada seluruh system tubuh.
(Djojodibroto, 2012).
1.2 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Jaringan epithelium adalah jaringan yang melapisi suatu rongga dalam atau suatu
permukaan luar. Jaringan epitel terdiri dari sel-sel yang tersusun rapat sehingga
tidak terdapat ruang antar sel. Lapisan sel epithelium bertumpu pada suatu
membran dasar yang biasa disebut membran basalis. Berdasarkan atas banyaknya
lapisan sel yang menyusunnya, maka epithelium dapat dibedakan menjadi
epithelium selapis dan epithelium berlapis. Sedangkan atas dasar bentuk selnya
maka sel epitel dapat berbentuk pipih (squamosa), kubus (kuboid), atau
memanjang (kolumner). Sel-sel epitel dapat pula dilengkapi dengan rambut-
rambut halus (silia atau rambut getar) pada permukaan distalnya. Beberapa sel
epitel juga dapat mengalami modifikasi (Nasir, 1994).
Usus halus adalah bagian terpanjang dari saluran pencernaan, dinamai demikian
karena diameternya yang lebih kecil daripada usus besar , usus halus merupakan
tempat utama hidrolis enzimatik makromolekul makanan dan penyerapan nutrien
(Campbell, 2010).
Adapun usus halus setelah makanan dicerna di dalam lambung, akan masuk ke
usus halus,. Adapun usus halus ini terdiri atas tiga bagian yaitu usus dua belas jari
(duodenum), usus kosong (jejunum) dan usus penyerapan (ileum). Usus dua belas
jari dan usus koson berperan dalam pencernaan sebuah makanan secara kimiawi.
Kemudia diusus dua belas jari ini kantong empedu dan pancreas akan
mengeluarkan pencernaannya (Sunggu, 2019).
Seperti halnya lambung, histologi usus halus juga terdiri dari 4 lapisan yaitu
tunika mukosa, tunika submukosa, tunika muscularis, dan tunika serosa.
Permukaan dalam usus juga luas dengan adanya tonjolan-tonjolan dalam sirkuler
(plica sirkulares). Tonjolan ini memiliki jonjot halus yang disebut villus. Satu
villus yang mengandung percabangan halus pembuluh darah dan pembuluh limfa
(Campbell, 1997).
Trakea terdiri dari beberapa lapisan yaitu mukosa trakea yang tersusun dari epitel
bertingkat torak bersilia bersel goblet. Tunika submukosa, tersusun dari jaringan
ikat jarang, lemak, terdapat kelenjar trakea pada bagian posterior dan tunika
adventitia, mempunyai kelenjar campur dan merupakan jaringan fibroelastis yang
berhubungan dengan luar pars kartilagenia (Kuenhel, 1987).
Hepar tersusun atas capsula, jaringan padat yang menembus ke dalam hepar dan
membagi hepar dalam lobi-lobi. Segitiga (trigomum) Kiernan merupakan
bentukan segitiga yang terdapat diantara tiga lobi yang padanya terdapat arteri
interlobaris, vena interlobaris, ductus biliverus. Duktus biliverus tersusun atas
epithelium columnar simplex, membrana basalis, tunika fibroelastica, pembuluh
limfe, dan serabut saraf lobulus hati berbentuk heksagonal, sel-sel parenkim
hepar tersusun secara radier (menjari) dengan vena sentralis terletak di tengah.
Sel-sel ini berbentuk poligonal, sitoplasma granulair dengan tetes-tetes glikogen.
Pembuluh limfa dan serabut saraf, sinusoid diantara sel-sel parenkim, bangun oleh
sel-sel endotelium, makrofag dan sel kupffer vena centralis. Menghasilkan
empedu sebagai hasil ekskresi dan sekresi. Ekskresi karena mengandung pigmen
empedu yang dikeluarkan lewat feses dan urine. Sekresi karena mengandung
garam empedu untuk mengemulsifikasikan lemak makanan. Garam empedu
disintesis dari kolesterol dan asam amino. Berfungsi untuk menurunkan tegangan
pennukaan (surfaktan) butir lemak makanan. Pigmen empedu yaitu bilirubin dan
biliverdin berasal dari degradasi hemoglobin. Bilirubin selanjutnya diubah
menjadi urobilinogen yang dikeluarkan melalui feses dan urine (Yatim, 1990).
Trachea bercabang di luar paru-paru dan membentuk bronkus primer kanan dan
kiri (ekstrapulmonal) kemudian menjadi bronkus yang lebih kecil dan masuk ke
dalam paru (intrapulmonal). Di dalam paru (intrapulmonal) cincin tulang rawan
hialin digantikan oleh lempeng tulang rawan hialin tidak beraturan yang
mengelilingi bronkus. Sewaktu bronkus terus bercabang dan berkurang
ukurannya, jumlah dan ukuran lempeng tulang rawan juga berkurang. Bronkus
ekstrapulmonal maupun intrapulmonal dilapisi epitel bertingkat semu silindris
bersilia yang ditunjang oleh lapisan tipis lamina propria, jaringan ikat halus
dengan serat elastik dan beberapa limfosit. Selapis tipis otot polos mengelilingi
lamina propria dan memisahkannya dari submukosa. Submukosa mengandung
kelenjar bronkialis seromukosa (Eroschenko, 2012).
Pulmo merupakan suatu organ yang menyerupai piramid berbentuk spons yang
berisi udara dan terletak pada rongga toraks, berupa unit fungsional dalam paru-
paru disebut lobulus primerus yang meliputi semua struktur mulai dari bronkus,
bronchiolus, bronchiolus terminalis, bronchiolus respiratori, ductus alveolaris,
atrium, saccus alveolaris dan alveoli, sirkulasi paru, saraf dan sistem limfatik
(Eroschenko, 2015).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 24 April 2021 pada pukul 13.00
WITA sampai dengan selasai, secara daring dengan menggunakan platform
Zoom Meeting.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu kaca objek, kaca penutup,
kamera handphone, mikroskop, sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum ini yaitu preparat Duodenum MHS 272, preparat Hepar MH 126b,
preparat Thrachea MH 110, preparat Pulmo MH 139.
Prosedur kerja pada praktikum ini yaitu, disiapkan terlebih dahulu mikroskop
yang akan digunakan, diambil preparat intestinum tenue, preparat hepar,
preparat trachea dan preparat pulmo, kemudian diamati dibawah mikroskop
dan diperhatikan bagian-bagian dari preparat tersebut, kemudian diambil
gambar hasil pengamatannya dan dicatat bagian-bagian tersebut di kertas yang
telah disediakan. Diulangi langkah 2 sampai 4 dengan menggunakan preparat
yang berbeda.
BAB IV
NO GAMBAR KETERANGAN
1
2
3
4
5
6
7
8
4.2 Pembahasan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem biologis yang terdiri
dari organ-organ dan struktur lain yang digunakan untuk pertukaran gas pada
hewan. Sistem pencernaan dimulai hidung dan berakhir pada paru-paru
sebagai tempat pertukaran oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2).
5.2 Saran
Praktikum kali ini sudah berjalan baik, walaupun dilakukan dalam kedua cara
Eroschenko, V.P, (2012). Atlas histologi Difiore. Jakarta : Buku Kedokteran ECG
Watson, Roger, (2002). Anatomi Dan Fisiologi Untuk Perawat. Jakarta : EGC