Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN LENGKAP

STRUKTUR PERKEMBANGAN HEWAN I

MODUL V
SISTEM PENCERNAAN DAN SISTEM PERNAPASAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : MUH IHSAN APRIANSYAH

NIM : G 401 20 013

KELOMPOK : II (DUA)

ASISTEN : SUMIRTA

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

APRIL, 2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem pencernaan merupakan salah satu komponen vital dalam menunjang


kehidupan sebab sistem pencernaan terdiri dari semua organ yang berfungsi
untuk menguyah, menelan, mencerna dab mengabsorpsi makanan serta
mengeliminasi makanan yang tidak dapat dicerna (Watson, 2002).

Sistem percernaan terdiri atas saluran pencernaan, kelenjar-kelenjar yang


berhubungan. Susunan saluran penceranaan terdiri atas rongga mulut, tekak
(faring), kerongkonga (esophagus), lambung (ventrikulus), usus halus
(intestium minor), usus besar (intestinum mayor), rectum dan anus. Makakan
mengalami proses pencernaan sejak makanan berada dimulut hingga proses
pengeluaran sisa makanan hasil pencernaan (Irianto, 2004).

Sistem pernafasan atau yang sering disebut system respirasi merupakan sistem
organ yang digunakan untuk proses pertukaran gas, dimana sistem pernafasan
ini merupakan salah satu sistem yang berperan sangat penting dalam tubuh
untuk menunjang kelangsungan hidup. Sistem pernafasan dibentuk oleh
beberapa struktur, seluruh struktur tersebut terlibat didalam proses respirasi
eksternal yaitu pertukaran oksigen antara atmosfer dan darah serta pertukaran
karbon dioksida antara darah dan atmosfer, selain itu terdapat juga respirasi
internal yaitu proses pertukaran gas antara darah sirkulasi dan sel jaringan
dimana system respirasi internal ini terjadi pada seluruh system tubuh.
(Djojodibroto, 2012).

Pernafasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar


yangmengandung (oksigen) serta menghembuskan udara yang banyak
mengandungkarbondioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh.
Pengisapan udara disebutinspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi. Jadi
dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara oksigen yang ditarik dari udara
masuk kedalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah secara osmosis.
Seterusnya CO2 akan dikeluarkan melalui traktus respiratorius dan masuk
kedalam tubuh melalui kapiler-kapiler vena pulmonalis kemudian masuk ke
serambi kiri jantung, ke aorta, seluruh tubuh (jaringan-jaringan dan sel-sel),
disini terjadi oksidasi. Sebagai ampas (sisa) dari pembakaran adalah CO2 dan
zat ini dikeluarkan melalui peredaran darah vena masuk ke jantung kemudian
ke bilik kanan dan dari sini keluar melalui arteri pulmonalis ke jaringan paru-
paru akhirnya dikeluarkan menembus lapisan epitel dari alveoli. Proses
pengeluaran CO2 ini adalah sebagian dari sisa metabolisme, sedangkan dari
sisametabolisme lainnya akan dikeluarkan melalui traktus urogenitalis dan
kulit (Syarifuddin, 2006).

1.2 Tujuan

Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk melihat dan memahami


jaringan yang terdapat pada sistem pencernaan dan sistem pernapasan,
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Jaringan epithelium adalah jaringan yang melapisi suatu rongga dalam atau suatu
permukaan luar. Jaringan epitel terdiri dari sel-sel yang tersusun rapat sehingga
tidak terdapat ruang antar sel. Lapisan sel epithelium bertumpu pada suatu
membran dasar yang biasa disebut membran basalis. Berdasarkan atas banyaknya
lapisan sel yang menyusunnya, maka epithelium dapat dibedakan menjadi
epithelium selapis dan epithelium berlapis. Sedangkan atas dasar bentuk selnya
maka sel epitel dapat berbentuk pipih (squamosa), kubus (kuboid), atau
memanjang (kolumner). Sel-sel epitel dapat pula dilengkapi dengan rambut-
rambut halus (silia atau rambut getar) pada permukaan distalnya. Beberapa sel
epitel juga dapat mengalami modifikasi (Nasir, 1994).

Usus halus adalah bagian terpanjang dari saluran pencernaan, dinamai demikian
karena diameternya yang lebih kecil daripada usus besar , usus halus merupakan
tempat utama hidrolis enzimatik makromolekul makanan dan penyerapan nutrien
(Campbell, 2010).

Adapun usus halus setelah makanan dicerna di dalam lambung, akan masuk ke
usus halus,. Adapun usus halus ini terdiri atas tiga bagian yaitu usus dua belas jari
(duodenum), usus kosong (jejunum) dan usus penyerapan (ileum). Usus dua belas
jari dan usus koson berperan dalam pencernaan sebuah makanan secara kimiawi.
Kemudia diusus dua belas jari ini kantong empedu dan pancreas akan
mengeluarkan pencernaannya (Sunggu, 2019).

Seperti halnya lambung, histologi usus halus juga terdiri dari 4 lapisan yaitu
tunika mukosa, tunika submukosa, tunika muscularis, dan tunika serosa.
Permukaan dalam usus juga luas dengan adanya tonjolan-tonjolan dalam sirkuler
(plica sirkulares). Tonjolan ini memiliki jonjot halus yang disebut villus. Satu
villus yang mengandung percabangan halus pembuluh darah dan pembuluh limfa
(Campbell, 1997).

Trakea terdiri dari beberapa lapisan yaitu mukosa trakea yang tersusun dari epitel
bertingkat torak bersilia bersel goblet. Tunika submukosa, tersusun dari jaringan
ikat jarang, lemak, terdapat kelenjar trakea pada bagian posterior dan tunika
adventitia, mempunyai kelenjar campur dan merupakan jaringan fibroelastis yang
berhubungan dengan luar pars kartilagenia (Kuenhel, 1987).

Hepar tersusun atas capsula, jaringan padat yang menembus ke dalam hepar dan
membagi hepar dalam lobi-lobi. Segitiga (trigomum) Kiernan merupakan
bentukan segitiga yang terdapat diantara tiga lobi yang padanya terdapat arteri
interlobaris, vena interlobaris, ductus biliverus. Duktus biliverus tersusun atas
epithelium columnar simplex, membrana basalis, tunika fibroelastica, pembuluh
limfe, dan serabut saraf lobulus hati berbentuk heksagonal, sel-sel parenkim
hepar tersusun secara radier (menjari) dengan vena sentralis terletak di tengah.
Sel-sel ini berbentuk poligonal, sitoplasma granulair dengan tetes-tetes glikogen.
Pembuluh limfa dan serabut saraf, sinusoid diantara sel-sel parenkim, bangun oleh
sel-sel endotelium, makrofag dan sel kupffer vena centralis. Menghasilkan
empedu sebagai hasil ekskresi dan sekresi. Ekskresi karena mengandung pigmen
empedu yang dikeluarkan lewat feses dan urine. Sekresi karena mengandung
garam empedu untuk mengemulsifikasikan lemak makanan. Garam empedu
disintesis dari kolesterol dan asam amino. Berfungsi untuk menurunkan tegangan
pennukaan (surfaktan) butir lemak makanan. Pigmen empedu yaitu bilirubin dan
biliverdin berasal dari degradasi hemoglobin. Bilirubin selanjutnya diubah
menjadi urobilinogen yang dikeluarkan melalui feses dan urine (Yatim, 1990).

Trachea bercabang di luar paru-paru dan membentuk bronkus primer kanan dan
kiri (ekstrapulmonal) kemudian menjadi bronkus yang lebih kecil dan masuk ke
dalam paru (intrapulmonal). Di dalam paru (intrapulmonal) cincin tulang rawan
hialin digantikan oleh lempeng tulang rawan hialin tidak beraturan yang
mengelilingi bronkus. Sewaktu bronkus terus bercabang dan berkurang
ukurannya, jumlah dan ukuran lempeng tulang rawan juga berkurang. Bronkus
ekstrapulmonal maupun intrapulmonal dilapisi epitel bertingkat semu silindris
bersilia yang ditunjang oleh lapisan tipis lamina propria, jaringan ikat halus
dengan serat elastik dan beberapa limfosit. Selapis tipis otot polos mengelilingi
lamina propria dan memisahkannya dari submukosa. Submukosa mengandung
kelenjar bronkialis seromukosa (Eroschenko, 2012).

Pulmo merupakan suatu organ yang menyerupai piramid berbentuk spons yang
berisi udara dan terletak pada rongga toraks, berupa unit fungsional dalam paru-
paru disebut lobulus primerus yang meliputi semua struktur mulai dari bronkus,
bronchiolus, bronchiolus terminalis, bronchiolus respiratori, ductus alveolaris,
atrium, saccus alveolaris dan alveoli, sirkulasi paru, saraf dan sistem limfatik
(Eroschenko, 2015).
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 24 April 2021 pada pukul 13.00
WITA sampai dengan selasai, secara daring dengan menggunakan platform
Zoom Meeting.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu kaca objek, kaca penutup,
kamera handphone, mikroskop, sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum ini yaitu preparat Duodenum MHS 272, preparat Hepar MH 126b,
preparat Thrachea MH 110, preparat Pulmo MH 139.

3.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini yaitu, disiapkan terlebih dahulu mikroskop
yang akan digunakan, diambil preparat intestinum tenue, preparat hepar,
preparat trachea dan preparat pulmo, kemudian diamati dibawah mikroskop
dan diperhatikan bagian-bagian dari preparat tersebut, kemudian diambil
gambar hasil pengamatannya dan dicatat bagian-bagian tersebut di kertas yang
telah disediakan. Diulangi langkah 2 sampai 4 dengan menggunakan preparat
yang berbeda.
BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

NO GAMBAR KETERANGAN
1
2
3
4
5
6
7
8

4.2 Pembahasan
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Sistem penceraan merupakan serangkain jaringan organ yang memiliki fungsi

untuk mencerna makanan baik secara mekanik atau kimiawi. Sistem

pencernaan dimulai dari mulut dan diakhir di anus sebagai tempat

pembuangan sisa-sisa makanan.

Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem biologis yang terdiri
dari organ-organ dan struktur lain yang digunakan untuk pertukaran gas pada
hewan. Sistem pencernaan dimulai hidung dan berakhir pada paru-paru
sebagai tempat pertukaran oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2).

5.2 Saran

Praktikum kali ini sudah berjalan baik, walaupun dilakukan dalam kedua cara

yaitu online dan offline tapi tidak meyurutkan semangat teman-teman

praktikan dan asisten.


DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Reece, (2010). Biologi Edisi Kedelapan Jilid I. Jakarta : Erlangga

Campbell, Reece (1997). Biologi Edisi Pertama Jilid I. Jakarta : Erlangga

Djojodibroto D, (2012). Respirologi (Respirator Medicine). Jakarta : EGC.

Eroschenko, V.P, (2012). Atlas histologi Difiore. Jakarta : Buku Kedokteran ECG

Irianto, Kus, (2004). Struktur Dan Fungsi Tubuh Manusia. Bandung :


Yramawidjaya.

Nasir, Mohammad. (1997). Metode Penelitian. Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia

Sunggu, Daniel (2019). Peningkatan Hasil Belajar Organ Pencernaan Makanan


Pada Manusia Melalui MEDIA KIT IPA MURIF KELAS IV SDN
169 Sorong Tana Tana Toraja. Jurnal Pemikiran dan Pengembangan
Pembelajaran. Vol 1(3)

Syarifuddin. (2006). Anatomi Fisiologi. Jakarta : Buku Kedokteran

Watson, Roger, (2002). Anatomi Dan Fisiologi Untuk Perawat. Jakarta : EGC

Yatim, Wildan. (1990). Biologi Modern. Bandung : Tarsito.


Lembar Asistensi

Nama : Muh Ihsan Apriansyah


Stambuk : G40120013
Kelompok : II (Dua)
Asisten : Sumirta

No. Hari/Tanggal Asistensi Paraf

Anda mungkin juga menyukai