Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDHULUAN

Disusun Oleh
Nama : Yulika Disti Hapsari
NIM : 201440128
Tingkat/Semester : 2/3
Prodi : Keperawatan Pangkalpinang

PRODI KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG
TAHUN 2021/2022
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN AKIBAT BAKTERI
DITANDAI DENGAN DIARE

A.PENGERTIAN

Gastroenteritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus.


Gastroenteritis akut ditandai dengan diare, dan pada beberapa kasus, muntah-
muntah yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan
dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. (Lynn Betz,2009)

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak
dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair
/setengan padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat. Menurut WHO (1980),
diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari. Diare terbagi 2
berdasarkan mula dan lamanya , yaitu diare akut dan kronis
(Mansjoer,A.1999,501).

B. ETIOLOGI
1. Faktor infeksi : Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus
(Enterovirus), parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans).
2. Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada
anak-anak).
3. Faktor malabsorbsi : Karbohidrat, lemak, protein.
4. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak,
sayuran dimasak kutang matang.
5. Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas
C. PATOFISIOLOGI
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya gastroenteritis ialah:

1.Gangguan osmotic
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotik dalamlumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan
elektroloit ke dalam lumen usus. Isirongga usus yang berlebihan akan merangsang
usus untuk mengeluarkannya sehingga timbulgastroenteritis.

2.Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi,air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul
gastroenteritis kerena peningkatanisi lumen usus.

3.Gangguan motilitas
usus Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanansehingga timbul gastroenteritis. Sebaliknya bila peristaltik
usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat
timbul gastroenteritis pula.
D.Komplikasi Gastroenteritis

Muntah dan diare yang dialami penderita gastroenteritis menyebabkan tubuh


kehilangan banyak cairan dan nutrisi. Kondisi ini dapat memicu munculnya gejala
dehidrasi yang meliputi:

• Pusing
• Mudah lelah dan mengantuk
• Rasa haus terus-menerus
• Mulut kering
• Urine berwarna pekat atau gelap
E. Pathway
F.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan lab:
1. Pemeriksaan feses
Tes tinja untuk mengetahui makroskopis dan mikroskopis, biaca kuman
penyebab, tes Resistensi terhadap berbagai antibiotik serta mengetahui pH Dan
kadar gula jika diduga ada intoleransi glukosa. Karakteristik hasil pemeriksaan
Feses sebagai berikut:
1. Faces berwarna pekat / putih kemungkinan disebabkan karena adanya
pigmen Empedu (obsruksi Empedu)
2. Faces berwarna hitam disebabkan karena efek dari obat seperti Fe, diet
tinggi buah merah dan sayur hijau tua seperti Bayam
3. Faces berwarna pucat disebabkan karena malabsorpsi lemak, dia tinggi
susu
4. Faces berwarna oranye atau hijau disebabkan karena infeksi usus
5. Faces chair dan berlendir disebabkan karena diary yang penyebab nya
adalah bakteri
6. Feses seperti tepung berwarna putih disebabkan karena diary yang
penyebab nya adalah virus
7.Faces seperti Ampas disebabkan karena diary yang penyebab nya adalah
parasit
8. Faces yang didalamnya terdapat unsur pus atau Mucus disebabkan karena
bakteri, darah jika terjadi Peradangan usus, terdapat lemak dalam faces jika
disebabkan karena malabsorpsi lemak dalam usus halus

2. Pemeriksaan darah

Darah Perifer lengkap, analisa gas darah dan elektrolit (terutama Na, Ca,
Kdan P Serrum pada diare yang disertai kejang), anemia (Hipokronik, kadang
kadang nikrosionik) Dan dapat terjadi karena Malnutrisi, malabsorbsi tekanan
fungsi Sumsum tulang (proses inflamasi kronis) peningkatan sel sel darah putih.
3. Pemeriksaan elektrolit tubuh
Untuk mengetahui kadar natrium, kalium, kalsium karbonat

4. Duodenal intubation
Untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif terutama pada diare
kronik
5. Pemeriksaan kadar ureum
Untuk mengetahui faal ginjal. Jika terjadi faal ginjal maka kadar ureum dan
kreatinin akan meningkat.
Batas normal Ureum: 20 -40 mg/dl
Batas normal kreatinin:0,5-1,5mg/dl
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare
atau output berlebihan dan intake yang kurang
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
kehilangan cairan skunder terhadap diare.
3. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi
skunder terhadap diare
4. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan
frekwensi diare.
5. Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan BB
menurun terus menerus.
6. Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive

H. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa 1: Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan
dengan kehilangan cairan skunder terhadap diare
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
keseimbangan dan elektrolit dipertahankan secara maksimal
Kriteria hasil :
• Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50 c, RR :
< 40 x/mnt )
• Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong,
UUB tidak cekung.
• Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari
Intervensi :
1) Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit
R/ Penurunan sisrkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa
dan pemekataj urin. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan
segera untuk memperbaiki defisit
2) Pantau intake dan output
R/ Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat
keluaran tak aadekuat untuk membersihkan sisa metabolisme.
3) Timbang berat badan setiap hari
R/ Mendeteksi kehilangan cairan , penurunan 1 kg BB sama dengan
kehilangan cairan 1 lt
4) Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada kien, 2-3 lt/hr
R/ Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral
5) Kolaborasi :
- Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN)
R/ koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN untuk
mengetahui faal ginjal (kompensasi).
- Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umur
R/ Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat.
- Obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik)
R/ anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar
simbang, antispasmolitik untuk proses absorbsi normal, antibiotik
sebagai anti bakteri berspektrum luas untuk menghambat
endotoksin.

Diagnosa 2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan tidak adekuatnya intake dan out put
Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan selama dirumah di RS
kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria : - Nafsu makan meningkat
- BB meningkat atau normal sesuai umur
Intervensi :
1) Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan berserat
tinggi, berlemak dan air terlalu panas atau dingin)
R/ Serat tinggi, lemak,air terlalu panas / dingin dapat merangsang
mengiritasi lambung dan sluran usus.
2) Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atau
sampah, sajikan makanan dalam keadaan hangat
R/ situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu makan.
3) Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihan
R/ Mengurangi pemakaian energi yang berlebihan
4) Monitor intake dan out put dalam 24 jam
R/ Mengetahui jumlah output dapat merencenakan jumlah makanan.
5) Kolaborasi dengan tim kesehtaan lain :
a. terapi gizi : Diet TKTP rendah serat, susu
b. obat-obatan atau vitamin ( A)
R/ Mengandung zat yang diperlukan , untuk proses pertumbuhan

Diagnosa 3 : Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi


dampak sekunder dari diare
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x 24 jam tidak
terjadi peningkatan suhu tubuh
Kriteria hasil :
• suhu tubuh dalam batas normal ( 36-37,5 C)
• Tidak terdapat tanda infeksi (rubur, dolor, kalor, tumor, fungtio leasa)
Intervensi :
1) Monitor suhu tubuh setiap 2 jam
R/ Deteksi dini terjadinya perubahan abnormal fungsi tubuh ( adanya infeksi)
2) Berikan kompres hangat
R/ merangsang pusat pengatur panas untuk menurunkan produksi panas
tubuh
3) Kolaborasi pemberian antipirektik
R/ Merangsang pusat pengatur panas di otak

Diagnosa 4 :Resiko gangguan integritas kulit perianal berhubungan dengan


peningkatan frekwensi BAB (diare)
Tujuan : setelah dilakukan tindaka keperawtan selama di rumah sakit integritas
kulit tidak terganggu
Kriteria hasil :
• Tidak terjadi iritasi : kemerahan, lecet, kebersihan terjaga
• Keluarga mampu mendemontrasikan perawatan perianal dengan baik dan
benar
Intervensi :
1) Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga tempat tidur
R/ Kebersihan mencegah perkembang biakan kuman
2) Demontrasikan serta libatkan keluarga dalam merawat perianal (bila basah
dan mengganti pakaian bawah serta alasnya)
R/ Mencegah terjadinya iritassi kulit yang tak diharapkan oleh karena
kelebaban dan keasaman feces
3) Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam
R/ Melancarkan vaskulerisasi, mengurangi penekanan yang lama sehingga
tak terjadi iskemi dan irirtasi .

Diagnosa 5 : Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive


Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24 jam, klien
mampu beradaptasi
Kriteria hasil : Mau menerima tindakan perawatan, klien tampak tenang dan
tidak rewel
Intervensi :
1) Libatkan keluarga dalam melakukan tindakan perawatan
R/ Pendekatan awal pada anak melalui ibu atau keluarga
2) Hindari persepsi yang salah pada perawat dan RS
R/ mengurangi rasa takut anak terhadap perawat dan lingkungan RS
3) Berikan pujian jika klien mau diberikan tindakan perawatan dan pengobatan
R/ menambah rasa percaya diri anak akan keberanian dan kemampuannya
4) Lakukan kontak sesering mungkin dan lakukan komunikasi baik verbal
maupun non verbal (sentuhan, belaian dll)
R/ Kasih saying serta pengenalan diri perawat akan menunbuhkan rasa aman
padaklien.
DAFTAR PUSTAKA

1.https://id.scribd.com/embeds/348987168/content?start_page=1&view_mode=sc
roll&access_key=key-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf

2.https://id.scribd.com/embeds/183241003/content?start_page=1&view_mode=sc
roll&access_key=key-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf

Anda mungkin juga menyukai