5(1): 21-28
65
Sejarah artikel: Pengobatan hipertensi dilakukan dalam jangka waktu yang panjang. Karena hal tersebut, seringkali pasien hipertensi
memiliki masalah ketidakpatuhan dalam pengobatannya sehingga menyebabkan pasien sulit mengontrol tekanan
darahnya. Pengetahuan pasien akan hipertensi juga dapat mempengaruhi tekanan darah. Peningkatan pengetahuan
Penerimaan
pasien akan mengarah pada kemajuan berpikir tentang perilaku kesehatan yang lebih baik sehingga berpengaruh
naskah: 17 terhadap terkontrolnya tekanan darah. Salah satu intervensi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan
November 2019 dan kepatuhan pasien yaitu home pharmacy care. Pemberian konseling dalam home pharmacy care menyebabkan
Penerimaan pasien lebih paham mengenai penyakit hipertensi. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui efektivitas home pharmacy
naskah revisi: 12 care dalam meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan terhadap pengobatan pasien hipertensi di apotek Kota Malang
Desember 2019 hingga akhir bulan ke-3. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan jenis penelitian
Disetujui untuk menggunakan pre test-post test design. Sampel penelitian adalah pasien hipertensi di Apotek kota Malang yang
dipublikasikan: 31 dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol merupakan pasien hipertensi yang mendapatkan konseling
Januari 2020 oleh apoteker di apotek dan kelompok eksperimen merupakan pasien hipertensi yang mendapatkan home pharmacy
care. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner untuk mengukur pengetahuan menggunakan modifikasi
Hypertension Knowledge-Level Scale yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, dan ceklis konseling apoteker
Kata kunci : sebagai panduan bagi apoteker dalam pelayanan konseling. Pill box digunakan untuk membantu pasien dalam
hipertensi, home mengatur pengobatannya dan tingkat kepatuhan pasien dilihat dengan cara membandingkan tekanan darah pada
pharmacy care, awal dan akhir durasi penelitian. Hasil analisis statistik menunjukkan nilai signifikasi >0,05 sehingga dapat
pill box, dinyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan pasien hipertensi kelompok eksperimen
pengetahuan, dan kelompok kontrol pada akhir bulan ke-3. Sedangkan hasil pengukuran tekanan darah menunjukkan penurunan
kepatuhan pada akhir bulan ke-3, yang mengindikasikan adanya peningkatan kepatuhan pasien pada kelompok eksperimen.
Keywords: ABSTRACT
hypertension, Treatment of hypertension is long-term commitment. Because of this, often hypertensive patients have a problem of
home pharmacy non-compliance in the treatment that causes the patient difficulty to control his blood pressure. Improving the
care, pill box, patient's knowledge of hypertension will lead to better health behaviors that affect the control of blood pressure. One
knowledge, of the interventions to improve patient knowledge and compliance is home pharmacy care. Providing counseling in
compliance home pharmacy care can increase patients’ understanding about hypertension disease. This study aimed to determine
the effectiveness of home pharmacy care to improve knowledge and compliance to treatment of hypertensive
patients at pharmacy in Malang in a 3 months study. The study was conducted by using true experimental design
with pre-test and post-test questionnaire. The samples were hypertensive patients at Pharmacy in Malang which
divided into two groups, control and experimental group. In the control group, pharmacist gave counseling only to
hypertensive patients; while in the experimental group, the patients were given home pharmacy care. The research
instrument used was a questionnaire to measure patients knowledge using modified Hypertension Knowledge-Level
Scale which has been tested for its validity and reliability. Pharmacist counseling checklist was used a a guide for
pharmacists in counseling services, and pill boxes are used to assist patients in regulating their treatment. Patients’
compliance were then measured by comparing the blood pressure at the beginning and the end of the study. The
result of statistical analysis showed significance value (p>0,05), therefore it can be stated that there was no
significant difference between knowledge and compliance of hypertensive patient of experimental group and control
group at the end of 3rd month.
* Corresponding author: Ratna Kurnia Illahi, Jurusan Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya, Jalan Veteran Malang. E-mail : ratna.illahi@ub.ac.id
Illahi et al: Home Pharmacy Care dalam Meningkatkan Pengetahuan dan Kepatuhan terhadap Pengobatan Pasien Hipertensi .............................................21
merupakan pasien yang mendapatkan konseling dari suatu permasalahan yang ditanyakan. Skor total
konvensional oleh apoteker. Kedua kelompok pengetahuan dalam rentang 76-100% menunjukkan
diberikan pre-test dan post-test dengan soal yang sama, pengetahuan yang baik, 56%-75% menunjukkan
dimana pre-test diberikan sebelum dilakukan perlakuan pengetahuan yang cukup, dan ≤55% menunjukkan
dan post-test diberikan setelah perlakuan. kepatuhan yang kurang.12
Pengumpulan data dilakukan sekaligus pada suatu saat Ceklis konseling apoteker digunakan sebagai
(point time approach). Penelitian ini dilakukan pada acuan atau panduan bagi apoteker dalam rangka
bulan Februari 2017 hingga Juni 2018. Sampel yang pelayanan konseling kepada pasien yang meliputi
digunakan dalam penelitian ini adalah pasien hipertensi definisi hipertensi, terapi farmakologi, kepatuhan
yang datang ke apotek di kota Malang untuk dalam pengobatan, gaya hidup, diet dan komplikasi
mendapatkan obat antihipertensi dan memenuhi kriteria hipertensi, leaflet dengan informasi yang meliputi
inklusi dan eksklusi penelitian. definisi hipertensi, terapi farmakologi, gaya hidup, diet
Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu: dan komplikasi hipertensi, dan pill box digunakan
1. Pasien hipertensi yang bersedia menjadi untuk mempermudah pasien dalam pengobatannya
responden penelitian sehingga dapat meningkatkan kepatuhan pasien.
2. Pasien yang mendapatkan terapi antihipertensi Tingkat kepatuhan pasien, baik pada kelompok
tunggal ataupun kombinasi kontrol maupun eksperimen, dilihat melalui hasil
3. Pasien hipertensi yang dapat berkomunikasi pengukuran tekanan darah pada bulan ke-0, bulan ke-1,
dengan baik secara lisan dan/atau tulisan dan di akhir bulan ke-3.
4. Pasien hipertensi yang bertempat tinggal di kota Sebelum kuesioner digunakan dalam penelitian,
Malang terlebih dahulu pertanyaan-pertanyaan yang terdapat
5. Pasien hipertensi dengan usia ≥18 tahun dalam kuesioner tersebut dilakukan uji validitas dan uji
Untuk kriteria eksklusi pada penelitian ini yaitu: reabilitas pada 30 pasien yang termasuk pada populasi
1. Pasien hipertensi dengan penyakit penyerta yaitu penelitian namun bukan merupakan subjek dari
gangguan ginjal penelitian. Berdasarkan hasil uji korelasi yang telah
2. Keluarga pasien yang mewakili pasien dilakukan, diketahui bahwa semua pertanyaan
mendapatkan obat antihipertensi di apotek memiliki r hitung yang lebih besar dari r tabel. Yang
Teknik pengambilan sampel dilakukan secara artinya pertanyaan yang terdapat pada kuesioner
purposive sampling. Tujuannya agar sesuai dengan tersebut dinyatakan valid. Untuk hasil uji reliabilitas
kriteria inklusi serta eksklusi penelitian yang telah kuesioner, dari semua pertanyaan kuesioner didapatkan
ditentukan. Pada setiap kecamatan akan dipilih apotek nilai uji statistik Cronbach’s Alpha >0,60 sehingga
yang akan dituju sesuai dengan kriteria yang telah kuesioner tersebut dinyatakan reliabel.
ditentukan. Penarikan sampel dilakukan dengan cara Setelah mendapatkan data hasil kuesioner,
peneliti datang ke apotek, kemudian peneliti dapat kemudian dilakukan uji normalitas untuk mengukur
mengetahui pasien hipertensi dengan cara melihat distribusi data.Pada penelitian ini,uji yang digunakan
resep obat yang ditebus atau obat yang dibeli oleh yaitu uji Shapiro-Wilk karena jumlah sampel kurang
pasien, lalu peneliti melakukan wawancara terkait dari 50.13 Dari hasil uji normalitas didapatkan hasil
dengan kriteria inklusi serta eksklusi penelitian yang kuesioner pengetahuan serta kepatuhan pada kelompok
akan dilakukan. eksperimen maupun kontrol berdistribusi normal
Pada penelitian ini, pengambilan data dilakukan karena nilai signifikansi >0,05.
di lima kecamatan di Apotek Kota Malang meliputi
kecamatan.Lowokwaru, kecamatan. Klojen, kecamatan
Belimbing, kecamatan. Sukun, dan kecamatan Kedung
Kandang. Jumlah apotek yang akan diambil dari setiap 3. Hasil dan Diskusi
kecamatan adalah 3 apotek dengan total jumlah sampel Pengambilan data dilakukan di lima kecamatan
yang diperoleh yaitu 79 responden yang dibagi atas 40 di Kota Malang yaitu kecamatan Lowokwaru,
responden kelompok. eksperimen dan 39 responden Belimbing, Klojen, Sukun, dan Kedung Kandang. Dari
kelompok kontrol. setiap kecamatan diambil tiga apotek sehingga total
Pada penelitian ini, instrumen penelitian yang apotek yang digunakan sebagai tempat penelitian
digunakan kuesioner untuk mengukur pengetahuan, adalah 15 apotek. Dalam penelitian ini, jumlah
kuesioner untuk mengukur kepatuhan, checklist responden dari setiap kecamatan di Apotek Kota
konseling apoteker, leaflet dan pillbox. Kuesioner Malang diiketahui pada kecamatan Lowokwaru
pengetahuan serta kepatuhan pasien hipertensi diperoleh 20 responden, kecamatan Sukun diperoleh 21
diberikan sebelum perlakuan (pre-test) dan sesudah responden, kecamatan Klojen diperoleh 23 pasien,
perlakuan (post-test). Kuesioner tentang tingkat kecamatan Blimbing diperoleh 9 pasien, dan
pengetahuan pasien hipertensi menggunakan kecamatan Kedungkandang diperoleh 6 pasien. Jumlah
modifikasi Hypertension Knowledge-Level Scale (HK- responden tidak sama pada setiap kecamatan karena
LS) dengan skala Guttman, dimana data yang diperoleh tidak semua pasien bersedia untuk diikuti selama 3
berupa data interval yaitu “benar” atau “salah” bulan.
sehingga peneliti bisa memperoleh jawaban yang tegas Teknik pengambilan sampel dilakukan secara
Illahi et al: Home Pharmacy Care dalam Meningkatkan Pengetahuan dan Kepatuhan terhadap Pengobatan Pasien Hipertensi .............................................23
purposive sampling yang didasarkan oleh kelompok. kontrol yang mendapatkan konseling
pertimbangan yang ditentukan oleh peneliti, yang konvensional oleh apoteker. Informasi mengenai data
memenuhi kriteria inklusi serta eksklusi penelitian. demografi pasien seperti usia pasien, jenis kelamin,
Jumlah pasien hipertensi yang dijadikan sampel pendidikan terakhir, pekerjaan pasien serta lamapasien
sebanyak 79 sampel, yang terdiri dari 40 pasien sampel menderita hipertensi dapat dilihat pada Tabel 1.
kelompok eksperimen yang diberikan perlakukan
berupa home pharmacy care dan 39 pasien sampel
Pada penelitian ini, kelompok eksperimen memiliki diberikan serta memiliki pola pikir yang lebih baik
jumlah responden laki-laki lebih sedikit daripada terhadap penyakit dan terapi yang dijalaninya.19
perempuan. Jumlah responden perempuan sebanyak Pada kelompok.eksperimen, pekerjaan pasien
27 orang (67,5%). Sedangkan kelompok.kontrol, terbanyak yaitu ibu rumah tangga yaitu 13 orang
jumlah responden laki-laki lebih banyak dari pada (32,5%) dan pekerjaan terbanyak kelompok.kontrol
perempuan yaitu sebanyak 22 pasien (56,41%). yaitu tidak bekerja atau pensiunan sebanyak 12 orang
Umumnya laki-laki lebih banyak menderita hipertensi (30,77%). Jenis pekerjaan berkaitan dengan aktivitas
dibandingkan dengan perempuan. Laki-laki sering fisik dari seseorang. Individu yang tidak aktif dalam
mengalami tanda-tanda hipertensi pada usia akhir 30- melakukan suatu kegiatan atau beraktivitas akan
an. Akan tetapi setelah perempuan memasuki masa cenderungmemiliki frekuensi denyut jantung yang
menopause, prevalensi pasien menderita hipertensi lebih tinggi sehingga otot jantung harus bekerja lebih
pada perempuan akan meningkat. Perempuan keras yang menyebabkan tekanan yang dibebankan
memiliki resiko untuk menderita hipertensi lebih pada arteri semakin besar sehingga menyebabkan
tinggi. Hal ini disebabkan karena produksi hormon kenanikan tekanan darah.15, 20
estrogen menurun saat menopause, sehingga tekanan Lama pasien menderita hipertensi kelompok.
darah dapat meningkat.17 Penelitian mengenai eksperimen yang memiliki frekuensi terbanyak yaitu
hubungan antara jenis kelamin dan tingkat kepatuhan 1-10 tahun sebanyak 30 pasien (75%) dan pada
pasien memperlihatkan bahwa pria memiliki tingkat kelompok.kontrol, lama pasien menderita hipertensi
kepatuhan yang lebih rendah dibanding perempuan. dengan frekuensi terbanyak yaitu 1-10 tahun sebanyak
Hal tersebut terjadi karena laki-laki memiliki aktivitas 27 pasien (69,23%). Menurut WHO, lama pengobatan
yang lebih banyak sehingga tingkat kesibukannya dapat mempengaruhi kepatuhan pasien. Semakin lama
lebih tinggi dan lebih berpeluang untuk melupakan seorang pasien menjalani pengobatannya, maka
waktu minum obatnya.18 semakin kecil pasien tersebut untuk patuh terhadap
Prevalensi responden hipertensi tertinggi pengobatannya.21
memiliki usia 60-69 sebanyak 16 orang (40%). Mayoritas responden menggunakan 1 jenis
Sedangkan kelompok kontrol, jumlah responden obat antihipertensi. Obat antihipertensi yang diterima
hipertensi tertinggi memiliki usia 50-59 sebanyak 15 responden kelompok eksperimen terbanyak adalah
pasien (38,46%). Pada umumnya, hipertensi ditemui amlodipin yaitu 25 pasien (62,5%). Sedangkan pada
pada pasien berusia lanjut. Semakin bertambahnya kelompok kontrol, jenis obat antihipertensi yang
usia seseorang, maka resiko terjadinya hipertensi akan diterima pasien terbanyak adalah amlodipin yaitu 19
semakin meningkat.15 Pada pasien usia 50 tahun orang (48,71%). Hal ini karena amlodipin merupakan
keatas mulai mengalami perubahan struktural pada salah satu obat antihipertensi yang ditanggung oleh
arteri yang menyebabkan peningkatan pada tekanan BPJS. Selain itu, ada beberapa pasien yang
darah. Perubahan yang terjadi pada elastisitas dinding menggunakan kaptopril mengeluhkan adanya efek
arteri. Dinding pada arteri akan mengalami penebalan samping batuk kering dari penggunaan kaptopril.
karena adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan Banyaknya jumlah obat yang dikonsumsi oleh pasien,
otot, sehingga menyebabkan pembuluh darah akan menunjukkan bahwa adanya kompleksitas regimen
berangsur-angsur menyempit. Selain itu, terjadi pengobatan yang dapat mempengaruhi kepatuhan
penurunan sensitivitas refleks baroreseptor yang pasien terhadap terapinya.21
berfungsi dalam pengaturan tekanan darah.16 Untuk mengukur pengetahuan dan kepatuhan
Pendidikan terakhir terbanyak pada pasien digunakan instrumen penelitian berupa
kelompok.eksperimen adalah akademi/sarjana yaitu kuesioner. Kuesioner tersebut diberikan sebelum
14 orang (35%) dan pada kelompok.kontrol, perlakuan (pre-test) dan sesudah perlakuan (post-test).
pendidikan terakhir terbanyak adalah akademi/sarjana Kuesioner tentang pengetahuan pasien hipertensi
yaitu 22 orang (56,41%). Tingkat pendidikan berisi definisi hipertensi, terapi farmakologi,
seseorang dapat mempengaruhi kemampuan serta kepatuhan, gaya hidup, diet dan komplikasi hipertensi.
pengetahuan orang tersebut dalam menerapkan Sebelum kuesioner digunakan dalam penelitian,
perilaku hidup sehat, terutama dalam mencegah terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
terjadinya hipertensi. Semakin tinggi tingkat Uji validitas dilakukan untuk mengukur tingkat
pendidikan seseorang maka akan meningkatkan validitas dari suatu kuesioner dan menentukan apakah
tingkat intelektual orang tersebut sehingga lebih cepat kuesioner tersebut layak digunakan atau tidak.14 Pada
menerima dan lebih mudah menyerap informasi yang penelitian ini, taraf signifikansi yang digunakan yaitu
Illahi et al: Home Pharmacy Care dalam Meningkatkan Pengetahuan dan Kepatuhan terhadap Pengobatan Pasien Hipertensi ............................................ 25
pelayanan home care yang diberikan berpengaruh masing-masing menunjukkan p>0,05 yang artinya H0
dalam meningkatkan kepatuhan pasien hipertensi.25 diterima dan H1 ditolak, sehingga dapat diketahui
Pemberian konseling pada pasien akan memudahkan bahwa tidak ada perbedaaan yang signifikan antara
apoteker dalam mengidentifikasi serta menyelesaikan pengetahuan kelompok eksperimen serta pengetahuan
suatu masalah terkait pengobatan sehingga pasien kelompok kontrol serta kepatuhan kelompok
dapat lebih patuh dalam menjalankan terapi eksperimen dan kelompok kontrol pada bulan ke-0, 1
pengobatannya secara aman dan benar. Pemberian dan 3. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian
konseling oleh apoteker yang efektif akan membuat Khanifatunnisayang menunjukkan bahwa adanya
pasien mengerti tentang penyakitnya serta pengobatan perbedaan yang signifikan baik dari tingkat
yang sedang dijalaninya dan dapat meningkatkan pengetahuan maupun tingkat kepatuhan antara
kepatuhan pasien dalam minum obat.26 Kepatuhan responden kelompok kontrol dan responden
serta pemahaman yang baik dalam menjalankan terapi kelompok.intervensi. Kelompok intervensi merupakan
dapat mempengaruhi tekanan darah.27 Beberapa alasan kelompok yang menerima home pharmacy care dan
pasien tidak mengkonsumsi obat antihipertensi kelompok kontrol tidak menerima home pharmacy
dikarenakan dari sifat dari penyakit hipertensi itu care.30 Hal ini dapat disebabkan karena pada
sendiri yang secara alami tidak menimbulkan gejala, penelitian Khanifatunnisa intervensi home pharmacy
pengobatan dalam jangka panjang, adanya efek care dilakukan sebanyak empat kali kunjungan
samping obat, regimen pengobatan yang kompleks, dengan rentang waktu dua minggu untuk setiap
pasien kurang paham tentang resiko hipertensi serta kunjungannya. Sedangkan pada penelitian ini,
biaya pengobatan yang relatif tinggi.28 Selain itu, intervensi home pharmacy care dilakukan dua kali
pasien eksperimen maupun kontrol juga mendapatkan pada hari pertama berkunjung dan hari ke-14 dengan
pill box yang digunakan untuk mempermudah pasien berkunjung ke rumah pasien. Jika dilihat dari hasil
dalam pengobatannya sehingga dapat meningkatkan kuesioner pengetahuan pasien kelompok eksperimen
kepatuhan pasien. Menurut penelitian Sammulia dkk, dan kelompok kontrol pada bulan ke-0 menunjukkan
penggunaan pill box dianggap sangat membantu bahwa rata-rata pasien memiliki pengetahuan yang
pasien dalam mengatur obatnya dalam menjalankan baik. Selain itu, karena selama 3 bulan penelitian,
terapi terutama untuk pasien geriatri.29 Selain itu, pill pasien bisa mendapatkan informasi yang berasal dari
box juga dapat membantu pasien untuk memilah dan pengalaman sendiri, lingkungan, cerita yang didengar,
mengatur obat sesuai dengan waktu dan hari dalam ataupun pengalaman orang lain. Pengetahuan
seminggu.9 responden juga dapat dipengaruhi oleh beberapa
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui faktor seperti pengalaman dan sarana informasi.
penyebaran karakteristik data sampel apakah sebaran Pengetahuan tidak hanya diperoleh melalui
memiliki sebaran normal atau tidak normal. Uji yang pendidikan formal saja melainkan juga bisa
digunakan yaitu uji Shapiro-Wilk karena jumlah didapatkan dari pengalaman.19
sampel kurang dari 50.13 Data dikatakan berdistribusi Dari analisis uji somers’d yang telah
normal apabila signifikasi lebih besar dari 0,05. Pada dilakukan diperoleh nilai p>0,05 untuk tabulasi silang
penelitian ini, kedua kuesioner yaitu kuesioner antara pendidikan terakhir dengan pengetahuan serta
pengetahuan dan kuesioner kepatuhan pada kepatuhan kelompok.eksperimen dan pendidikan
kelompok.eksperimen dan kontrol berdistribusi terakhir dengan pengetahuan serta kepatuhan
normal karena nilai signifikansi p>0,05. kelompok.kontrol yang artinya tidak ada hubungan
Setelah dilakukan uji normalitas, maka yang signifikan antara pendidikan terakhir dengan
selanjutnya dilakukan uji efektivitas. Uji yang pengetahuan serta kepatuhan pasien hipertensi
digunakan yaitu uji t-tidak berpasangan karena dari kelompok eksperimen maupun kelompok.kontrol pada
hasil uji normalitas data penelitian memiliki hasil data bulan ke-3. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian
yang berdistribusi normal. Uji t-tidak berpasangan yang dikemukan oleh Sugihartono dkk, bahwa tingkat
digunakan untuk mengetahui perbedaan dari tingkat pendidikan dari seseorang dapat mempengaruhi
pengetahuan pasien kelompok eksperimen maupun kemampuan serta pengetahuan orang tersebut dalam
kelompok kontrol. menerapkan pola hidup sehat, terutama dalam
Berdasarkan data hasil uji t-tidak mencegah hipertensi. Semakin tinggi tingkat
berpasangan yang telah dilakukan, diperoleh hasil uji pendidikan seorang individu maka semakin tinggi
efektivitas pengetahuan kelompok eksperimen dan pula kemampuan dari individu tersebut dalam
kelompok kontrol pada bulan ke-0, 1 dan 3, yang menjaga pola hidup sehat.31 Namun menurut hasil
Illahi et al: Home Pharmacy Care dalam Meningkatkan Pengetahuan dan Kepatuhan terhadap Pengobatan Pasien Hipertensi ............................................ 27
penelitian Mursal bahwa pendidikan penderita bukan 4. Ogedegbe, G., Tobin, J.N., Fernandez, S.,
merupakan faktor yang dapat mempengaruhi Gerin, W., Diaz-gloster., Cassells, A., et, al.
kepatuhan berobat penderita hipertensi akan tetapi 2009. Counseling African Americans To
tersedianya waktu luang yang menyebabkan penderita Control Hypertension (CAATCH) trial: a
patuh berobat sesuai dengan waktu yang ditentukan.32 Multi-level intervention to improve blood
Dari uji somers’ d yang telah dilakukan pressure control in hypertension blacks.
diperoleh nilai p>0,05 untuk tabulasi silang antara Journal of The American Heart Association, 2:
lama pasien menderita hipertensi dengan pengetahuan 249-256.
pasien kelompok.eksperimen dan kontrol serta lama 5. Morisky, D & Munter, P. 2009. New
pasien menderita hipertensi dengan kepatuhan Medication Adherence Scale Versus Pharmacy
kelompok.eksperimen dan kontrol yang artinya tidak Fill Rates in Senior With Hypertension.
ada hubungan yang signifikan antara lama pasien American Jurnal of Managed Care., 15(1) : 56-
menderita hipertensi dengan pengetahuan serta 66.
kepatuhan pasien hipertensi kelompok.eksperimen 6. Pratiwi, D. 2011. Pengaruh Konseling Obat
maupun kelompok.kontrol pada bulan ke-3. Hasil Terhadap Kepatuhan Pasien Hpipertensi di
tersebut sesuai dengan pernyataan Hadi & Rostami Poliklinik Khusus RSUP Dr. M. Djamil
Gooran, bahwa lama menderita hipertensi tidak Padang. Artikel. Program Pasca Sarjana
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Uiversitas Andalas, Padang.
kepatuhan dalam pengobatan pasien.33 Penelitian yang 7. Depkes RI. 2008. Pedoman Pelayanan
dilakukan Suhadi juga menyatakan bahwa lama pasien Kefarmasian di Rumah (Home Pharmacy
menderita hipertensi tidak berhubungan dengan Care). Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
kepatuhan padapasien lansia. Lama pasien menderita 8. Suryani, Ni Made., Wirasuta, I.M.A.G.,
hipertensi sangat mendukung terhadap Susanti, N.M.P. 2013. Pengaruh Konseling
pengetahuannya dalam penggunaan obat.34 Pada Obat Dalam Home Care Terhadap Kepatuhan
penelitian ini, pasien dengan lama menderita Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan
hipertensi paling banyak yaitu 1-10 tahun dari Komplikasi Hipertensi. Jurnal Farmasi
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Fakultas MIPA Universitas Udayana. Bali.
Menurut Notoatmodjo, semakin lama seorang 9. Petersen, M.L., Wang, Y., Laan, M.J.,
menderita hipertensi maka semakin bertambah Guzman, D., Riley, E., dan Bangsberg, D.R.,
pengalaman pasien tersebut terhadap penyakitnya. 2007. Pillbox Organizer Are Associated with
Pengalaman dapat memperluas pengetahuan dari Improved Adherence to HIV Antiretroviral
seseorang. Semakin banyak pengalaman dari Therapy and Viral Suppression : A Marginal
seseorang, maka semakin tinggi pula pengetahuan Structural Model Analysis. HIV/AIDS CID, 45
orang tersebut.19 : 908–915.
10. Meliono, I., dkk., 2007. Pengetahuan. Dalam :
MPKT Modul 1. Jakarta : Lembaga Penerbitan
FEUI.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dana 11. Mustaida. 2000. Hubungan Antara Tingkat
hibah DPP/SPP PNBP Fakultas Kedokteran Pengetahuan Pasien Tentang Hipertensi
Universitas Brawijaya tahun anggaran 2017/2018. dengan Terkontrolnya Tekanan Darah di
Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta.
4. Daftar Pustaka 12. Savoldelli V.K., Gillaizeau F., Pouchot J.,
1. Kemenkes RI. 2014. Hipertensi. Pusat Data Lenain E., Vinay N.P., Plouin P.F., et al.
dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Validation of a French Version of the 8-Item
Jakarta. Morisky Medication Adherence Scale in
2. WHO-ISH Hypertension Guideline Committe. Hypertensive Adults. The Journal of Clinical
2003. Guideline of The Management of Hypertension, 2012, 14 (7): 429-434.
Hypertension. Journal Hypertension, 21(11), 13. Dahlan, MS. 2008. Statistik Kedokteran dan
1983-1992. Kesehatan. Jakarta: SalembaMedika.
3. Lionakis N., dkk. 2012. Hypertension in the 14. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian
elderly. World Journal of Cardiology. 135-47. Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Illahi et al: Home Pharmacy Care dalam Meningkatkan Pengetahuan dan Kepatuhan terhadap Pengobatan Pasien Hipertensi ............................................ 28
15. Saseen JJ, Maclaughlin JM. In : Dipiro JT, 28. Osterberg., Lars, Blashke., Terrence. 2005.
Talbert RL, Yee GC, Matzke GR, Wells BG, Adherence To Edication. The New England
Posey LM (ed). 2008. Pharmacotherapy : A Journal of Medicine, 97, 353-487.
Pathophysiology Approach, 7th Edition. New 29. Sammulia, Suci Fitriani., Fita Rahmawati.,
York : McGraw Hill Company. Tri Murti Andayani. 2016. Perbandingan Pill
16. Pinto, E. 2007. Blood Pressure and Ageing. Box dan Medication Chart Dalam
Postgrad Med J. 83, 109-114. Meningkatkan Kepatuhan dan Outcome Klinik
17. Herbert Benson dkk. 2012. Menurunkan Geriatri Kota Batam. Jurnal Manajemen dan
Tekanan Darah. Jakarta: Gramedia. Pelayanan Farmasi. Volume 6 Nomor 4 –
18. Ambaw AD, Alemie GA, Yohannes SMW, Desember 2016.
Mengesha ZB. 2012. Adherence 30. Khanifatunnisa, Aulya. 2016. Pengaruh
ToAntihypertensive Treatment And Associated Homecare Kefarmasian Terhadap Tingkat
Factors Among Patients On Follow Up at Pengetahuan, Tingkat Kepatuhan dan Kontrol
University of Gondar Hospital, Northwest Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di
Ethiopia. BMC Public Health. 2012; 12. (1):1. Puskesmas Kembaran I Dan Puskesmas
19. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Kembaran II. Bachelor Thesis. Universitas
Ilmu Perilaku. Jakarta: PT Rineka Cipta. Muhammadiyah Purwokerto.
20. Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, 31. Sugihartono, A, dkk. 2003. Faktor-faktor
Cushman WC, Green LA, Izzo JL Jr. 2003. Resiko Hipertensi Grade II Pada Masyarakat
Seventh report of the Joint National Committee (Studi Kasus di Kabupaten Karang Anyar).
on Prevention, Detection, Evaluation, and Volume 6.
Treatment of High Blood Pressure. 32. Mursal. 2016. Konseling Terhadap Kepatuhan
Hypertension. 2003; 42(6): 1206–52. Berobat Penderita Hipertensi. Jurnal Ilmu
21. World Health Organization. 2003. Adherence Keperawatan (4.1).
to Long Term Therapies : Evidence for Action. 33. Hadi, N. & Rostami-Gooran, N. 2004.
Switzerland : World Health Organization. Determinant Factors of MedicationCompliance
22. Rostikarina, Nur Amalia. 2011. Pengaruh in Hypertensive Patients of Shiraz, Iran.
Home Pharmacy Care Terhadap Pengetahuan Archieve of IranianMedicine. Volume 7,
TentangPenggunaan Obat AntihipertensiOral. Number 4, 292-296.
Skripsi. Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu 34. Suhadi. 2011. Analisis Faktor-faktor yang
Kesehatan Universitas Muhammdiyah Malang. Mempengaruhi Kepatuhan Lansiadalam
23. Kasanaho H., Isonen SN., Pietila K., Perawatan Hipertensi di Wilayah Puskesmas
Airaksinen M., Isonem T. 2002. Patient Srondol KotaSemarang. Tesis. Universitas
Counselling Profile In A Finnish Pharmacy, Indonesia
J.PEC. 47(1): 77–82.
24. Depkes RI. 2001. Modul Pelatihan Metode dan
Teknologi Diktat (METEK). Jakarta : Pusat
Pendidikan dan Latihan Pegawai Depkes RI.
25. Utaminingrum, Wahyu., Resita Pranitasari.,
Anjar M. Kusuma. 2017. Pengaruh Home Care
Apoteker terhadap Kepatuhan Pasien
Hipertensi. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia,
Desember 2017 .Vol. 6 No. 4, hlm 240–246.
26. Puspitasari HP., Aslani P., Krass I. 2009.
Review Article A Review Of Counseling
Practices On Prescription Medicines In
Community Pharmacies. Research In Social &
Administrative Pharmacy. Sep; 5(3):197-210
27. Departemen Kesehatan R.I. 2006.
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit
Hipertensi. Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.