Materi Paskibra
Materi Paskibra
Upa : rangkaian
Jadi Tata Upacara Bendera adalah tindakan dan gerkan yang dirangkaikan dan ditata dengan
tertib dan disiplin. Pada hakekatnya upacara bendera adalah pencerminan dari nilai-nilai budaya
bangsa yang merupakan salah satu pancaran peradaban bangsa, hal ini merupakan ciri khas yang
membedakan dengan bangsa lain.
SEJARAH
Sejak zaman nenek moyang bangsa Indonesia telah melaksanakan upacara, upacara selamatan
kelahiran, upacara selamatan panen.
DASAR HUKUM
1. Pancasila
a. untuk memperolah suasana yang khidmat, tertib, dan menuntut pemusatan perhatian dari
seluruh peserta, maka disusunlah petunjuk pelaksanaan kegiatan ini.
b. menjadikan sekolah memiliki situasi yang dinamis dalam segala aspek kehidupan bagi
para siswa, guru, pembina dan kepala sekolah. Sehingga sekolah memiliki daya
kemampuan dan ketangguhan terhadap gangguan-gangguan negatif baik dari dalam
maupun luar sekolah, yang akan dapat mengganggu kelancaran proses belajar mengajar
di sekolah.
PEJABAT UPACARA
1. Pembina Upacara
2. Pemimpin Upacara
3. Pengatur Upacara
4. Pembawa Upacara
PETUGAS UPACARA
c. Pembaca Do’a
d. Pemimpin Lagu
PERLENGKAPAN UPACARA
Ukuran perbandingan 2 : 3
2) Tiang Bendera
3) Tali Bendera
Diusahakan tali yang digunakan adalah tali layar dan bukan tali plastik
4) Naskah-naskah
a. Pancasila
b. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
c. Naskah Do’a
d. Naskah Acara
1. Kewajiban pada waktu dilaksanakan upacara bendera di sekolah semua guru, siswa, staff yang
berada dihalaman sekolah yang kebetulan tidak mengikuti upacara pengibaran/penurunan
bendera mereka diwajibkan mengambil sikap sempurna mengarah kearah bendera dan
memberikan penghormatan.
Belajar untuk membagi waktu, serta dapat mengutamakan kegiatan BELAJAR pelajaran
sekolah.
Mengadakan konsultasi apabila menghadapi permasalahan terutama menyangkut
keaktifannya di PASKIBRA dengan kegiatan lainnya terutama kegiatan BELAJAR.
Tetap berdisiplin dalam sikap dan tingkah laku baik di lingkungan rumah/keluarga,
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
Untuk Putra rambut dipotong minimal 1 bulan sekali sedang untuk Putri yang berambut
panjang/tidak, rambut tetap diikat / dirapikan serta rambut tidak dicat/warna rambut
asli.(hitam)
Dilarang menggunakan sandal jepit kemanapun akan pergi, kecuali di rumah dan tidak
muncul dihadapan umum, Apalagi bepergian ke sekolah, rumah orang lain, kantor, dll.
Harus tetap sigap apabila menghadap atau bertemu dengan teman yang lebih tua (kakak
kelas / senior / Pelatih / Pembina).
Harus dapat menerapkan tata cara penghormatan di dalam kehidupan sehari-hari, yang
sudah jelas kepada orang yang lebih tua (Orang tua di rumah, Guru, Pelatih, Pembina,
kakak kelas).
Tetap mengandalkan kritik membangun dan dapat menerima keterbukaan dalam
menyelasaikan suatu permasalahan.
Selalu memberitahukan ketidak hadirannya dalam latihan di sekolah, LATGAB, dan
kegiatan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan PASKIBRA.
Tetap tegas dalam memberikan keputusan dan tingkah laku sehari-hari.
Selalu memperhatikan penampilan / pakaian untuk latihan atau kegiatan-kegiatan variatif
lainnya baik dilingkungan keluarga, sekolah ataupun masyarakat.
Selalu mengutamakan kerapihan pakaian dan tata kramanya.
Setiap anggota selalu sebagai teladan, baik bagi teman-teman di sekolah, di rumah dan di
masyarakat.
Setiap anggota wajib mentaati dan melaksanakan tata tertib ini.
BENTUK-BENTUK KENAKALAN
Pergi tidak pamit atau tanpa izin dari orang tua / wali.
Menentang orang tua atau wali.
Tidak sopan terhadap orang tua/wali atau pengasuh, keluarga, guru atau orang lain yang
lebih tua.
Menjelekkan nama baik orang tua / keluarga.
Suka berbohong.
Memiliki atau menggunakan alat-alat yang dapat membahayakan dirinya atau orang lain
yang tidak diperuntukkan baginya.
Berpakaian tidak senonoh.
Menghias diri secara tidak wajar, dan menimbulkan celaan masyarakat.
Suka keluyuran / keluar rumah tanpa tujuan yang jelas.
Membolos sekolah.
Menentang guru.
Berlaku tidak senonoh di hadapan umum.
Berkeliaran malam hari.
Bergaul dengan orang-orang yang reputasinya jelek.
Berada di tempat yang tidak baik bagi perkembangan jiwa remaja / terlarang untuk
remaja.
Pesta-pesta musik semalam suntuk tanpa dikontrol, dan acara-acaranya tidak sesuai
dengan kebiasaan sopan santun.
Membaca buku-buku yang isinya dapat merusak jiwa remaja.
Memasuki tempat-tempat yang membahayakan keselamatan jiwanya.
Berkebiasaan berbicara kotor, tak senonoh, cabul dihadapan seseorag atau dihapan
umum.
Ramai-ramai menonton pertunjukkan, makan dan dengan sengaja tidak membayar.
Meminum-minuman keras.
Merokok di tempat umum sebelum batas umur yang pantas.
Melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat mengganggu ketentraman umum.
membuang kotoran-kotoran / sampah pada sembarang tempat.
12 GERAKAN DASAR
1. Sikap sempurna
2. Hadap serong kanan
3. Hadap serong kiri
4. Hadap kanan
5. Hadap kiri
6. Balik kanan
7. Lencang kanan
8. Lencang depan
9. Jalan di tempat
10. Hormat
11. Berhitung
12. Istirahat di tempat
12 GERAKAN DASAR
1. Sikap sempurna
2. Hadap serong kanan
3. Hadap serong kiri
4. Hadap kanan
5. Hadap kiri
6. Balik kanan
7. Lencang kanan
8. Lencang depan
9. Jalan di tempat
10. Hormat
11. Berhitung
12. Istirahat di tempat
Bendera Pusaka berkibar siang malam ditengah hujan tembakan sampai ibukota Republik
Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta.
Pada tanggal 4 Januari 1946 karena ada aksi terror yang dilakukan Belanda semakin
meningkat, maka Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia dengan menggunakan kereta
api meninggalkan Jakarta menuju Yogyakarta.
Bendera Pusaka dibawa ke Yogyakarta dan dimasukkan dalam kopor pribadi Presiden
Soekarno. Selanjutnya ibukota Republik Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta.
Tanggal 19 Desember 1948, Belanda melancarkan agresinya yang kedua. Pada saat Istana
Presiden Gedung Agung Yogyakarta dikepung oleh Belanda, Bapak Husein Mutahar dipanggil
oleh Presiden Soekarno dan ditugaskan untuk menyelamatkan Bendera Pusaka. Penyelamatan
Bendera Pusaka ini merupakan salah satu bagian dari sejarah untuk menegakkan berkibarnya
Sang Merah Putih di persada bumi Indonesia. Untuk menyelamatkan Bendera Pusaka itu,
terpaksa Bapak Hussein Mutahar harus memisahkan antara bagian merah dan putihnya.
Untuk mengetahui saat-saat penyelamatan Bendera Pusaka, maka terjadi percakapan yang
merupakan perjanjian pribadi antara Presiden Soekarno dan Bapak Hussein Mutahar yang
terdapat dalam Buku Bung Karno “Penyambung Lidah rakyat Indonesia” karya Cindy Adams:
Akhirnya dengan bantuan Ibu Perna Dinata benang jahitan antara Bendera Pusaka yang
telah dijahit tangan Ibu Fatmawati Soekarno berhasil dipisahkan. Setelah Bendera Pusaka
dipisahkan menjadi dua maka masing-masing bagian yaitu merah dan putih dimasukkan pada
dasar dua tas milik Bapak Hussein Mutahar, selanjutnya pada kedua tas tersebut dimasukkan
seluruh pakaian dan kelengkapan miliknya. Bendera Pusaka ini dipisah menjadi dua karena
Bapak Hussein Mutahar mempunyai pemikiran bahwa apabila Bendera Pusaka ini dipisah maka
tidak dapat disebut bendera, karena hanya berupa dua carik kain merah dan putih. Hal ini untuk
menghindari penyitaan dari pihak Belanda.
Setelah Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Muhammad Hatta ditangkap dan
diasingkan, Kemudian Bapak Hussein Mutahar dan beberapa staf Keprisidenan juga ditangkap
dan diangkut dengan pesawat dakota. Ternyata mereka di bawa ke Semarang dan di tahan di
sana. Pada saat menjadi tahanan kota, Bapak Hussein Mutahar berhasil melarikan diri dengan
naik kapal laut menuju Jakarta.
Di Jakarta beliau menginap di rumah Bapak R. Said Soekanto Tjokroaminoto (Kapolri I).
Beliau selalu mencari informasi bagaimana caranya agar ia dapat segera menyerahkan Bendera
Pusaka kepada Presiden Soekarno.
Sekitar pertengahan bulan Juli 1948, pada pagi hari Bapak Hussein Mutahar menerima
pemberitahuan dari Bapak Sudjono yang tinggal di Oranje Boulevard (sekarang Jl. Diponegoro)
Jakarta, isi pemberitahuan itu adalah bahwa surat pribadi dari Presiden Soekarno yang ditujukan
kepada Bapak Hussein Mutahar. Pada sore harinya surat itu diambil beliau dan ternyata benar
berasal dari Presiden Soekarno pribadi yang isinya adalah perintah Presiden Soekarno kepada
Bapak Hussein Mutahar supaya menyerahkan Bendera Pusaka yang dibawanya kepada Bapak
Sudjono, selanjutnya agar Bendera Pusaka tersebut dapat dibawa dan diserahkan kepada
Presiden Soekarno di Bangka (Muntok).
Sebab orang-orang Republik Indonesia dari Jakarta yang tidak diperbolehkan mengunjungi
ketempat pengasingan Presiden pada waktu itu hanyalah warga-warga Delegasi Republik
Indonesia, antara lain : Bapak Sudjono, sedangkan bapak Hussein Mutahar bukan sebagai warga
Delegasi Republik Indonesia.
Setelah berhasil menyelamatkan Bendera Pusaka, beliau tidak lagi menangani masalah
pengibaran Bendera Pusaka.
*) sebagai penghargaan atas jasa menyelamatkan Bendera Pusaka yang dilakukan oleh
Bapak Hussein Mutahar, Pemerintah Republik Indonesia telah menganugerahkan Bintang
Mahaputera pada tahun 1961 yang disematkan oleh Presiden Soekarno
Kepemimpinan
Yaitu dengan memberikan contoh atau panutan dalam kehidupan sehari-hari, dengan
membangkitkan semangat para bawahannya, kemudian dengan memberikan dorongan dengan
pengarahan dan perbuatan. Hal ini sesuai dengan sistem kepemimpinan nasional di Indonesia
yang menganut sistem among, yaitu :
1. Ing ngarso sung tulodo, yang berarti berada di depan sebagai pemimpin dan panutan bagi
bawahannya;
2. Ing madya mangun karso, yang berarti berada di tengah yang dapat membangun kemauan
bawahannya;
3. Tut wuri handayani, yang berarti berada di belakang yang dapat mendorong bawahannya
dengan motivasi agar dapat berusaha lagi dan maju.
Hal-hal apa saja yang harus kita miliki agar dapat mempengaruhi orang lain?
Selain itu, pemimpin yang indah adalah pemimpin yang mempunyai inisiatif dan mentalitas yang
tinggi, kreatif, konstruktif, dan memiliki konsepsual yang dapat mencerna masalah.
Seorang pemimpin juga harus kritis, yaitu memiliki kemampuan dan keberanian dalam
meluruskan masalah; meteorologis, yaitu dapat mengambil jarak; serta logis, yaitu sesuai dengan
peraturan dan rasional.
1. Leader (pemimpin);
Yang perlu diingat adalah, bahwa pemimpin itu bukanlah suatu jabatan, melainkan kemampuan.
Profesionalisme
Profesionalisme adalah paham yang mengajukan bahwa setiap pekerjaan harus dilakukan oleh
orang yang profesional. Sedangkan pengertian profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang
dikerjakan seseorang. Profesional adalah suatu keahlian, kompetensi atau kualitas yang dimiliki
seseorang dalam melaksanakan profesinya atau pekerjaannya.
2. Tanggung jawab;
3. Kejawatan.
4. Motivasi tinggi;
6. Berdisiplin;
7. Mandiri;
8. Mampu mengisi lowongan kerja sesuai pembangunan dan menciptakan kerja baik untuk
dirinya maupun orang lain.
1. Tujuan;
Bendera
Bendera adalah secarik benda berwujud kain tipis berisi bentukan dan warna, berkibar ditiup
oleh angin pada sebatang tiang atau seuntai tali sebagai panji-panji, tanda ciri atau tanda
pengingat. Warna untuk bendera merah putih, yaitu warna merah cerah dan putih jernih.
Arti pusaka :
Sang merah putih pertama kali dikibarkan pada tanggal 28 Oktober 1928 bertepatan dengan hari
Sumpah Pemuda, bertempat di Jakarta dan dikumandangkan lagu Indonesia Raya. Sang merah
putih ditetapkan sebagai bendera negara Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945
bertempat di gedung Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta. Bendera merah putih dibawa kembai
ke Jakarta tanggal 28 Desember 1949.
Kesulitan atau gangguan yang mungkin terjadi pada saat Tata Upacara Bendera
Kelompok Pengibar Bendera berusaha menangkap bendera yang jatuh dan merentangkan
bendera tegak lurus sampai upacara selesai, kemudian bendera dilipat sesuai dengan ketentuan
untuk disimpan.
Kelompok Pengibar Bendera berusaha menangkap tiang bendera. Bila tidak memungkinkan
dipertahankan seperti di atas.
4. Bendera terbalik
a. Apabila pemasangan bendera ke tali sudah benar namun membentangkannya salah, maka
cukup dengan menukar tegangan/menarik bendera.
b. Apabila pemasangan bendera ke tali sudah salah, maka petugas segera memperbaiki bendera
mulai dari melipat hingga merentangkan kembali bendera.
Apabila sebelum upacara dilaksanakan terjadi cuaca buruk atau hujan, maka penaikan bendera
dibatalkan. Sedangkan pada saat upacara berjalan kemudian turun hujan, maka upacara
dilanjutkan sampai bendera di puncak tiang bendera dan lagu kebangsaan selesai dinyanyikan.
2. Apabila jumlah bendera yang ada berjumlah genap, maka bendera merah putih diletakkan di
sebelah kanan;
3. Apabila jumlah bendera yang ada berjumlah ganjil, maka bendera merah putih diletakkan di
tengah-tengah bendera/panji lain;
4. Apabila bendera sudah usang atau tidak layak, maka sebaiknya bendera dibakar agar tidak
mengurangi nilai kehormatannya.
Setelah Agresi Militer Belanda II, Soekarno mengutus Mutahar untuk menyelamatkan Bendera
Pusaka. Agar tidak terlihat sebagai bendera, maka Mutahar memutuskan untuk memisahkan
jahitan bendera tersebut menjadi dua bagian, secarik kain merah dan secarik kain putih,
kemudian dimasukkan ke dalam kopornya.
Di tengah perjalanan, Mutahar tertangkap oleh Belanda, namun akhirnya dalam perjalanan itu
beliau dapat meloloskan diri dan mengungsi di kediaman Sarjono (seorang anggota delegasi).
Selanjutnya Mutahar mendapat kabar dari Soekarno agar bendera tersebut diserahkan saja
kepada Sarjono. Karena pada saat itu yang boleh menemui Soekarno hanya anggota delegasi
saja. Maka atas jasanya pada tahun 1961, Mutahar diberikan gelar Bintang Mahaputera dalam
usahanya menyelamatkan Bendera Pusaka.
Bendera Pusaka dikibarkan pada tahun 1945 di Jakarta. Namun pada tahun 1946 – 1948 Bendera
Pusaka dikibarkan di Yogyakarta. Pada waktu itu dikibarkan dengan formasi 5 orang (3 putri dan
2 putra), formasi ini berdasarkan Pancasila.
Bendera Pusaka dikibarkan sejak tahun 1945 – 1966 dengan formasi tersebut, sedangkan sejak
tahun 1967 mulai menggunakan formasi pasukan 17-8-45 dan sejak saat itu pula Bendera Pusaka
diganti dengan Bendera Duplikat.
Bendera Duplikat dibuat di Balai Penelitian Tekstil Bandung yang dibantu oleh PT Ratna di
Ciawi, Bogor. Upacara penyerahan Bendera Duplikat dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus 1969
di Istana Negara Jakarta yang bertepatan dengan reproduksi Naskah Proklamasi Kemerdekaan.
Bendera Duplikat mulai dikibarkan bersama dengan utusan-utusan dari 26 propinsi sejak tahun
1969 sampai dengan sekarang.
Bendera Duplikat dibuat dari benang wol dan terbagi menjadi 6 carik kain (masing-masing 3
carik merah dan putih). Sedangkan Bendera Pusaka terbuat dai kain sutera asli.
Nama pasukan pengibar bendera pada tahun 1967 – 1972 dinamakan Pasukan Pengerek Bendera,
sedangkan mulai tahun 1973 sampai dengan sekarang dinamakan Pasukan Pengibar Bendera
Pusaka (Paskibraka).
Regu-regu pengibar sejak thun 1950 – 1966 diatur oleh rumah tangga kepresidenan, setelah itu
diganti oleh Direktorat Pembinaan Generasi Muda.
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1958 menetapkan peraturan tentang Bendera Pusaka,
tanggal 26 Juni 1958 dimuat dalam Lembaran Negara Nomor 65 tahun 1958 dan penjelasan
dalam tambahan Lembaran Negara Nomor 1.633, diundangkan pada tanggal 10 Juli 1958. Dalam
peraturan tersebut, hal-hal penting yang dimuat antara lain :
1. Bendera Pusaka ialah bendera kebangsaan yang digunakan pada upacara Proklamasi
Kemerdekaan di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945 (Pasal 4 ayat 1);
2. Bendera Pusaka hanya dikibarkan pada tanggal 17 Agustus (Pasal 4 ayat 20;
3. Pada waktu penaikan atau penurunan bendera kebangsaan, maka semua yang hadir tegak,
berdiam diri sambil menghadap muka kepada bendera sampai upaca selesai. Mereka yang
berpakaian seragam dari suatu organisasi memberi hormat menurut cara yang telah ditentukan
oleh organisasinya itu. Sedangkan mereka yang tidak berpakaian seragam memberi hormat
dengan meluruskan tangan ke bawah dan melekatkan telapak tangan dengan jari-jari rapat pada
paha dan semua jenis penutup kepala harus dibuka kecuali kopiah, ikat kepala, sorban, dan
tudungan atau topi wanita yang dipakai menurut agama atau adar kebiasaan (Pasal 20);
4. Pada waktu dikibarkan atau dibawa, bendera kebangsaan tidak boleh menyentuh tanah, air,
atau benda-benda lain. Pada bendera kebangsaan tidak boleh ditaruh lencana, huruf, kalimat,
angka, gambar, atau tanda-tanda lain (Pasal 21).
PENGERTIAN
PASKIBRA adalah Pasukan Pengibar Bendera Pusaka Profinsi dengan Sejumlah 54 orang
bertugas untuk Pengibaran dan Penurunan Bendera Pusaka.
KEPEMIMPINAN
PENGERTIAN
Pemimpin ialah seorang yang menggerakan orang lain dengan suatu
Yang dimiliki untuk mencapai tujuan.
Kepemimpinan ialah sendi yang menggerakan orang lain dalam rangka Mencapai tujuan tertentu.
POLA KEPEMIMPINAN
Pola dasar kepemimpinan dapat di bagi 2 :
1. Pola Kepemimpinan Formal
2. Pola Kepemimpinan Non Formal
TIPE – TIPE PEMIMPIN
1. Oktokratis : Organisasi yang di anggap milik pribadi dan anggotanya
Sebagai alat.
2. Demokratis : pemimpin yang selalu mementingkan kepentingan anggota
Dan selalu memupuk kerja sama.
3. Militeritas : Pemimpin yang selalu menggunakan komandan dari atas
ke bawah.
4. Lais Pepais : Pemimpin yang mempunyai anggota terbatas.
5. Dateriasistis : Pemimpin yang mengangap bawahannya masih muda.
6. Kharisma : Pemimpin yang mempunyai wibawa kepada anggotanya.
APEL
Komandan Peleton mengambil alih komando Pasukan di istirahatkan“Komando saya ambil alih,
siap grak, istirahat ditempat,grak,Ketika memberi komando,komandan ada di depan pasukan dan
setelah mengistirahatkan pasukan,komandan di samping kanan.Pada saat Pembina apel
memasuki lapangan,pasukan disiapkan kembali oleh komandan “Siap,grak “Penghormatan
Kepada Pembina apel,hormat,grak”.Laporan“Lapor Apel…….siap
dilaksanakan,lanjutkan”.Amanat“Untuk amanat,istirahat di tempat,grak”
Setelah amanat,pasukan disiapkan“Menyanyikan lagu Indonesia Raya”.
Selesai Penghormatan“Kepada Pembina apel,Hormat,grak”.Sebelum penghormatan Komandan
Laporan terlebih dulu“Apel ………. telah dilaksanakan,laporan selesai”
Ketika Pembina Apel Keluar Lapangan,komandan kembali kedepan pasukan dan memberi
komando.“Untuk melaksanakan tugas,bubar,jalan”.
LAPORAN MAKAN
Komandan di depan pasukan, dan ambil alih Komando : “Komando saya ambil alih,siap,grak /
duduk siap,grak.Balik kanan menghadap pelatih,laporan“Akang dan teteh harap menyesuaikan
diri“Lapor Capas / paskibra … siap menikmati hidangan makanan …”Pelatih Jawab“Saya kasih
waktu lima menit,untuk makan,dan sebelum makan lakukan do’a“Siap laksanakan”oleh
komandan
Komandan balik kanan manghadap pasukan dan memberi komando: “Sebelum makan
…..,marilah kita berdo’a menurut Agama dan kepercayaan masing – masing,berdo’a Di
persilahkan“Do’a di akhiri,makan di beri waktu lima menit,duduk istirahat di
tempat,grak”Masing – masing mempersiapkan makan dan kasih komando bila sudah siap makan
:“Makan mulai “,diulang oleh pasukan “Kang,teh makan !”Bersama komandan dan pasukan.
Posisi makan“Badan tegap,pandangan lurus (sendok / makanan yang ke mulut),mata melirik ke
makanan,piring di tangan kiri ke ataskan didepan regu.
LAMBANG PENGUKUHAN
Lambang kepemimpinan ( LK )
Anggota paskibra setelah mengikuti latihan kepemimpinan pemuda tingkat printis ,maka di
kukuhkan oleh penanggung jawab.Latihan dengan disematkan LK tingkat perintis di atas saku
kiri atas,adapun LKyang lain :
• Warna Hijau untuk latihan perintis Pemuda
• Warna Merah untuk latihan pemuka Pemuda
• Warna Kuning untuk latihan pendamping Pemuda
• Warna Ungu untuk latihan peñatas Pemuda
• Warna Abu- abu untuk latihan penaya Pemuda
Kendit Pengukuhan
Dahulu kendit pangukuhan tidak bermotif , maka oleh bpk h.idik sulaeman disempurnakan
berupa gambar 17 mata rantai bulat dan belah ketupat , yang membentuk kalimat “ pandu ibu
indonesia ber – pancasila “. Yang ukuran semula panjang 17 cm , lebar 5 cm , lalu di ubah
menjadi 140 cm , untuk panjang & lebar 5 cm.kendit ini di pakai hanya pada saat pengukuhan
saja & warnanya di sesuaikan dengan warna lencana kepemimpinan yang di pakainya.
Perlengkapan pakaian dinas paskibra
1. Kopiah / peci hitam pada bagian kiri disematkan burung garuda standar istana merdeka
2. Badge lambang daerah pada lengan kiri badge korps paskibraka pada lengan kanan
3. Lencana kepemimpinan di atas saku kiri baju badge nama & asal sekolah / daerah untuk
tingkat nasional & propinsi untuk tingkat kota madya / kabupaten
4. Sarung tangan putih kop merah putih
perawatan kaos paskibra ( pakaian dinas lapangan / pdl ) ketika kita dapat pdl paskibra,sering
menyepelekan sablonan yang tertulis di kaos tersebut , padahal kaos pdl asal cuci , bisa
melunturkan warna & sablonan kaos tersebut.untuk menghindari itu semua , sebelum kaos pdl
dengan pelicin pakaian ( setrika )terutama di bagian sablonan , dengan cara kaos sablonan di
balik ini akan menghasilkan maksi sehingga ketika direndam di air.saat pakaian di rendam di
dalam air yang berditerjen , jangan melebihi 30 menit / 1 jam , di lanjutkan dengan di bilas
dengan tangan , jangan menggunakan sikat cuci , karena bisa merusak pdl.
Jemur kaos pdl dengan keadaan terbalik , apabila berhadapan langsung dengan sinar matahari.
Perawatan sabuk paskibra (menggunakan brasso)
periksakembali sabukyang kita terima , bisa saja sabuk yang kita terima ada kerusakan sebaiknya
perawatan sabuk paskibra sesering mungkin di bersihkan dengan brasso , caranya :teteskan
brasso ( satu tetes ) di atas permukaan sabuk dan digosok dengan jari telunjuk , hingga kotoran
yang ada disabuk terangkat / teruhat ( berwarna hitam ), gosok berulang - ulang kali , sehingga
yang menghasilkan yang sempurna setelah ( sudah yakin ) semua kotoran terangkat , bersihkan
dengan kain / kapas hingga bersih dan terlihat kilau kuning keemasan dari sabuk tersebut.
Apabila menginginkan hasil yang lebih sempurna sehabis digosok , jemur kepala sabuk di sinar
matahari selama satu jam . Jangan sekali – kali sabuk di gunakan ketika tidur sehingga sabuk
tergores / lecet , baik dilantai / benda kasar lainya . Paga sabuk dari air asin ( air laut )/ selain air
tawar, yang bisa mengakibatkan sabuk menjadi berkarat dan susah hilang .
Perawatan topi paskibra
gunakan topi paskibra , apabila benar – benar penting untuk di pakai seperti latihan lapangan dan
apel , supaya warna topi tidak cepat pudar karena sinar matahari. Mencuci topi paskibra ,
gunakan sabun cuci atau ditergen yang sudah di larutkan didalam air , ( tidak langsung
menggunakan sabun cuci ( sabun colek ) / ditergen ).sikat secara perlahan (gunakan dengan sikat
gigi pada bordiran ) agar bordiran tidak cepat rusak , lakukan berulang – ulang kali hingga
kotoran hilang. Jemur topi di tempat yang tidak berhadapan langsung dengan sinar matahari ,
karena sisa sabun cuci yang ada di topi bisa melunturkan warna , baik topi maupun bordiran.