Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PROFESIONALISASI ADPEND

PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (S-1)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Kelompok 5

Anggota : Alya Annisa (1909107)

Andini Rahma Dewi (1905650)

Azzahra Fatmadita Suherlan (1901159)

Rian Prasetyo (1908488)

Salma Kamilawati (1909407)

Kelas : 5B

A. Pustakawan
Suatu perpustakaan tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya
pengelolaan dari sumber daya manusia yang ahli di bidang tersebut, profesi yang
ahli di idang tersebut biasa kita sebut dengan sebutan pustakawan. Bila tidak ada
orang yang melakukan pengadaan, pengelolaan, penyimpanan, dan pelayanan
dengan baik dan profesional maka perpustakaan tidak akan berjalan dengan
baik. Semua tugas diatas dilakukan dan dikerjakan oleh seorang pustakawan.
Menurut Hermawan dan Zen (dalam Sebayang, 2018, hlm. 12) adapun sebutan
lain yang digunakan untuk profesi pustakawan yaitu: pekerja informasi, ahli
dokumentasi, ahli informasi, manager informasi, manager pengetahuan, pialang
informasi, dan lain sebagainya.
Dalam Undang-Undang RI No 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan
Pasal 1 ayat 8 dinyatakan bahwa pustakawan adalah “seseorang yang memiliki
kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan
kepustakawanan serta mempunya tugas dan tanggung jawab untuk
melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan. Menurut Suwarno
(dalam Sebayang, 2018, hlm. 13) pustakawan adalah seorang tenaga kerja
bidang perpustakaan yang telah memiliki pendidikan ilmu perpustakaan, baik
melalui pelatihan, kursus, seminar maupun kegiatan formal. Menurut Organisasi
Pustakawan Indonesia (Ikatan Pustakawan Indonesia disingkat IPI) pustakawan
adalah orang yang memberikan dan melaksanakan kegiatan perpustakaan dalam
usaha pemberian pelayanan/jasa kepada masyarakat sesuai misi yang diemban
oleh badan induknya berdasarkan ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi
yang diperoleh melalui pendidikan, Hasugian (dalam Sebayang, 2018, hlm. 13).
Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan oleh kelompok
kami bahwa pustakawan merupakan orang yang profesional dalam melakukan
pengadaan, pengelolaan, penyimpanan, dan pelayanan dalam perpustakaan agar
perputakaan berjalan dengan baik. Dalam sebuah professi pustakawan
didalamnya merupakan orang-orang yang ahli dan telah menempuh pendidikan
di bidang perpustakaan maka dari itu seseorang yang ingin menjadi seorang
pustakawan tentu bukan orang sembarang tetapi orang-orang yang berkompeten
dan profesional didalam bidang tersebut.

1. Peranan Pustakawan
Menurut Hermawan dan Zen (dalam Sebayang, 2018, hlm. 16) banyak
hal yang dapat dilakukan oleh pustakwan yang dapat disingkat dengan
akronim EMAS yaitu:
a. Edukator
Sebagai edukator, pustkawan dalam melaksanakan tugasnya harus
berfungsi dan berjiwa sebagai pendidik.
b. Manajer
Sebagai menajer pustkawan harus mempunyai jiwa kepemimpinan,
kemampuan menggerakan, serta mampu bertindak sebagai
koordinator dan integrator dalam melaksanakan tugas sehari-hari.
c. Administrator
Sebagai administrator pustakawan harus mampu menyusun,
melaksanakan dan mengevaluasi program perpustakaan, serta dapat
melakukan analisis atas hasil yang telah dicapai, kemudian
melakukan upaya-upaya perbaikan untuk mencapai hasil yang lebih
baik.
d. Supervisor
Sebagai supervisor pustakawan harus:
1) Dapat melaksanakan pembinaan profesional, untuk
mengembangkan jiwa kesatuan dan persatuan antar sesam
pustakawan, sehingga dapat menimbulkan dan meningkatkan
semangat kerja dan kebersamaan;
2) Dapat meningkatakan prestasi, pengetahuan dan keterampilan,
baik rekan-rekan sejawat maupun masyarakat penggunan yang
dilayaninya;
3) Mempunyai wawasan yang luas, pandangan jauh kedepan
memahami beban kerja, hambatan-hambatan, serta bersikap
sabar, tetapi tegas, adil, obyektif dalam melaksanakan tugasnya;
dan
4) Mampu berkoordinasi baik dengan sesama pustakawan maupun
dengan para pembinanya dalam menyelesaikan berbagai
persoalan dan kendala sehingga mampu meningkatkan kinerja
unit organisasinya.
2. Tugas Pokok dan Fungsi Pustakawan
Tugas pokok adalah tugas yang kepustakwanan yang wajib dilakukan
oleh setiap pustakawan sesuai jenjang jabatannya. Dalam Undang-Undang
R.I. No. 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan dalam BAB VIII Tenaka
Perpustakaan, Pendidikan, dan Organisasi Profesi Pasal 32 dinyatakan
bahwa:
Tenaga perpustakaan berkewajiban:
a. Memberikan layanan prima terhadap pemustaka;
b. Menciptakan suasana perpustakaan yang kondusif; dan
c. Mmeberikan keteladanan dan menjaga nama baik lembaga dan
kedudukannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya
Berdasarkan Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 tentang Petunjuk teknis jabatan fungsional
pustakawan dan angka kreditnya menyebutkan bahwa “tugas pokok
pustakawan adalah kegiatan di bidang kepustakawanan yang meliputi
pengelolaan perpustakaan, pelayanan perpustakaan, dan pengembangan
sistem kepustakawanan yang dilakukan oleh setiap pustakawan sesuai
jenjang jabatannya”.

B. Arsiparis

Sesuai dengan UU No. 43 Tahun 2009, Arsiparis adalah seseorang yang


memiliki kompetensi di bidang kearsipan yang diperoleh melalui pendidikan
formal dan/atau pendidikan dan pelatihan kearsipan serta mempunyai fungsi,
tugas, dan tanggung jawab melaksanakan kegiatan kearsipan. Sedangkan
pengertian Arsiparis menurut Permenpan No. 48 Tahun 2014 tentang Jabatan
Fungsional Arsiparis yang telah diubah dengan Permenpan & RB No. 13 Tahun
2016, Arsiparis adalah seseorang PNS yang memiliki kompetensi di bidang
kearsipan yang diperoleh melalui pendidikan formal dan/atau pendidikan dan
pelatihan kearsipan serta mempunyai fungsi, tugas, dan tanggung jawab
melaksanakan kegiatan kearsipan yang diangkat oleh pejabat yang berwenang di
lingkungan lembaga negara, pemerintahan daerah, pemerintahan desa dan satuan
organisasi perguruan tinggi negeri.

Di instansi/lembaga manapun seorang arsiparis harus mampu menjalankan


perannya dengan baik sehingga dapat meningkatkan kinerja
instansi/lembaganya. Oleh karena itu, seseorang yang berprofesi sebagai
arsiparis membutuhkan sebuah karakter pribadi yang kuat karena arsiparis harus
bertanggung jawab mengelola kearsipan, selain itu harus mampu melaksanakan
perannya sebagai arsiparis dengan semangat integritas yang tinggi dan penuh
tanggung jawab sebagai pengelola informasi, penjaga, dan pemelihara warisan
budaya nasional guna kepentingan generasi sekarang dan masa yang akan
datang.
Peran arsiparis sebagai pengelola arsip dapat dimaknai sebagai seseorang
yang menjaga akuntabilitas dari koleksi yang dimiliki, mempromosikannya agar
pengguna tahu dan menciptakan arsip yang otentik sehingga dapat dijadikan
bahan pertanggungjawaban dan alat bukti yang sah. Peran arsiparis tersebut
dapat tercermin dalam tugas pokok dan fungsinya dalam instansi/lembaga.
Dimana merujuk pada PP No. 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan UU No. 43
Tahun 2009 tentang Kearsipan, Arsiparis memiliki fungsi dan tugas meliputi:

1. menjaga terciptanya arsip dari kegiatan yang dilakukan oleh lembaga negara,
pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik,
dan organisasi kemasyarakatan;

2. menjaga ketersediaan arsip yang autentik dan terpercaya sebagai alat bukti
yang sah;

3. menjaga terwujudnya pengelolaan arsip yang andal dan pemanfaatan arsip


sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

4. menjaga keamanan dan keselamatan arsip yang berfungsi untuk menjamin


arsip-arsip yang berkaitan dengan hak-hak keperdataan rakyat melalui
pengelolaan dan pemanfaatan arsip yang autentik dan terpercaya;

5. menjaga keselamatan dan kelestarian arsip sebagai bukti


pertanggungjawaban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara;

6. menjaga keselamatan aset nasional dalam bidang ekonomi, sosial, politik,


budaya, pertahanan, serta keamanan sebagai identitas dan jati diri bangsa;
dan

7. menyediakan informasi guna meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam


pengelolaan dan pemanfaatan arsip yang autentik dan terpercaya.

Sehubungan dengan melaksanakan fungsi dan tugasnya, arsiparis mempunyai


kewenangan yaitu:
1. menutup penggunaan arsip yang menjadi tanggung jawabnya oleh pengguna
arsip apabila dipandang penggunaan arsip dapat merusak keamanan
informasi dan/atau fisik arsip;

2. menutup penggunaan arsip yang menjadi tanggung jawabnya oleh pengguna


arsip yang tidak berhak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan

3. melakukan penelusuran arsip pada pencipta arsip berdasarkan penugasan


oleh pimpinan pencipta arsip atau kepala lembaga kearsipan sesuai dengan
kewenangannya dalam rangka penyelamatan arsip.

Selain itu, kegiatan pokok yang merupakan fungsi arsiparis dapat dilihat dari
lima bagian yaitu:

1. Appraise, yaitu kegiatan menentukan rekod mana yang memiliki nilai


permanen dan sebaiknya dipelihara dan dipertahankan. Dalam menentukan
keputusan, arsiparis sering bekerja sama dengan pimpinan kunci (key
administrators) dan manajer rekod.

2. Acquire, yaitu kegiatan setelah memutuskan arsip yang akan disimpan di


mana mereka menambahkannya ke dalam khasanah arsip organisasi

3. Arrange and describe, yaitu kegiatan penataan file dan menyiapkan finding
aids atau alat bantu temu kembali yang membantu pengguna dalam
menemukan arsip tersebut

4. Preserve, yaitu pelestarian yang mencakup sejumlah aktivitas termasuk


penyimpanan materi arsip ke dalam folder dan kotak yang acid free, dan
konsultasi dengan ahli pelestarian dalam penanganan khusus arsip yang
rusak

5. Provide access and reference service, yaitu kegiatan arsiparis untuk


mengupayakan agar khasanah arsip dapat dimanfaatkan oleh orang-orang
yang membutuhkannya, baik arsip terbuka untuk umum, atau terbatas
kepada peneliti atau hanya terbuka untuk staf organisasi.

C. Pranata Laboratorium Pendidikan


Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019, pada pasal 1
ayat 10 dipaparkan pejabat fungsional pranata laboratorium pendidikan yang
selanjutnya disebut pranata laboratorium pendidikan adalah pegawai PNS yang
diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak untuk melakukan kegiatan di
bidang pengelolaan laboratorium pendidikan. Berkaca pada paparan tersebut
dapat diketahui bahwa pranata laboratorium ini memiliki salah satu peran
penting dalam rangka sebagai tenaga fungsional untuk mendorong kualitas
dalam proses pembelajaran di sekolah dalam lingkup laboratorium. Berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasiomal Nomor 26 Tahun 2008 pranata
laboratorium harus memenuhi empat kompetensi utama, yakni: Kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi administrative, dan kompetensi
professional. Selain kompetensi, terdapat pula unsur pendukung seperti
kualifikasi, sertifikasi, serta standar kompetensi yang harus dipenuhi oleh
pranata laboratorium untuk dapat menyesuaikan dengan tuntutan sebagai jabatan
fungsional dalam mendukung kualitas pendidikan melalui kegiatan
pembelajaran di laboratorium. Dimana laboratorium ini sendiri merupakan salah
satu bentuk unit penunjang akademik dalam lembaga pendidikan yang
pengaturan ruangannya disesuaikan dengan kebutuhan tiap-tiap lembaga. Yang
mana dalam jabatan fungsional ini terdiri atas dua kategori, yakni: kategori
keterampilan dan kategori keahlian. Dalam keanggotaanya, pranata laboratorium
terdiri atas: Kepala, teknisi, serta laboran.
Dipaparkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019. Pasal 5,
dipaparkan tugas jabatan fungsional pranata laboratorium pendidikan yaitu
melaksanakan kegiatan pengelolaan laboratorium yang meliputi
perencanaan,pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan,
pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan, pengevaluasian sistem kerja dan
pengembangan kegiatan laboratorium.
Maka dapat ditarik benang merah bahwa Pranata Laboratorium
Pendidikan merupakan suatu jabatan fungsional yang mendorong kualitas dari
pembelajaran di laboratorium, yang mana agar dapat menyesuaikan diri dan
memenuhi harapan yang dituju maka adanya kualifikasi, kompetensi, sertifikasi,
dsb untuk dapat menunjangnya. Dimana ini akan berimplikasi pada kegiatan
pembelajaran yang membuahkan hasil dengan baik sehingga kualitas mutu
pendidikan menjadi meningkat.
D. PRANATA KOMPUTER
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 66
Tahun 2003 tentang Jabatan Fungsional Pranata Komputer dan angka kreditnya
bahwa tugas dan fungsi bagi aparatur yang menduduki/calon Jabatan Fungsional
Pranata Komputer (JFPK) haruslah dapat memahami dalam penyelenggaraan
kegiatan sistem informasi berbasis komputer sehingga mereka bisa merencanakan,
menganalisis, merancang, mengimplementasikan, mengembangkan dan/atau
mengoperasikan sistem informasi berbasis komputer.
Pranata komputer adalah pegawai negeri sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung
jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk
melakukan kegiatan sistem informasi yang berbasis komputer dalam satuan
organisasi, karena itu diharapkan dengan adanya jabatan fungsional pranata
komputer ini dapat meningkatkan produktifitas kerja PNS serta produktifitas unit
kerja.
Sistem Informasi berbasis computer adalah kesatuan yang terdiri dari komputer,
database, sumber daya manusia, system jaringan dan prosedur yang dioperasikan
secara terpadu untuk menghasilkan informasi.
Pranata komputer dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan
atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri. Untuk itu pranata komputer harus
memahami sitem administrasi, dokumentasi dan pelaporan dalam penyelenggaraan
kegiatan sistem informasi berbasis komputer. Tugas pokok Pranata Komputer
adalah merencanakan, menganalisis, merancang, mengimplementasikan,
mengembangkan dan atau mengoperasikan sistem informasi berbasis komputer.
Unsur dan sub unsur kegiatan Jabatan Fumgsional Pranata Komputer terdiri dari :
a. Pendidikan, meliputi :
1. Pendidikan sekolah dan memperoleh ijazah/gelar; dan
2. Pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang kepranata
komputeran serta memperoleh surat tanda tamat pendidikan dan
pelatihan.
b. Operasi teknologi informasi, meliputi :
1. Pengoperasian komputer;
2. Perekaman data; dan
3. Pemasangan dan pemeliharaan sistem komputer dan sistem
jaringan komputer.
c. Implementasi teknologi informasi, meliputi :
1. Pemrograman dasar;
2. Pemrograman menengah;
3. Pemrograman lanjutan; dan
4. Penerapan sistem operasi komputer.
d. Implementasi sistem informasi, meliputi :
1. Implementasi sistem komputer dan program paket;
2. Implementasi database; dan
3. Implementasi sistem jaringan komputer.
e. Analisis dan perancangan sistem informasi, meliputi
1. Analisis sistim informasi;
2. Perancangan sistem informasi;
3. Perancangan sistem komputer;
4. Perancangan dan pengembangan database; dan
5. Perancangan sistem jaringan komputer.
f. Penyusunan kebijaksanaan sistim informasi, meliputi :
1. Perencanaan dan pengembangan sistem informasi; dan
2. Perumusan visi, misi dan strategi sistem informasi.
g. Pengembangan profesi, meliputi :
1. Pembuatan karya tulis/karya ilmiah di bidang teknologi
2. Informasi;
3. Penyusunan petunjuk teknis pelaksanaan
4. Pengelolaan kegiatan teknologi informasi; dan
5. Penerjemahan/penyaduran buku dan bahan-bahan
6. Lain di bidang teknologi informasi;
h. Pendukung kegiatan Pranata Komputer, meliputi :
1. Pengajar/pelatih di bidang teknologi informasi;
2. Peran serta dalam seminar/lokakarya/konferensi;
3. Keanggotaan dalam Tim Penilai Angka Kredit Jabatan
Fungsional Pranata Komputer;
4. Keanggotaan dalam organisasi profesi;
5. Perolehan piagam kehormatan; dan
6. Perolehan gelar kesarjanaan lainnya.

Daftar Pustaka
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 2019.
Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 04 Tahun 2009 Tentang Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Pranata Komputer Dan Angka Kreditnya Bagi Pegawai Negeri Sipil
Departemen Pertahanan.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2013 Tentang Tunjangan


Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan.
Permenpan & RB No. 13 Tahun 2016 tentang Jabatan Fungsional Arsiparis .

PP No. 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan UU No. 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan
Salinan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 26
Tahun 2008 Tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah.

Sebayang, R. M. (2018). Analisis Tugas Pokok dan Fungsi Pustakawan Muda pada
Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara.

Anda mungkin juga menyukai