Anda di halaman 1dari 3

Kesatuan dan Persatuan Kebudayaan Indonesia”

Pendahuluan

Bagi sebuah negara dengan tingkat kemajemukan tinggi, konsep mengenai persatuan dan
kesatuan merupakan hal yang penting untuk ditekankan dalam kehidupan masyarakatnya.
persatuan dan kesatuan sendiri jika diartikan dari dua kata pembentuknya yaitu persatuan
yang mengandung arti bersatunya macam - macam corak yang beraneka ragam menjadi satu
kebulatan yang utuh dan serasi (Syarbaini:2010) dan kesatuan yang memilki arti Kesatuan
adalah keesaan, sifat tunggal atau keseutuhan (WJS.Poerwadarminta:2003) lalu digabungkan
kedua makna tersebut maka akan memiliki arti bersatunya berbagai macam unsur yang
berbeda menjadi satu kesatuan yang utuh dan tidak becerai berai.

Indonesia merupakan salah satu contoh negara dengan tingkat kemajemukan yang tinggi,
karena terdiri atas banyak suku bangsa dengan beraneka ragam budaya seperti bahasa, adat,
dan agama. Diperkirakan ada lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa
di Indonesia, atau tepatnya 1.340 suku bangsa menurut sensus BPS tahun 2010. Karena
keanekaragaman tersebut masyarakat yang ada di Indonesia menjadi sangat majemuk dan
sangat rentan terjadi perselisihan sehingga sangat penting untuk menjiwai kehidupan yang
ada di masyarakat Indonesia dengan persatuan dan kesatuan karena dengan semangat tersebut
lah dapat tercipta Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Namun Seiring berjalannya waktu dan kehidupan masyarakat, nilai persatuan dan kesatuan di
dalamnya juga senantiasa di uji dengan berbagai macam jenis ancaman yang dapat memicu
disintegrasi dan meruntuhkan semangat persatuan dalam masyarakat. Melihat hal ini, tentu
masyarakat harus bersikap lebih kritis dan bijaksana dalam menghadapinya terutama dari
kalangan mahasiswa yang merupakan kaum terpelajar harus mampu membina masyarakat
agar terhindar dari perpecahan dan konflik yang sangat mungkin terjadi jika dibiarkan begitu
saja.
Ancaman terhadap persatuan dan kesatuan bangsa dapat mengancam nilai luhur bangsa
Indonesia antara lain terhadap ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan
keamanan. persatuan dan kesatuan bangsa terbentuk dari proses yang tumbuh dari unsur-
unsur sosial budaya masyarakat Indonesia sendiri, yang ditempa dalam jangkauan waktu
yang lama sekali untuk itu, kita akan berfokus pada ancaman yang langsung ke masyarakat
yaitu dari sosial budaya.

Ancaman sosial budaya bisa berasal dari dalam dan luar. Untuk penyebab munculnya
ancaman dari dalam, masalah kebodohan, isu ketidakadilan, keterbelakangan dan kemiskinan
menjadi list dasarnya namun, gejala-gejala seperti kebodohan dan keterbelakangan bisa
dikatakan sebagai akar dari segalanya karena, dari situ saja masyarakat akan sulit bertindak
benar dan berpikir secara rasional dalam menanggapi isu tertentu. Akibatnya jadi mudah
terombang ambing isu tidak benar, emosi lebih di utamakan dari pada pemikiran yang sehat
dan pada akhirnya bisa berujumg pada masalah yang lebih serius seperti kekerasan, separatis,
dan terorime. Sedangkan ancaman dari luar dominan asalnya dari dampak globalisasi dan
juga modernisasi seperti gaya hidup komsutiif

.Peran mahasiswa sebagai social control yaitu untuk situasi kemasyarakatan sesuai dengan
harapan sosial, yaitu kehidupan sosial yang kompormis. Upaya kontrol yang dilakukan
mahasiswa tetap harus didasarkan pada nilai-nilai idealisme tidak tergadai dengan pengaruh
dari manapun dan mahasiswa juga harus mampu menunjukan kepada masyarakat cara
menanggapi suatu isu dengan benar melalui pemikiran yang logis dan tidak didasari emosi
belaka. Jika hal tersebut berhasil dilaksanakan, maka lambat tapi pasti kebodohan dan
keterbelakangan—yang merupakan akar masalahnya—akan hilang dari masyarakat dan
mahasiswa berhasil menjalankan satu lagi peran krusial mereka di masyarakat yaitu sebagai
agent of change.

Jadi ancaman-ancaman terhadap persatuan dan kesatuan memang sangat rentan terjadi pada
masyarakat kita yang majemuk. Mahasiswa sebagai suatu kelompok dalam masyarakat yang
terperbarui pikiranya, melepas semua penilaian subjektif pengaruh sosial budaya mereka dan
menyerahkan pikiran mereka pada pemikiran yang logis dan benar, harus mampu
menuntaskan peran mereka sebagai social control yaitu dalam mencipatakan situasi
masyrakat yang sesuai dan sebagai agent of change yaitu dalam membuat perubahan pada
cara masyarakat berpikir dan bertindak sehingga segala macam ancaman-ancaman terhadap
persatuan dan kesatuan dapat minimalisir semaksimal mungkin.

Anda mungkin juga menyukai