FAILURE TO THRIVE
OLEH :
Gabriela Angel Mustakim
PEMBIMBING :
Dr. dr. Martira Maddeppungeng, Sp.A (K)
I. Pendahuluan
Failure to thrive atau growth faltering telah menjadi salah satu masalah yang
menjadi fokus perhatian para dokter spesialis anak. Dalam beberapa dekade
Failure to thrive atau growth faltering atau gagal tumbuh adalah suatu keadaan
terjadinya keterlambatan pertumbuhan fisik pada bayi dan anak, dimana terjadi
yang berlebihan.2,3
Gagal tumbuh awalnya ditandai dengan adanya penurunan berat badan yang
tidak diketahui dengan jelas penyebabnya atau kurangnya penambahan berat badan
pada bayi dan anak yang akan diikuti dengan penambahan tinggi badan yang tidak
sesuai dengan umur. Salah satu cara mengidentifikasi adanya failure to thrive yaitu
membandingkan kurva pertumbuhan berat badan (kurva weight for age). Gagal
tumbuh dapat menjadi indikasi adanya malnutrisi berat yang sedang berlangsung
yang awalnya hanya mempegaruhi berat badan, kemudian tinggi/panjang badan dan
lingkar kepala. Gagal tumbuh paling sering didiagnosis pada usia 1-2 tahun dimana
tidak ada peningkatan berat badan maupun panjang badan, yang bila kita masukkan
1
Gagal tumbuh disebabkan oleh ketidakseimbangan antara asupan energi
penyebab organik dan non organik. Penyebab organik mewakili 30% dari semua
gagal tumbuh, yang disebabkan proses penyakit mayor atau disfungsi organ.
Sedangkan gagal tumbuh yang non organik disebabkan oleh pengaruh lingkungan,
kesulitan belajar, meningkatnya risiko infeksi; dan kematian bayi. Sedangkan efek
jangka panjang adalah gangguan emosional dan intelektual, risiko penyakit kronis,
sindrom metabolik dan penyakit makrovaskular pada usia paruh baya. 4,5
Istilah failure to thrive digunakan sebagai istilah penemuan klinis dan bukan
suatu diagnosis. Penentuan failure to thrive bergantung pada pengukuran yang valid
pada waktu pasien datang; dengan demikian pengukuran berat badan dan tinggi
badan secara serial harus dilakukan secara akurat dan di plot pada kurva yang tepat
sesuai referensi. Hingga saat ini masih digunakan kesepakatan kurva pertumbuhan
tahun dan kurva pertumbuhan Center For Disease Control And Prevention (CDC)
1,3
digunakan untuk pasien yang berusia 2 tahun hingga 20 tahun.
untuk digunakan dalam mendefinisikan failure to thrive. Pada praktek klinis sehari-
hari, failure to thrive secara umum didefinisikan sebagai berat badan berdasarkan
usia dan jenis kelamin berada dibawah persentil 5 pada beberapa kali pengukuran di
2
waktu yang berbeda atau penurunan berat badan yang memotong dua garis
nilai prediksi positif yang rendah. Kombinasi dari beberapa kriteria diagnosis (tabel
1) lebih baik dari pada penggunaan indikator tunggal dalam mengidentifikasi secara
Kriteria Nilai
Indeks massa tubuh (IMT) berdasarkan usia Di bawah persentil 5
Panjang badan berdasarkan usia Di bawah persentil 5
Penurunan berat badan Menyebrang 2 garis persentil mayor
Berat badan berdasarkan usia Di bawah persentil 5
Berat badan berdasarkan usia Di bawah 75% median berat badan
berdasarkan usia
Berat badan berdasarkan panjang badan Di bawah 75% median berat badan
berdasarkan panjang badan
Kecepatan peningkatan berat badan Di bawah persentil 5
III. Epidemiologi
yang digunakan atau keadaan demografik pada populasi yang diteliti. Jumlah kasus
ke bawah. Sekitar 80% kasus failure to thrive ditemukan pada usia di bawah 18
tahun. Di Amerika Serikat failure to thrive ditemukan pada 5-10% kasus anak pada
pusat pelayanan kesehatan primer dan sekitar 3-5% kasus pada anak yang dirawat
di rumah sakit.3,6
3
Menurut Smith dalam Clinical Pediatric Dietetics, 5-10% anak kurang dari 5
status gizi balita menurut BB/U 10.2% balita di Indonesia kurus dan sangat kurus
dan menurut TB/U 19.3% balita berstatus pendek dan 11.5% berstatus sangat
signifikan dibandingkan data pada tahun 2013, namun gagal tumbuh masih
merupakan salah satu fokus masalah bagi para dokter terutama dokter spesialis
7,8
anak sebagai indikator kesehatan anak Indonesia
Gambar 1. Data riskesdas tahun 2018 status gizi balita kurus dan sangat kurus di
Indonesia8
4
Gambar 2. Data Riskesdas 2018 mengenai status balita pendek dan sangat pendek
di Indonesia8
IV. Etiologi
(medikal) dan non organik (sosial atau lingkungan). Penyebab pada sebagian besar
lingkungan. Pada lebih dari 80% kasus, tidak ditemukan penyebab organik (kondisi
Secara praktis, penyebab failure to thrive dibagi menjadi asupan kalori yang
tidak adekuat, absopsi kalori yang tidak adekuat, atau penggunaan kalori yang
berlebihan. Asupan kalori yang tidak adekuat merupakan penyebab paling banyak
yang ditemukan pada pelayanan kesehatan primer. Pada anak berusia di bawah
delapan minggu, masalah pada pemberian ASI (refleks isap dan telan yang buruk)
dan kesulitan atau masalah dalam menyusui merupakan penyebab utama. Pada
5
anak yang lebih tua, kesulitan dalam peralihan ke makanan padat, konsumsi ASI
atau susu formula yang tidak cukup, konsumsi jus yang berlebihan, dan ketakutan
orang tua dalam pemberian makanan berkalori tinggi merupakan penyebab utama
tidak adekuat yang ditemukan pada anak berusia berapa pun. Faktor keluarga yang
V. Penegakkan diagnosis
Anamnesis
Elemen kunci dalam anamnesis pada failure to thrive antara lain evaluasi
nutrisi dan riwayat medis, anamnesis mengenai keluarga dan lingkungan sosial.
6
Evaluasi nutrisi antara lain informasi mengenai asupan kalori dan kualitas nutrisi
yang diberikan kepada pasien. Catatan harian mengenai makanan dapat membantu
dalam mengidentifikasi kuantitas asupan dan waktu makan yang tidak sesuai, waktu
makan yang tidak terjadwal atau rutin, distraksi selama pemberian makanan dan
respon pengasuh anak yang tidak tepat terhadap perilaku makan anak. Masalah
paling umum pada anak yang sering dijumpai adalah pemberian jus buah yang
terlalu berlebihan yang didominasi oleh gula sehingga menyebabkan rasa kenyang
yang berkontribusi terhadap terjadinya failure to thrive. Anak dengan failure to thrive
Perkembangan anak yang abnormal dapat menjadi indikator awal adanya kondisi
thrive.2,9
lingkungan sosial. Pada anak yang tidak memiliki gejala-gejala organik yang jelas
2,3
pada anamnesis, 92% kemungkinan penyebab adalah non organik.
Pemeriksaan Fisis
lingkar kepala secara akurat yang kemudian dinilai pada kurva pertumbuhan. Anak
7
menyeluruh. Pemeriksa harus secara akurat menilai adanya tanda dari kekerasan
suatu kondisi genetik, penilaian terhadap tumbuh kembang anak, dan klasifikasi
antropometri anak adalah kumpulan data tentang ukuran, proporsi, komposisi tubuh
sebagai rujukan untuk menilai status gizi dan tren pertumbuhan anak. Standar
masalah gizi
susu ibu, makanan pendamping air susu ibu, dan penerapan perilaku hidup
sehat.
dan bukan hanya potret satu titik. Artinya pertambahan berat badan harus selalu
dinilai dari waktu ke waktu. Gagal tumbuh atau failure to thrive atau weight faltering
adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan pertumbuhan yang tidak
pada masa kanak-kanak awal gagal tumbuh merupakan tanda kekurangan gizi,
8
harus dicari penyebabnya dan ditatalaksana segera dan bukan suatu diagnosis.
waktu (weight velocity) dan tabel kenaikan berat badan (weight incerement).10
Tabel 3. Penambahan berat badan anak laki-laki dan perempuan usia 0-24 bulan,
interval 3 bulan.10
Tabel 4. Penambahan berat badan anak laki-laki dan perempuan usia 0-24 bulan,
interval 4 bulan.10
9
744 5-9 bulan 689
486 7-11 bulan 435
401 8-12 bulan 360
334 9-13 bulan 303
280 10-14 bulan 264
602 6-10 bulan 541
231 11-15 bulan 235
199 12-16 bulan 216
183 13-17 bulan 206
175 14-18 bulan 199
171 15-19 bulan 194
167 16-20 bulan 188
163 17-21 bulan 180
159 18-22 bulan 171
157 19-23 bulan 162
157 20-24 bulan 152
231 11-15 bulan 235
Tabel 3. Penambahan berat badan anak laki-laki dan perempuan usia 0-24 bulan,
interval 6 bulan.10
Pemeriksaan Penunjang
10
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis yang dilakukan. Pemeriksaan
2,3
laboratorium dan penunjang lain yang diperlukan antara lain:
2. Urin
3. Feses
4. Serum elektrolit
7. IGF-1 dan IGFBP-3, GH untuk menilai adanya defisiensi dari growth hormon.
11
adekuat, kurangnya Pola pemberian Catatan harian
pengetahuan makan (makan makanan selama 3
pengasuh anak, sendiri, rutinitas hari yang diberikan
ketakutan orangtua jadwal makan, ke pengasuh anak
memberikan anak duduk di Kunjungan rumah
makanan tinggi meja makan) Rujuk ke pusat
kalori, pemberian Persepsi orang rehabilitasi anak
jus atau snack yang tua (mengenai jika lingkungan
berlebihan, perilaku makan sosial buruk
lingkungan dan
pemberian makanan pertumbuhan
yang tidak sesuai, anak)
kesulitan finansial, Riwayat sosial
dukungan sosial (status finansial,
yang jelek konflik dalam
rumah tangga,
kemungkinan
kekerasan atau
penelantaran
terhadap anak)
Malabsorpsi
Refluks Diare atau Diaper rash Rujuk ke spesialis
gastroesofagus muntah berulang Tanda malnutrisi anak
Alergi protein susu Tinja abnormal
sapi Faktor
Insufisiensi predisposisi
pankreas Gejala yang
Short gut syndrome berkaitan
Inflammatory bowel
disease
Kondisi medis kronik
Gangguan genetik Riwayat Gambaran Rujuk ke spesialis
atau kromosom antenatal dismorfik anak
Penyakit jantung Riwayat keluarga Pemeriksaan Pemeriksaan
bawaan Adanya infeksi sistematik penunjang dasar:
Penyakit saluran saluran napas, (jantung, paru, darah rutin,
napas kronik kulit atau saluran abdomen, susunan elektorlit darah,
Keganasan kemih berulang saraf pusat) fungsi ginjal, urin
Gangguan endokrin atau berat Organomegali rutin, dan feses
Gangguan ginjal Limfadenopati rutin
Infeksi kronik
Anemia kronik
Lain-lain
Pengobatan Riwayat Interaksi orang Rujuk ke spesialis
(misalnya obat pengobatan tua-anak anak atau lembaga
antiepileptik Riwayat Adanya tanda- sosial
12
tertentu) psikososial tanda kekerasan
Kekerasan anak pada anak (luka
pada tubuh)
Kesehatan kulit
(higienitas)
Higienitas mulut
VI. Tatalaksana
adalah menangani penyebab dasar dari gagal tumbuh. Pada failure to thrive yang
berdasarkan panduan yang tepat untuk kejar tumbuh. Konseling pemberian nutrisi
sesuai usia perlu dilakukan pada orang tua atau pengasuh. Untuk orang tua dengan
bayi yang masih menyusu, frekuensi pemberian ASI ditingkatkan, dukungan laktasi
diberikan, atau dilakukan diskusi mengenai perlunya pemberian susu formula hingga
kejar tumbuh tercapai. Anak yang sudah mulai diberikan makanan pendamping ASI
(MP-ASI) sebaiknya menghindari konsumsi jus atau susu yang berlebihan karena
2,3
akan menginterfensi pemberian nutrisi yang tepat.
evaluasi tinggi atau panjang badan dan berat badan. Jika perlu dilakukan intervensi
masalah psikososial maka perlu konseling atau rujukan ke lembaga sosial. 3,9
kondisi atau penyakit yang mendasari. Jika perlu, pasien dirujuk ke subspesialis
13
Pada beberapa kasus, anak mungkin perlu dirawat inap untuk mengobservasi
penelantaran anak, tanda dari luka-luka traumatik, gangguan psikososial yang berat
Gagal tumbuh paling sering terjadi pada usia 1 – 2 tahun. Dengan demikian,
penting untuk memberikan edukasi kepada orang tua terutama di pusat pelayanan
kesehatan tingkat pertama mengenai pemberian nutrisi pada anak sejak lahir.
Kebutuhan energi dan nutrisi anak hingga usia 6 bulan dapat tercukupi oleh air susu
ibu (ASI) saja. MPASI mulai diberikan ketika ASI saja tidak cukup untuk memenuhi
a. Tepat waktu: MPASI diberikan ketika ASI saja tidak cukup untuk memenuhi
mikronutrien anak.
c. Aman dan higienis. Proses persiapan MPASI menggunakan cara, bahan, dan
14
Gambar 3. Usia, perkembangan anak, dan tahapan MPASI 11
15
VII. Prognosis
nilai kognitif rendah, dan performa akademik yang jelek dibandingkan dengan bayi
prematur dengan berat badan lahir rendah yang tidak mengalami failure to thrive.2.3
kesulitan belajar, meningkatnya risiko infeksi; dan kematian bayi. Sedangkan efek
jangka panjang adalah gangguan emosional dan intelektual, risiko penyakit kronis,
sindrom metabolik dan penyakit makrovaskular pada usia paruh baya. 4,5
VIII. Kesimpulan
dan bukan hanya potret satu titik. Artinya pertambahan berat badan harus selalu
dinilai dari waktu ke waktu. Gagal tumbuh atau failure to thrive atau weight faltering
adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan pertumbuhan yang tidak
pada masa kanak-kanak awal gagal tumbuh merupakan tanda kekurangan gizi,
harus dicari penyebabnya dan ditatalaksana segera dan bukan suatu diagnosis.
Gagal tumbuh awalnya ditandai dengan adanya penurunan berat badan yang
tidak diketahui dengan jelas penyebabnya atau kurangnya penambahan berat badan
16
pada bayi dan anak yang akan diikuti dengan penambahan tinggi badan yang tidak
sesuai dengan umur. Gagal tumbuh ditegakkan dengan menggunakan lebih dari
Kriteria Nilai
Indeks massa tubuh (IMT) berdasarkan usia Di bawah persentil 5
Panjang badan berdasarkan usia Di bawah persentil 5
Penurunan berat badan Menyebrang 2 garis persentil mayor
Berat badan berdasarkan usia Di bawah persentil 5
Berat badan berdasarkan usia Di bawah 75% median berat badan
berdasarkan usia
Berat badan berdasarkan panjang badan Di bawah 75% median berat badan
berdasarkan panjang badan
Kecepatan peningkatan berat badan Di bawah persentil 5
Tujuan terapi adalah untuk mencapai kecepatan pertumbuhan optimal sambil
adalah menangani penyebab dasar dari gagal tumbuh. Gagal tumbuh menyebabkan
risiko infeksi; dan kematian bayi. Sedangkan efek jangka panjang adalah gangguan
emosional dan intelektual, risiko penyakit kronis, sindrom metabolik dan penyakit
17
DAFTAR PUSTAKA
18