Anda di halaman 1dari 17

HAM & DEMOKRASI

Sub Topik
- Pengertian Hak Asasi Manusia
- Perkembangan Hak Asasi Manusia
- Konsep dan Praktek Hak Asasi Manusia di Indonesia
- Pengertian dan Konsep Demokrasi
- Sejarah Perkembangan Demokrasi di Dunia
- Demokrasi dan Kedaulatan Rakyat
- Sejarah Demokrasi di Indonesia
- Demokrasi menurut Pancasila: Permusyawaratan/Perwakilan
- Konsep Sphere Sovereignty dalam Pandangan Kristen
Hak yg melekat pd diri manusia yg bersifat kodrati
& fundamental sebagai suatu anugerah Allah yg
harus dihormati.

Hak yg dimiliki manusia yg telah diperoleh &


dibawa nya bersamaan dengan kelahirannya,
Definisi atau kehadirannya di dalam kehidupan
masyarakat.
Hak-hak dasar yg melekat pada diri manusia, tanpa
hak-hak itu manusia tidak dapat hidup layak sebagai
manusia.

Pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM


“Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat
dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”.
Perkembangan HAM di Dunia

Muncul & berkembangnya


pemikiran mengenai hukum
alam telah mendorong
perkembangan pemikiran
mengenai HAM.

Dari konteks sejarah barat, ide


HAM bermula dari Inggris, yg
pada kurun waktu abad 17
sudah mempunyai tradisi
perlawanan terhadap
kekuasaan raja yg mutlak.
Perkembangan HAM di Dunia

Tahun 1689 di Inggris apa yg


dikenal sebagai Bill Of Rights,
yg mana Inggris secara jelas
mengaku hak-hak parlemen.

Perkembangan selanjutnya
ditandai dgn munculnya The
American Declaration Of
Independence yg lahir dari
paham Rousseau &
Montesquieu.
Perkembangan HAM di Dunia

GENERASI I à HAM hanya berpusat pada bidang


Hukum & Politik.

GENERASI II à Pemikiran ini tidak hanya menuntut


hak yuridis, melainkan juga hak-hak sosial, ekonomi,
politik, dan budaya.

GENERASI III à Reaksi terhadap pemikiran HAM


generasi kedua, menjanjikan adanya kesatuan dlm
hak ekonomi, sosial, budaya, politik & hukum.

GENERASI IV à Mengkritik peranan negara yg


sangat dominan dlm proses pembangunan yg
terfokus pd pembangunan ekonomi & menimbulkan
dampak negatif.
Perkembangan HAM dlm Negara Hukum
Indonesia berdasarkan pada:

1. HAM dipahami dlm terminology hubungan atau relationship.

Hak harus dilihat dlm hubungannya dgn


masyarakat secara keseluruhan, & pada
saat yg sama masyarakat/individu suatu
komunitas berhubungan dgn hak-hak
seorang individu.
Perkembangan HAM dlm Negara Hukum
Indonesia berdasarkan pada:

2. HAM berarti menerima adanya kewajiban/tanggung jawab


manusia.

HAM tidak dapat dibicarakan tanpa


adanya implikasi langsung dari
kewajiban masyarakat untuk
menghormati HAM.
Perkembangan HAM dlm Negara Hukum
Indonesia berdasarkan pada:

3. HAM harus dipahami sebagai suatu kesatuan yg tidak dapat


dipisah-pisahkan.

Pemahaman ini menunjukkan bahwa


akhirnya hanya ada satu hak, yaitu hak
untuk menjadi manusia, atau
right to be human.
Perkembangan HAM dlm Negara Hukum
Indonesia berdasarkan pada:

4. Periode setelah kemerdekaan

Kemajuan di bidang perundang-undangan ttg HAM dapat


lihat dari dikeluarkannya peraturan perundang-undangan sbb:
1. Perubahan Kedua UUD 1945
2. Tap MPR No. XXVI tahun 1998 ttg HAM yg dianggap sbg
Piagam HAM Nasional.
3. UU No. 5 Tahun 1998 ttg Ratifikasi Konvensi Anti
Penyiksaan Perlakuan/Penghukuman yg kejam, tidak
manusiawi & merendahkan martabat.
D E MO K R A S I
Istilah demokrasi secara etimologis berasal dari
Definisi
Bahasa Yunani “demokratia” terdiri dari dua kata,
demos = rakyat dan kratos/kratein =
kekuatan/pemerintahan.
Secara harafiah, demokrasi berarti kekuatan rakyat
atau suatu bentuk pemerintahan Negara dengan
rakyat sebagai pemegang kedaulatannya.

Dalam system demokrasi posisi rakyat adalah sederajat


di hadapan hukum & pemerintahan. Rakyat memiliki
kedaulatan yg sama, baik dlm kesempatan utk memilih
atau pun dipilih. Tidak ada pihak lain yg berhak
mengatur dirinya selain dirinya sendiri.
Demokrasi semi presidensil / semi
parlementer
(17- 8 - 1945 s.d. 17 - 8 - 1950)
Demokrasi Liberal
(17- 8 - 1950 s.d. 5 - 7 – 1959)

Demokrasi Terpimpin
(5 - 7 – 1959 s.d. 1965)
Pelaksanaan
Demokrasi Pancasila (OrBa)
(1966 s.d. 1998)
DEMOKRASI DI
INDONESIA Demokrasi Pancasila
(1998 s.d. Sekarang)
Demokrasi menurut
Pancasila

- Demokrasi Pancasila adalah


KEDAULATAN RAKYAT sesuai dgn
Pembukaan UUD 1945
- Dijabarkan dalam Pasal 1 ayat (2) UUD
1945 “Kedaulatan berada di tangan
rakyat dan dilaksanakan menurut
Undang-Undang Dasar”
- Asasnya tercantum dalam Sila
KEEMPAT Pancasila
Demokrasi menurut
Pancasila

Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yg


merujuk pada sila ke-4 Pancasila yakni
secara filosofis bermakna : Demokrasi yg
didasarkan pada : Kerakyatan yg dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, yg dijiwai
oleh Persatuan Indonesia, yg dijiwai oleh
Kemanusiaan yg adil dan beradab dan yg
dijiwai oleh Ketuhanan Yang Maha Esa
dan yg menjiwai Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Konsep Sphere Sovereignty
dalam pandangan Kristen

Kuyper menjabarkan 3 hal utama yg membentuk


eksistensi manusia dalam pandangan
Calvinisme: Allah, Manusia, dan Dunia.

1. Hubungan manusia dgn Allah à persekutuan


Abraham Kuyper langsung manusia dgn Yang Kekal.

2. Hubungan manusia dgn manusia à pengakuan bahwa di dalam


diri setiap orang terdapat nilai manusia, yg karena diciptakan
menurut rupa Allah maka semua manusia setara di hadapan Allah
dan pemerintah.
Konsep Sphere Sovereignty
dalam pandangan Kristen

3. Hubungan manusia dengan dunia à pengakuan


bahwa dalam seluruh dunia, kutuk ditahan oleh
anugerah, sehingga kehidupan dalam dunia harus
dihargai independensinya, sehingga dalam setiap
kawasan, kita harus menemukan kekayaan dan
mengembangkan potensi-potensi yg disembunyikan
Abraham Kuyper
oleh Allah dan dalam kehidupan manusia.
Buku Acuan
• Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia; Pendidikan Kewarganegaraan, 2016,
hal. 145 - 178
• Kresna, Aryaning Arya; Walukow, Devy Stany; Riyanto,
Agus; R. Masri Sareb Putra (Ed); 2010, hal. 147-174
• Bagian Doktrin Manusia pada Louis Berkhof, Systematic
Theology (New Combine Edition 1996), Publisher:
William B. Eerdmans Publishing Company
• Bagian Manusia Sebagai Gambar Allah dan Mandat
Budaya pada Hoekema, Antony A. Manusia: Ciptaan
Menurut Gambar Allah, Surabaya: Momentum, 2003
• Walsh, Brian, J; Middleton, J. Richard; 2001, hal. 115

Anda mungkin juga menyukai