Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH AKUPRESUR TEHADAP NYERI HAID (DISMENORE) PADA

MAHASISWI D III KEBIDANAN STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Selvy Apriani

Program Studi Kebidanan STIKes Muhammadiyah Palembang

ABSTRAK

Dismenore pada remaja merupakan permasalahan yang paling sering ditemui. Hal ini dapat
dilihat dari prevalensi dismenore di Indonesia pada usia remaja sebesar 64,25% yang terdiri dari
54,89% dismenore primer dan 9,36 % dismenore sekunder. Permasalahan yang timbul akibat
dismenore adalah terganggunya aktivitas sehari-hari seperti berkerja, sekolah, gangguan dalam
motivasi dan konsentrasi belajar, bahkan remaja harus istirahat dirumah dan tidak kesekolah karena
keluhan nyeri yang dirasakan. Penggunaan terapi non farmakologi berupa terapi akupresur dapat
dijadikan salah satu alternatif untuk mengurangi nyeri menstruasi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh akupresur terhadap nyeri haid (dismenore).
Metode penelitian yang digunakan adalah pre eksperimen dengan rancangan one group pre
and post test without control. sampel penelitian berjumlah 16 responden dengan teknik pengambilan
purposive sampling. Pengumpulan data melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Analisis
data yaitu univariat dan bivariat mengetahui pengaruh (t-dependen).
Hasil penelitian menunjukan bahwa, sebelum dilakukan akupresur intensitas nyeri responden
sebagian besar nyeri pada hari pertama yaitu nyeri berat dengan nilai mean 7,19 dan setelah dilakukan
akupresur pada hari ketiga sebagian besar berada pada nyeri ringan dengan nilai mean 2,06, hal ini
berarti ada pengaruh akupresur terhadap nyeri haid (dismenore) dengan p-value<0,05. Disarankan
terapi akupresur dapat dilakukan secara mandiri dan sebagai bagian intervensi kebidanan untuk
mengatasi dismenore.

Kata-kata kunci : Pre Eksperimen, Akupresur, Dismenore, Intensitas nyeri.

Volume VII No. 12 Juni 2017 Hal - 11


PENDAHULUAN pertumbuhan rambut dan penumpukan lemak di
Pembangunan kesehatan merupakan area tertentu. Perubahan dan perkembangan
bagian dari pembangunan nasional yang sistem reproduksi tersebut akan terus berlanjut
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, sampai terjadi kematangan pada sistem
kemauan dan kemampuan masyarakat untuk reproduksi wanita yang ditandai dengan
hidup sehat agar tercapai derajat kesehatan terjadinya menstruasi (Proverawati & Misaroh,
yang optimal. Salah satu aspek dari upaya 2009).
pembangunan kesehatan tersebut adalah untuk Menstruasi adalah perdarahan periodik
mewujudkan kesehatan reproduksi, yang uterus yang secara fisiologis terjadi pada wanita
merupakan suatu upaya untuk mencapai setiap bulanya. Siklus menstruasi wanita
kesejahteraan secara fisik, mental dan sosial ditentukan oleh interaksi berbagai hormon.
yang utuh dalam segala hal yang berhubungan Hormon-hormon utama yang terlibat dalam
dengan fungsi dari sistem reproduksi wanita siklus menstruasi adalah gonadotropin
(Rejeki, 2009) releasing hormone (GnRH), follicle stimulating
Wanita merupakan makhluk yang hormone (FSH), luteinizing hormone (LH),
memiliki sistem reproduksi cukup unik, karena estrogen, dan progesteron. GnRH disekresi oleh
mereka mengalami siklus menstruasi setiap hipotalamus, FSH dan LH disekresi oleh
bulannya yang tidak dialami oleh pria. Periode kelenjar pituitari anterior, estrogen dan
menstruasi dimulai ketika seseorang masuk progestin disekresikan pada ovarium. GnRH
pada masa remaja, yaitu fase peralihan dari merangsang pelepasan LH dan FSH dari
masa kanak-kanak menuju masa dewasa. pituitari anterior, kemudian merangsang
Menurut WHO fase tersebut dimulai dari usia 12 pelepasan estrogen dan progestin dari ovarium
sampai dengan 24 tahun, sedangkan menurut (Ramadhy, 2011)..
Susanto (2012) usia remaja dimulai dari usia 13 Menjelang menstruasi wanita akan
sampai dengan 18 tahun. mengalami berbagai keluhan yang disebabkan
Pada fase remaja ini terjadi oleh perubahan hormonal didalam tubuh seperti
perkembangan yang dinamis, yang ditandai ketidakstabilan emosi, nyeri perut bagian
dengan percepatan perkembangan fisik, bawah, sakit pinggang, tubuh terasa lemas,
kognitif, sosial dan emosional. Perubahan timbul jerawat pada wajah, tidak bergairah dan
paling awal yaitu terjadi perkembangan secara tidak nafsu makan. Sebelum menstruasi terjadi
fisik. Perkembangan secara fisik pada masa penurunan hormon progesteron yang memicu
pubertas ditandai dengan munculnya peningkatan hormon prostaglandin.
karakteristik seksual primer dan sekunder. Prostaglandin adalah zat yang berpengaruh
Karakteristik seksual primer meliputi terhadap kontraksi dinding rahim,
pertumbuhan yang terkait dengan organ menyebabkan konstriksi pembuluh darah
reproduksi seperti ovarium, uterus dan disekitar dinding rahim dan menyebabkan
payudara, sedangkan karakteristik sekunder iskemik jaringan. Pengaruh peningkatan
merupakan perubahan yang muncul pada tubuh prostaglandin lainya adalah merangsang saraf
yang di sebabkan oleh perubahan hormon yang nyeri dirahim sehingga akan menambah
meliputi perubahan suara, pinggul melebar, intensitas nyeri. Nyeri yang dirasakan dari

Volume VII No. 12 Juni 2017 Hal - 12


proses inilah yang dikenal dengan istilah Universitas Padjadjaran Bandung bahwa 50%
dismenore (Hartono, 2012 ; Proverawati & (10 dari 20 responden) mengalami dismenore
Misaroh, 2009). dengan kategori nyeri sedang dan 10% (2 dari
Nyeri haid atau dismenore merupakan 20 responden) berada pada kategori nyeri berat
nyeri kejang otot (spasmodik) di perut bagian tertahankan (Siahaan, et. al, 2013).. Dismenore
bawah dan menyebar ke sisi dalam paha atau menimbulkan berbagai dampak bagi kegiatan
bagian bawah pinggang yang menjelang haid atau aktivitas seseorang khususnya wanita
atau selama haid akibat kontraksi otot rahim. dengan usia remaja. Dismenore membuat
Gejala dismenore sering terjadi pada hari seseorang tidak bisa beraktivitas seperti
pertama sampai hari kedua menstruasi namun kebiasaan normalnya, seperti contoh seseorang
pada beberapa wanita nyeri bisa terus dialami siswi akan mengalami gangguan dalam
.
selama periode menstruasi (Kinanti, 2013) motivasi dan konsentrasi belajar karena nyeri
Keluhan dismenore ini adalah yang dialami, bahkan remaja harus istirahat
permasalahan paling sering ditemui. Hal ini dirumah dan tidak kesekolah karena keluhan
dapat dilihat dari studi epidemiologi yang nyeri yang dirasakan (hasanah, 2010).
dilakukan oleh Omidvar (2012) pada populasi Penelitian yang dikemukakan oleh
remaja yang berusia 12 sampai dengan 17 Nathan (2005) menyatakan bahwa 30-60%
tahun di Amerika Serikat yang melaporkan wanita yang mengalami dismenore 7-15% tidak
prevelensi dismenore 59,7%, dengan nyeri haid pergi ke sekolah atau bekerja. Begitu juga hasil
berat sebanyak 12%, nyeri sedang 37% dan penelitian Sharma, et al (2008). yang
nyeri ringan 49%. Data ini di dukung pula oleh menyatakan bahwa 35% remaja menyatakan
French (2005) menyatakan di Amerika Serikat bahwa mereka tidak datang ke sekolah selama
prevelensi dismenore paling tinggi pada usia periode dismenore dan 5% menyatakan datang
remaja dengan estimasi 20-90% dengan nyeri kesekolah tetapi tidak konsentrasi mengikuti
haid berat sebanyak 15%. Sedangkan di Cina pelajaran bahkan sampai hanya tidur saja
menunjukan prevelensi dismenore pada remaja dikelas.
sekitar 41,9%-79,4% (Gui-zhou, 2010). Berbagai upaya dlam bidang kesehatan
Di Indonesia prevalensi dismenore pada yang dapat dilakukan untuk membantu
usia remaja sebesar 64,25% yang terdiri dari mengatasi masalah dismenore pada remaja
54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenore baik melalui penatalaksanaan farmakologi atau
sekunder (Santoso, 2008). Di Jawa Barat tidak non farmakologi. Secara farmakologi,
ada angka pasti mengenai jumlah remaja yang penatalaksanaan adalah dengan pemberian
mengalami menstruasi, namun diperkirakan obat-obat analgetik seperti golongan obat
30%-70% perempuan mengalami masalah yang Nonsteroidal Antiinflammatory Drugs (NSAID)
berhubungan dengan menstruasi seperti nyeri dapat meredakan nyeri. Sedangkan terapi non
perut atau keram perut dan sekitar 10%-15% farmakologi dapat dilakukan seperti latihan
mengalami permasalahan terhadap pekerjaan, erobik, kompres panas atau dingin, tidur yang
sekolah dan aktivitas sehari-harinya (Yuliana, cukup, relaksasi, yoga dan akupresur (Fegge,
2010). Pernyataan tersebut didukung hasil 2012 ; Proverawati & Misarih, 2009).
penelitian yang dilakukan pada mahasiswa

Volume VII No. 12 Juni 2017 Hal - 13


Akupresur merupakan salah satu pinggang ketika menstruasi. Pendapat tersebut
metode non farmakologi untuk menangani didukung hasil penelitian Gharloghi S, et al.
dismenore dengan penekanan dan pemijatan (2012) bahwa intervensi akupresur pada titik SP
pada titik-titik akupunktur (Acupoint) ditubuh 6 dan SP 8 dapat mengurangi nyeri dismenore
manusia tanpa menggunakan jarum (Sukanta, primer pada wanita usia 18-30 tahun. Hasil yang
2008). . Perkembangan akupresur di Indonesia sama diungkapkan oleh Charandabi, et al
dikenal sejak kedatangan imigran Cina ke (2012) yang meneliti 72 mahasiswa dengan
Indonesia. Tahun 1963 Departemen Kesehatan dismenore primer di perguruan tinggi negeri
Indonesia melakukan riset ilmu pengobatan Tabriz Iran didapatkan bahwa akupresur pada
tradisional timur termasuk akupunktur dan titik Sp 6 (sanyinjio) secara signifikan
akupresur di RS Cipto Mangun Kusumo Jakarta mengurangi nyeri dismenore primer. Penelitian
dan sejak itu pula praktik ini secara resmi yang sama juga pernah dilakukan oleh Hasanah
dilakukan. Akupunktur dan akupresur (2010) yang mengatakan bahwa dari 54 orang
semangkin diakui keberadaannya sebagai salah responden menunjukan terjadi penurunan
satu bentuk pelayanan kesehatan di Indonesia intensitas nyeri yang signifikan setelah diterapi
dengan di terbitkannya Permenkes yang akupresur pada titik LR 3.
mengatur pelayanan akupunktur dan Tindakan akupresur ini merupakan
pengobatan tradisional lain dalam Kepmenkes tindakan yang mudah, murah aman dan tanpa
RI No.1076/Menkes/SK/VII/2003 tanggal 24 Juli efek samping. Pengobatan secara medis lebih
tahun 2003. melihat atau berusaha mengobati gejala atau
Pemberian rangsangan pada titik akibat dari suatu penyakit namun pengobatan
akupunktur dengan teknik penekanan dan dengan terapi akupresur lebih berfokus pada
pemijatan (akupresur) dapat menstimulasi sel penyebab dari permasalahan kesehatan atau
saraf sensorik disekitar titik akupunktur akan penyakit tersebut. Selain itu pengobatan
mempengaruhi sistem endokrin untuk akupresur juga terbukti memiliki manfaat dalam
melepaskan sejumlah endorphin (Saputra & meningkatkan kesehatan dan daya tahan tubuh
Sudirman, 2009). Endorfin merupakan molekul- (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
molekul peptida yang dihasilkan kelenjar penyembuhan penyakit (curatif), dan pemulihan
pituitary yang berfungsi sebagai penekan rasa kondisi kesehatan (rehabilitatif) seseorang
nyeri. Akupresur juga dapat mempengaruhi (Fengge, 2012).
kelancaran sirkulasi darah pada saat Berdasarkan hasil studi pendahuluan
menstruasi melalui stimulasi sel mast yang akan yang dilakukan bulan Februari 2015 pada 17
melepaskan histamine kemudian merangsang mahasiswi STIKes Muhammadiyah Palembang
pelepasan mediator nitric oxcide dari endotel didapatkan bahwa dari 17 mahasiswi tersebut
vaskuler sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh 13 mahasiswi yang mengeluhkan nyeri saat
darah (Saputra & Sudirman, 2009).. menstruasi, 3 mahasiswi mengatakan
Titik penekanan dan pemijatan yang mengkonsumsi obat jenis analgetik untuk
dapat digunakan untuk penanganan dismenore menghilangkan rasa nyeri dan 7 mahasiswi
menurut Fengge (2012) dan Hartono (2012). CV minum air hangat untuk mengurangi nyeri haid
4 dan Sp 6 dapat mengurangi nyeri perut dan dan 7 mahasiswi lainya hanya didiamkan saja.

Volume VII No. 12 Juni 2017 Hal - 14


Dismenore ini menyebabkan mahasiswi Rating Scale (NRS) dan standar operasional
mengalami nyeri, pusing, mual, lemas dan prosedur (SOP) tindakan akupresur.
bahkan ada yang hampir pingsan. Penelitian ini dilakukan di STIKes
Permasalahan tersebut dapat menyebabkan Muhammadiyah Palembang mulai dari bulan
berkurangnya konsentrasi belajar dan aktivitas Maret-Mei 2015
sehari-hari menjadi terganggu termasuk kuliah,
Berdasarkan dari latar belakang tersebut HASIL dan PEMBAHASAN
peneliti tertarik melihat pengaruh akupresur Hasil
pada titik Sp 6 dan CV 4 terhadap nyeri haid 1. Analisa Univariat
(dismenore). Distribusi frekuensi intensitas nyeri
responden sebelum dilakukan akupresur pada
METODE mahasiswi D III kebidanan STIKes
Penelitian ini menggunakan pendekatan pre Muhammadiyah Palembang
eksperimen dengan rencangan one group pre
and post test without control. Pada desain ini
peneliti hanya melakukan intervensi pada satu Skala Nyeri Mean Min Max SD
kelompok tanpa pembanding atau kelompok (VAS)
kontrol. Efektifitas perlakuan dinilai dengan cara Hari Ke 1
membandingkan intensitas nyeri. Pre Test 7,19 5 9 1,047
Intervensi yang diberikan adalah Post Test 5,96 4 7 1,014
memberikan akupresur pada titik akupresur titik Hari Ke 2
Sp 6 (sanyinjiao) dan CV 4 (guanyuan). Dalam Pre Test 4,88 3 7 1,147
intervensi peneliti adalah sebagai pemberi Post Test 4,13 2 6 1,258
terapi. Setelah melakukan intervensi peneliti Hari Ke 3
akan mengumpulkan data kedua (pos test) Pre Test 3,19 1 5 1,167
untuk mengetahui apakah ada perubahan
intensitas nyeri haid (dismenore) sesudah
dilakukan akupresur Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui
Populasi dalam penelitian ini adalah bahwa rata-rata intesitas nyeri pada hari
mahasiswi D III Kebidanan STIKes pertama sebelum dilakukan terapi akupresur
Muhammadiyah Palembang. Jumlah sample
adalah 7,19 kemudian setelah dilakukan terapi
yaitu 16 orang dengan Tehnik pengambilan
menjadi 5,96. Pada hari kedua rata-rata
sample Non Probability Sampling yaitu dengan intensitas nyeri sebelum dilakukan terapi
teknik Purposive Sampling. dengan criteria, akupresur adalah4,88 kemudian setelah
mahasiswi yang sedang mengalami menstruasi dilakukan terapi menjadi 4,13. Sedangkan pada
dan m ahasiswi yang mengalami dismenore hari ke-3 rata-rata intensitas nyeri sebelum
primer dilakukan terapi akupresur adalah 3,19
Instrumen dalam penelitian ini kemudian setelah dilakukan terapi menjadi 2,06.
menggunakan quesioner penilaian nyeri Visual
Analog Scale (VAS) dengan skala Numeric 2. Analisa Bivariat

Volume VII No. 12 Juni 2017 Hal - 15


Uji yang digunakan adalah Uji Statistic uji t- PEMBAHASAN
dependen dikarenakan sebaran data beridtribusi 1. Analisa Univariat
normal. a. Intensitas Nyeri Haid (Dismenore)
Responden Sebelum Akupresur
Distribusi Rata-Rata Intensitas Nyeri responden Berdasarkan hasil analisis univariat
sebelum dan sesudah dilakukan akupresur intensitas nyeri hari pertama sebelum dilakukan
akupresur menunjukan bahwa responden
Skala Nyeri N Mean SD p-value berada dalam skala nyeri 9,hal yang
(VAS) mengindikasikan bahwa responden mengalami
Hari Ke 1 nyeri berat pada saat dilakukan penelitian
Pre Test 16 7,19 1,047 0,000 secara objektif responden dapat menunjukan
Post Test 16 5,69 1,014 lokasi nyeri, tidak dapat mendiskripsikan, tidak
Hari Ke 2 dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang

Pre Test 16 4,88 1,147 0,002 dan distriksi. Masih tingginya keluhan nyeri haid

Post Test 16 4,13 1,258 (dismenore) yang dirasakan responden tersebut

Hari Ke 3 karena sebagian besar responden belum

Pre Test 16 3,19 1,167 0,000 mengetahui dan melakuan intervensi untuk
mengurangi nyeri. Hasil penelitian didapatkan
Post Test 16 2,06 1,124
bahwa dari 16 responden ternyata 5 (31,3%)
responden melakukan penanganan dengan
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-
didiamkan saja, 3 (18,8%) responden dengan
rata intensitas nyeri hari pertama sebelum
kompres hangat, 2 (12,5%) responden dengan
dilakukan terapi akupresur adalah 7,19 dan
minum obat dan tidur, 1 (6,3%) responden
setelah dilakukan terapi adalah 5,96 dengan
melakukan dengan menggunakan balsem,
nilai p value =0,000. Hasil tersebut menunjukan
minum air hangat, pijat dan ditahan dengan
bahwa ada hubungan antara nyeri haid terhadap
bantal.
terapi akupresur (p<0,05).
Penanganan dismenore secara non
Rata-rata intensitas nyeri pada hari kedua
farmakologi bisa dilakukan dengan berbagai
sebelum dilakukan terapi akupresur adalah 4,88
cara seperti terapi es dan panas, TENS, yoga,
dan setelah dilakukan terapi sebesar 4,13
erobik dan akupresur. Akupresur ini memiliki
dengan p value=0,002. Hasil tersebut
keuntungan dibanding yang lain yaitu mudah,
menunjukan bahwa ada hubungan antara nyeri
murah, aman dan tanpa efek samping, selain itu
haid terhadap akupresur (p<0,05).
pengobatan akupresur lebih berfokus pada
Rata-rata intensitas nyeri pada hari ketiga
penyebab dari permasalahan kesehatan atau
sebelum dilakukan terapi akupresur adalah 3,19
penyakit tersebut. Mengetahui penanganan
dan setelah dialkukan terapi sebesar 2,06
dismenore yang tepat merupakan hal yang
dengan p value = 0,000. Hasil tersebut
penting bagi seorang wanita karena menstruasi
menunjukan bahwa ada hubungan antara nyeri
tersebut dialami oleh wanita setiap bulanya.
haid terhadap terapi akupresur (p < 0,05)
Menstruasi merupakan pelepasan dinding
rahim (endometrium) yang disertai dengan

Volume VII No. 12 Juni 2017 Hal - 16


perdarahan dan teratur setiap bulanya kecuali nyeri ringan yaitu 3,19. Hasil penelitian ini
pada saat kehamilan (Charandabi, et. al, 2011). sejalan dengan hasil penelitian pada populasi
Keluhan yang paling sering dialami oleh remaja usia 12-17 tahun di Amerika Serikat
seseorang yang sedang menstruasi adalah yang melaporkan bahwa prevalensi dismenore
nyeri haid (Omidvar, 2012). paling banyak dengan keluhan nyeri ringan 49%
Dismenore merupakan nyeri kejang otot dan sedang 37% (Omidvar, 2012).
di perut bagian bawah dan menyebar ke sisi Berdasarkan dari data tersebut intervensi
dalam paha atau bagian bawah pinggang yang (akupresur) yang dilakukan peneliti dapat
menjelang haid atau selama haid akibat dijadikan salah satu pilihan intervensi
kontraksi otot rahim (Kinanti, 2013). Pengaruh komplementer yang dapat dipelajari dan
dari dismenore ini berdampak pada aktivitas dilakukan secara mandiri oleh responden untuk
sehari-hari, penurunan konsentrasi, mengurangi nyeri dismenore. Pemilihan titik
menurunnya kinerja, sehingga tidak jarang intervensi CV 4 (Guanyuan) dan Sp 6
dismenore memaksa wanita untuk istirahat dan (Sanyinjiao) untuk mengurangi nyeri yang
berhenti dari aktivitas yang rutin dilakukanya mudah ditemukan dan dapat dijangkau ketika
(Nugroho, 2010). melakukan terapi mandiri, menjadikan
Dismenore membuat seseorang tidak intervensi ini mudah untuk dilakukan oleh
bisa beraktivitas seperti kebiasaan normalnya, responden. Hal ini didukung oleh pendapat
seperti contoh seseorang siswi akan mengalami Fengge (2012) dan Hartono (2012) yang
gangguan dalam motivasi dan konsentrasi menyatakan bahwa keungulan dari terapi
belajar karena nyeri yang dialami, bahkan akupresur adalah mudah dipelajari, murah serta
remaja harus istirahat dirumah dan tidak aman untuk dilakukan.
kesekolah karena keluhan nyeri yang dirasakan
(Hasanah, 2010). Penelitian yang dikemukakan b. Intensitas Nyeri Haid Responden Setelah
oleh Nathan (2005) menyatakan bahwa 30-60% Dilakukan Akupresur
wanita yang mengalami dismenore 7-15% tidak Berdasarkan dari hasil penelitian dan
pergi ke sekolah atau bekerja. Penelitian lain analisis univariat dapat dilihat bahwa skor
oleh Sharma, et al. (2008) yang menyatakan intensitas nyeri responden menunjukan
bahwa 35% remaja menyatakan bahwa mereka penurunan intensitas nyeri yang dirasakan oleh
tidak datang ke sekolah selama periode responden, dimana sebagian besar responden
dismenore dan 5% menyatakan datang menunjukan penurunan intensitas nyeri menjadi
kesekolah tetapi tidak konsentrasi mengikuti ringan yaitu 15 (93,8%) responden. Hal ini dapat
pelajaran. diketahui dari pada saat post test semua
Dari penelitian ini di ketahui bahwa responden secara objektif masih dapat
sebelum dilakukan akupresur rata-rata intensitas berkomunikasi dengan baik. Setelah diberikan
nyeri responden adalah 7,19 yang terapi akupresur, terjadi rata-rata penuruan skor
menggambarkan sebagian besar nyeri berat. skala nyeri 3 poin dan 2 point pada responden.
Sedangkan pri-tes pada hari ke kedua adalah Hal ini menunjukan bahwa akupresur
4,88 yang mengambarkan berada pada nyeri berpengaruh secara positif terhadap penurunan
sedang dan pada hari ke tiga post tes menjadi intensitas nyeri responden.

Volume VII No. 12 Juni 2017 Hal - 17


Akupresur merupakan terapi Penurunan intensitas nyeri yang
komplementer dengan prinsip healing touch diungkapkan oleh responden setelah intervensi
yang lebih menekankan pada prilaku caring juga disertai dengan berkurangnya keluhan
pada responden, yang dapat memberikan efek responden. Dimana sebelum intevensi
secara langsung setelah intervensi berupa sebagian besar responden mengungkapkan
perasaan yang lebih diperhatikan yang dapat bahwa saat mengalami nyeri dismenore terjadi
mendekatkan hubungan terapeutik antara peningkatan emosional sehingga ada atau tidak
peneliti dan responden, perasaan tenang, rasa ada stimulus bawaanya mau emosi atau marah,
nyaman, rileks dan dapat mengurangi intensitas tidak konsentrasi dalam belajar, malas
nyeri responden (Metha, 2007). melakukan aktivitas. Namun setelah akupresur
Perasaan nyaman, tenang dan rileks seiring dengan penuruanan intensitas nyeri juga
responden tersebut merupakan pengaruh dari disertai peningkatan motivasi responden untuk
akupresur. Adanya stimulasi sel saraf sensorik tetap semangat beraktivitas dan konsentrasi
disekitar titik akupresur akan diteruskan belajar. Hal ini dapat terjadi karena salah satu
kemedula spinalis, kemudian ke mesensefalon pengaruh positif dari akupresur adalah dapat
dan komplek pituitari hipothalamus yang melancarkan peredaran darah serta
ketiganya diaktifkan untuk melepaskan hormon memberikan relaksasi pada remaja. Hal
endorfin yang dapat memberikan rasa tenang tersebut sesuai dengan pendapat Fengge
(Saputra & Sudirman, 2009). Hal ini sejalan (2012) bahwa akupresur dapat membantu
dengan hasil penelitian Tsay, Cho, Chen (2004) mengatasi migren, sakit kepala, dan
yang menyatakan bahwa akupresur efektif mengurangi nyeri. Sukanta (2008) dan Turana
untuk menenangkan suasana hati dan et. al (2004) akupresur dapat menurunkan
mengurangi kelelahan. tekanan darah, serta dapat mengurangi
Setelah dilakukan akupresur responden ketegangan, meningkatkan sirkulasi, dan
menggungkapkan hal yang sama dengan memungkinkan tubuh untuk rileks.
pendapat diatas. Sebagian besar responden Penurunan intensitas nyeri setelah
mengatakan saat di terapi mereka merasa lebih intervensi akupresur pada remaja yang
di perhatikan, merasa tenang, nyaman dan mengalami dismenore tersebut sejalan dengan
rileks. Penurunan skor skala nyeri pada hasil penelitian sebelumnya. Penelitian
responden merupakan hasil akumulasi setelah Clustered Randomized Controlled Trial oleh
dilakukan akupresur sebanyak tiga kali selama Charandabi et, al. (2011) pada 72 mahasiswa
tiga hari berturut-turut, sehingga sangat perguruan tinggi negeri dari Tabriz, Iran yang
memungkinkan terjadinya penuruan intensitas mengalami dismenore primer. Hasil penelitian
nyeri responden menjadi intensitas nyeri ringan. menyatakan bahwa tingkat keparahan
Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dismnenore dalam 2 dan 3 kali siklus menstruasi
dilakukan oleh Gharloghi, et al. (2012) dengan secara signifikan berkurang setelah dilakukan
hasil penelitian bahwa keparahan nyeri akupresur pada titik SP6 (Sanyinjiao)
dismenore berkurang secara signifikan hingga 2 dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil
jam setelah terapi dengan akupresur pada titik penelitian diketahui secara keseluruhan
SP6 dan SP8. akupresur memberikan pengaruh yang positif

Volume VII No. 12 Juni 2017 Hal - 18


dalam penurunan intensitas nyeri pada remaja akupresur pada titik Sp 6 untuk mengatasi nyeri
yang mengalami nyeri haid (dismenore) pada saat dismenore karena terbukti efektif,
murah (tanpa biaya) dan dapat dilakukan sendiri
2. Analisa Bivariat (secara mandiri).
Rata-rata intensitas nyeri setelah Penelitian menurut Chung YC et.all
akupres selama 3 hari di STIKes (2012) dalam Systematic review and meta-
Muhammadiyah Palembang terjadi perubahan analysis of randomized trials yang bertujuan
jika dilihat dari rata-rata intensitas nyeri pre test untuk melihat efektivitas stimulasi acupoint
pada hari ke-1 yaitu 7,19 (Nyeri Berat0 dan pada dismenore primer. Dari 25 RCT dengan
setelah dilakukan post test menjadi 5,96 (nyeri total lebih dari 3000 responden dalam meta
sedang), pada hari ke-2 dilakukan pre test yaitu analisis ini didapatkan hasil bahwa stimulasi
4,88 (Nyeri sedang) setelah dilakukan post test atau perangsangan pada titik akupresur
menjadi 4,13 (nyeri sedang),pada hari ke-3 di memiliki efek signifikan bila dibandingkan
lakukan pre test yaitu 3,19 dan post test 2,06 dengan stimulasi bukan pada titik akupresur
(nyeri ringan). Perbedaan nilai mean intensitas atau penggunaan obat. Dari review and meta-
nyeri responden sebelum dan sesudah analysis ini disimpulkan bahwa pemberian
intervensi diuji menggunakan uji t-dependen rangsangan atau stimulasi pada titik akupresur,
dengan p value 0,000. Maka dapat disimpulkan terutama non - invasif acupoint stimulasi, bisa
bahwa dari hasil analisa tersebut menunjukan memiliki efek jangka pendek yang baik pada
perbedaan yang signifikan intensitas nyeri nyeri dismenore primer.
responden sebelum dan sesudah akupresur, hal Penelitian yang sama dilakukan oleh
ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil Julianti, dkk (2012) yang meneliti efektifitas

penelitian ini menunjukan bahwa terapi terapi akupresur terhadap dismenore pada

akupresur yang dilakukan pada titik Sp 6 remaja di SMAN 5 dan MA Al-Huda Bengkalis

(sanyinjiao) dan CV 4 (guanyuan) dapat menyatakan bahwa setelah dilakukan terapi

menurunkan intensitas nyeri (dismenore). akupresur pada titik LR3 dan PC6, rata-rata

Temuan penelitian lain yang mendukung intensitas nyeri setelah dilakukan terapi

penelitian tentang pengaruh akupresur akupresur bebeda secara signifikan antara

terhadap dismenore adalah penelitian yang kelompok yang dilakukan akupresur dengan

dilakukan oleh Chen & Chen (2004). Penelitian kelompok yang tidak dilakukan akupresur,

tersebut dilakukan pada 50 responden yang dengan kata lain secara signifikan bahwa

mengalami dismenore primer dengan akupresur dapat menurunkan rata-rata

melakukan penekanan pada titik SP 6 intensitas nyeri sebesar 1,76 poin. Penelitian

(sanyinjiao) pada responden yang mengalami juga pernah dilakukan oleh Hasanah (2010) di

menstruasi. Hasil akhir menunjukan bahwa Pekanbaru Riau yang mengatakan bahwa dari

responden yang diberi terapi akupresur pada 54 orang reponden terdiri dari kelompok

titik Sp 6 mengalami penurunan intensitas nyeri intervensi dan kontrol hasil penelitian

yang signifikan dibanding dengan kelompok menunjukan terjadi penurunan intensistas nyeri

kontrol. Chen & Chen (2004) yang signifikan setelah diterapi akupresur pada

merekomendasikan untuk melakukan titik tersebut.

Volume VII No. 12 Juni 2017 Hal - 19


Menurut Proverawati dan Misaroh menstruasi melalui stimulasi sel mast yang akan
(2009) nyeri menstruasi diakibatkan penurunan melepaskan histamine kemudian merangsang
hormon progesteron yang memicu peningkatan pelepasan mediator nitric oxcide dari endotel
hormon prostaglandin. Prostaglandin adalah zat vaskuler sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh
yang berpengaruh terhadap kontraksi dinding darah (Saputra & Sudirman, 2009)..
rahim, menyebabkan konstriksi pembuluh darah Meningkatnya sirkulasi darah ini akan
disekitar dinding rahim dan menyebabkan memenuhi suplay darah (oksigen dan nutrisi)
iskemik jaringan. Pengaruh peningkatan pada system reproduksi wanita sehingga
prostaglandin lainya adalah merangsang saraf secara tidak langsung akan mengurangi nyeri
nyeri dirahim sehingga akan menambah pada wanita yang menderita nyeri haid
intensitas nyeri. Berdasarkan penelitian ini dan (dismenore).
penelitian yang diatas bahwa terapi akupresur Teori diatas sesuai dengan pernyataan 2
dapat menurukan intensitas dismenore. Terapi responden melalui wawancara mendalam yang
akupresur secara empiris terbukti dapat mengatakan bahwa setelah dilakukan
membantu meningkatkan hormon endorpin pada akupresur ternyata darah haid yang keluar
otak yang secara alami dapat membantu menjadi lebih banyak dan lamanya menstruasi
menawarkan rasa sakit saat menstruasi (2012). menjadi berkurang. Hal ini dikarenakan
Reaksi akupresur dimulai dari stimulasi Penekanan pada titik CV4 yang merupakan titik
saraf sensori C/type I diteruskan kemedula yang fungsinya untuk melancarkan hambatan di
spinalis di kornu posterior lamina II dan V, daerah perut bawah dan perangsanggan pada
dimana terjadi sinaps sebagai antero lateral tract titik akupresur dapat mempengaruhi kelancaran
(ALT) menuju hypothalamus pituitary complex. dan meningkatnya sirkulasi darah. Dengan
Cabang kolateral segmen pendek ke sel semangkin cepatnya peluruhan pada dinding
marginal di tepi lamina II yang akan merangsang endometrium maka hal ini menyebabkan
stalked cells di lamina II melepaskan enkefalin, berkurangnya lama menstruasi yang terjadi
dinorfin yang menyebabkan gerbang pada (Hartono, 2012 ; French, 2005)
.
anterior Melzack & Wall menutup, sehingga Dari pembahasan di atas jelas semuanya
tidak memberikan kesempatan rangsangan mendukung pengaruh akupresur terhadap
nyeri di teruskan ke otak. ALT akan naik dan penurunan intensitas nyeri. Sehingga peneliti
memberi kolateral yang menuju ke meyakini bahwa penurunan skor intensitas nyeri
mesensefalon dan kompleks pituitary responden pada penelitian ini terjadi karena
hypothalamus. Dalam perjalanannya pengaruh terapi akupresur yang dilakukan.
mensesnsefalon akan melepaskan hormon β- Berdasarkan dari pembahasan tersebut
endorfin, ujung medulla obligate akan melepas artinya terapi komplementer dapat diaplikasikan
serotonin dan akan melepas neuroadrenalin pada praktik kebidanan, namun kendalanya
yang akan menghambat influs saraf yang saat ini adalah belum banyak bidan yang
membawa pesan nyeri (Saputra & Sudirman, mengetahui atau mempraktikan terapi
.
2009) komplementer akupresur pada praktik
Akupresur juga dapat mempengaruhi kebidanan. Begitu juga jika dilihat dari motifasi
kelancaran sirkulasi darah pada saat masyarakat terutama remaja putri untuk

Volume VII No. 12 Juni 2017 Hal - 20


melakukan pemeriksaan dismenore. Dengan Hasanah,O. (2010). Efektifitas terapi akupresur
demikian berdasarkan hasil penelitian dan terhadap disminore pada remaja di SMPN 5
penelitian-penelitian sebelumnya terapi dan SMPN 13 Pekanbaru, Tesis, Depok,
akupresur ini dapat dijadikan bahan kajian untuk Universitas Indonesia
mengembangkan praktik komplementer Julianti, Hasanah dan Erwin., (2012), Efektivitas
kebidanan dengan melibatkan institusi Terapi Akupresur Terhadap Dismenore
pendidikan dan pelayanan. pada remaja di SMAN 5 dan MA Al-Huda
Bengkalis, Tesis, Riau, Universitas Riau
DAFTAR PUSTAKA Kinanti, W., (2013), Pengaruh Minuman
Charandabi, et al. (2011). The effect of Rempah Jahe Asam Dalam Mengurangi
acupressure at the Sanyinjiao point (SP6) Nyeri Dismenore Primer Pada Mahasiswi
on primary dysmenorrhea in students Keperawatan, Skripsi, Purwokerto,
resident in dormitories of Tabriz. Iranian Universitas Jenderal Soedirman
Journal of Nursing and Midwifery Research, Metha. (2007). The Science and Benefits Of
16 (4), 309-317 Akupresur Therapy. Tersedia
Chen, HM and Chen CH. (2004). Effects Of http//:www.voices.yahoo.com, 13 Mei 2014
Acupressure At The Sanyinjiao Poin On Nathan, A. (2005). Primary dymenorrhoea.
Primary Dysmenorrhoea. J Adv Nurs 48, Practice Nure minor Ailments.
380-387. Tersedia
Chung, et al. (2012). Accupoin Stimulation http://proquest.umi.co./pqdweb?index=65,
Intervention For People With Primary 28 Januari 2014
Dysmenorrhea. Systematic Review and Nugroho. (2010). Buku Ajar Ginekologi Untuk
Meta-Analysis Of Randozed Trials. Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta : Nuha
PubMeD, 20 (05), 356-363 Medika
Fegge, A. (2012). Terapi Akupresur Manfaat dan Omidvar, S. (2012) . Characteristics and
Teknik Pengobatan. Yogyakarta: Crop Determinants of Primary Dysmenorrhea in
Cirele Crop Young Adults. American Medical Journal, 3
French, Linda. (2005).Dysmenorrhea. American (1), 8-13
Family Physician, 71(2), 285-291 Proverawati dan Misaroh. (2009). Menarche
Gharloghi, S et al. (2012). The effects of Menstruasi Pertama Penuh Makna.
acupressure on severity of primary Yogyakarta : Nuha Medik
dysmenorrhea. Patient Prefer Adherence. 6, Ramadhy. (2011). Biologi Reproduksi. Bandung:
137-142 Refika Aditama
Gui-zhou, H. (2010). Prevalence of Rejeki, S. (2009). Kesehatan Reproduksi
Dysmenorrhoea in Female Students in a Remaja. Tersedia
Chinese University : A Prospective Study. http://drhandri.wordpress.com/2008/05/14/k
Health Journal, (2 (4), 311-314 esehatn-reproduksi-remaja/, 29 Januari
Hartono, R, I, W. (2012). Akupresur untuk 2014
Berbagai Penyakit. Yogyakarta: Rafa
Puplishing

Volume VII No. 12 Juni 2017 Hal - 21


Santoso, 2008. Angka Kejadian Nyeri Haid pada
Remaja Indonesia. Journal of Obstretics &
Gynecology
Saputra, K dan Sudirman, S. (2009). Akupunktur
Untuk Nyeri Dengan Pendekatan
Neurosain. Jakarta : Sagung Seto
Sharma, A, Taneja, D.K, harma, P. & Saha R.
(2008). Problem Related to Menstruation
and Their Effect On
Siahaan, et al. (2013). Penurunan Tingkat
Dismenore Pada Mahasiswi Fakultas Ilmu
Keperawatan, Tesis, Jawa Barat,
Universitas Padjajaran
Sibagariang, dkk. (2010). Kesehatan Reproduksi
Wanita. Jakarta: Trans Info Media
Sukanta, P. (2008). Pijat Akupresur Untuk
Kesehatan. Jakarta : Penerbit Plus
Susanto. (2012). Buku Ajar Keperawatan
Keluarga, Aplikasi Teori Pada Praktik
Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta:
Trans Info Media
Tsay S.L., Cho Y.C., Chen M.L. (2004).
Acupresur and Transcutaneous Electrical
Acupoin Stimulation in Improving Fatigue,
Sleep Quality and Depression in
Hemodialysis Patients. Jurnal of Chinese
Medicine, 32(3), 407-416
Turana, Y. 2004. Akupresur. Tersedia
http://www.medikaholistik.com, 03 Februari
2014
Yuliana., (2010), Hubungan Stress Dengan
Kejadian Dismenore Pada Mahasiswa
Kebidanan Stikers Budi Luhur Cimahi,
Laporan Tugas Akhir, Cimahi, STIKES
Jenderal Achmad Yani.

Volume VII No. 12 Juni 2017 Hal - 22

Anda mungkin juga menyukai