Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN


“Proses Dan Teknik Supervise”

Oleh Kelompok 10

Septi Misliza (20129206)


Silvia Wulan Dari (20005061)
Vinty Haq Minanda (20129088)

Seksi : 202111270032

Dosen Pengampu :
Dr. Jasrial, M.Pd.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penulisan makalah yang
berjudul Proses dan Teknik Supervise yaitu untuk mengetahui proses dan teknik dalam
supervise.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu
menyiapkan, memberikan masukan, dan menyusun makalah yang disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Administrasi dan Supervisi Pendidikan ini. Penulis juga menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang dapat
dijadikan masukan dari pembaca sangat diharapkan guna menyempurnakan makalah ini
dalam kesempatan berikutnya.
Semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pendidikan
dan perkembangan ilmu pengetahuan, serta para pembaca. Amin.

Padang, 22 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1

C. Tujuan .................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Proses Supervisi Pendidikan ................................................................................ 2

B. Teknik Supervisi Pendidikan ............................................................................... 4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Sebagai organisasi nirlaba yang melayani masyarakat lembaga pendidikan
tidak hanya dituntut untuk terus meningkatkan mutu proses maupun output
pendidikannya, tetapi juga diharapkan benar-benar memperhatiakn mutu, karena tugas
yang di embannya adalah turut mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Dalam menjaga mutu proses, diperlukan quality
controll yang mengawasi jalannya proses dan segala komponen pendukungnya.
Mekanisme kerja(produksi) di lembaga pendidikan secara teknologis tidak dapat
dipastikan karena input dan lingkungan yang tidak pernah sama. Selain itu proses
pendidikan juga tidak terpisahkan dengan lingkungan keluarga maupun pergaulan
peserta didik. Dalam konteks pengawasan mutu pendidikan,maka supervisi oleh
pengawas satuan pendidikan antara lain kegiatannya untuk melakukan suatu
pengamatan secara intensif terhadap kegiatan utama dalam sebuah organisasi dan
kelembagaan pendidikan dan kemudian ditindak lanjuti dengan pemberian feed back.
Supervisi merupakan pengawasan profesional, sebab disamping bersifat lebih spesifik
juga melakukan pengamatan terhadap pengawasan akademik yang mendasarkan pada
kemampuan ilmiah, dan pendekatannya pun bukan lagi pengawasan manajemen biasa
yang bersifat human, tetapi lebih bersifat menuntut kemampuan profesional yang
demokratis dan humanistik oleh para pengawas pendidikan.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana proses supervise?
2. Bagaimana teknik supervise?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui proses supervise
2. Untuk mengetahui proses supervise

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Proses Supervisi Pendidikan


Dilihat dari sudut etimologi “supervisi” berasal dari kata “super” yang berarti
atas dan “vision” yang berarti penglihatan. Supervisi pendidikan dapat diartikan
sebagai penglihatan dari atas. Supervisi ialah pembinaan yang diberikan kepada
seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk
mengembangkan situasi belajar-mengajar yang lebih baik. Orang yang melakukan
supervisi disebut dengan supervisor. Dalam melaksanakan supervisi, terdapat
beberapa tahap yang harus ditempuh, yakni sebagai berikut.
1. Perencanaan
Sebuah rencana dibuat untuk mengarahkan hal-hal yang akan dilakukan,
demikian pula perencanaan supervisi pendidikan. Tanpa adanya perencanaan,
kegiatan supervisi akan berjalan tidak teratur dan sistematis, sehingga menyulitkan
supervisor sendiri.
Perencanaan merupakan pedoman dan arah dalam pelaksanaan, maka ada
bebrapa hal yang harus dicantumkan dalam perencanaan supervisi, yaitu :
a. Tujuan supervisi
b. Alasan mengapa kegiatan tersebut perlu dilaksanakan,
c. Bagaimana (metode/teknik) mencapai tujuan yang telah dirumuskan,
d. Siapa yang akan dilibatkan/ diikutsertakan dalam kegiatan-kegaitan yang
akan dilakukan,
e. Waktu pelaksanaan dan Hal-hal yangdiperlukan dalam pelaksanannya
serta cara memperoleh hal-hal tersebut.
2. Pelaksanaan
Setelah proses perencanaan selesai, kita barulah dapat melaksanakan kegiatan
supervisi. Rifai (1982) mengemukakan pelaksanaan supervisi pendidikan mengikuti
beberapa kegiatan,sebagai berikut :
 Pengumpulan data
Proses supervisi diawali dengan pengumpulan data untuk menemukan
berbagai kekurangan dan kelemahan guru. Data yang dikumpulkan adalah
mengenai keseluruhan situasi belajar mengajar.
 Penilaian
2
Data yang sudah dikumpulkan diolah, kemudian dinilai. Penilaian ini
dilakukan terhadap keberhasilan murid, keberhasilan guru, serta faktor-
faktor penunjang dan penghambat dalam proses belajar mengajar.
 Deteksi kelemahan
Pada tahap ini supervisor mendeteksi kelemahan atau kekurangan guru
dalam mengajar. Dalam rangka mendeteksi kelemahan, supervisor
memperhatikan beberapa hal yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas guru
yaitu : penampilan guru di depan kelas, penguasan materi, penggunaan
metode, hubungan antar personil dan administrasi kelas.
 Memperbaiki kelemahan
Jika melalui deteksi ditemukan kelemahan dan kekurangan, maka pada
tahap ini dilakukan perbaikan atau peningkatan kemampuan.
 Bimbingan dan pengembangan
Supervisor perlu memberikan bimbingan kepada guru agar apa yang
diperolehnya diterapkan/ diaplikasikan dalam proses belajar mengajar yang
dilakukannya.
3. Evaluasi
Evaluasi dibutuhkan supaya kita dapat mengetahui dimana kesalahan dari
suatu proses dan dapat dirubah dikemudian hari. Evaluasi dilakukan untuk
mengetahui apakah tujuan yang sudah dicapai, hal-hal apa yang sudah dilakukan
dan hal apa yang belum dilaksanakan. Evaluasi supervisi dilakukan untuk semua
aspek, meliputi evaluasi hasil, proses dan pelaksanaan. Teknik evaluasi yang
dilakukan adalah wawancara, angket, observasi penampilan dan tingkah laku guru,
kunjungan kelas, dan memperhatikan reaksi dan pendapat pihak ketiga seperti
sesama guru, pegawai, dan orang tua.
4. Tindak lanjut
Kegiatan tindak lanjut merupakan respon dari kegiatan evaluasi. Dalam
melaksanakan supervisi kegiatan belajar mengajar diperlukan instrumen berupa
lembar pengamatan dan suplemen observasi (keterampilan mengajar, karakteristik
mata pelajaran, pendekatan klinis, dan sebagainya). Dalam pelaksanaannya kegiatan
tindak lanjut supervisi akademik sasaran utamanya adalah kegiatan belajar
mengajar. Hasil analisis, catatan supervisor, dapat dimanfaatkan untuk
perkembangan keterampilan mengajar guru atau meningkatkan profesionalisme

3
guru dan karyawan, setidak-tidaknya dapat mengurangi kendala-kendala yang
muncul atau yang mungkin akan muncul.
Umpan balik akan memberi pertolongan bagi supervisor dalam melaksanakan
tindak lanjut supervisi. Dari umpan balik dapat tercipta suasana komunikasi yang
tidak menimbulkan ketegangan, serta mendorong guru memperbaiki penampilan
dan kinerjanya.
Cara-cara melaksanakan tindak lanjut hasil supervisi akademik sebagai
berikut.
 Me-review rangkuman hasil penilaian. Apabila ternyata tujuan supervisi
akademik dan standar-standar pembelajaran belum tercapai, maka sebaiknya
dilakukan penilaian ulang terhadap pengetahuan, keterampilan dan sikap guru
yang menjadi tujuan pembinaan.
 Membuat rencana aksi supervisi akademik berikutnya.
 Mengimplementasikan rencana aksi tersebut pada masa berikutnya. Ada lima
langkah pembinaan kemampuan guru melalui supervisi yaitu: menciptakan
hubungan-hubungan yang harmonis, analisis kebutuhan, mengembangkan
strategi dan media, menilai, dan revisi.
B. Teknik Supervisi Pendidikan
1. Individual (Individual technique)
Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi yang diberikan
kepada guru tertentu yang mempunyai masalah khusus dan bersifat perorangan atau
pribadi. Supervisor atau pengawas hanya berhadapan dengan seorang guru yang
dipandang memiliki persoalan tertentu . Teknik-teknik supervisi yang
dikelompokkan sebagai teknik individual meliputi: kunjungan kelas, observasi
kelas, pertemuan individual, kunjungan antar kelas, dan menilai diri sendiri.
a. Kunjungan kelas
Kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah,
pengawas, dan Pembina lainnya dalam rangka mengamati pelaksanaan proses
belajar mengajar, sehingga memperoleh data yang diperlukan dalam rangka
pembinaan guru. Tujuan kunjungan kelas ini adalah untuk menolong guru dalam
mengatasi kesulitan atau masalah guru di dalam kelas. Melalui kunjungan kelas,
pengawas akan membantu permasalahan yang dialaminya.

Teknik supervisi dalam bentuk kunjungan kelas ini dapat dibagi atas :

4
 Kunjungan tanpa pemberitahuan sebelumnya
 Kunjungan dengan pemberitahuan sebelumnya
 Kunjungan atas dasar undangan guru

Dalam melaksanakan kunjungan kelas, terdapat empat tahap, yaitu

 Tahap persiapan,
Pada tahap ini, pengawas merencanakan waktu, sasaran, dan cara
mengobservasi selama kunjungan kelas.
 Tahap pengamatan,
Tahap pengamatan yaitu mengamati jalannya proses pembelajaran
berlangsung.
 Tahap akhir kunjungan,
Pada tahap akhir ini pengawas bersama guru mengadakan perjanjian untuk
membicarakan hasil-hasil observasi, setelah itu dilakukan tindak lanjut.

Ada beberapa criteria kunjungan kelas yang baik, yaitu;

 Memiliki tujuan-tujuan tertentu.


 Mengungkapkan aspek-aspek yang dapat memperbaiki kemampuan guru.
 Menggunakan instrument observasi tertentu untuk mendapatkan daya yang
obyektif.
 Terjadi interaksi antara Pembina dan yang dibina sehingga menimbulkan sikap
saling pengertian.
 Pelaksanaan kunjungan kelas tidak menganggu proses belajar mengajar.
 Pelaksanaannya diikuti dengan program tindak lanjut.

b. Observasi Kelas (Class-room Observation )


Observasi kelas biasanya dilakukan melalui dua cara yaitu dengan cara
observasi langsung (directed observation) yakni supervisor mengobservasi
langsung guru yang mengajar di kelas. Observasi dapat pula dilakukan dengan
cara tak langsung (indirect observation) yakni supervisor dibatasi oleh ruang kaca
dimana guru dan murid-muridnya tidak mengetahuinya, atau dengan alat seperti
kamera yang dapat dipantau dari dari jarak jauh. Tujuan observasi adalah untuk
melihat cara mengajar guru yang sebenarnya sehingga dengan data tersebut dapat

5
digunakan dalam menganalisis kesulitan-kesulitan yang dalam usaha memperbaiki
hal belajar mengajarnya.

Secara umum yang diamati selama proses pembelajaran adalah:

 Usaha-usaha dan aktivitas guru-siswa dalam proses pembelajaran.


 Cara penggunaan media pengajaran.
 Reaksi mental para siswa dalam proses belajar mengajar.
 Keadaan media pengajaran yang dipakai dari segi materialnya.

Dalam pelaksanaan observasi kelas dilakukan beberapa tahap, yaitu:

 Persiapan observasi kelas.


 Pelaksanaan observasi kelas.
 Penutupan pelaksanaan observasi kelas.
 Penilaian hasil observasi.
 Tindak lanjut.

Ketika supervisor/pengawas melaksanakan observasi kelas, sebaiknya


menggunakan instrument observasi tertentu, antara lain evaluative check-list,
activity check-list.

c. Pertemuan individual
Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar
pikiran antara Pembina atau supervisor guru, guru dengan guru, mengenai usaha
meningkatkan kemampuan professional guru. Menurut Adam dan Dickey bahwa
salah satu alat yang penting dalam supervisi adalah individual conference, yaitu
supervisor dan guru dapat bekerja secara individual memecahkan problem-
problem pribadi yang berhubungan dengan jabatan mengajar (personal and
professional problems), misalnya: Pemilihan dan perbaikan alat-alat pelajaran,
penentuan dan penggunaan metode mengajar, dan sebagainya.

Tujuan pertemuan individual adalah:

 Memberikan kemungkinan pertumbuhan jabatan guru melalui pemecahan


masalah yang dihadapi;
 Mengembangkan hal mengajar yang lebih baik;

6
 Memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan pada diri sendiri; dan
 Menghilangkan atau menghindari segala prasangka yang bukan-bukan.
d. Kunjungan antar kelas (intervisitation)
Intervisitation ialah saling mengunjungi antara rekan guru yang satu
dengan rekan guru yang lain yang sedang mengajar untuk saling memberi dan
menimba pengalaman di antara sesama rekan guru di sekolah (sekolah yang sama
maupun pada sekolah yang berbeda). Melalui kunjungan antarkelas ini
diharapkan guru akan memperoleh pengalaman baru dari teman sejawatnya
mengenai pelaksanaan proses pembelajaran, pengelolaan kelas, dan sebagainya.
Agar kunjungan antarkelas ini dapat berhasil dengan baik dan bermanfaat, maka
harus ada beberapa hal yang diperhatikan antara lain:
 Guru-guru yang akan dikunjungi harus diseleksi dengan sebaik-baiknya.
Diupayakan agar mencari guru yang berpengalaman sehingga mampu
memberikan pengalaman baru bagi guru-guru yang akan mengunjungi.
 Menentukan guru-guru yang akan mengunjungi.
 Menyediakan segala fasilitas yang diperlukan dalam kunjungan kelas.
 Supervisor/pengawas hendaknya mengikuti acara ini dengan cermat dan
mengamati apa-apa yang ditampilkan secara cermat, serta mencatatnya
pada format-format tertentu.
 Mengadakan tindak lanjut setelah kunjungan antarkelas selesai. Seperti
dengan percakapan pribadi, penegasan, dan pemberian tugas-tugas
tertentu.
 Mengaplikasikan ke sekolah atau ke kelas guru bersangkutan sesegera
mungkin, yaitu dengan menyesuaikan pada situasi dan kondisi yang
dihadapi.
 Mengadakan perjanjian-perjanjian untuk mengadakan kunjungan antar
kelas berikutnya.
e. Menilai diri sendiri
Penilaian diri sendiri memberikan informasi secara obyektif kepada guru
tentang peranannya di kelas dan memberikan kesempatan kepada guru
mempelajari metode pengajarannya dalam mempengaruhi murid. Dengan
demikian guru akan terdorong untuk mengembangkan diri secara professional.

Ada beberapa cara/alat untuk menilai diri sendiri yaitu:

7
 Membuat suatu pandangan atau pendapat yang disampaikan kepada murid-
murid untuk menilai pekerjaan atau suatu aktivitas (buat dalam bentuk
pertanyaan bias pertanyaan tertutup atau terbuka dan tidak perlu menyebut
nama).
 Menganalisis tes-tes terhadap unit kerja.
 Mencatat murid-murid dalam suatu catatan, baik mereka bekerja secara
perorangan maupun secara kelompok.
2. Teknik Kelompok (Group Techniques)
Teknik supervisi dalam bentuk kelompok adalah teknik supervisi yang
digunakan bersama-sama antara supervisor dan guru-guru dalam jumlah yang
banyak.
a. Teknik Langsung
Teknik supervisi secara langsung berarti supervisor berinteraksi langsung
dengan banyak guru tanpa perwakilan. Terdapat beberapa jenis supervisi langsung
yakni sebagai berikut.
 Pertemuan Orientasi bagi guru baru (Orientation Meeting for New Teacher)
Pertemuan orientasi adalah salah satu bentuk pertemuan yang bertujuan
untuk mengantar guru-guru baru untuk memasuki suasana kerja yang baru.
Demikian pula terhadap guru-guru yang baru memangku jabatan baru dalam
struktur organisasi sekolah.
 Rapat Guru
Rapat guru adalah merupakan salah satu teknik supervisi untuk memperbaiki
situasi belajar mengajar di sekolah.
 Studi kelompok antar guru
Kelompok guru (guru bidang studi) yang mengajarkan mata pelajaran yang
sejenis dapat mengadakan studi bersama untuk mempelajari dan membahas atau
mendalami bahan pelajaran yang mereka ajarkan.
 Tukar-menukar Pengalaman (Seminar)
Asumsi yang melatarbelakangi teknik ini ialah bahwa guru-guru, pada
umumnya adalah orang yang berpengalaman dalam bidangnya masing-masing,
sehingga memungkinkan diadakan tukar menukar pengalaman diantara mereka,
saling memberi dan menerima, dan saling belajar diantara mereka untuk
memperoleh pengalaman-pengalaman baru yang bermanfaat dalam tugas mereka.

8
Tukar-menukar pengalaman semacam ini lebih bermanfaat jika dibanding dengan
penataran yang sering merupakan sesuatu pemborosan.
 Diskusi panel
Rifai (1987) Panel diskusi (panel discussion) biasa juga disebut dengan istilah
"forum discussion" adalah suatu bentuk diskusi yang dipentaskan dihadapan
sejumlah partisipan untuk memecahkan suatu problem. Suatu masalah yang
dihadapai oelh seorang guru, didiskusikan secara bersama-sama untuk
mendapatkan jalan keluarnya.
 Buletin Supervisi
Buletin supervisi adalah salah satu alat komunikasi tertulis untuk membantu
guru-guru dalam memperbaiki situasi belajar mengajarnya.
 Demonstration Teaching
Demonstrasi mengajar yang berhasil jika hal itu direncanakan dengan teliti,
mempunyai tujuan yang nyata, diikuti oleh jumlah guru-guru yang cukup banyak
mendapat kesempatan untuk mengikuti demonstrasi tersebut.
 Perpustakaan jabatan
 Perjalanan sekolah untuk anggota staff
b. Teknik Tidak langsung
Teknik supervisi tidak langsung adalah pendekatan masalah pengajaran yang
sifatnya tidak langsung menunjukan permasalahan, melainkan seorang guru
mengemukakan permasalahan yang mereka alami. Supervisor atau kepala sekolah
menyimpulkan permasalahan guru tersebut kemudian memberi bimbingan dan
mengarahkan.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Supervisi merupakan bantuan dalam wujud layanan profesional yang
diberikan oleh orang yang lebih ahli dalam rangka peningkatan kemampuan
profesional, terutama dalam proses belajar mengajar. Adapun tujuan supervisi adalah
terbaikinya proses belajar mengajar, yang didalamnya melibatkan guru dan siswa,
melalui serangkaian tindakan, bimbingan, dan arahan. Proses supervisi merupakan
rangkaian yang dilaksanakan ketika supervisi dilaksanakan. Prosedur supervisi juga
dapat dilaksanakan dengan proses yaitu pertemuan pendahuluan, observasi guru yang
sedang mengajar, dan pertemuan balikan. Pelaksanaannya supervisi pengajaran
berkembang melalui pendekatan-pendekatan yang memiliki pijakan ilmu tertentu.
Pendekatan yang dimaksud yaitu ilmiah, artistik, dan klinik serta pendekatan yang
bertitik tolak pada psikologi belajar, yaitu psikologi humanistik, kognitif, dan
behavioral. Selain itu teknik dari supervisi yang merupakan cara-cara untuk
menempuh pencapain suatu tujuan, baik yang berhubungan dengan penyelesaian
masalah guru-guru dalam mengajar, masalah kepala sekolah dalam mengembangkan
kelembagaan serta masalah-masalah lain yang berhubungan serta berorientasi pada
peningkatan mutu pendidikan.Dalam supervisi ini dikenal dengan dua teknik besar,
yakni teknik individual dan teknik kelompok.

10
DAFTAR PUSTAKA

Nahampun, Jeperis. 2010. Metode dan Teknik Supervisi Pendidikan. (online).


(https://jeperis.wordpress.com/2010/04/21/metode-dan-teknik-supervisi-
pendidikan/, diakses tanggal 22 November 2021)

Yulita, Metri. 2015. Proses dan Teknik Supervisi Pendidikan. (online).


(http://metriyulita.blogspot.co.id/2015/12/proses-dan-teknik-supervisi-
pendidikan.html, diakses tanggal 22 November 2021)

11

Anda mungkin juga menyukai