Anda di halaman 1dari 3

FILSAFAT PENDIDIKAN

Nama : Septi Misliza


Nim : 20129206
Prodi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Kaitan Antara Filsafat, filsafat pendidikan, agama, ilmu pengetahuan dan budaya

Dalam kehidupan modern ini, filsafat diartikan sebagai ilmu yang mencari hakikat
sesuatu,berupaya melakukan penafsiran-penafsiran atas pengalaman-pengalaman manusia dan
merupakan suatu upaya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam berbagai
bidang kehidupan manusia. Jawaban tersebut merupakan suatu hasil pemikiran yang mendasar
dan digunakan untukmemecahkan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan aspek
kehidupan manusia, contohnya seperti aspek pendidikan, agama, ilmu pengetahuan, dan budaya.

a. Hubungan Filsapat Dengan Pendidikan


Filsafat dan pendidikan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, baik dilihat
dari proses, jalan, maupun tujuannya. Hal ini sangat dipahami karena pendidikan pada
hakikatnya merupakan hasil spekulasi filsafat, terutama pada filsafat nilai, yait terkait
dengan ketidakmampuan manusia dalam menghindari fitrahnya sebagai diri yang selalu
mendambakan makna–kesamaan di dalam proses, ruang etika, dan ruang pragmatis.
Dalam ruang ini pendidikan bagi hidup manusia menjadi suatu hal yang penting
untuk membawanya pada hidup yang bermakna. Dengan adanya pendidikan, manusia
akan mampu menjalani hidupnya dengan baik dan benar. Manusia dapat tertawa,
menangis, bicara, dan diam mengambil ukuran–ukuran yang tepat. Ini sangat berbeda
dengan banyak diri yang tidak terdidik. Hubungan ini menurut pakar merupakan ilmu
yang paling tertua dibandingkan dengan ilmu pengetahuan lainnya. Oleh karena itu
mereka menyebut bahwa filsafat merupakan induk dari semua ilmu –ilmu pengetahuan di
muka bumi.
Berdasarkan filsafat, pendidikan berkepentingan membangun filsafat hidup agar
dapat dijadikan pedomandalam menjani kehidupan sehari–hari. Untuk selanjutnya,
kehidupan sehari –hari tersebut selalu dalam keteraturan. Jadi terhadap pendidikan,
filsafat memberikan sumbangan berupa kesadaran menyeluruh tentang asal mula,
eksistensi, dan tujuan hidup manusia.
Tanpa filsafat, pendidikan tidak dapat berbuat apa–apa dan tidak tahu apakah
yang harus dikerjakan, sebaliknya, tanpa pendidikan, filsafat tetap berada padautopianya.
Oleh karena itu, seorang guru harus memahami dan mendalami filsafat, khususnya
filsafat pendidikan. Melalui filsafat pendidikan, guru mengetahui hakikat pendidikan dan
pendidikan dapat dikembangkan melalui falsafah ontologi,epitimologi, dan aksiologi.
b. Hubungan Filsafat Dengan Agama
Pada dasarnya hubungan antara filsafat dan agama tidak mungkin bertentangan.
Karena kedua hal ini merupakan hal yang saling berhubungan. Filsafat adalah ilmu yang
lebih mengutamakan akal, sedangkan agama adalah hal yang berkaitan dengan sang
pencipta dimana kita juga memerlukan akal dalam memahaminya. Agama dan filsafat
pada dasarnya memiliki persamaan yaitu mengungkap kebenaran. Akan tetapi ada
beberapa pendapat mengenai hal hubungan antara filsafat dan agama. Sama halnya
dengan Ibnu Rusyd, ia adalah seorang filosof besar yang berusaha mencari titik temu atau
hubungan antara filsafat dan agama. Ibnu Rusyd menjelaskan bahwa antara filsafat dan
syariat seperti dua sisi mata uang yang sama, hanya pada ungkapannya saja yang
membuat filsafat dan syariat menjadi terlihat berbeda sedangkan esensinya tetap sama,
yaitu mencari suatu kebenaran.
Kebenaran sendiri menurut Ibnu Rusyd tidak ada yang ganda, hanya ada satu
kebenaran saja. Ibnu Rusyd sendiri menegaskan bahwa antara filsafat dan agama sangat
berhubungan dan tidak ada dasar yang membuat keduanya bertentangan. Pernyataan Ibnu
Rusyd sendiri diperkuat dengan dalil Alquran yaitu Qs. Al-hasyr: 2 dan QS. Alisra: 84.
Kedua ayat tersebut menjelaskan bahwa manusia dianjurkan untuk berfilsafat atau
berpikir secara mendalam. Fungsi agama sebenarnya adalah mencari kebenaran dan
disinilah peran filsafat dibutuhkan. Dapat disimpulkan berdasarkan Alquran umat muslim
diwajibkan untuk berfilsafat dan tidak apabila ada dalil yang berisi mengenai larangan
berfilsafat, maka dalil tersebut harus ditafsirkan secara jelas terlebih dahulu.

c. Hubungan Filsafat Dengan Ilmu Pengetahuan


Dalam sejarah filsafat Yunani, filsafat mencakup seluruh bidang ilmu
pengetahuan. Lambat laun banyak ilmu-ilmu khusus yang melepaskan diri dari filsafat.
Meskipun demikian, filsafat dan ilmu pengetahuan masih memiliki hubungan dekat.
Sebab baik filsafat maupun ilmu pengetahuan sama-sama pengetahuan yang metodis,
sistematis, koheren dan mempunyai obyek material dan formal. Filsafat adalah induk
semua ilmu pengetahuan. Dia memberi sumbangan dan peran sebagai induk yang
melahirkan dan membantu mengembangkan ilmu pengetahuan hingga ilmu pengetahuan
itu dapat hidup dan berkembang. Hubungan Filsafat dan Ilmu Pengetahuan bertolak dari
titik temu keduanya, yakni pada obyek formal yang sama: realitas. Dari sana atas salah
satu cara untuk kepentingan perkembangan ilmu itu sendiri, lahirlah suatu disiplin filsafat
untuk mengkaji ilmu pengetahuan, pada apa yang disebut sebagai “filsafat pengetahuan,”
yang kemudian berkembang lagi yang melahirkan salah satu cabang yang disebut sebagai
filsafat ilmu (epistemologi), yang mencakup esensi dari ilmu pengetahuan hingga moral.

d. Hubungan Filsafat Dengan Kebudayaan


Kebudayaan masyarakat, itu bersumber pada masyarakat itu sendiri. Hasil karya
masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan
utama dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan di dalamnya. Hubungan antara
Filsafat dan kebudayaan. Apabila dibandingkan defenisi kebudayaan dan defenisi
filsafat, bertemu dalam hal berfikir. Filsafat merupakan cara atau metode berfikir
sistematik dan universal yang berujung pada setiap jiwa, sedangkaan kebudayaan
merupakan salah satu hasil berfilsafat yang termanifestasi pada cipta, rasa, dan karsa
sikap hidup dan pandangan hidup (Gazalba). Dengan demikian, jelaslah filsafat
mengendalikan cara berfikir kebudayaan. Di balik kebudayaan ditemukan filsafat.

Anda mungkin juga menyukai